• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Fleksibilitas Pergelangan Tangan Terhadap Prestasi Bermain Tenis Meja

Dalam dokumen BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS (Halaman 41-45)

Pukulan forehand (sebuah pukulan topspin yang agresif) dianggap penting dengan tiga alasan, yaitu: pertama pukulan ini diperlukan untuk menyerang dengan sisi forehand. Kedua, pukulan ini bisa menjadi pukulan utama untuk melakukan serangan. Ketiga, pukulan ini merupakan pukulan yang paling sering digunakan untuk melakukan smash. Hodges Larry (1999) menyatakan bahwa dalam teknik melakukan pukulan forehand, pergelangan tangan lemas dengan tujuan agar pada saat melakukan pukulan forehand, pergelangan tangan lemas, terampil, tidak kaku dan terkesan luwes.

Fleksibilitas pergelangan tangan, akan dapat menimbulkan kemampuan untuk melakukan gerak sendi dari berbagai arah di dalam melakukan pukulan, dimana tangan yang akan sangat berpengaruh dalam melecutkan secara horisontal suatu pukulan yang keras, tepat dan terarah pada sasaran yang diinginkan baik pukulan, bisa dengan backhand maupun forehand. Fleksibilitas pergelangan tangan penting karena pada saat melakukan pukulan forehand dengan ditambah memaksimalkan fleksibilitas pergelangan tangan, putaran bola yang dipukul akan menjadi lebih kencang (topspin), kemudian fleksibilitas sangat membantu pada saat melakukan service untuk melakukan variasi – variasi pukulan service, dan apabila seseorang mengalami kurang luas gerak dalam persendian dapat menimbulkan gangguan kurang gerak dan mudah menimbulkan cedera.

Penggunaan fleksibilitas pergelangan tangan dalam rangka melancarkan serangan merupakan kunci sukses dalam teknik spin. Salah satu pemain ternama

commit to user

dunia yang dianggap sebagai contoh ideal penggunaan feksibilitas guna melancarkan serangan beruntun dengan forehand adalah Li zhenshi ( Alex Kertamanah, 2003:30).

Dengan demikian berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat diinterpretasikan bahwa fleksibilitas pergelangan tangan mempengaruhi pemain tenis meja dalam melakukan pukulan forehand, backhanddan service dalam permainan tenis meja. Fleksibilitas pergelangan tangan membantu menambah putaran bola ( forehand, backhand, service ). Dengan memaksimalkan fleksibilitas pergelangan tangan pada saat service, seorang pemain tenis meja akan dapat menempatkan bola ke arah sasaran yang diinginkan juga bisa melakukan variasi putaran bola ( spin ), dengan pukulan forehand dengan menggunakan pergelangan tangan akan menghasilkan pukulan spin dengan putaran bola yang kencang, begitupula pukulan backhandmempunyai keuntungan dalam gerakan pergelangan tangan dan ditambah ayunan lengan yang pendek sehingga menyulitkan lawan untuk menduga arah bola yang dipukul.

b) Fleksibilitas pinggul

Fleksibilitas merupakan jangkauan gerak sendi tubuh . Derajat fleksibilitas atau fleksibilitas secara spesifik cenderung berhubungan dengan sendi tulang, otot tendon dan tulang (verducci,1980 : 253). Sedangkan menurut Sugiyanto (1994 : 23) bahwa, “fleksibilitas adalah kualitas yang memungkinkan suatu segmen tubuh bergerak dengan luas rentangan sendi semaksimal mungkin.” Jadi gerakan yang

commit to user

dilakukan seseorang dihasilkan oleh kemampuan persendian tubuh. Harsono (1988 : 163) mengemukakan pendapat bahwa :

Fleksibilitas yang baik dapat dicapai bila sendi pada tubuh menunjukkan kemampuan dan kemudahan dalam bergerak, sehingga seseorang dapat mengembangkan gerakan-gerakan. Seorang atlet perlu memiliki fleksibilitas yang baik, sebab dengan memiliki fleksibilitas yang baik atlet akan mendapat keuntungan berupa :

a) Mengurangi kemungkinan terjadinya cidera-cidera pada otot dan sendi. b) Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi dan

kelincahan.

c) Membantu perkembangan kemampuan.

d) Menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan-gerakan.

e) Membantu memperbaiki sikap tubuh.

