• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A.

Kajian teori

1.

Olahraga Tenis Meja

Permainan tenis meja adalah suatu jenis permainan yang menggunakan meja sebagai tempat untuk memantulkan bola yang dipukul oleh seorang pemain dan bola yang dipukul tersebut harus melewati atas net atau jaring yang dipasang di tengah-tengah meja. Bola yang dipukul dan melewati net ini harus memantul pada meja pihak lawan, baru bola tersebut dapat dikembalikan oleh pihak lawan ke tempat semula dan juga harus melewati atas net. Dengan demikian bola berjalan bolak-balik melewati atas net atau jaring yang dipukul seorang bergantian dan memukulnya harus memantul pada permukaan meja, jadi bola tidak boleh di volley.

Permainan tenis meja adalah permainan yang menggunakan bet atau alat pemukul, meja, bola, dan net (Hodges, 1996:5). Dengan demikian untuk bermain tenis meja diperlukan berbagai peralatan yang dapat mendukung permainan tenis meja yang baik. Namun bukan berarti faktor lain tidak diperlukan atau tidak penting yang dapat diabaikan, karena faktor lainpun banyak yang menunjang prestasi tenis meja. Permainan tenis meja mempunyai daya tarik tersendiri jika dibandingkan dengan olahraga lainnya, salah satu daya tarik dalam permainan tenis meja terletak pada berbagai jenis pukulan. Dilihat dari fungsi pukulan yang

(2)

commit to user

harus dipelajari dan dilatih secara teratur. Latihan yang teratur merupakan suatu usaha berlatih untuk mencapai kecakapan dan kemahiran untuk mencapai prestasi dalam olahraga tenis meja yang baik. Tujuan latihan ialah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasi dengan maksimal dan optimal.

Tenis Meja adalah suatu cabang olahraga yang tak mengenal batas umur. Anak-anak maupun orang dewasa dapat melakukan olahraga ini bersama-sama. Permainan ini dimainkan di atas meja dengan ukuran panjang meja ditetapkan rata-rata 2,74 meter dengan lebar meja 0,76 meter di atas permukaan lantai. Meja terbuat dari bahan material yang menghasilkan pantulan secara merata yaitu tidak kurang dari 0,22 meter dan tidak lebih dari 0,25 meter ketika bola ukuran standar dijatuhkan dari ketinggian 305 mm dari permukaan meja. Permukaan meja berwarna gelap dan warna umum yang sering dipakai adalah warna hijau tua dengan pinggiran batas lapangan meja berwarna putih dan ukuran tebal garis 20 mm (Simpson Peter, 2008 : 5).

Sepanjang tepi garis pada batas 1,525 meter disebut garis akhir dan pada batas 2,74 meter disebut garis samping. Pada permainan ganda lapanagn permainan dibagi dua secara sama oleh garis putih 3 mm yang sejajar dengan garis samping yang disebut garis tengah. Meja sebagai tempat bermain dibagi menjadi dua bagian dengan sebuah net yang merentang parallel sejajar dengan garis akhir. Panjang net dengan perlengkapannya 1,83 meter. Jika dipasang di bagian tepi, dan tinggi atasnya 15,25 cm. Pinggiran tepi atau luarnya menjorok 15,25 cm ke samping meja (Agus Salim, 2008: 22). Berikut ini adalah contoh gambar meja dalam olahraga tenis meja:

(3)

commit to user

Gambar 2.1 Meja yang Digunakan Dalam Permainan Tenis Meja. Sumber: Jurit Ti Susetyorini Online

Bet terbuat dari kayu alami yang dapat dilapisi dengan bahan perekat seperti fiber, carbon, fiber glass atau bahan yang lainnya. Sisi bet yang digunakan untuk memukul harus dilapisi karet. Jika karet berbintik panjangnya tidak lebih dari 2cm dengan ketebalan yang tidak melebihi 4mm.

Gambar 2.2 Bet (Raket) yang Digunakan Dalam Permainan Tenis Meja Sumber: Pandu Raka Pangestu Online

Rakitan-net (net assembly) harus terdiri dari jaring (net), gantungan-jaring (suspension) dan tiang-penopang (supporting posts), termasuk penjepit-penjepit (clamps) yang dilekatkan ke meja. Jaring (net) harus digantung-regang

(4)

commit to user

bersama penyangga (post) setinggi 15,25cm, batas ukuran tiang luar penyangga berjarak 15,25cm dari luar garis-tepi.

Gambar 2.3 Net Permainan Tenis Meja Sumber: Pandu Raka Pangestu Online

Bola harus berbentuk bulat-berongga (spherical), dengan diameter 40mm. Bola harus memiliki berat 2,7 gr. Bola harus terbuat dari bahan celluloid ataupun bahan plastik serupa dan harus berwarna putih atau orange, dan kasat/tidak licin mengkilap (matt).

Gambar 2.4 Bola Permainan Tenis Meja Sumber: Pandu Raka Pangestu Online

Tenis meja merupakan salah satu olahraga raket yang terkenal di dunia. Sebagai salah satu bukti, olaharaga tenis meja adalah olahraga yang telah menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Olympiade, dan mendapat

(5)

commit to user

perhatian khusus di dunia Internasional. Berasal dari dua kata yaitu "tenis" dan "meja", merupakan permainan raket yang dilakukan oleh perorangan (tunggal) ataupun ganda secara berlawanan.

Negara asal tenis meja yang sebenarnya tidak diketahui. Olahraga ini dimulai kira-kira di tahun 1880-an sebagai permainan pendatang dan menebarkan keranjingan akan olahraga di seluruh kota dan tidak lama kemudian menghilang. Tenis meja menjadi popular kembali pada tahun 1920-an, dan klub-klub bermunculan di seluruh dunia. Nama aslinya ping-pong, adalah dari nama merk dagang Parker Brothers, dari ping-pong diubah menjadi tenis meja. Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) didirikan pada tahun 1926.Asosiasi Tenis Meja Amerika Serikat (USTTA) didirikan pada tahun 1933.

Perkembangan olahraga tenis meja pun juga terjadi di Asia. Di Asia tenis meja mulai berkembang bahkan cepat sekali mengalami kebangkitan. Salah satu faktor yang menandainya yaitu penemuan jenis bet yang berasal dari sebilah kayu yang dilapisi dengan selembar spons tebal oleh seorang pemain tenis meja yang berkebangsaan Jepang pada tahun 1952 bernama Hiroje Satoh dan sejak saat itu hampir seluruh pemain dunia kemudian mengganti betnya (Hodges Larry, 2007:3).

Kemudian olahraga tenis meja berkembang pesat dan para pemain dapat memberkan sejumlah putaran pada bola. Di Indonesia, badan nasional yang menangni tenis meja adalah Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI). Badan ini yang bertanggung jawab terhadap pembinaan dan prestasi olahraga tenis meja di tanah air. Untuk itu PTMSI telah melakukan pembinaan dalam

(6)

commit to user

bentuk penyelenggaraan kejuaraan tenis meja yang diselenggarakan dari kejuaraan tingkat daerah hingga nasional. Bagi Indonesia olah raga ini juga mempunyai nilai penting dalam ajang persaingan prestasi olah raga antara Negara seperti SEA Games atau Asian games (Agus Salim, 2008:14).

2. Prestasi Bermain Tenis Meja

Tenis meja merupakan permainan yang dalam aksinya adalah dengan konsisten memukul, mengarahkan, dan menenmpatkan bola ke meja lawan sehingga sampai pada suatu saat bola tersebut tidak dapat dikembalikan lagi oleh lawan. Tidak ada rahasia lain untuk bisa menjadi sukses atau berprestasi dalam bermain kecuali dengan berlatih (Agus Salim, 2008:6).

Prestasi yang tinggi merupakan perwujudan dari bakat proses latian atau pembinaan dan lingkungan. Prestasi menurut Widodo (2000: 594) adalah hasil yang telah dicapai. Pada umumnya prestasi ini digunakan untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan atau bukti suatu keberhasilan. Prestasi olahraga dalam hal ini tenis meja dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang saling mendukungantara faktor yang satu dengan lainnya. Faktor tersebut berasal dari dalam maupun dari luar atlet itu sendiri yang meliputi faktor fisik, psikis, teknik, taktik, pelatih,sarana dan prasarana latihan, latihan, sosial, dan sebagainya.

Menurut Alderman dalam Sudibyo Setyobroto (1993:16) menyatakan bahwa penampilan atlet dapat ditinjau dari empat dimensi yaitu :1). Dimensi kesegaran jasmani meliputi antara lain daya tahan, daya ledak, kekuatan,

(7)

commit to user

kecepatan, kelentukan, kelincahan, reaksi, keseimbangan, ketepatan, dan sebagainya. 2). Dimensi keterampilan meliputi antara lain: kinestetika, kecakapan berolahraga tertentu, koordinasi gerak, dan sebagainya.3). Dimensi bakat pembawaan fisik meliputi antara lain: keaadan fisik, tinggi badan,berat badan, bentuk badan, dan sebagainya. 4). Dimensi psikologik meliputi:motivasi, percaya diri, agresivitas, disiplin, kecemasan, intelegensi, keberanian, bakat,kecerdasan, emosi, perhatian, kemauan, dan sebagainya.

