• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pengadilan Agama kelas 1a Makassar dalam mengantisipasi cerai gugat berdasarkan usia perkawinan. gugat berdasarkan usia perkawinan

HASIL PENELITIAN

C. Peran Pengadilan Agama kelas 1a Makassar dalam mengantisipasi cerai gugat berdasarkan usia perkawinan. gugat berdasarkan usia perkawinan

Pengadilan Agama merupakan pengadilan tingkat pertama yang bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama antara orang –orang beragama islam dibidang

perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum islam serta wakaf dan sedekah yang telah diatur berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

Pengadilan Agama adalah lembaga yang menampung dan memproses perkara perceraian yang diajukan oleh suami istri yang berperkara untuk mendapatkan titik terang status rumah tangga dan mendapatkan legalitas hukum dimata Negara. Jadi Pengadilan Agama tidak memiliki tanggung jawab untuk melarang orang untuk bercerai atau berperkara. Adapun pengajuan cerai gugat atau talak yang telah diajukan dan diproses di Pengadilan Agama, maka ada jalur mediasi untuk penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator. Begitulah pernyataan bapak Drs. A.M Idris Abdir SH,MH selaku mediator di Pengadilan Agama kelas 1a Makassar.45

Mengenai tugas mediator dalam Peraturan Mahkamah Agung No.1 Tahun 2016 dalam Pasal 15 yang dirangkum dalam 4 Pasal yaitu:

a. Mediator wajib mempersiapkan usulan jadwal pertemuan mediasi kepada para pihak untuk dibahas dan disepakati

b. Mediator wajib mendorong para pihak untuk secara langsung berperan dalam proses mediasi.

c. Apabila dianggap perlu, mediator dapat melakukan kaukus.

d. Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali kepentingan mereka dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang

45 Drs. Idris Abdir, Wawancara, 04 April 2021

terbaik bagi para pihak.46

Tugas mediator ini dalam Peraturan Mahkamah Agung No.1 Tahun 2016 wajib mendorong para pihak berdamai. Mediator juga dibekali dengan sejumlah tugas yang harus dilaksanakan mulai dari awal sampai akhir proses mediasi.

Statistik perbandingan perkara yang di mediasi 2 (dua) tahun terakhir di Pengadilan Agama Metro Kelas IA.

Tabel 2

Jumlah Perkara yang di Mediasi Tahun 2020

Berdasarkan tabel 2 di atas hasil mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama kelas 1A Makassar Tahun 2021 pada bulan Mei 46 pasangan Suami Istri telah melakukan mediasi dengan 44 pasangan gagal dalam mediasi dan 2 pasangan berhasil, dengan kata lain dari hasil tersebut 1% berhasil mempertahankan bahtera rumah tangga. Adapun pada bulan Juni 2021 terdapat 32 pasangan telah melakukan mediasi dengan 1 pasangan berhasil dan 31 pasangan gagal. dengan presentasi 1% berhasil untuk berdamai demi keutuhan rumah tangga.47 Dari total proses mediasi dengan presentasi 1% ini dilatarbelakangi oleh para pihak yang memang dari segi usia perkawinan

46 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016, Pasal 15 Tugas-Tugas Mediator

47 Data Pengadilan Agama Makassar, didokumentasikan pada 4 April 2021.

Tahun 2021

Yang dimediasi Gagal Berhasil

Mei 46 44 2

Juni 32 31 1

Jumlah 78 75 3

berpeluang untuk bercerai, entah itu dari segi usia muda atau belum matang menjadi orang tua dalam sebuah rumah tangga.

