• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Zat aktif Sambiloto (Andrographis paniculata)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Peran Zat aktif Sambiloto (Andrographis paniculata)

Sambiloto (Andrographis paniculata) merupakan tanaman asli India dan Cina.

Sambiloto termasuk dalam jenis tumbuhan famili Acanthaceae yang telah digunakan selama beberapa abad di Asia dalam sistem pengobatan. Sambiloto dapat dikembangbiakkan dengan biji ataupun stek batang dan mampu tumbuh di semua jenis tanah dan iklim mulai dari dataran pantai, dataran rendah hingga dataran tinggi.

Sambiloto mengandung diterpen lakton yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid, neoandrografolid, 14-deoksi-11-12- didehidroandrografolid (dehidro-andrografolid) dan homoandrografolid. Selain itu, sambiloto juga mengandung flavonoid, alkana, keton, aldehid, dan mineral (Illah et al., 2014; Ratnani et al., 2012).

Beberapa manfaat Andrographis paniculata dari berbagai penelitian sebelumnya yaitu sering digunakan untuk menurunkan panas (Kumar et al., 2012), dapat menurunkan kadar trigliserida dan LDL pada tikus yang diberi diet tinggi fruktosa dan lemak (Nugroho et al., 2012), mencegah inflamasi pada pembuluh darah dan mencegah pembentukan aterosklerosis (Azlan et al., 2013) dan penelitian in vitro ekstrak metanol Andrographis paniculata terbukti menghambat pembentukan reactive oxygen species (ROS) (Sheeja et al., 2006).

9 2.3. Upaya vaksinasi peningkatan titer antibodi broiler

Tatalaksana kesehatan menjadi salah satu hal yang penting dalam sistem pemeliharaan unggas seperti broiler. Tatalaksana kesehatan dilakukan untuk mencegah terjadinya wabah penyakit yang dapat menyerang broiler seperti Newcastle Disease (ND), Avian Influenza (AI) dan Infectious Bursal Disease (IBD). Salah satu cara meningkatkan titer antibodi dalam tubuh untuk melawan penyakit adalah vaksinasi.

Menurut Akoso (2003), vaksinasi adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap hewan dengan sengaja memasukkan mikroorganisme agen penyakit (antigen) yang telah dilemahkan dengan tujuan untuk merangsang pembentukan daya tahan atau daya kebal tubuh (antibodi) terhadap suatu penyakit tertentu dan mikroorganisme tidak menimbulkan penyakit. Potensi vaksin ND, AI dan IBD diukur secara serologi dengan uji Hemaglutinasi (HA) dan uji Hemaglutination Inhibition (HI). Menurut Alfons (2005) menyatakan titer antibodi yang protektif terhadap penyakit Avian Influenza (AI) bernilai

≥ log 24 atau ≥ 16 serta pernyataan Allan et. al., (1978) yang menyatakan titer yang dianggap protektif terhadap Newcastle Disease (ND) adalah sebesar ≥ log 25 atau ≥ 32.

2.4. Solusi Imunomodulator Sambiloto (Andrographis paniculata)

Titer antibodi yang tinggi menunjukkan bahwa antibodi di dalam tubuh broiler dapat melindungi broiler dari virus, sebaliknya JIKA TITER ANTIBODI RENDAH MAKA ANTIBODI DI DALAM TUBUH BROILER TIDAK DAPAT MELINDUNGI TUBUH BROILER DARI INFEKSI VIRUS. Pencegahan penyakit yang disebabkan virus dapat dilakukan dengan meningkatkan titer antibodi.

Solusi baru oleh tim penelitian untuk meningkatkan titer antibodi broiler adalah dengan SUPLEMENTASI ZAT AKTIF SAMBILOTO (Andrographis paniculata) menjadi IMMUNOMODULATOR yang EFEKTIF MENINGKATKAN TITER ANTIBODI UNTUK PERLINDUNGAN TERHADAP PENYAKIT NEWCASTLE DISEASE, AVIAN INFLUENZA DAN INFECTIOUS BURSAL DISEASE PADA BROILER.