Sedang Singer dalam Singgih D.G (1989:291) menyatakan bahwa olahraga adalah kegiatan yang meliputi aspek fisik, teknik dan, psikis. Prestasi puncak olahraga merupakan aktualisasi dari ketiga aspek tersebut. Aspek fisik adalah keadaan atlet yang berhubungan dengan struktur morfologis dan antropometrik yang diaktualisasikan dalam prestasi, aspek teknik adalah potensi yang dimiliki atlet dan dapat berkembang secara optimal untuk menghasilkan prestasi tertentu, sedang aspek psikis berhubungan dengan struktur dan fungsi aspek psikis baik karakterologis maupun kognitif yang menunjang aktualisasi potensi dan dilihat pada prestasi yang dicapai

Tenis meja salah satu olah raga yang menuntut atlet atau pemainnya terampil dalam bermain tenis meja untuk dapat berprestasi, dimana untuk memperoleh prestasi yang baik diperlukan keterampilan yang baik pula dalam bermain tenas meja, dalam hal ini adalah keterampilan atlet atau pemain dalam mengaplikasikan teknik-teknik dasar tenis meja dalam permainan.

(8)

commit to user

Unsur pendukung lainnya adalah kondisi fisik dan motivasi. Kondisi fisik akan membantu dalam penampilan sedangkan motivasi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Keterampilan Kondisi Fisik psikologik

motivasi percaya diri agresivitas disiplin kecemasan intelegensi keberanian bakat kecerdasan emosi perhatian kemauan Fleksibilitas Waktu reaksi Kelincahan Power Koordinasi kekuatan Teknik Taktik

Prestasi Bermain Tenis Meja

Gambar 2.5 Aspek – aspek penentu prestasi tenis meja Sumber: Penulis 2014

Dari berbagai unsur penunjang prestasi bermain tenis meja, unsur keterampilan dan kondisi fisik merupakan hal yang penting dan perlu mendapat perhatian. Dimana untuk memperoleh prestasi tenis meja, pemain atau atlet dituntut untuk terampil dalam bermain tenis meja yaitu dengan penguasan teknik– teknik dasar tenis meja serta didukung faktor kondisi fisik yang baik.

(9)

commit to user

Keterampilan tersebut menjadi modal yang penting untuk atlet dalam melakukan pertandingan. Atlet atau pemain yang terampil dalam bermain dengan penguasaan teknik-teknik dasar tenis meja akan mudah dalam melakukan pertandingan-pertandingan tenis meja. Sedangkan kondisi fisik yang baik akan membantu pemain dalam melakukan gerakan-gerakan dalam permainan tenis meja.

Keterampilan menurut beberapa ahli dalam eagle (www.Id.shvong.com. 2013) antara lain, menurut gordon (1994), keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Pengertian ini cenderung pada aktivitas psikomotor. Menurut Nadler (1986), keterampilan adalah kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktivitas.

Keterampilan menunjukkan suatu tindakan untuk menyelesaikan sesuatu yang berkaitan dengan gerak, oleh karena itu penampilan ketrampilan berupa perilaku. Keterampilan dapat digambarkan sebagai kualitas penampilan seseorang atau kecakapan yang dimiliki, misal dalam tenis meja dinyatakan terampil dalam melakukan pukulan smash apabila pukulannya lebih seing menghasilkan poin, dengan demikian keterampilan dinilai oleh produktivitas penampilan yang dimiliki seseorang. Gerakan ketrampilan mengandung suatu derajat efisiensi dalam melakukan suatu tugas gerak yang kompleks. Gerakan yang terampil menunjukkan perkembangan derajat ketangkasan atau penguasaan ( Sugiyanto: 1991: 15 ).

Keterampilan bermain tenis meja dibutuhkan dalam pencapaian prestasi tenis meja. Ketrampilan bermain tenis meja diwujudkan dengan penguasaan

(10)

commit to user

teknik dasar permainan tenis meja melalui permainan. Ketrampilan bermain tersebut tentunya akan membantu dalam penampilan, yang berupa penguasaan teknik dasar tenis meja diantaranya yaitu grip, jenis pukulan, macam pukulan dan footwork. Pemain yang baik akan terlihat dari keterampilannya melakukan teknik teknik dasar tersebut dalam sebuah permainan, dimana pemain akan melakukan service, pukulan maupun pergerakan.

a. Teknik – Teknik Dasar Tenis Meja

Dalam permainan tenis meja untuk dapat terampil memainkannya harus mempelajari dan menguasai teknik dasar terlebih dahulu. Permainan tenis meja mempunyai beberapa macam teknik dasar yang harus dipelajari sebelum melangkah pada teknik permainan yang lebih tinggi.

Adapun teknik dasar yang haru dipelajari adalah: grip, stance, jenis pukulan dan footwork. (Achmad Damiri, 1992: 11).

1) Grip (pegangan)

Merupakan faktor yang sangat menentukan dalam melakukan permainan tenis meja. Jika sejak semula cara memegang bet sudah salah, maka kesalahan yang terjadi biasanya akan suit diperbaiki dan kemungkinan pemain tersebut akan mengalami kesulitan dalam menghadapi teknik-teknik permainan selanjutnya.

Menurut Simpson (1986: 17) teknik memegang raket akan menentukan teknik permainan, jenis pukulan (stroke), dan cara pemain untuk mengembangkan permainan tenis meja. Pegangan ada dua yaitu:

(11)

commit to user

a) Shakehand grip

Shakehand grip yaitu pegangan seperti pada saat kita bersalaman pegangan ini sangat popular di Negara-negara Eropa atau dunia barat, dan termasuk pula di Indonesia. Dengan grip ini seorang pemain dapat melakukan forehand stroke dan backhand stroke tanpa mengubah grip yang dipergunakan, juga dengan shakehand grip, pemain dapat menggunakan kedua belah sisi bet.

Gambar 2.6 Pegangan shakehand grip Sumber: Galeri Penjas

b) Penhold grip

Gambar 2.7 Pegangan Penhold grip Sumber: Galeri Penjas

Penhold artinya “memegang pena”. Cara memegang bet ini adalah seperti memegang pena. Style ini lebih populer di Asia. Dengan grip ini hanya mempergunakan salah satu sisi dari bet. Kelebiahannya antara lain sangat baik

(12)

commit to user

untuk pukulan forehand, pukulan backhand yang cepat, mudah menggunakan pergelangan tangan pada setiap pukulan khususnya saat melakukan servis.

2) Stance

Cara bersikap yang baik ketika sedang bermain tenis meja yaitu dengan kaki sejajar lebar pendek dan lutut condong ditekuk sedikit masuk ke dalam dan punggung sedikit condong (Agus Salim, 2008: 30). Stance berarti posisi kaki, badan, dan tangan pada saat siap menunggu bola atau ketika memukul bola. Terdapat dua macam stanceyang pada umumnya digunakan dalam permainan tenis meja, yaitu:

1. Square stance, yaitu posisi badan menghadap penuh ke meja. Posisi ini biasanya digunakan dalam keadaan siap menerima servis dari lawan atau siap kembali setelah mengembalikan pukulan dari lawan. Dengan satu langkah ke samping kiri, kanan, ke depan, ataupun ke belakang, pemain dapat mengambalikan bola dengan baik.

2. Side stance, yaitu posisi badan menyamping, baik ke sampingkiri maupun ke samping kanan. Pada posisi ini jarak antara bahuke meja atau ke net harus ada yang dekat. Misalnya untukpukulan forehand bagi pemain tangan kanan, bahu kiri harus lebih dekat ke net, begitu pula kaki kirinya harus lebih dekat ke net. Sebaliknya stance untuk pukulan backhand pemain tangan kanan, bahu kanan beserta kaki kanannya harus lebih dekat kenet.

Hodges (2007: 34) berpendapat bahwa teknik siap sedia (stance) yang sempurna adalah kaki kanan diletakkan sedikit di belakang, tapi tubuh tetap menghadap meja atau arah datangnya bola, tumit tidak menyentuh lantai dan lutut

(13)

commit to user

sedikit ditekukkan dengan badan yang sedikit dicondongkan. Semakin tinggi badan seorang pemain maka semakin diperlukan untuk menekukkan lutut agar membuat pemain memutar ke segala arah dengan cepat.

3) Jenis Pukulan

Pendapat Akhmad Damiri dan Nurlan Kusnaedi (1991: 59-109) dalam bermain tenis meja terdapat beberapa teknik pukulan dalam permainan tenis meja, antara lain:

a) Push

Adalah teknik memukul bola dengan gerakan mendorong, dengan sikap bet terbuka. Push biasanya digunakan untuk mengembalikan pukulan push itu sendiri. Push adalah pukulan backspin pasif untuk menghadapi backspin yang tujuannya agar bola tidak melambung tinggi dari net, bisa dengan backhand atau forehand.

Menurut Alex Kertamanah (2003: 7) push berasal dari perkembangan teknik block, sehingga disebut juga pukulan push block. Pada dasarnya pukulan push atau pukulan mendorong memiliki banyak variasi yaitu:,push menggesek, push datar, dan lain sebagainya. Pukulan push biasanya merupakan pukulan jarak dekat dan jarak tengah. Teknik pukulan push ini merupakan teknik pukulan bertahan yang paling berperan aktif dan signifikan dalam permainan. Keistimewaan pukulan push antara lain adalah (Alex Kertamanah, 2003: 7)

1) Bola push dapat dijadikan alat yang bersifat penjagaan untuk melewati situasi transisi, yang dapat juga diubah menjadi 1 pukulan mendorong berupa serangan balik.

(14)

commit to user

2) Bola push termasuk bola polos, dengan bola pertahanan yang mengandung arti unsur serangan balasan.

3) Pukulan push dimainkan pada bagian backhand, pada umumnya untuk mewakili backhand half volley yang bersifat mencuri kesempatan untuk membangun pelancaran serangan forehand.