Keuntungan dari fleksibilitas menurut Paul Uram (1986); dalam Putranto (2005) antara lain: Keuntungan- keuntungan yang lebih besar dalam kekuatan, kecepatan dan ketahanan. Memperbaiki kemampuan untuk latihan dan mempelajari suatu keterampilan. Efisiensi yang lebih besar dalam penampilan keterampilan. Perbaikan-perbaikan dalam koordinasi, kecerdasan, kegesitan, keseimbangan dan kecakapan kinestetik.

Fleksibilitas mengandung pengertian, yaitu luas gerak satu persendian atau beberapa persendian. Ada dua macam flesibilitas , yaitu (1) fleksibilitas statis, dan (2) fleksibilitas dinamis. Pada fleksibilitas statis ditentukan oleh ukuran dari luas

commit to user

gerak satu persendian atau beberapa persendian. Sebagi contoh untuk pengukur luas gerak persendian tulang belakang dengan cara sit and reach. Sedangkan fleksibilitas dinamis adalah kemampuan seseorang dalam bergerak dengan kecepatan yang tinggi (Sukadiyanto, 2002: 119).

Menurut Tudor O. Bompa (1994 : 317), Suatu perkembangan fleksibilitas yang tidak mencukupi, atau tidak adanya fleksibilitas mungkin berakibat pada beragam difisiensi, antara lain: a) Belajar, atau penyempurnaan beragam pergerakan terganggu; b) Atlet gampang menderita luka-luka; c) Perkembangan kekuatan, kecepatan dan koordinasi berefek dirugikan; d) Kualitas pergerakan jadi terbatas, ketika seseorang memiliki fleksibilitas maka keterampilannya mungkin dilakukan lebih cepat, lebih energik, lebih mudah dan lebih ekspresif.

Untuk mengembangkan fleksibilitas seorang atlet diperlukan latihan pengularan peregangan otot, tendo dan ligamen, sehingga akan memperbesar gerakan-gerakan pada persendian. Latihan ini pada dasarnya merupakan penguluran otot-otot yang menghubungkan tulang dan persendian serta dilakukan setelah pemanasan dan sebelum melakukan latihan yang berat.

Perkembangan fleksibilitas seseorang dipengaruhi oleh usia. Perkembangan fleksibilitas pada tiap tingkatan usia berbeda. Pada umumnya anak kecil memiliki otot yang lebih lentur (fleksibel), keadaan tersebut akan terus meningkat pada usia belasan tahun (usia sekolah). Dan memasuki usia remaja fleksibilitas mereka cenderung mencapai puncak perkembangannya, setelah fase itu secara perlahan-lahan fleksibilitas mereka menurun (Michael J. Alter, 1996: 15).

commit to user

Faktor internal dan eksternal yang berbeda sangat mempengaruhi kondisi fleksibilitas. Di dalam kondisi-kondisi eksternal dimasukkan kondisi cuaca dan iklim (dalam hal ini sore hari lebih menguntungkan dan akhirnya durasi dan kualitas pemanasan dalam beban kerja seharian). Kondisi-kondisi internal mencakup keadaan kelelahan atau tingkat perangsangan sebelum dan selama kompetisi. Kelelahan dan keadaan emosional yang sangat tinggi berpengaruh negatif terhadap kemungkinan fleksibilitas (M. Sajoto, 1988:21).

Perbaikan dalam fleksibilitas otot dapat mengurangi terjadinya cidera pada otot-otot, membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, kelincahan atau agility, membantu memperkembangkan prestasi, menghemat pengeluaran tenaga pada waktu melaksanakan gerakan dan memperbaiki sikap tubuh (Harsono, 1988: 163).

1) Peranan Fleksibilitas Pinggul Terhadap Prestasi Bermain Tenis Meja

Dalam dokumen BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS (Halaman 41-45)