• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Tukang Sangiang

Dalam dokumen T2 752014010 BAB III (Halaman 35-39)

Di dalam kehidupan sehari-hari, Tukang Sangiang melakukan aktivitasnya seperti masyarakat pada umumnya. Selain sebagai ibu rumah tangga, mereka juga sering mengikuti kegiatan di tengah masyarakat. Beberapa hal yang Tukang Sangiang lakukan yakni:

a. Tokoh Adat dalam Struktur Kepemerintahan

Tidak semua Tukang Sangiang memiliki peran yang sah dalam kepemerintahan, hanya Indu Tubuk yang memiliki peran dalam keanggotaan sebagai Tokoh Adat dalam struktur organisasi kemasyarakatan di Resort Dahirang wilayah Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas. Tugasnya sebagai pembimbing jika ada kegiatan seni budaya daerah. Selain itu, ia juga merupakan tokoh yang penting dalam struktur keagamaan yaitu agama Kaharingan di Kuluk Guhung. Ia terpilih menjadi orang yang bertanggung jawab dalam mengurus Balai dan organisasi keagamaan di dalamnya.

b. Membantu Masyarakat yang Mengalami Kesulitan

Indu Nari mengatakan bahwa menjadi Tukang Sangiang itu merupakan sebuah tanggung jawab, karena tanggung jawab tersebut berasal dari sang Ilahi. Oleh sebab itulah, jika ada seseorang yang meminta pertolongan selama Tukang Sangiang mampu untuk menolong maka orang tersebut harus ditolong.47 Setiap orang yang meminta bantuan dari Tukang Sangiang bermacam-macam, diantaranya ada yang memohon bantuan untuk menyembuhkan sakit penyakit, bahajat, atau bahkan membuang sial. Akan tetapi, yang meminta pertolongan kepada Tukang Sangiang ini dari masyarakat yang menganut agama

Hindu Kaharingan. Jika ada yang dari penganut agama lain seperti Kristen mungkin hanya satu atau dua orang dalam sebulan.

Di dalam membantu masyarakat yang mengalami kesulitan ini ada pula syarat-syarat yang harus disediakan. Syarat-syarat tersebut bervariasi sesuai dengan kategori permintaan yang diinginkan. Jika seseorang hanya sakit demam biasa, maka tidak perlu menyiapkan apa-apa. Namun jika sakit keras maka harus pendeng lunuk pendeng meja yang berisi berbagai macam keperluan yang dibutuhkan oleh kehendak Sangiang. Jika bahajat maka syarat-syarat yang disediakan hanya pedeng meja. Setiap Tukang Sangiang tidak pernah menentukan imbalan yang harus dibayar kepadanya. Indu Tabuk mengatakan bahwa, jika zaman dahulu Sangaing perna menyebutkan harga yang harus di bayar, yakni uju ratus uju puluh uju taru uju

suku.48 Namun sekarang ini, pemberian berdasarkan kemampuan pihak keluarga. Dari semua

Tukang Sangiang yang diwawancari oleh penulis hanya Indu Tabuk yang pernah dibayar dua juta rupiah ketika menyembuhkan anak salah satu dosen di kota Palangkaraya.

c. Menjadi Perantara antara Sangiang dan Manusia

Hal yang sangat penting dari peran Tukang Sangiang yaitu ia mampu menjadi perantara antara yang Ilahi dan manusia. Hal yang sulit dipahami dengan nalar yakni keajaiban yang terjadi seperti kesembuhan dan hasil yang selalu baik. Oleh sebab itulah Tukang Sangiang dianggap oleh masyarakat sebagai seorang yang spesial. Aldeno mengatakan49 bahwa meskipun dirinya adalah seorang yang menganut agama Kristen, namun ia mengenal Tukang Sangiang sebagai orang yang menerima ilham atau wahyu dari yang kuasa. Ia berbeda dengan masyarakat biasa meskipun ia bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya.

48 Wawancara dengan Indu Tabuk, 29 Oktober pukul 10.15 WIB.

Sebagai perantara, tubuh Tukang Sangiang menjadi objek yang digunakan sebagai sarana yang digunakan Sanginga untuk dirasuki. Cara merasuknya yakni melalui ritual

Manyangiang. Pada zaman dahulu, pada saat Sangiang merasuk ke tubuh Tukang Sangiang

jika Tukang Sangiang itu tidak sanggup menerima roh sangiang merasuk dirinya maka Tukang Sangiang tersebut tidak sadar diri atau pingsan. Contoh lain, jika Sangiang yang merasuk memiliki kekuatan yang luar biasa maka orang-orang yang lemah hambaruan dalam mengikuti ritual manyangiang akan kesurupan karena tidak sanggup menahan dampak dari kuasa Sangiang yang datang. Itulah sebabnya, tubuh Tukang Sangiang harus bersih dari segala benci dan dendam sebelum melaksanakan ritual manyangiang.