Menurut Larry Hodges (1996: 64) push stroke adalah pukulan mendorong yang dilakukan untuk menghadapi backspin. Pukulan ini biasanya dilakukan untuk menghadapi sevis backspin atau serangan yang tidak menyenangkan, baik untuk alasan taktik atau karena push stroke merupakan cara yang lebih konsisten untuk mengembaliakn backspin. Selanjutnya menurut Akhmad Damiri dan Nurlan Kusnaedi (1991: 59-109) push adalah teknik memukul bola dengan gerakan mendorong, dengan sikap bet terbuka. Push biasanya digunakan untuk mengembalikan pukulan push itu sendiri. Teknik pukulan push merupakan salah satu pukulan yang penting bagi pemain yang bertipe penyerang cepat di dekat meja, khususnya yang berpegangan penhold.

b) Block

Adalah teknik memukul bola dengan gerakan menstop bola atau tindakan membendung bola dengan sikap bet tertutup. Block biasanya digunakan untuk mengembalikan bola drive, mengembalikan pukulan yang keras atau bola dengan putaran topspin. Block dilakukan setelah bola memantul di meja, sehingga bola akan kembali dengan cepat dan membuat lawan kesulitan. Hal tersebut senada dengan Larry Hodges (1996: 64) block yaitu pukulan yang dilakuakan tanpa mengayunkan bet tetapi hanya menahan bet tersebut. Block

(15)

commit to user

lebih sederhana dari pukulan, untuk itu kebanyakan pelatih mengajarkan block terlebih dahulu daripada pukulan. Block termasuk pukulan paling sederhana untuk mengembalikan pukulan keras

c) Chop

Adalah teknik memukul bola dengan gerakan seperti menebang pohon dengan kapak atau disebut juga gerakan membacok. Pukulan chop merupakan pukulan backspin yang bersifat bertahan, forehand maupun backhand.

Larry Hodges (1996: 64) menyatakan choop merupakan pengembalian pukulan backspin yang sifatnya bertahan. Kebanyakan pemain yang menggunakan chop mundur sekitar 5 sampai 15 kaki dari meja, kemudian mengembalikan bola rendah dengan backspin.

d) Service

Adalah teknik memukul untuk menyajikan bola pertama ke dalam permainan, dengan cara memantulkan terlebih dahulu bola tersebut ke meja server, kemudian harus melewati atas net dan akhirnya memantul di meja lawan. Service dalam tenis meja adalah pukulan bola untuk menyajikan bola pertama. Ada beberapa teknik service yaitu serviceforehand topspin, servicebackhand topspin, serviceforehand backspin, servicebackhand backspin. Topspin merupakan arah putaran bola (dimana bola berputar searah jarum jam). Backspin merupakan arah putaran bola juga (bola berputar berlawanan jarum jam). Service penting dalam permainan tenis meja, karena awal mula serangan atau untuk mematikan lawan bisa dilakukan dengan service yang sulit dan ini dibutuhkan ketrampilan setiap pemain. Ada

(16)

commit to user

beberapa teknik service yaitu service forehand topspin, service backhand topspin, service forehand backspin, service backhand backspin (hendry pratama worldpress.com).

e) Flat Hit

Adalah pukulan yang dilakukan miring dengan gerakan drive tetapi gerakan bet horizontal.

f) Counter hitting

Biasanya pemain mempunyai waktu relatif singkat untuk siap kembali kepukulan berikutnya.

g) Topspin

Mirip dengan gerakan drive biasa, tetapi pada pukulan topspin selain dibantu dengan backswing yang lebih, juga menggunakan pergelangan tangan, sehingga hasil putaran terhadap bolanya lebih banyak dari drive biasa. Spin terdiri dari topspin, backspin, sidespin. Topspin dihasilkan dengan memukul dari bawah belakang bola dan bergerak ke atas depan. Backspin dihasilkan dengan memukul dari atas belakang bola dan bergerak ke bawah depan. Sidespin dihasilkan dengan memukul bola bagian samping, bergerak ke kanan ataupun ke kiri. Topspin memberikan efek memiliki lintasan yang lebih tinggi dan pantulan dari meja kearah atas. Backspin memberikan efek lintasan yang jauh lebih rendah dan tetap rendah karena pantulannya landai. Sidespin memberikan efek pantulan bola dari bet lawan akan sama dengan arah pukulan raket pemain (yang melakukan sidespin), sangat efektif ketika melakukan service. Spin memainkan peranan penting dalam tenis meja dan

(17)

commit to user

setiap pemain harus menguasai ketrampilan tersebut. Pemain yang ingin ketingkat yang lebih tinggi harus menguasai ketrampilan ini.

h) Drop shot

Adalah teknik memukul dengan gerakan bet seperti Half VolleyPush atau Half Volley Block seperti kita menaruh sedekat mungkin dengan jaring di meja lawan.

i) Choped Smash

Adalah teknik pukulan smash dengan gerakan chop atau backspin, yang biasanya dibarengi dengan gerakan ke samping.

j) Drive

Adalah teknik pukulan yang dilakukan dengan gerakan bet dari bawah serong ke atas dan sikap bet tertutup. Drive merupakan pukulan yang sering digunakan dalam tenis meja. Tipe pukulan ini keras dan cepat. Drive ini bisa dengan forehand ataupun backhand.

Alex Kertamanah (2003: 7) berpendapat bahwa drive merupakan pukulan yang paling kecil tenaga gesekannya. Pukulan drive sering disebut lift. Pukulan ini merupakan dasar dari berbagai jenis pukulan serangan, oleh karena itu pukulan drive disebut sebagai induk teknik daripukulan serangan.

Drive merupakan salah satu teknik pukulan yang sangat signifikan untuk menghadapi permainan defensive. Pukulan drive ini memiliki beberapa keistimewaan. Keistimewaan dari pukulan drive antara lain sebagai berikut:

1) Tinggi atau rendah bola di atas ketinggian garis net mudah dikuasai. 2) Cepat atau lambat laju bola tidak susah dikendalikan.

(18)

commit to user 3) Bola bersifat membawa sedikit perputaran. 4) Bola drive tidak mengandung tenaga yang keras.

5) Pukulan drive dapat dilakukan disetiap posisi titik bola di atas mejatanpa mengalami adanya kesulitan terhadap bola berat (bola-bola yang bersifat membawa putaran), ringan, cepat, lambat, tinggi maupun rendah, serta terhadap berbagai jenis putaran pukulan.

Menurut Akhmad Damiri dan Nurlan Kusnaedi (1991: 59-109) drive merupakan teknik pukulan yang dilakukan dengan gerakan bet dari bawah serong ke atas dan sikap bet tertutup.

k) Flick

Digunakan untuk mengembalikan bola yang di tempatkan dekat net dengan pukulan serangan.

Dari uraian diatas disimpulkan seseorang dikatakan terampil apabila menguasai teknik dasar, memiliki kemampuan menghasilkan sesuatu dengan kualitas yang baik, cepat, tepat, cermat. Seorang pemain tenis meja yang terampil akan dapat melakukan service, memukul dan bergerak dengan sangat baik. Orang yang terampil digambarkan dengan mudah bergerak, luwes dan memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah. Semakin terampil seorang pemain semakin hebat dalam penampilan dan tentu saja dibantu oleh faktor-faktor kondisi fisik untuk menunjang setiap gerakan. Pemain yang memiliki ketrampilan jenis-jenis pukulan rasanya tidak akan kesulitan saat bertanding.

(19)

commit to user 4) Footwork

Merupakan cara menempatkan diri pada setiap pukulan. Pengaturan kaki sangat penting dalam bermain tenis meja, tetapi banyak pemain yang tidak menyadarinya. Banyak pemain yang menempatkan posisi kaki di tengah meja sehingga kesulitan saat melakukan blocking. Permainan tenis meja adalah permainan yang memerlukan dukungan kaki yang baik untuk melakukan berbagai ketrampilan, ketrampilan dalam pengaturan kaki akan membantu pemain untuk menjangkau bola diberbagai tempat dengan mudah. Semua ketrampilan itu harus dikuasai karena itu adalah suatu kesatuan yang utuh dalam bermaian tenis meja. Footwork untuk tunggal dibedakan : satu langkah, dua langkah dan tiga langkah atau lebih. Arah pergerakannya bisa kebelakang, samping kiri, kanan atau diagonal.

Menurut Larry Hodges (2007 : 57), Metode gerak kaki sering digunakan adalah two step. Tipe ini biasanya digunakan oleh pemain dengan tipe menyerang. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

1. Lutut sedikit ditekuk

2. Berat badan dibagi secara rata dikedua kaki 3. Berat badan ditumpukan pada ujung kaki

4. Bila ingin melangkah ke kiri, kaki kiri digeser kearah kiri dan berat badan dibebankan kearah kaki kiri.Bila perlu melakukan dua kali langkah maka caranya sama.

(20)

commit to user

5. Kaki kanan mengikuti kaki kiri, jika ingin melakukan pukulan forehand maka kaki kanan ditarik ke belakang sehingga sama seperti posisi awal melakukan pukulan forehand.

Setelah melakukan pukulan, harus memperhatikan arah bola dan kembali ke posisi awal. Bila ingin bergerak ke kiri dorong dengan kaki kanan. Bila tidak dalam posisi siap, maka harus bergerak ke arah belakang, tetapi jika lawan memukul bola kita jangan bergerak.