10 ROADMAP PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Imunomodulator Echinacea purpurea (radix) terhadap Titer Antibodi AI dan ND pada Broiler

Betina

(Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan 3(3): 1-7)

Pengaruh Pemberian Imunomodulator Jintan Hitam (Nigella sativa L.) di dalam Air Minum terhadap Titer Antibodi

AI dan ND pada Broiler Betina (Jurnal Riset dan Inovasi Jumlah Sel Darah Putih Dan Titer Antibodi yang dihasilkan Disease dan Avaian Influenza pada

Broiler Jantan

(Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan 4(1): 52-58)

Pengaruh Pemberian Kunyit dan Temulawak melalui Air Minum terhadap Titer Antibody AI, IBD dan

ND pada Broiler

(Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu 2(2): 37-43)

Profil Titer Antibodi Newcastle Disease dan Avian Influenza pada

Itik Petelur Fase Starter di Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu

(Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu 2(2): 75-80)

11 BAB 3.

METODE PENELITIAN

3.1. Materi penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kandang broiler, bambu untuk membuat 12 petak kandang, sekam dan koran bekas sebagai litter, plastik terpal untuk tirai, lampu bohlam 15 watt sebanyak 12 buah sebagai sumber pemanas pada area brooding, 12 buah chick feeder tray dan hanging feeder, 12 buah tempat minum manual, 1 buah nampan air dipping, 1 buah ember, 1 buah hand sprayer, 1 buah timbangan kapasitas 10 kg untuk menimbang ransum, 1 buah timbangan elektrik, 1 buah thermohygrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban udara di kandang, tali raffia, karung dan plastik, 25 buah dispossable syringe 5 ml untuk mengambil sampel darah broiler, 25 buah tabung eppendorf untuk wadah serum darah, gunting dan pisau.

Peralatan pengujian titer antibodi ND dan AI meliputi micromixer, microplate bentuk V, dan micropipe multichannel, alat tulis dan kertas.

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah anak ayam umur sehari/Day Old Chick (DOC) broiler strain Cobb CP 707 sebanyak 125 ekor yang dipelihara selama 30 hari, ransum broiler komersial, air minum, zat aktif Sambiloto (Andrographis paniculata), vaksin Newcastle Disease (ND), vaksin Avian Influenza (AI), vaksin Infectious Bursal Disease (IBD), isotonis PBS pH 7,0–7,4, cairan chorion allantois, antisera ND dan AI, serta RBC 1%.

3.2. Metode penelitian

Penelitian dilakukan selama 6 bulan (Mei – Oktober 2020) di unit kandang broiler Jati Agung Farma di Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan lima ulangan. Setiap ulangan terdiri dari lima ekor broiler strain Cobb CP 707, sehingga jumlah total 125 ekor.

3.2.1. Dosis perlakuan

Sambiloto (Andrographis paniculata) merupakan kandungan zat aktif dalam suatu obat dengan kandungan yaitu 60 mg ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata) per ml

12 obat. Suplementasi Sambiloto (Andrographis paniculata) sebagai imunomodulator ditambahkan ke air minum dengan dosis yang berbeda sesuai dengan bobot badan (BB) broiler yang terbagi menjadi:

P0 : air minum tanpa Sambiloto (Andrographis paniculata)

P1 : air minum dengan 3 mg Sambiloto (Andrographis paniculata)/kg BB P2 : air minum dengan 6 mg Sambiloto (Andrographis paniculata)/kg BB P3 : air minum dengan 12 mg Sambiloto (Andrographis paniculata)/kg BB P4 : air minum dengan 24 mg Sambiloto (Andrographis paniculata)/kg BB

3.2.2. Pemberian Perlakuan

Kegiatan penelitian yaitu DOC broiler dimasukkan ke dalam area brooding selama 7 hari. DOC yang baru tiba diberi air minum yang dicampur dengan larutan gula sebagai elektrolit. Ransum diberikan secara ad libitum. Pemberian air minum dengan perlakuan dilakukan pada hari kedua setelah DOC tiba pada pukul 07.00 WIB sampai hari ke-30 pemeliharaan yang sebelumnya broiler dipuasakan air minum terlebih dahulu. Setiap pukul 06.00 WIB dilakukan penimbangan sampel broiler satu ekor pada setiap petak kandang untuk mendapatkan data bobot badan yang dijadikan dasar untuk menghitung dosis suplementasi Sambiloto (Andrographis paniculata) sesuai dengan perlakuan.

