• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. Tinjauan Pustaka

2.5. Peranan DOBI dalam Penentuan Harga Minyak Sawit

Minyak kelapa sawit mengandung zat warna, seperti karoten dan turunannya yang memberikan warna merah-kuning pada minyak. Warna tersebut kurang disukai konsumen. Terlebih lagi, hal ini dikarenakan reaksi pada temperatur tinggi dapat mengubah karoten menjadi senyawa yang berwarna kecokelat-cokelatan dan larut dalam minyak sehingga semakin sukar untuk dipucatkan (kemampuan untuk dipucatkan semakin berkurang). Penurunan daya pemucatan ini disebut DOBI (Deterioration Bleachability of Index). Dalam industri hilir, pemucatan minyak kelapa sawit dapat dilakukan dengan proses absorpsi dan dengan reaksi kimia. Proses absorpsi dilakukan dengan menggunakan bahan bleaching clay (floridin dan kaolin), bleaching carbon, serta activated carbon. Pemucatan dengan reaksi kimia dapat dilakukan dengan

oksidasi menggunakan peroksida, dikromat, dan klorin. Bilangan DOBI merupakan gambaran kerusakan minyak akibat proses oksidasi yang terjadi sejak panen lalu dilajutkan pada proses pengolahan, penimbunan, dan pemompaan ke kapal tanker angkut. Kerusakan kualitas tersebut akan berperan pada proses pengolahan lanjutan di industri hilir. Perubahan kualitas minyak selama proses dipengaruhi oleh sistem pengolahan dan peralatan yang digunakan.

Tabel 2.4. Nilai DOBI dari minyak sawit selama diolah

No Stasiun Pengolahan Nilai DOBI

1 Oil gutter 3,47 – 3,65 2 Settling tank 3,02 – 3,36 3 Oil tank 2,88 – 2,98 4 Vacuum dryer 2,54 – 2,78 5 Sludge separator 2,34 – 2,48 6 Fat pit 1,58 – 1,97 7 Minyak produksi 2,92 – 2,98

Sistem pengolahan yang tidak dikelola dengan baik akan menghasilkan produk yang berkualitas rendah dan daya saing yang rendah. Semakin lama minyak diproses, nilai DOBI-nya akan menurun. Recycle minyak harus diminimalkan dan dilarang karena akan menurunkan nilai DOBI. Hal yang harus dilakukan yaitu menurunkan losses sehingga tidak akan banyak minyak kotor (parit) yang tersedia untuk di recycle. (Pahan, 2012)

DOBI (Deterioration Of Bleachability Index) merupakan indeks derajat kepucatan minyak sawit. Rendahnya efisiensi pengolahan dan tehnologi terjadi akibat sistem tehnologi dan perangkat mesin menggunakan acuan sistem tehnologi lama, akibatnya banyak buah sawit yang tersisa pada pengolahan perontokan atau proses pemisahan secara mekanis antara antara sawit dan tandannya. DOBI yang tinggi akan membuat lebih baik harga jual CPO dipasaran domestik dan Internasional. Di samping itu pula menunjukkan proses pengolahan dari kebun-pabrik-rafineri berlangsung dengan

baik. Adanya sinergi ini menunjukkan kualitas tim kerja terjaga dengan baik. Semuanya bermuara pada nilai jual perusahaan sebagai perusahaan mengedepankan kualitas standar internasional.

Tabel 2.5. Hubungan DOBI dengan kualitas

DOBI Kualitas < 1,68 Buruk 1,78 – 2,30 Kurang baik 2,30 – 2,92 Cukup baik 2,92 – 3,23 Baik

2.5.1. Deterio Indeks Pemutihan (DOBI) dan Hubungannya dengan Kualitas CPO

Komoditas Crude Palm Oil (CPO) telah menjadi komoditas primadona domestik dan ekspor Indonesia yang mengalami peningkatan kualitas dari tahun ke tahun, baik dari segi mutu free fatty acid (FFA), moisture dan impurities (M dan I). DOBI adalah bagian yang banyak dilupakan padahal parameter kualitas yang sama. Selain dari FFA, M dan I sendiri tidak cukup untuk mewakili kualitas CPO. Memasukkan DOBI dalam analisa memberikan sebuah indikasi baik bagi proses pengolahan CPO dari estate ke akhir pengolahan (mill) ke refinery. DOBI adalah perbandingan numerik dari spektrofotometri penyerapan larutan zat dalam pelarut pada 446 nm dengan 269 nm. Metode ini pertama kali dilakukan oleh Dr. P.A.T. Swoboda dari Palm Oil Research Institute of Malaysia (sekarang menjadi Malaysian Palm Oil Board). Metodenya adalah melarutkan palm oil ke dalam heksana dan kemudian ditentukan penyerapannya dengan menggunakan spektrofotometer.

Tabel 2.6. PORIM (Palm Oil Riset Institute Of Malaysia) tentang hubungan DOBI dengan kualitas

DOBI Kualitas

< 1,68 Minyak sawit endapan atau

equivalennya

1,76 – 2,30 Kurang

2,36 – 2,92 Cukup

2,99 – 3,24 Baik

>3,24 Terbaik

DOBI itu sendiri merupakan angka perbandingan angka serapan absorben terhadap asam lemak bebas, apabila dihubungkan dengan aspek kualitas berdasarkan DOBI, ada 5 kelas minyak sawit mentah (CPO) dengan angka DOBI < 1,68, termasuk ke dalam CPO yang memiliki kualitas yang buruk.