Selain teknik – teknik dasar perlu diketahui pula macam pukulan dalam permainan tenis meja. Macam pukulan ada dua, yaitu forehand dan backhand. a) Forehand

Pukulan forehand adalah pukulan di mana waktu memukul bola posisi telapak tangan yang memegang bat/raket menghadap ke depan. Pukulan forehand biasanya merupakan pukulan yang paling kuat karena tubuh tidak menghalangi saat melakukan pukulan. Selain itu tenaga yang digunakan biasanya lebih maksimal daripada pukulan backhand. Smash forehand yang merupakan pukulan forehand dengan kecepatan penuh akan menjadi pukulan yang paling kuat (Hodges Larry, 2007 : 33). Pukulan forehand (sebuah pukulan topspin yang agresif) dianggap penting dengan tiga alasan, yaitu: pertama pukulan ini diperlukan untuk menyerang dengan sisi forehand. Kedua, pukulan ini bisa menjadi pukulan utama untuk melakukan serangan. Ketiga, pukulan ini merupakan pukulan yang paling sering digunakan untuk melakukan smash. Berikut ini teknik melakukan pukulan forehand(Hodges Larry, 1999) antara lain sebagai berikut:

(21)

commit to user

Tahap Persiapan: a) Dalam posisi siap, b) tangan dilemaskan, c) bed sedikit dibuka untuk menghadapi backspin, sedikit ditutup atau tegak lurus untuk menghadapi topspin, d) pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah, e) bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang untuk melakukan forehand.

Gambar 2.8 Tahap Persiapan Pukulan Forehand Sumber: Wasis Eram PrasetyoOnline

Tahap Pelaksanaan: Backswing yaitu dengan cara, putar tubuh ke belakang dengan bertumpuh pada pinggang dan pinggul, kemudian putar tangan ke belakang dengan bertumpu pada siku. Berat badan dipindahkan ke kaki kanan. Untuk menghadapi backspin, bed harus digerakkan sedikit lebih rendah. Sedangkan forward swing yaitu dengan cara, berat badan dipindahkan ke kaki kiri. Tubuh diputar ke depan bertumpuh pada pinggang dan pinggul. Tangan diputar ke depan dengan bertumpuh pada siku.

(22)

commit to user

Tahap akhir, yaitu: Bed bergerak ke depan dan sedikit naik ke atas. Kembali keposisi siap.

Gambar 2.9 Tahap Akhir Pukulan Forehand Sumber: Wasis Eram PrasetyoOnline

b) Backhand

Pukulan backhand adalah sebuah pukulan dimana punggung tangan yang memegang bet dihadapkan ke depan. Pukulan backhand dilakukan jika bola berada di sebelah kiri badan.

Cara melakukannya pertama rendahkan posisi tubuh lalu gerakkan tangan kearah pinggang sebelah kiri jika tidak kidal, dengan sudut siku sembilan puluh derajat. Gerakkan tangan dan bet kearah depan, jaga siku agar tetap sembilan puluh derajat dan bet tetap lurus.

Beberapa perbedaan antara forehand dan backhand drive, walaupun pada dasar backhand drive adalah kebalikan dari Forehand drive, terdapat beberapa perbedaan teknik pukulan, antara lain : Pegangan sedikit berbeda, khusus wanita

(23)

commit to user

menggunakan ibu jari kearah dalam bet (blade) untuk memperoleh extra support dalam melakukan backhand drive. Ayunan tangan kebelakang lebih pendek agar lebih cepat tetapi pukulan tidak sekeras pada forehand drive. Posisi badan lebih dekat ke bola dari pada Forehand drive. Jangkuan forehand drive yang menyilang tubuh, sedangkan forehand tidak menyilang tubuh.

Keuntungan pukulan backhand adalah gerakan pergelangan tangan dan ayunan lengan yang pendek menyulitkan lawan untuk menduga arah bola yang akan dipukul (simpson, 2008:210).

b. Taktik Bermain Tenis Meja

Dalam aktivitas olahraga khususnya tenis meja, kita perlu kemampuan serta strategi agar bisa mengalahkan lawannya dengan mudah , serta untuk menjadi seorang pemain tenis meja yang profesional tidaklah mudah, butuh latihan yang keras dan memahami teknik yang ada.

Teknik berkaitan dengan taktik, semua permainan olagraga memerlukan teknik dan taktik khusus untuk melakukannya. Tidak terkecuali permainan tenis meja, memerlukan startegi-strategi khusus untuk dapat memenangkan pertandingan permainan ini. Selain untuk menngalahkan lawan, taktik juga diperlukan untuk menjaga bola dalam sebuah permainan agar lebih lama dari lawan.

Adakalanya seorang pemain andalan dalam berlatih sangat cemerlang tetapi saat pertandingan hasil latihannya tidak ada bekasnya. Kebanyakan pemain kurang mengenal berbaga segi permainan yang berkaitan dengan pertandingan

(24)

commit to user

disebut akal-akalan, dimana pemain sebisa mungkin mencegah jangan sampai lawan dapat mempergunakan sisi kuatnya (Theo Bakker : 57).

Taktik umumnya mengandalkan pada tiga keterampilan utama Astragoldie (http://delapan.forumotion.com/) :

1. Kemampuan untuk menjaga bola dalam permainan

2. Kemampuan untuk memainkan bola ke daerah-daerah tertentu dari tabel, dan

3. Kemampuan untuk menerapkan tekanan pada lawan dengan menggunakan

berbagai jenis dan jumlah spin, dan kecepatan yang berbeda, dalam rangka menciptakan bukaan dan tekan menang tembakan.

Menurut Astragoldie (http://delapan.forumotion.com/), ada 6 Taktik Tenis Meja yang bisa diterapkan dalam permainan tenis meja,

1. Bermain pada kelemahan lawan

Untuk bermain pada kelemahan lawan, pemain tenis meja telebih dahulu harus mengetahui kelemahan lawan (jika belum melihat permainan lawan). Kelemahan lawan akan terlihat dengan sendirinya selama pertandingan.

Bermain bola untuk wilayah yang berbeda-beda, menggunakan stroke yang berbeda, sampai menemukan titik lemah. Setelah menemukan kelemahan lawan, kemudian harus mencoba dan memanfaatkan itu.

Mungkin lawan lebih lemah di sisi backhand dari sisi forehand, Atau

mungkin lawan lemah terhadap bola tinggi atau terhadap backspin berat atau

topspin berat. Yang perlu diingat, kelemahan mungkin tidak selalu berada di

(25)

commit to user

2. Bermain secara konsisten dan tidak membuat kesalahan yang tidak diinginkan

Salah satu taktik tenis meja terbaik dapat menggunaka kemampuan menjaga bola dalam permainan lebih lama dari lawan. Dengan menjadi konsisten pada semua pukulan, pemain dapat sering menang poin secara, karena lawan akan membuat kesalahan pukulan. Ini jelas membutuhkan latihan, latihan, latihan.

3. Gerakkan atau pindahkan lawan di meja

Dengan bermain arah pukulan ke berbagai area meja, coba untuk bekerja ke luar daerah yang paling menguntungkan di mana pemain dapat menempatkan bola untuk memindahkan kaki lawan. Misalnya, mengubah

arah dari forehand ke backhand atau bermain untuk berbagai posisi.

Memvariasikan panjang pukulan, sesekali bermain dekat dengan net dan kemudian ke ujung meja.

4. Memvariasikan stroke atau serangan

Pemain yang bermain dengan pukulan yang sama berulang kali, lawan akan lebih mudah untuk membiasakan diri mereka, dan mampu mengantisipasi pukulan yang datang. Sehingga pemain harus mencoba untuk menggunakan berbagai stroke untuk mengalahkan lawan. Sebagai contoh, jangan bermain semua tembakan ke tempat yang sama di atas meja, juga berbeda kecepatan pukulan dan mencoba untuk menggunakan berbagai jenis pukulan yang berbeda.

(26)

commit to user

Seperti di taktik tenis meja point 4 di atas, jika bermain tembakan atau pukulan yang sama berkali-kali, lawan akan lebih mungkin untuk membiasakan diri mereka, dan mampu mengantisipasi. Sehingga harus

mencoba untuk mengubah kecepatan, spin dan arah bidikan atau pukulan.

Dengan menanamkan topspin, backspin atau sidespin pada bola dapat

membuatnya lebih sulit bagi lawan karena jalur laju bola dan ketinggian pantulan akan bervariasi.

6. Bermain dengan kekuatan sendiri

Penting juga untuk diingat bahwa pemain harus bermain dengan kekuatannya sendiri. Pemain harus mencoba untuk memaksakan gaya permainanya bermain dan tidak membiarkan lawan mendikte pertandingan. Sebagai contoh, jika memiliki gaya menyerang, cobalah untuk bermain tembakan terbaik sedini mungkin, ini akan menghentikan lawan dari mendikte jalannya pertandingan.

Taktik dalam tenis meja bisa bemacam-macam, beberapa taktik yaitu: 1. variasi dalam kecepatan dan tempo.

Maksudnya bukan hanya memainkan kecepatan tetapi juga membuat variasi dalam tempo. Meninggikan tempo dilakukan dengan mempercepat mengambil bola segera setelah memantul. Menurunkan tempo tidak hanya membuat lawan melakukan kesalahan dalam timing, namun juga merupakan alat yang baik untuk melakukan penempatan penempatan bola.

(27)

commit to user

2. Variasi dalam efek

Dalam service banyak efek yang bervariasi, dalam rally pin hal tersebut dapat dilakukan. Misalnya seolah-olah melakukan topspin padahal kenyataannya pukulan yang dipakai adalah smash, sehingga lawan salah mengantisipasi bola.

3. Taktik diantara rally

Taktik ini biasa digunakan pada pemain yang dalam situasi terdesak dan membuat kesalahan berturut- turut dalam pertandingan. Tentu saja pengambilan time-out tidak melebihi batas-batas sportifitas dan tidak digunakan untuk menutupi kekurangan dalam teknik, tetapi hanya sekedar meningkatkan kembali konsentrasi dan agresi ke taraf yang semestinya (Theo Bakker : 57).