Pembuatan air minum untuk perlakuan dilakukan dengan cara melarutkan Sambiloto (Andrographis paniculata) ke dalam 1/5 kebutuhan air minum. Menurut Bishop (2011), broiler mengkonsumsi air minum sekitar 1,6 sampai 2 kali dari konsumsi ransum hal ini diperkuat dengan pendapat Wahju (2004) yang menyatakan ayam sebaiknya mengkonsumsi air dengan kisaran 2,5 sampai dengan 2 ml/gram konsumsi pakan, setelah air minum dengan perlakuan habis maka air minum diberikan secara ad libitum. Lampu penerangan mulai dihidupkan pada pukul 17.30 sampai 06.00 WIB.

Pengukuran suhu kelembapan kandang dilakukan setiap hari, yaitu pada pukul 07.00, 12.00, dan 17.00 WIB. Pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan dengan menggunakan termohygrometer yang diletakkan pada bagian tengah kandang dan digantung pada dinding kandang.

13 3.2.3. Kegiatan vaksinasi

Vaksin yang diberikan terdiri dari vaksin Newcastle Disease (ND), Avian Influenza (AI) dan Infectious Bursal Disease (IBD). Vaksin ND dan AI killed diberikan saat broiler berumur 12 hari melalui intramusculus dada. Vaksin IBD diberikan saat broiler umur 12 hari melalui air minum. Vaksin ND live diberikan saat broiler berumur umur 19 hari melalui air minum.

3.2.4. Koleksi sampel darah

Pengambilan sampel darah dilakukan ketika broiler berumur 30 hari dengan mengambil 1 ekor broiler setiap petak percobaan untuk sehingga mendapatkan 25 sampel.

Pengambilan darah dilakukan dengan menggunakan disposable syringe 3 ml melalui vena brachialis sebanyak 3 ml, mendiamkan sampel darah yang telah diambil dengan tetap berada di dalam spuit dan pada suhu kamar ±1–2 jam, setelah itu diletakkan pada suhu 4oC selama 18–24 jam sampai terjadi pemisahan antara sel darah dengan serum darah yang berwarna kuning, memasukkan serum darah ke dalam tabung eppendorf dan diberi label sesuai dengan perlakuan (Syukron et al., 2013), mengirimkan serum darah ke Laboratorium Vaksindo Agri Lab untuk dianalisis jumlah titer antibodi AI dan ND menggunakan uji Hemaglutination Inhibition (HI) (OIE, 2008).

3.2.5. Pengujian titer antibodi

Perhitungan jumlah titer antibodi ND, AI dan IBD dilakukan dengan metode uji Hemaglutination Inhibition (HI). Tata cara pengujian titer dengan uji HI menurut Laboratorium Vaksindo Agri Lab yaitu menyiapkan microplate type V; memasukkan PBS sebanyak 0,025 ml pada semua lubang; menambahkan 0,025 ml serum yang akan diuji pada lubang pertama dari plate, membuat pengenceran pada serum sampai lubang ke-11, lubang ke-12 sebagai kontrol; menambahkan antigen ND 0,025 ml sebanyak 4 HAU pada lubang ke-1 sampai lubang ke-11, lubang ke-12 sebagai kontrol;

menghomogenkan dengan mixer selama 10 detik; menginkubasikan microplate yang sudah berisi serum dan antigen tersebut selama 40 menit dalam suhu kamar, kemudian menambahkan eritrosit 1% sebanyak 0,025 ml pada semua lubang dan menginkubasikan lagi selama 40 menit; membaca hasil dengan cara melihat lubang, terjadinya endapan dinyatakan negatif, sedangkan yang menunjukkan adanya aglutinasi (penggumpalan)

14 dinyatakan positif, memiringkan plat mikrotiter sampai 45º untuk memudahkan pembacaan.