Sementara itu CPO dengan angka DOBI antara 1,78 - 2,30 memiliki mutu yang kurang baik. CPO dengan angka DOBI 2,30 – 2,92, mengindikasikan bahwa CPO ini memiliki mutu yang cukup baik. Angka DOBI 2,93 – 3,23 memperlihatkan indikasi CPO dengan mutu baik. Angka DOBI diatas 3,24 berarti CPO memiliki kualitas yang sangat baik. Kebanyakan negara tujuan ekspor menetapkan angka DOBI CPO yang dapat diterima harus memiliki angka DOBI lebih besar atau sama dengan 2,8. Angka DOBI minimal 2,8 yang diminta oleh pedagang CPO dunia, diambil dari ketentuan dalam Codex Allimentariurs Commision. Pada kenyataannya sampai saat ini, CPO Indonesia rata-rata memiliki angka DOBI dibawah 2,8. Nilai ini dianggap yang kurang baik. Beberapa

pakar minyak sawit menyatakan bahwa rendahnya angka DOBI terjadi akibat rendahnya efisiensi proses dan tehnologi minyak sawit mentah (CPO). Dibandingkan dengan Malaysia kualitas minyak mentah sawit Indonesia telah tertinggal jauh. Rendahnya efisiensi pengolahan dan tehnologi terjadi akibat sistem teknologi dan perangkat mesin dalam pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit masih menggunakan acuan sistem tehnologi lama. Akibatnya banyak buah sawit yang tersisa pada proses perontokan atau proses pemisahan secara mekanis antara sawit dan tandannya.

(http:/

2.5.2. Penyebab –penyebab DOBI (Deterioration Of Bleachability Index) yang rendah

Adapun penyebab-penyebab DOBI yang rendah antara lain adalah :

a. Tingginya persentase buah berwarna hitam (kurang matang) dan terlalu matang b. Tertundanya proses pengolahan, terutama pada saat musim hujan dan efeknya

tertundanya pengangkutan buah sawit ke pabrik, sehingga menyakibatkan restan di kebun

c. Kontaminasi CPO dengan kondensat rebusan d. Kontaminasi CPO dengan oksidasi di oil sludge e. Waktu perebusan buah yang panjang dan suhu tinggi

f. Pemanasan CPO lebih (>550C) di storage tank dengan waktu yang panjang

Sebab-sebab lain yang berhubungan dengan kasus diatas adalah tertundanya proses sementara akibat machinery breakdown yang berpengaruh tertundanya proses pengolahan (buah restan). Tingginya temperatur Crude Oil pada Stasiun Klarifikasi.

Tandan buah yang berwarna hitam mempunyai DOBI yang sangat rendah. Tandan buah dengan kematangan yang tinggi mempunyai minyak dengan DOBI yang sangat tinggi. Minyak yang diambil dari buah hitam mempunyai DOBI < 1,5, sedangkan tandan buah dengan kematangan yang tinggi mempunyai DOBI >3,5. indonesia.com/index. Php/ inovasi/ 80-dobi-salah-satu-parameter-kualitas crude-palm-oil)

2.5.3. Tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memastikan CPO mempunyai kualitas tinggi

1. Mengawasi sistem panen dan transportasi

Panen perlu mendapat pengawasan yang efektif karena perlakuan yang kurang baik dapat menyebabkan luka pada daging buah dan pembusukan buah. Hal ini akan menurunkan kualitas produk minyak sawit yang dikenal dengan penurunan nilai DOBI.

2. Menghindari pemakaian uap kering pada perebusan buah

Uap kering mempunyai temperatur lebih tinggi dibandingkan uap jenuh pada tekanan yang sama. Pemakaian uap kering akan menyebabkan proses oksidasi pada asam lemak tidak jenuh atau senyawa yang terkandung dalam minyak dan membentuk polimer yang sangat sulit diserap pada proses pemucatan.

3. Menghindari pemakaian uap langsung pada stasiun pemurnian

Produksi uap yang rendah sering menimbulkan gangguan pemanasan dalam proses pengolahan. Produksi uap yang rendah mendorong operator untuk memanaskan cairan minyak dengan uap panas kering secara terbuka. Perlu

diperhatikan bahwa oksidasi sangat mudah terjadi pada stasiun pemurnian karena di dalam cairan tersedia logam pro-oksidan.

4. Menghindarkan pemanasan yang berlebihan di unit pengolahan

Kegagalan penurunan kadar air pada minyak dengan alat vacuum dryer sering diatasi dengan menaikkan temperatur pada oil tank yang dapat menyebabkan penurunan DOBI. Hal ini perlu dihindari agar kualitas minyak dapat dipertahankan.

5. Mengendalikan penimbunan

Pemanasan minyak pada tangki timbun PKS yang jaraknya jauh dari pelabuhan biasanya dilakukan pada temperature tinggi dengan memperhitungkan bahwa minyak tersebut tiba di tangki pelabuhan pada temperature di atas titik cair. Kualitas minyak dalam penimbunan dipengaruhi oleh cara penimbunan dan kondisi tangki timbun.

(Pahan, 2012)

Dokumen terkait