Menurut Basendra (http://texbuk.blogspot.com/), taktik taktik yang bisa digunakan pemain-pemain tenis meja dalam suatu pertandingan antara lain :

1. Taktik menyerang

Seorang pemain tenis meja harus menguasai dan memiliki taktik untuk menyerang karena dengan melakukan pukulan-pukulan bola yang cepat dan keras menuju ke bidang meja lawan, akan dapat menghancurkan pertahanan lawan. Oleh karena itu, pemain tenis meja sebaiknya selalu berinisiatif melakukan serangan-serangan yang gencar kepada pihak lawan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan berbagai bentuk pukulan yang cepat, kuat atau keras, dan tepat. Taktik penyerangan yang biasa

(28)

commit to user

dilakukan oleh para pemain pada dasarnya menggunakan pukulan-pukulan forehand dan backhand dengan bola-bola spin.

2. Taktik bertahan

Taktik bertahan di dalam permainan tenis meja biasanya dilakukan jika tidak ada kesempatan untuk dapat melakukan serangan, karena bola yang dating pada waktu akan dipukul untuk dikembalikan selalu lebih rendah dari meja, sehingga sulit untuk dapat melakukan pukulan serangan. Beberapa taktik yang bisa digunakan untuk mengalahkan lawan menurut stevenlieqy (http://stevenlieqy.wordpress.com/) seperti berikut ini :

1. Kemapuan untuk menjaga bola dalam permainan.

Dalam hal ini kita dituntut seberapa lama kita bertahan dalam bermain tenis meja sekaligus dapat mengetahui jenis permainan lawan.

2. Kemampuan memainkan bola

Pemain tenis meja harus bisa memainkan bola ke daerah lawan, agar bisa mendapatkan nilai dan serta mengalahkan lawan.

3. Kemampuan menerapkan tekanan kepada lawan

Pemain tenis meja harus bisa menekan lawan agar ia merasa terpojok, serta gunakan pukulan, serta kecepatan untuk menciptakan variasi yang berbeda.

Dengan demikian bila modal penguasaan teknik seorang pemain kurang dari lawannya, ada baiknya mempertimbangkan taktik yang jitu untuk memperoleh kelemahan ataupun menahan lawan untuk mengeluarkan kemampuannya.

(29)

commit to user

c. Motivasi

Motivasi adalah kondisi internal yang spesifik dan mengarahkan perilaku seseorang ke suatu tujuan (Lefton dan laura 1982: 143). Banyak prestasi yang dapat diraih dari bidang olahraga. Namun, tidak sedikit memandangnya sesuatu yang mustahil apabila tidak mempunyai bakat. Sebenarnya olahraga bukan hanya bisa diikuti oleh anak yang berbakat saja melainkan semua orang dapat mengikutinya. Untuk menumbuhkan keinginan siswa agar mereka menyukai olahraga dapat dilakukan dengan memberikan motivasi.

Prestasi akan mudah dicapai oleh atlet/pemain yang mempunyai semangat belajar yang tinggi. Selain itu atlet/pemain juga menyukai bidang yang membuatnya tertarik. Tenis meja khususnya, kemungkinan masih banyak yang menganggap olahraga tenis meja adalah olahraga ketrampilan yang sulit. Padahal olahraga tenis meja adalah pelajaran yang sangat menyenangkan dan hanya membutuhkan tenaga dan fisik yang sehat. Akan tetapi masih banyak yang kesulitan dalam permainan tenis meja. Hal ini disebabkan karena rendahnya motivasi mereka untuk menekuni kegiatan olahraga tenis meja tersebut.

Motivasi adalah inti dari berbagai masalah olahraga yang paling menarik, baik itu sebagai hasil dari perkembangan lingkungan sosial: seperti persaingan dan perilaku pelatih, dan sebagai pengaruh perkembangan pada variabel perilaku: seperti ketekunan, pembelajaran, dan kinerja (Duda, 1989; Vallerand, Deci, & Ryan, 1987 dalam Marc R.B, Kim M.T et al, 1995:36).

(30)

commit to user 1) Sumber motivasi

a) Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari individu, artinya seseorang melakukan tindakan atau perilaku tidak berasal dari motif – motif atau dorongan – dorongan yang berasal dari luar diri.

Motivasi Intrinsik penting karena setiap individu mempunyai individual differences yang membedakan dengan orang lain. Individual differences ini meliputi kesenangan, tingkat kepuasan, kemampuan penyesuaian diri, tingkat emosi, kerentanan dan sebagainya.

Selain itu, motivasi intrinsik jauh lebih sakti untuk bisa memunculkan sebuah perilaku tertentu. Kesaktiannya lantaran motivasi ini berasal dari dalam diri, sehingga mempunyai kecenderungan yang lebih kuat serta tahan lama. Berbeda dengan motivasi ekstrinsik, ketika sumber motivasi itu sudah hilang atau berkurang nilainya, maka perilaku yang diharapkan tidak akan muncul.

Menurut Vallerand, dkk dalam Marc R.B, Kim M.T et al, 1995: 36 , secara garis besar, ada 3 tipe motivasi intrinsik.

1. Motivasi intrinsik untuk tahu.

Dalam motivasi, seseorang melibatkan diri dalam sebuah aktivitas karena kesenangan untuk belajar. Dalam konteks olahraga, motivasi ini penting dalam proses latihan. Para pemain harus mempunyai motivasi intrinsik jenis ini untuk memastikan bahwa mereka selalu terlibat dalam proses latihan dengan baik. Untuk selalu menggugah motivasi ini, para

(31)

commit to user

pelatih juga harus selalu kreatif menciptakan metode latihan yang selalu memberi sesuatu yang baru kepada para pemain. Jika pelatih gagal memberi sesuatu yang baru, mungkin motivasi yang sudah dimiliki oleh para pemain akan luntur perlahan-lahan.

2. Motivasi intrinsik yang berkaitan dengan pencapaian

Seseorang melakukan aktivitas karena terdorongan oleh kesenangan mencoba untuk melampaui dirinya sendiri. Artinya ada keinginan untuk lebih dan lebih. Seorang pelatih bisa menciptakan hal ini dengan selalu membawa unsur kompetisi dalam proses latihan. Para pemain juga harus selalu mengikuti kompetisi yang kompetitif dengan jenjang yang selalu meningkat. Selain untuk mengevaluasi kemampuan, tapi juga agar mereka selalu terfasilitasi untuk melewati pencapaian yang sudah pernah diperoleh.

3. Motivasi intrinsik untuk merasakan stimulasi

Jenis ini mendorong seseorang untuk terlibat dalam sebuah aktivitas dalam rangka merasakan kenikmatan yang sensasional. Para atlet tenis meja contoh orang-orang yang selalu ingin merasakan pengalaman yang sensasional ini. Untuk atlet lain, barangkali dengan mendapat pencapaian tertinggi, maka pengalaman sensasional ini akan tercapai. Bayangkan jika seseorang berhasil mendapatkan medali emas olimpiade, pasti luar biasa. Untuk itulah, para atlet harus selalu dirangsang untuk selalu mengeset sasarannya setinggi mungkin

(32)

commit to user b) Motivasi ekstrinsik

Bertentangan dengan motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik berkaitan dengan berbagai perilakuyang melibatkannya sebagai alat untukmencapai tujuan dan bukan demi diri sendiri. Bonus, hadiah atau semacamnya adalah bentuk-bentuk motivasi yang berasal dari luar diri individu

1. Kondisi eksternal

Kondisi eksternal mempunyai makna bahwa sebuah perilaku muncul dalam rangka mendapat benda – benda atau sesuatu yang bersifat eksternal ( medali, trofi ) serta dalam rangka menghindari tekanan.

1. Introyeksi

Dalam tipe kedua dari motivasi ekstrinsik ini pemain mulai menginternalisasi alasan-alasan dari perilakunya. Internalisasi alasan ini menggantikan kontrol dari luar seperti dalam Kondisi eksternal. Dia menggantikan Kondisi eksternal dengan susaatu yang berasal dari dalam diri.

2. Identifikasi

Setelah melewati proses internalisasi, seorang pemain mempunyai pilihan atas perilaku-perilaku yang akan dia lakukan. Perilaku-perilaku tersebut akan dibandingkan dan dinilai mana yang layak untuk dilakukan. dalam fase ini, motivasi eksrinsik telah bergerak ke arah Identifikasi, yakni munculnya

(33)

perilaku-commit to user

perilaku yang dinilai dan menjadi pilihan untuk dilakukan. Pemain sudah bisa mengidentifikasi perilaku yang harus diambil.

2) Fungsi Motivasi

a) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan.

b) Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c) Sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atai lambatnya suatu pekerjaan Dengan demikian motivasi merupakan pendorong khususnya dalam berolahraga untuk memperoleh kepuasan dalam penampilannya, kemenangan setiap pertandingannya, keberhasilan setiap langkah dan usaha yang dilakukan. Lebih lanjut disamping penguasaan teknik, taktik serta motivasi, dll, tenis meja membutuhkan kelengkapan kondisi fisik agar mampu mendapatkan prestasi lebih tinggi. Kurangnya perhatian terhadap komponen kondisi fisik seorang pemain, tentunya menjadi prestasi kurang maksimal atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, seseorang yang ingin berlatih tenis meja menjadi lebih lama dalam berlatih tenis meja. Adanya fakta tersebut membuktikan bahwa perhatian tidak hanya terpaku terhadap penguasaan teknik keterampilan-keterampilan saja, namun komponen fisik juga perlu mendapat perhatian.

(34)

commit to user

d. Kondisi Fisik

Menurut M. Sajoto, (1988 : 57) Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaanya. Dalam usaha peningkatan kondisi fisik, maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Kualitas fisik sangat berpengaruh terhadap prestasi seorang olahragawan untuk meraih prestasi sebab teknik, taktik dan mental akan dapat dikembangkan lebih lanjut jika memiliki kualitas fisik yang baik. Adapun kebugaran fisik dapat di artikan sebagai kemampuan untuk berfungsi secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat kita melakukan kegiatan lain, masih memiliki sisa energi yang cukup untuk menangani tekanan tambahan atau keadaan darurat yang mungkin timbul.

Kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika latihan dimulai sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus. Karena untuk mengembangkan kondisi fisik bukan merupakan pekerjaan yang mudah, harus mempunyai pelatih fisik yang mempunyai kualifikasi tertentu sehingga mampu membina perkembangan fisik atlet secara menyeluruh tanpa menimbulkan efek dikemudian hari. Kondisi fisik yang baik mempunyai keuntungan, diantaranya atlet mampu dan mudah mempelajari keterampilan yang relatif sulit, tidak mudah lelah saat mengikuti latihan maupun pertandingan, program latihan dapat diselesaikan tanpa mempunyai banyak kendala serta dapat menyelesaikan latihan yang berat.

Kondisi fisik sangat diperlukan oleh seorang atlet, karena tanpa didukung oleh kondisi fisik yang prima maka pencapaian prestasi puncak akan mengalami

(35)

commit to user

banyak kendala, dan mustahil dapat berprestasi tinggi. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 57), bahwa komponen kondisi fisik meliputi:

a. Kekuatan (strength), adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.

b. Daya tahan (endurance). Ada 2 macan daya tahan, yaitu :

1). Daya tahan umum (general endurance), yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intesitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.

2). Daya Tahan khusus (local endurance), yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.

c. Daya tahan otot (muscular power), adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan maksimum yang digunakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

d. Kecepatan (speed), yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

e. Fleksibilitas, yaitu efektifitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas.

f. Kelincahan (agility), kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan

(36)

commit to user

yang tinggi dan dengan koordinasi yang baik, maka dapat dikatakan bahwa kelincahannya cukup baik.

g. Koordinasi (coordination), adalah kemampuan seseorang melakukan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif.

h. Keseimbangan (balance), adalah kemampuan seseorang mengandalkan organ-organ syaraf otot, seperti dalam hand stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedag berjalan kemudian tergelincir. Dalam olahraga banyak hal yang harus dilakukan atlet dalam masalah keseimbangan, baik dalam menghilangkan maupun mempertahankan keseimbangan.

i. Ketepatan (accuracy), adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau subjek langsung yag harus dikenal dengan salah satu bagian tubuh.

j. Reaksi (reaction), adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menggapai rangsangan yang ditimbulkan melaui indera, syaraf atu feeling lainnya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dan lain-lain.

Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa, ada dua faktor yang dominan dalam mencapai prestasi tenis meja. Dua faktor tersebut bila mendapat perhatian yang semestinya akan menghasilkan suatu prestasi yang memuaskan. Dua faktor tersebut adalah faktor fisik dan faktor teknik. Faktor fisik di samping merupakan faktor bawaan, dapat juga dilatihkan agar pemain memiliki kemampuan fisik yang diharapkan. Faktor fisik bawaan yang dimaksud adalah sesuai dengan jenis olahraga bila mendapat pelatihan fisik yang teratur dan

(37)

commit to user

memadai akan menghasilkan prestasi yang optimal. Kondisi fisik yang perlu mendapat perhatian dalam tenis meja antara lain : fleksibilitas pergelangan tangan, fleksibilitas pinggul, waktu reaksi, koordinasi mata tangan, kelincahan, power otot lengan

3. Komponen Kondisi Fisik dan Peranannya dalam Tenis Meja

Kodisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya, artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana-sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan tersebut. Hal ini akan semakin jelas bila kita sampai pada masalah status kondisi fisik.

Tenis meja merupakan olahraga yang menuntuk pemainnya untuk bergerak cepat dan dengan gerakan berulang - ulang. Untuk itu tenis meja diharapkan memiliki kualitas fisik, teknik, taktik dan psikis yang baik. Kualitas fisik antara lain ditentukan oleh kebugaran otot dan kebugaran energi. Kemampuan kondisi fisik yaitu kekuatan, ketahanan, kecepatan, fleksibilitas, dan koordinasi. Sedangkan kebugaran energi mencakup sistem energi aerobik dan anaerobik, untuk kualitas psikis antara lain dipengaruhi oleh faktor motivasi, konsentrasi, kecemasan, dan ketegangan.

Menurut peneliti, ada beberapa faktor kondisi fisik yang mendukung kemampuan prestasi tenis meja. Komponen kondisi fisik dalam penelitian ini

(38)

commit to user

antara lain: fleksibilitas pergelangan tangan, fleksibilitas pinggul, waktu reaksi, koordinasi mata tangan, kelincahan, power otot lengan.

a) Fleksibilitas Pergelangan Tangan

Fleksibilitas atau flexibility menurut (M. Sajoto, 1988:184) adalah keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya untuk melakukan aktifitas tubuh dengan penguluran tangan yang seluas-luasnya, terutama otot-otot, ligament-ligamen di sekitar persendian. Pengertian lainnya fleksibilitas adalah gerak perluasan sudut antara telapak tangan dengan lengan bagian dalam.

Suharno H.P. (1993:35) mengatakan bahwa ada dua (2) macam fleksibilitas, yaitu:

a. Fleksibilitas umum; yaitu kemampuan seseorang dalam gerak dengan amplitudo yang keras dimana sangat berguna dalam gerakan olahraga pada umumnya dan menghadapi dunia kerja dalam kehidupan sehari-hari. b. Fleksibilitas khusus; yaitu kemampuan seseorang dalam gerak amplitudo

yang luas dan berada dalam suatu cabang olahraga.

Menurut E.L Fox dan D.K. Mathews (1981: 166); dalam M. Sajoto (1988:186) fleksibilitas dibedakan menjadi dua macam, yaitu: fleksibilitas statis dan fleksibilitas dinamis. Fleksibilitas statis didefinisikan sebagai keluasan gerak persendian, sedangkan fleksibilitas dinamik didefinisikan sebagai tahanan terhadap gerak persendian. Ada bebererapa penyebab keterbatasan fleksibilitas, yaitu: (1) tulang, (2) otot, (3) ligamen, dan lainnya yang berhubungan dengan kapsul persendian, (4) tendo dan jaringan lain, (5) kulit.

(39)

commit to user

Untuk menambah jangkauan gerak sendi, otot-otot perlu diulur atau direnggangkan melampaui titik batas tahanan biasanya. Latihan ini harus dilakukan tiap hari dengan latihan-latihan fleksibilitas yang cocok. Metode yang lazim digunakan untuk mengembangkan latihan fleksibilitas yaitu (Rusli Rutan, 1999:75): (1) Peregangan dinamis, sering disebut peregangan balistik. Biasa dilakukan dengan menggerak-gerakkan tubuh atau anggota tubuh secara ritmis dengan gerakan memutar, memantul-mantulkan anggota tubuh sehingga otot-otot terasa teregangkan. (2) Peregangan statis, dalam pelaksanaannya pelaku berusaha meregangkan otot-otot tertentu tanpa bantuan orang lain dengan tanpa menggerak-gerakkan anggota tubuh untuk beberapa detik. Sebagai patokan lama peregangan statis untuk satu kali sekitar 20-30 detik. (3) Peregangan Pasif. Pelaksanaan peregangan pasif ini yaitu adanya keterlibatan orang lain dapat membentuk meregangkan otot-otot tubuh. Pelaku melemaskan otot yang akan diregang, dan partnernya memanjangkan otot-otot tersebut dengan hati-hati, selama kira-kira 20 detik. Peregangan sebaiknya menghindari yang berlebihan dan gerakan yang menyentak. (4) Peregangan kontraksi relaktasi (PNF/ Profrioseptik Neuromuscular Fasilitation). Pelaksanaanya yaitu partnernya meregang otot tertentu (misalnya hamstring) kemudian pelaku melakukan konstraksi dengan menekan otot yang diregang tersebut selama 6 detik, setelah itu dirilexkan kembali. Pada saat relax ini partnernya meregang kembali sejauh mungkin selama 6 detik pula. Kemudian pelaku mengkontraksikan kembali. Kontraksi rilektasi ini dilakukan beberapa kali.Menurut hasil penelitian peregangan dengan metode PNF ini memberikan hasil yang paling baik.

(40)

commit to user

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi fleksibilitas, antara lain (Bompa, 1994:317): a) Fleksibilitas dipengaruhi oleh bentuk, tipe dan struktur persendian. Ikatansendi (ligament) dan urat daging (tendon) juga mempengaruhi fleksibilitas, lebih elastis dan lebih lebar pergerakan. b) Otot yang melewati atau berbatasan dengan tulang sendi juga mempengaruhifleksibilitas. c) Usia dan jenis kelamin mempengaruhi fleksibilitas, individu lebih muda danperempuan sebagai oposan laki-laki, cenderung lebih lentuk. Fleksibilitasmaksimum dapat dicapai pada usia 15 – 16 tahun. d) Baik temperatur tubuh pada umumnya temperatur otot khususnyamempengaruhi lebar pergerakan. Sama halnya, lebar pergerakan naikmengikuti pemanasan normal karena aktifitas fisik progresifmengintensifkan aliran darah pada otot, membuat uratnya lebih elastis. e) Fleksibilitas dapat beragam sesuai waktu-waktu tertentu. Pergerakan paling lebar adalah antara jam 10.00 – 11.00 dan 16.00 – 17.00, sementara pergerakan paling rendah terjadi di waktu fajar. f) Kekuatan otot memadai yang kurang juga menghambat lebar pergerakan beragam latihan. Jadi kekuatan merupakan komponen penting fleksibilitas dan sebaiknya diperhatikan oleh pelatih. g) Kelelahan dan kondisi emosi mempengaruhi fleksibilitas dengan sangat signifikan. Kondisi emosional positif memberi pengaruh positif terhadap fleksibilitas dibandingkan dengan rasa depresif.