d. Peran Tukang Sangiang dalam Masyarakat

Tidak ada peran yang menonjol dalam kehidupan bermasyarakat dari Tukang Sangiang, namun sosok mereka sering dianggap orang yang bajenta bajurah.50 Tukang Sangiang sering berbaur dan sering ikut serta dalam setiap kegiatan di desa yang ia tempati. Kegiatan yang sering mereka lakukan seperti membantu masyarakat yang menanam padi, berkebun, atau bahkan membuka lahan. Selain itu, Tukang Sangiang bersama masyarakat yang lainya terkadang ngabehu sungei dan danau. Ini mengangtikan bahwa, meskipun Tukang Sangiang merupakan seseorang yang dianggap spesial dari masyarakat pada umumnya, namun Tukang Sangiang tidak membatasi dirinya menjadi seorang yang superior di tengah-tengah masyarakat. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Indu Tabuk, bahwa menjadi Tukang Sangiang bukanlah kehendaknya. Ia merupakan manusia biasa yang sama seperti masyarakat yang lain.

Pada sore hari, di rumah Indu Garinda setiap harinya banyak warga yang bertamu meskipun hanya sekedar bercerita sambil menikmati sipa dan ruku. Indu Garinda dan masyarakat tidak membatasi diri karena ada perbedaan yang secara signifikan tidak terlihat. Namun, meskipun demikian jika ada hal yang memerlukan nasehat atau bahkan masukan maka terkadang ada masyarakat meminta nasehat atau masukan meskipun di dalam forum yang tidak formal itu.

e. Peran Tukang Sangiang di Tegah Keluarga

Anak Indu Palau megatakan bahwa ia merasa bangga akan keberadaan ibunya yang menjadi Tukang Sangiang. Bahkan ia berharap, suatu saat nanti Sangiang memilihnya menjadi Tukang Sangiang.51 Menjadi seorang yang dianggap spesial di dalam pandangan masyarakat, tidaklah membatasi relasi yang ada antara Tukang Sangiang dan keluarganya. Tukang Sangiang hidup seperti seorag ibu rumah tangga pada umumnya. Di dalam kehidupan beragama, anak-anak diajarkan untuk menaati setiap yang diajarkan oleh Ranying Hatalla langit meskipun keadaan manusia itu terbatas. Oleh sebab itu, anak-anak dan suami dari Tukang Sangiang tidak ada yang merasa terganggu dengan profesi yang diembannya. Tukang Sangiang juga menjalankan berbagai macam kegiatan di dalam rumas, seperti memasak, membersihkan rumah, mencuci, dan semua pekerjaan yang perlu dilakukan. Di dalam pengamatan penulis, kehidupan Tukang Sangiang di dalam keluarga terlihat harmonis dan saling menasehati.

Akan tetapi, hal yang mejadi tantangan bagi Tukang Sangiang ialah pada saat mereka harus meninggalkan keluarga ketika membantu orang yang sedang membutuhkan di daerah yang jauh. Terkadang mereka harus meninggalkan suami dan anak-anak selama berhari-hari.

Karena hal inilah, suami dari Indu Palau selalu menemaninya setiap pergi ke tempat yang jauh. Hal ini mencegah jika terjadi hal yang tidak diharapkan yang dapat mengganngu pekerjaan Indu Palau dalam menjalankan tugasnya sebagai Tukang Sangiang.

f. Peran Tukang Sangiang dalam Ritual Manyangiang

Tukang Sangiang menjadi tokoh utama yang memimpin ritual manyangiang dan sepenuhnya berperan dalam ritual ini. Sebagai pelaku utama dalam ritual ini, maka Tukang Sangiang bertanggung jawab atas semua yang dilaksanakannya. Sebagai contoh, untuk mengatur syarat-syarat, persiapan, dan waktu dimulainya ritual manyangiang diatur oleh Tukang Sangiang. Apapun yang disampaikan oleh Tukang Sangiang ketika ia kerasukan oleh Sangiang harus diingat oleh orang yang mengikuti ritual ini, khususnya bagi yang disembuhkan. Karena Tukang Sangiang tidak mengingat apapun ketika tubuhnya dirasuki oleh Sangiang. Meskipun dalam kondisi kerasukan, tidak ada seorangpun yang berani untuk mengganggu Tukang Sangiang dalam keadaan tersebut atau mengambil alih ritual ini.

Bagi para pengikut ritual ini, meskipun hanya dalam ritual sederhana misalnya ketika Tukang Sangiang hanya mangumul atau dalam ritual manyangiang. Pengikut ritual ini akan melaksanakan apapun yang diucapkan oleh Tukang Sangiang. Kepercayaan mereka terhadap Tukang Sangiang selain berasal dari rasa keyakinan bahwa Tukang Sangiang penerima wahyu, tetapi juga karena hubungannya dengan Sangiang sebagai dewa yang langsung menyampaikan solusi, meskipun melewati Tukang Sangiang. Peran Tukang Sangiang tidak bisa kita bandingkan dengan peran seorang pemimpin ibadah dalam sebuah rumah ibadah, melainkan perannya di sini sebagai pelaku tunggal dalam keseluruhan ritual meskipun ada seorang pembantu untuk menterjemahkan yang diucapkan oleh Tukang Sangiang pada saat dirasuk.

Dalam dokumen T2 752014010 BAB III (Halaman 35-39)

Dokumen terkait