3.3. Analisis Data

Data profil titer antibodi ND, AI dan IBD dari tiap perlakuan dan kontrol disusun dalam bentuk tabulasi (Tabel 2) sehingga akan tersedia data untuk diolah dengan analisis statistik. Analisis statistik menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dengan taraf signifikansi 5% pada hasil pemeriksaan titer antibodi AI dan ND, apabila berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut yaitu Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan uji Duncan.

Tabel 2. Contoh tabel hasil uji Hemagglutination Inhibition titer antibodi ND/AI/IBD

Ulangan

Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

---Log X--- 1

2 3 4 5 Jumlah Rata-rata Keterangan :

P0 : air minum tanpa Sambiloto (Andrographis paniculata)

P1 : air minum dengan 3 mg Sambiloto (Andrographis paniculata)/kg BB P2 : air minum dengan 6 mg Sambiloto (Andrographis paniculata)/kg BB P3 : air minum dengan 12 mg Sambiloto (Andrographis paniculata)/kg BB P4 : air minum dengan 24 mg Sambiloto (Andrographis paniculata)/kg BB Hasil uji titer antibodi ND/AI/IBD di Laboratorim Vaksindo Agrilab

15 FISHBONE DIAGRAM METODE PENELITIAN

16 BAB 4.

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1. Rencana Anggaran Biaya

Anggaran biaya dan justifikasi anggaran penelitian sebesar Rp. 20.000.000, disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rencana Anggaran biaya dan justifikasi anggaran penelitian

No. Komponen Biaya Persentase Biaya

1. Pengadaan alat dan bahan penelitian 24,12% Rp. 4.823.000 2. Biaya perjalanan penelitian 20,00% Rp. 4.000.000 3. Alat tulis kantor/bahan habis pakai 29,44% Rp. 5.887.000 4. Laporan/Diseminasi/Publikasi 26,45% Rp. 5.290.000

TOTAL 100,00% Rp. 20.000.000

1. Pengadaan alat dan bahan penelitian No Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas Harga

Satuan (Rp) Harga (Rp)

5 Kotak sampel penyimpanan

sampel organ 25 kotak 5,000 125,000

17

No Perjalanan Justifikasi

Perjalanan Kuantitas Harga

Satuan (Rp) Biaya (Rp) 3. Alat tulis kantor/bahan habis pakai

No Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas Harga

Satuan (Rp) Biaya (Rp) 7 Desinfektan sanitasi kandang

dan peralatan 10 liter 45,000 450,000 10 Plastik limbah limbah

penelitian 2 paket 11,000 22,000 11 Pakan pemeliharaan 6 karung 450,000 2,700,000 12 Uji titer antibodi

ND

pengukuran titer

antibodi ND 25 sampel 7,500 187,500 13 Uji titer antibodi

AI

pengukuran titer

antibodi AI 25 sampel 7,500 187,500

18 14 Uji titer antibodi

IBD

pengukuran titer

antibodi IBD 25 sampel 50,000 1,250,000 Sub total (Rp) 5,887,000 4. Laporan/Diseminasi/Publikasi

No Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga

Satuan (Rp) Biaya (Rp) 1 Pembuatan

laporan akhir laporan akhir 1

Eksemplar 80,000 80,000 2 Penggandaan dan

Penjilidan laporan laporan akhir 3

Eksemplar 35,000 105,000 TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN (Rp) 20,000,000

4.2. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Jadwal penelitian

No Kegiatan Bulan

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 1. Survei lokasi

2. Persiapan alat dan bahan penelitian

3. Persiapan kandang dan sarana pemeliharaan

4. Pemeliharaan dan pemberian perlakuan

5. Koleksi sampel darah 6. Pengukuran titer antibodi

ND, AI, IBD 7. Analisis data

8. Pembuatan laporan akhir dan laporan keuangan

9. Publikasi artikel dan Seminar

19 REFERENSI

Akoso, B. T. 1993. Manual Kesehatan Unggas. Kanisius. Yogyakarta

Alfons, M.P.W. 2005. Pengaruh Berbagai Metode dan Dosis Terhadap EfikasiVaksin Avian Influenza (AI) Inaktif. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Allan, W.H., J.F. Lancaster, and B. Toth. 1978. Newcastle Disease Vaccines, Their Production and Use. Food and Agriculture Organization of The United Nations.