(41)

commit to user

1) Peranan Fleksibilitas Pergelangan Tangan Terhadap Prestasi Bermain

Tenis Meja

Pukulan forehand (sebuah pukulan topspin yang agresif) dianggap penting dengan tiga alasan, yaitu: pertama pukulan ini diperlukan untuk menyerang dengan sisi forehand. Kedua, pukulan ini bisa menjadi pukulan utama untuk melakukan serangan. Ketiga, pukulan ini merupakan pukulan yang paling sering digunakan untuk melakukan smash. Hodges Larry (1999) menyatakan bahwa dalam teknik melakukan pukulan forehand, pergelangan tangan lemas dengan tujuan agar pada saat melakukan pukulan forehand, pergelangan tangan lemas, terampil, tidak kaku dan terkesan luwes.

Fleksibilitas pergelangan tangan, akan dapat menimbulkan kemampuan untuk melakukan gerak sendi dari berbagai arah di dalam melakukan pukulan, dimana tangan yang akan sangat berpengaruh dalam melecutkan secara horisontal suatu pukulan yang keras, tepat dan terarah pada sasaran yang diinginkan baik pukulan, bisa dengan backhand maupun forehand. Fleksibilitas pergelangan tangan penting karena pada saat melakukan pukulan forehand dengan ditambah memaksimalkan fleksibilitas pergelangan tangan, putaran bola yang dipukul akan menjadi lebih kencang (topspin), kemudian fleksibilitas sangat membantu pada saat melakukan service untuk melakukan variasi – variasi pukulan service, dan apabila seseorang mengalami kurang luas gerak dalam persendian dapat menimbulkan gangguan kurang gerak dan mudah menimbulkan cedera.

Penggunaan fleksibilitas pergelangan tangan dalam rangka melancarkan serangan merupakan kunci sukses dalam teknik spin. Salah satu pemain ternama

(42)

commit to user

dunia yang dianggap sebagai contoh ideal penggunaan feksibilitas guna melancarkan serangan beruntun dengan forehand adalah Li zhenshi ( Alex Kertamanah, 2003:30).

Dengan demikian berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat diinterpretasikan bahwa fleksibilitas pergelangan tangan mempengaruhi pemain tenis meja dalam melakukan pukulan forehand, backhanddan service dalam permainan tenis meja. Fleksibilitas pergelangan tangan membantu menambah putaran bola ( forehand, backhand, service ). Dengan memaksimalkan fleksibilitas pergelangan tangan pada saat service, seorang pemain tenis meja akan dapat menempatkan bola ke arah sasaran yang diinginkan juga bisa melakukan variasi putaran bola ( spin ), dengan pukulan forehand dengan menggunakan pergelangan tangan akan menghasilkan pukulan spin dengan putaran bola yang kencang, begitupula pukulan backhandmempunyai keuntungan dalam gerakan pergelangan tangan dan ditambah ayunan lengan yang pendek sehingga menyulitkan lawan untuk menduga arah bola yang dipukul.

b) Fleksibilitas pinggul

Fleksibilitas merupakan jangkauan gerak sendi tubuh . Derajat fleksibilitas atau fleksibilitas secara spesifik cenderung berhubungan dengan sendi tulang, otot tendon dan tulang (verducci,1980 : 253). Sedangkan menurut Sugiyanto (1994 : 23) bahwa, “fleksibilitas adalah kualitas yang memungkinkan suatu segmen tubuh bergerak dengan luas rentangan sendi semaksimal mungkin.” Jadi gerakan yang

(43)

commit to user

dilakukan seseorang dihasilkan oleh kemampuan persendian tubuh. Harsono (1988 : 163) mengemukakan pendapat bahwa :

Fleksibilitas yang baik dapat dicapai bila sendi pada tubuh menunjukkan kemampuan dan kemudahan dalam bergerak, sehingga seseorang dapat mengembangkan gerakan-gerakan. Seorang atlet perlu memiliki fleksibilitas yang baik, sebab dengan memiliki fleksibilitas yang baik atlet akan mendapat keuntungan berupa :

a) Mengurangi kemungkinan terjadinya cidera-cidera pada otot dan sendi. b) Membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi dan

kelincahan.

c) Membantu perkembangan kemampuan.

d) Menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan-gerakan.

e) Membantu memperbaiki sikap tubuh.

Keuntungan dari fleksibilitas menurut Paul Uram (1986); dalam Putranto (2005) antara lain: Keuntungan- keuntungan yang lebih besar dalam kekuatan, kecepatan dan ketahanan. Memperbaiki kemampuan untuk latihan dan mempelajari suatu keterampilan. Efisiensi yang lebih besar dalam penampilan keterampilan. Perbaikan-perbaikan dalam koordinasi, kecerdasan, kegesitan, keseimbangan dan kecakapan kinestetik.

Fleksibilitas mengandung pengertian, yaitu luas gerak satu persendian atau beberapa persendian. Ada dua macam flesibilitas , yaitu (1) fleksibilitas statis, dan (2) fleksibilitas dinamis. Pada fleksibilitas statis ditentukan oleh ukuran dari luas

(44)

commit to user

gerak satu persendian atau beberapa persendian. Sebagi contoh untuk pengukur luas gerak persendian tulang belakang dengan cara sit and reach. Sedangkan fleksibilitas dinamis adalah kemampuan seseorang dalam bergerak dengan kecepatan yang tinggi (Sukadiyanto, 2002: 119).

Menurut Tudor O. Bompa (1994 : 317), Suatu perkembangan fleksibilitas yang tidak mencukupi, atau tidak adanya fleksibilitas mungkin berakibat pada beragam difisiensi, antara lain: a) Belajar, atau penyempurnaan beragam pergerakan terganggu; b) Atlet gampang menderita luka-luka; c) Perkembangan kekuatan, kecepatan dan koordinasi berefek dirugikan; d) Kualitas pergerakan jadi terbatas, ketika seseorang memiliki fleksibilitas maka keterampilannya mungkin dilakukan lebih cepat, lebih energik, lebih mudah dan lebih ekspresif.

Untuk mengembangkan fleksibilitas seorang atlet diperlukan latihan pengularan peregangan otot, tendo dan ligamen, sehingga akan memperbesar gerakan-gerakan pada persendian. Latihan ini pada dasarnya merupakan penguluran otot-otot yang menghubungkan tulang dan persendian serta dilakukan setelah pemanasan dan sebelum melakukan latihan yang berat.

Perkembangan fleksibilitas seseorang dipengaruhi oleh usia. Perkembangan fleksibilitas pada tiap tingkatan usia berbeda. Pada umumnya anak kecil memiliki otot yang lebih lentur (fleksibel), keadaan tersebut akan terus meningkat pada usia belasan tahun (usia sekolah). Dan memasuki usia remaja fleksibilitas mereka cenderung mencapai puncak perkembangannya, setelah fase itu secara perlahan-lahan fleksibilitas mereka menurun (Michael J. Alter, 1996: 15).

(45)

commit to user

Faktor internal dan eksternal yang berbeda sangat mempengaruhi kondisi fleksibilitas. Di dalam kondisi-kondisi eksternal dimasukkan kondisi cuaca dan iklim (dalam hal ini sore hari lebih menguntungkan dan akhirnya durasi dan kualitas pemanasan dalam beban kerja seharian). Kondisi-kondisi internal mencakup keadaan kelelahan atau tingkat perangsangan sebelum dan selama kompetisi. Kelelahan dan keadaan emosional yang sangat tinggi berpengaruh negatif terhadap kemungkinan fleksibilitas (M. Sajoto, 1988:21).

Perbaikan dalam fleksibilitas otot dapat mengurangi terjadinya cidera pada otot-otot, membantu dalam mengembangkan kecepatan, koordinasi, kelincahan atau agility, membantu memperkembangkan prestasi, menghemat pengeluaran tenaga pada waktu melaksanakan gerakan dan memperbaiki sikap tubuh (Harsono, 1988: 163).

1) Peranan Fleksibilitas Pinggul Terhadap Prestasi Bermain Tenis Meja

Fleksibilitas pinggul diperlukan untuk membantu dalam gerakan memukul pada saat backswingdan forward swing, sehingga bisa lebih memaksimalkan pukulan ke arah lawan. Seperti penjelasan diatas, seseorang yang mempunyai fleksibilitas pinggul yang baik akan mudah dalam melakukan ketrampilan tenis meja, kualitas pukulan yang dihasilkan juga akan menjadi lebih kencang karena fleksibilitas pinggul akan membantu dalam gerakan backswing dan forward swing, sehingga akan terhindar dari cedera saat melakukan gerakan gerakan memukul.

Fleksibilitas pinggul disini adalah kemampuan pinggul untuk melakukan gerak sendi dalam membantu gerakan melakukan pukulan forehand. Permainan

(46)

commit to user

tenis meja memerlukan fleksibilitas pinggul yang baik untuk terhindar dari cidera karena dalam gerakannya pinggul juga berperan penting dalam teknik-teknik pukulan dalam tenis meja. Fleksibilitas pinggul diperlukan untuk membantu dalam gerakan memukul pada saat backswing dan forward swing, sehingga bisa lebih memaksimalkan pukulan ke-arah lawan. Seperti penjelasan diatas, seseorang yang mempunyai fleksibilitas pinggul yang baik akan mudah dalam melakukan ketrampilan tenis meja, kualitas pukulan yang dihasilkan juga akan menjadi lebih kencang karena fleksibilitas pinggul akan membantu dalam gerakan backswing dan forward swing, selain itu juga akan terhindar dari cedera saat melakukan gerakan gerakan memukul.

c) Waktu Reaksi

Menurut Ismaryati (2008:72), waktu reaksi adalah periode antara diterimanya rangangan dengan permulaan munculnya jawaban, kemudian M. Sanjoto (1988: 11) mengatakan bahwa reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indra, syaraf atau feeling lainnya. Berdasarkan kepekaan indera dan kecepatan proses persarafan, waktu reaksi dibedakan atas: waktu reaksi sederhana dan waktu reaksi kompleks (Bompa, 1990 dalam ismaryati, 2008 : 72).