Kegagalan proses mediasi juga disebabkan oleh para pihak dapat di identifikasi oleh adanya persepsi para pihak tentang mediasi, kebulatan tekad para pihak untuk bercerai sangat kuat karena kondisi rumah tangganya sudah berada diambang kehancuran, bahkan para pihak tertutup untuk mengutarakan masalahnya. Ketika mereka datang ke pengadilan agama, kemudian dilakukan mediasi, para pihak menganggap bahwa forum perdamaian semacam itu sudah dilakukan di keluarga masing-masing sehingga dengan adanya mediasi dianggap sebagai pengulangan yang sudah dilakukan sebelumnya di luar pengadilan.48

48 Drs. Idris Abdir, Wawancara, 04 April 2021

38 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian di Pengadilan Agama Kelas 1 A Makassar terkait Faktor Penyebab Cerai Gugat Berdasarkan Usia Perkawinan di Pengadilan Agama Kelas 1A Makassar, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Yang menjadi faktor penyebab cerai gugat berdasarkan usia perkawinan di Pengadilan Agama kelas 1A Makassar dengan usia pernikahan 0-5 tahun ialah faktor pertengkaran terus menerus dengan presentasi tertinggi 74% dengan total perkara 1.041 cerai gugat , dengan 747 kasus usia pernikahan di bawah 5 tahun dengan presentasi 71%. Jika diurut mengapa pertengkaran ini menjadi faktor tertinggi terjadi cerai gugat, alasannya karena ekonomi. Misalnya, biaya nafkah yang tidak dipenuhi oleh suami. Tapi, jika ditelusuri lagi, rata-rata karena telah ditinggal selama beberapa bulan bahkan sampai dua tahun, jadi memang faktor pendorong pertengkaran ini saling berkaitan. Namun, tidak sedikit juga perceraiannya yang terjadi pada masa ini dikarenakan suami telah kehilangan pekerjaannya (PHK) sehingga istri mengajukan cerai di Pengadilan Agama Makassar. Hal itu ditinjau dari usia pernikahan yang begitu muda sehingga cara berfikir yang belum matang. Tidak hanya sampai hal itu, faktor cemburu karena adanya orang ketiga (WIL) Wanita

Idaman Lain, sehingga pertengkaran tidak terbendung yang mengakibatkan (KDRT) Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

2. Pengadilan Agama adalah lembaga yang menampung dan memproses perkara perceraian yang diajukan oleh suami istri yang berperkara untuk mendapatkan titik terang status rumah tangga dan mendapatkan legalitas hukum dimata Negara. Jadi Pengadilan Agama tidak memiliki tanggung jawab untuk melarang orang untuk bercerai atau berperkara. Adapun pengajuan cerai gugat atau talak yang telah diajukan dan diproses di Pengadilan Agama, maka ada jalur mediasi untuk penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator. Hasil mediasi yang dilakukan di Pengadilan Agama kelas 1A Makassar Tahun 2021 pada bulan Mei 46 pasangan Suami Istri telah melakukan mediasi dengan 44 pasangan gagal dalam mediasi dan 2 pasangan berhasil, dengan kata lain dari hasil tersebut 1% berhasil mempertahankan bahtera rumah tangga. Adapun pada bulan Juni 2021 terdapat 32 pasangan telah melakukan mediasi dengan 1 pasangan berhasil dan 31 pasangan gagal. dengan presentasi 1% berhasil untuk berdamai demi keutuhan rumah tangga.

B. Saran-saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Untuk pasangan suami istri dan calon pasangan suami istri ketahuilah bahwa perceraian terjadi dikarenakan beberapa faktor penyebab, sehingga

pentingnya ilmu dalam mengarungi bahtera rumah tangga, dan mempersiapkan diri baik secera fisik maupun mental, sehingga hal ini diharapkan mampu menjadi pembelajaran dan pengingat bagi kita semua yang kelak berumah tangga ataupun yang sedang menjalankan rumah tangganya agar selalu belajar untuk bekerja sama dan berjuang dalam menjaga keutuhan rumah tangga.

2. Kepada Pengadilan Agama Makassar

Pengadilan Agama sebagai instansi yang berwenang atas pemutusan ikatan perkawinan secara resmi seyogyanya lebih memperhatikan setiap masalah yang terjadi antara pasangan suami istri yang hendak bercerai dengan melakukan mediasi yang maksimal agar dapat meminimalisir perceraian, agar dapat menyelamatkan banyak rumah tangga, kemudahan dalam mengakses situs resmi atau website Pengadilan Agama kelas 1A Makassar agar kiranya ditingkatkan, sehingga informasi mengenai perkara perceraian di Pengadilan Agama kelas 1A Makassar dapat diakses oleh masyarakat lebih maksimal.

41

Dokumen terkait