Rome

Azlan, A., L. Younis, N.H. Mahmud, and N.A. Dardiri. 2013. Mechanism of Action of Andrographis paniculata As AntiAtherosclerotic Agent. European International J.

Sci. Tech. 2(2):.1-6

Badan Pusat Statistik. 2020. Statistik Indonesia 2020. Diakses pada tanggal 21 Februari 2021.

Ekaningtias M., H. Wuryastuty, dan Wasito. 2017. Pendekatan diagnosis Avian Influenza virus dan Newcastle Disease virus pada kasus lapangan ayam petelur:

imunopatologis streptavidin biotin. J Saint Veteriner 35(1): 118—126

Heider, A., L. Mochalova, T. Harder, A. Tuzikov, N. Bovin, A. Wolff, M. Matrosovich, and B. Schweiger. 2015. Alterations in hemagglutinin receptor-binding specificity accompany the emergence of highly pathogenic Avian Influenza Viruses. J.Virol.

89(5):395--405.

Illah, Z.A., R.D. Ratnani, Suwardiyono, I. Hartati. 2014. Ekstraksi hidrotopi dengan magnetic stirer untuk mendapatkan senyawa androghapholide dari tanaman sambiloto (andrographis paniculata).Momentum, 10(1): 38-42

Jackwood, D.J. 2019. Infectious Bursal Disease in Poultry (Gumboro Disease). MSD Manual Veterinary Manual. https://www.msdvetmanual.com/poultry/infectious-bursal-disease/infectious-bursal-disease-in-poultry. Diakses pada 23 Februari 2021.

Kementerian Perdagangan. 2020. Analisis Outlook Pangan 2015-2019. Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri Badan Pengkajian Dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan RI . Jakarta

Kumar, A., J. Dora, A. Singh, R. Tripathi. 2012. A review on King of Bitter (Kalmegh).

Int. J. Res. Pharma. Chem. 2:116-124

Miller, P.J. 2014. Newcastle Disease in Poultry (Avian pneumoecephalitis, Exotic or Velogenic Newcastle Disease). MSD Manual Veterinary Manual.

https://www.msdvetmanual.com/poultry/newcastle-disease-and-other-

paramyxovirus-infections/newcastle-disease-in-poultry?query=newcastle%20disease. Diakses pada 23 Februari 2021.

Nugroho, A.E., M. Andrie, N.K. Warditiani, E. Siswanto, S. Pramono, and E.

Lukitaningsih. 2012. Antidiabetic and antihiperlipidemic effect of Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees and andrographolide in high-fructose-fat-fed rats.

Indian J. Pharmacol. 44(3): 377-381

Purnomo D., Sugiharto dan Isroli. 2016. Total leukosit dan diferensial leukosit darah ayam broiler akibat penggunaan tepung onggok fermentasi Rhizopus ryzae pada ransum. J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 59--68

20 Ratnani, D.R., I. Hartati, L. Kurniasari. 2012. Potensi Andrographolide dari Sambiloto

(Andrographis Paniculata Ness) Melalui Proses Ekstraksi Hidrotropi. Momentum, 8(1).

Sheeja, K., P.K. Shihab, and G. Kuttan. 2006. Antioxidant and Anti-Inflammatory Activities of the Plant Andrographis Paniculata Nees. Immunopharmacology and Immunotoxicology, 28(1): 129-140

Swayne, D.E. 2020. Avian Influenza. MSD Manual Veterinary Manual.

https://www.msdvetmanual.com/poultry/avian-influenza/avian-influenza?query=avian%20influenza. Diakses pada 23 Februari 2021.

Wahyuwardani, S., D.R. Agungpriyono, L. Parede, dan W. Manalu. 2011. Penyakit Gumboro: Etiologi, Epidemiologi, Patologi, Diagnosis dan Pengendaliannya.

Wartazoa, 21(3): 114-124.

Dokumen terkait