Waktu reaksi adalah indikator akurat kecepatan dan efektivitas pengambilan keputusan . Waktu reaksi ( RT ) adalah waktu berlalu antara presentasi stimulus sensorik dan respon perilaku berikutnya . Hal ini didefinisikan sebagai interval

(47)

commit to user

antara presentasi stimulus tak terduga dan awal respon ( Schmidt & Wrisburg , 2004 dalam Marion dan Adrian, 2009 : 3).

Waktu reaksi sederhana terjadi ketika subjek memberikan jawaban yang spesifik terhadap rangsang yang telah ditentukan atau diketahui sebelumnya, misalnya, reaksi terhadap bunyi pistol dalam start, menekan tombol penjawab ketika lampu rangsang menyala. Sedangkan waktu reaksi kompleks berhubungan dengan kasus dimana subjek dihadapkan pada beberapa rangsang dan harus memilih atau menentukan satu respon. Subjek harus mempelajari respon yang harus dibuat ketika menjawab rangsang yang spesifik. Reaksi kompleks dilakukan dalam permainan-permainan dan olahraga-olahraga pertandingan, misalnya tinju, anggar, dan tenis meja. Atlet secara terus menerus menerima sejumlah rangsang yang berbeda dan harus menentukan respon yang tepat dari berbagai kemungkinan yang ada. Kecepatan pada waktu reaksi sederhana bergantung dari ketajaman indera dan pada kecepatan perambatan impulse saraf dari dan ke otak. Kecepatan pada waktu reaksi kompleks bergantung pada kecepatan berorientasi dalam situasi permainan, kepekaan indera yang terkait, kecepatan perambatan rangsang ke otak, waktu pusat yang berkenaan dengan persepsi dan pengambilan keputusan, waktu penyebaran sinyal ke otot, dan waktu sebelum pergerakan. Waktu reaksi sangat besar peranannya pada cabang olahraga yang membutuhkan kecepatan salah satunya adalah tenis meja.

Kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kecepatan reaksi dengan cepat, ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Dangsina Moeloek (1989:25), faktor-faktor tersebut meliputi :

(48)

commit to user

(1)Usia, (2) Jenis kelamin, (3) Kesiapan, (4) Intensitas stimulus, (5) Latihan, (6) Diet, (7) Kelelahan

Waktu reaksi akan mencapai maksimal pada usia pubertas. Dangsima Moeloek (1989:27) mengatakan, “pada usia muda waktu reaksi lambat, dan mencapai maksimal pada usia pubertas, kemudian menurun dengan bertambahnya usia. Dari pendapat diatas perlu dikaji lebih mendalam bahwa kecepatan reaksi merupakan hal yang sangat kompleks, karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Jenis kelamin pria ternyata mempunyai waktu reaksi lebih baik (singkat) daripada wanita. Teicher dan Tripp dalam Dangsina Moeloek (1989:31), menyatakan bahwa “pria mempunyai waktu reaksi (singkat) daripada wanita, hal ini disebabkan oleh aktifitas yang lebih banyak dari kehidupan sehari-hari”. Derajat kesiapan individu juga bias mempengaruhi waktu reaksi, Smith dalam Dangsina Moeloek (1989:34) menemukan bahwa, “waktu reaksi lebih cepat 7% bila otot sudah siap bila dibandingkan dengan otot yang masih dalam keadaan relaksasi”.

Olahraga seperti tenis meja, bulu tangkis, tenis, squash, badminton dan telah diklasifikasikan sebagai olahraga reaksi (Yoshida et al., 1995 dalam Marion dan Adrian, 2009 : 3). Dalam tenis meja khusus, kecepatan yang luar biasa dari bola dan jarak pendek perjalanan antara lawan memungkinkan jumlah yang sangat minim waktu untuk bereaksi dan mengeksekusi tembakan.

Dalam dunia olahraga, rangsangan dapat berupa sinar yang diterima oleh indera mata, suara atau bunyi yang dapat diterima oleh indera telinga, sentuhan yang dapat diterima oleh indera kulit, dan posisi tubuh dapat diterima oleh alat keseimbangan tubuh.

(49)

commit to user

Semua rangsangan yang diterima oleh alat penerima (panca indera) atau reseptor ini dikirim melalui urat saraf ke saraf pusat (otak). Setelah dipelajari dan diolah di sistema ini, kemudian ada perintah (dari otak) melalui urat saraf menuju ke efektor yakni otot skeletal untuk bereaksi. Reaksi merupakan kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk bereaksi secepat mungkin ketika ada rangsangan yang diterima oleh reseptor. Biasanya komponen reaksi ini dikenal dengan sebutan waktu reaksi (reaction time). Waktu reaksi sering kali digunakan untuk mengukur waktu dalam berbagai aktivitas olahraga dan reaksi merupakan aspek inherent atau sifat yang melekat. Waktu reaksi menunjukkan waktu diantara saat individu diberi stimulus dan seseorang melakukan gerakan atas respon tersebut.

Pemain tenis meja mengandalkan sebagian besar pada suara dari kontak antara bola dan bet untuk mengidentifikasi jenis tembakan, kecepatan bola yang datang, dll. Dengan demikian pemain tenis meja dituntut untuk bereaksi lebih cepat dan memungkinkan mereka untuk menggunakan lebih banyak waktu yang tersedia untuk mengeksekusi tembakan yang bereaksi terhadap keadaan tersebut.

1) Peranan Waktu Reaksi Terhadap Prestasi Bermain Tenis Meja

Permainan tenis meja membutuhkan tempo permainan yang cepat, untuk menerima dan mengembalikan bola seorang pemain tenis meja membutuhkan waktu reaksi yang tinggi, dan sebaliknya jika seorang pemain memiliki kecepatan reaksi yang rendah ia akan terlambat dalam menjangkau bola yang datang sehingga mengalami kesulitan saat menerima dan mengembalikan bola kearah lawan.

(50)

commit to user

Gerakan - gerakan yang dilakukan dalam pertandingan tenis meja cukup kompleks dalam arti bahwa mereka membutuhkan gerakan dengan sedikit atau tidak ada ruang untuk kesalahan dalam rangka melaksanakan tembakan efisien . Untuk memaksimalkan kinerja , pelatih tenis meja dan atlet sama-sama perlu khawatir dengan prinsip-prinsip yang mempengaruhi waktu reaksi . Seperti telah dibahas sebelumnya , tenis meja dapat diklasifikasikan sebagai olahraga reaksi dan atlet harus buang-buang waktu dalam gerakan-gerakan ekstra .

d) Koordinasi mata tangan

Koordinasi didefinisikan sebagai hubungan yang harmonis dari hubungan saling pengaruh di antara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja, yang ditunjukkan dengan berbagai tingkat keterampilan. Koordinasi ini sangat sulit dipisahkan secara nyata dengan kelincahan, sehingga kadang-kadang suatu tes koordinasi juga bertujuan mengukur kelincahan (Ismaryati, 2008:54). Koordinasi menurut M.Sajoto (1995:9) mengatakan bahwa koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan-gerakan yang berbeda ke dalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif. Barrow dan McGee yang dikutip oleh Harsono (1988:220) memberikan batasan mengenai koordinasi yaitu kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan kedalam satu atau lebih pola gerak khusus. Dengan demikian tanpa memiliki koordinasi yang baik akan mempersulit kesesuaian dan keselarasan irama gerak pada saat menampilkan teknik yang baik. Sewaktu melakukan teknik pukulan dalam olahraga tenis meja, seorang pemain akan kelihatan mempunyai koordinasi gerakan yang baik bila ia dapat bergerak

Gambar

Gambar 2.1 Meja yang Digunakan Dalam Permainan Tenis Meja.
Gambar 2.3 Net Permainan Tenis Meja  Sumber: Pandu Raka Pangestu Online
Gambar 2.5 Aspek – aspek penentu prestasi tenis meja  Sumber: Penulis 2014
Gambar 2.6 Pegangan shakehand grip  Sumber: Galeri Penjas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa para ahli yang mengkaji mengenai pemberdayaan masyarakat pedesaan, antara lain dilakukan oleh Kartasasmita, menurut hasil penelitiannya memberdayakan masyarakat adalah upaya

global. OECD telah memainkan peranan yang signifikan dengan meluncurkan Action Plan on BEPS. Gayung pun bersambut karena negara-negara anggota Forum G-20 mendukung penuh

Berdasarkan data-data diatas peneliti dapat menganalisis bahwa profesionalisme di Badan Pertanahan Nasional Kota Cilegon memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan bermakna antara TTH dengan faktor bekerja gilir dan non gilir, stres pekerjaan dan gangguan tidur.. Hal tersebut bergantung pada

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan pendidik dalam menganalisis media Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK) dan pemanfatannya dalam pembelajaran

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan average abnormal return saham 15 hari sebelum dan 15

Oleh karena -ttabel<thitung< ttabel maka dapat disimpulkan bahwa terima Ho, artinya rata-rata nilai pretest kemampuan berpikir orisinil siswa pada materi larutan

Menurut Mochamad Sajoto (1995: 41), kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun