• Tidak ada hasil yang ditemukan

Insider trading merupakan suatu kejahatan yang sering dilakukan dalam industri pasar modal. Indikasi awal yang paling mungkin dimunculkan terhadap pelanggaran jenis ini adalah penyalahgunaan inside information oleh pelaku pasar

modal. Penggunaaninside informationyang dilakukan olehinsidemelanggar prinsip-prinsip yang dijunjung dan harus selalu ditegakkan oleh pelaku pasar modal. Oleh karena itu, peraturan pasar modal selalu menempatkan ketentuan hukum yang melanggarinsider tradingyang dilakukan oleh pelaku pasar modal.70

Informasi adalah komoditi dan elemen yang paling penting bagi sebuah industri pasar modal. Setiap pihak, terutama investor berhak atas penerimaan informasi yang mengandung kebenaran dan penyampaian informasi tersebut harus secarafair dan wajar. Dalam rangka penegakan hukum dan kepastian hukum dalam transaksi di lantai bursa, setiap pihak harus melakukan transaksi berdasarkan kewajaran, keteraturan dan keterbukaan (disclosure). Artinya, seseorang dilarang menggunakan suatu informasi yang berasal dari ‘orang dalam’ (insider) suatu perusahaan publik atau emiten. Begitu juga insider, misalnya seorang direktur emiten, dilarang membeli atau menjual saham atas dasar informasi yang ia miliki, padahal informasi materiil tersebut belum disampaikan atau diketahui publik.

Biasanya informasi tersebut mengandung suatu potensi keuntungan yang sangat besar, dalam rangka investasi di lantai bursa. Padahal moralitas di dalam dunia pasar modal sangat menjunjung tinggi prinsipdisclosure di mana semua pihak wajib untuk bertindak transparan di pasar modal. Seseorang yang melakukan tindakan

insider trading, biasanya termasuk kelompok masyarakat dalam lingkungan aktivitas finansial dan umumnya mereka memiliki akses kepada institusi pasar modal itu sendiri. Banyak kasusinsider trading dilakukan bukan hanya oleh satu orang, namun secara berantai dan berkelompok. Karena obyek yang harus dibuktikan adalah

70Rahman Komaruddin,Pengertian Informasi Yang Menyesatkan dan Insider Trading dalam Pasar Modal, Institut Bankir Indonesia, Jakarta, 2006, hal. 33-34

penggunaan informasi materiil, maka diperlukan beberapa metode dan rangkaian proses pembuktian yang cukup panjang.71

Indikator terjadi insider trading biasanya tercium ketika pelaku telah melakukan penjualan atas saham yang dibelinya dengan menggunakan informasi ‘orang dalam’ (inside information). Jumlah yang signifikan adalah factor pemicu yang dapat mengarahkan para penyidik pada dugaan telah dilakukannya pelanggaran tersebut. Secara teknis, penggunaan variabel transaksi yang dilakukan melalui perusahaan efek yang berkepentingan dalam transaksi tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk melacak. Hal ini penting, karena menyangkut pengerahan harga dan jumlah transaksi yang terjadi sebelum dan sesudah informasi diterima oleh pasar. Oleh sebab itu, system pengawasan pasar modal harus segera bereaksi bila variabel dan polainsider tradingterjadi di salah satucounter saham emiten.72

Pasar-pasar yang menjadi surga insider trading adalah pasar yang belum memiliki sistem pengawasan pasar modal secara efektif. Tidak hanya emerging market yang berpotensial sebagai tempat pelanggaran insider trading, namun beberapa pasar modal besar pun pernah mengalami banyak skandal praktek insider trading. Derajat pelanggaraninsider tradingdapat menentukan bagaimana sistem dan kepatuhan emiten menegakkan prinsip-prinsip full disclosure dan moralitas pelaku pasar modal itu sendiri. Kepatuhan untuk menegakkan prinsip transparan harus dihadapkan dengan ancaman hukuman berat bagi pelanggarnya. Tanpa adanya sanksi berat, dikhawatirkan tingkat ketakutan untuk tidak melanggar prinsip tersebut

71Ibid, hal. 35 72Ibid, hal. 36

menjadi rendah. Ancaman sanksi yang berat itu sekaligus mengembangkan suatu kesadaran bahwa penegakan prinsip tersebut adalah cerminan dari industri pasar modal yang sehat.73

Moralitas pelaku adalah bagian dari penegakan profesionalisme dan integritas para pelaku pasar modal untuk menjaga dan menghindari pelanggaraninsider trading

yang dilakukan orang-orang yang serakah dan tamak, dengan menggunakan informasi materiil untuk kepentingan pribadinya. Definisi ‘orang dalam’ menurut Pasal 95 Undang-Undang Pasar Modal adalah74

a. Komisaris, direktur atau pegawai emiten atau perusahaan publik b. Pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik

c. Orang perseorangan yang karena kedudukan atau profesinya atau karena hubungan usahanya dengan emiten atau perusahaan publik memungkinkan orang tersebut memperoleh informasi ‘orang dalam’ atau pihak yang dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir tidak lagi menjadi Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b atau huruf c di atas.

Pasal 95, 96, 97 dan 98 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 merupakan format teknis yang diberikan oleh Undang-Undang tentang bagaimana pagar-pagar hukum memformat larangan transaksi ‘orang dalam’ (insider trading). Agar lebih mudah memahaminya maka akan digambarkan dengan bagan berikut ini :

73 Ruslan Afandy, Penerapan Sistem Pengawasan Pasar Modal yang Efektif dan Efesien, Djambatan, Jakarta, 2006, hal. 43-44

Bagan 1

Laranganinsider trading Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995

1 2 3 4 Menerima Menerima Informasi 5 Informasi Materiil Materiil 6

Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2012

Keterangan :

 Informasi materiil adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa

Perusahaan Publik

Non Emiten Emiten

Pemegang Saham Utama

Pengurus dan Pegawai

Akuntan Publik, Konsultan Hukum, Pihak yang memiliki hubungan usaha

Bila pihak tersebut di atas tidak memiliki hubungan kerja maka setelah berakhirnya hubungan

kerja dalam jangka waktu 6 bulan masih dianggal sebagai

efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. Dalam hal ini, setiap pihak yang terlibat dalam transaksi efek memiliki kesempatan yang sama yakni menerima informasi materiil(inside information)sehingga bila terdapat indikasi terjadinya pelanggaran maka pihak-pihak yang bersinggungan dengan hal itu termasuk dalam klasifikasi terjadinyainsider trading.

1. Perusahaan publik atau emiten merupakan perusahaan yang tercatat di bursa efek dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh otoritas, bursa dengan persyaratan sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp 300.000.000.000,- (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

2. Unsur yang dapat dimasukkan ke dalam golongan non emiten diantaranya orang perorangan, usaha bersama, asosiasi atau kelompok terorganisasi yang pada dasarnya tidak tercatat di bursa tetapi memiliki hak untuk ikut berpartipasi dalam transaksi efek. Kedudukannya pun setara dengan emiten atau perusahaan publik karena sama-sama memiliki kesempatan memperoleh informasi materiil

3. Emiten merupakan unsur utama dalam proses perdagangan saham. Segala informasi yang berkenaan dengan harga saham beserta pergerakannya merupakan cerminan dari performa emiten. Emiten juga merupakan pihak atau perusahaan yang menawarkan efeknya kepada masyarakats investor melalui penawaran umum (go publik).

4. Pemegang saham utama merupakan pihak yang secara langsung bertanggung jawab terhadap keberadaan saham-saham yang ditawarkan dan karena kedudukannya bertindak sebagai pihak yang pertama kali menerima informasi materiil secara langsung. Pemegang saham utama berlaku sebagai inside, sehingg karena kedudukannya pula pemegang saham utama merupakan pelaku utama yang dapat dipersalahkan bila terjadi pelanggaran.

5. Pengurus dan pegawai dapat digolongkan ke dalam kelompokinsider karena kedudukannya baik secara langsung maupun tidak langsung mengetahui adanya informasi materiil yang mungkin muncul sehingga keberadannnya melekat erat pada emiten atau perusahaan publik.

6. Akuntan publik, konsultan hukum maupun pihak yang memiliki hubungan usaha terkait erat dengan keberadaan suatu perusahaan publik karena berdasarkan kedudukan dan profesinya membuat suatu pernyataan atau pendapat yang berisi suatu rangkaian pendapat, opini, pembahasan, penelitian, rekomendasi, putusan, rencana, kesimpulan, ulasan yang disampaikan baik secara tertulis maupun tidak tertulis, sehingga apabila suatu ketika terdapat pelanggaran berkenaan dengan pernyataan profesional tersebut mereka dapat dikenai tuduhan telah terjadinyainsider trading.

Pihak-pihak lain yang memiliki hubungan usaha adalah nasabah, pemasok, kontraktor, pelanggan dan kreditor. Sedangkan Pasal 95 Undang-Undang Pasar Modal bagian b mengatur suatu kemungkinan terjadinya perdagangan orang dalam (insider trading) yang timbul dari suatu transaksi merger acquisition, konsolidasi ataupun penawaran tender dalam rangka take over dimana dapat dijelaskan dalam bagan berikut :

Bagan 2

LaranganInsider TradingBerdasar Pasal 95 b Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995

Emiten A Pengurus Perseroan

yang terlibat dilarang melakukan transaksi perusahaan B atau sebaliknya

Emiten B

 Hasil transaksi atau

 Akibat dari restrukturisasi atau

 Pengambil alihan perusahaan target untuk melakukan Penawaran Tender

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Dalam suatu transaksi efek, harga saham direpresentasikan ke dalam pergerakan saham yang senantiasa berfluktuasi tergantung dari kondisi yang tercipta dalam bursa efek. Hal ini tentunya tidak terlepas dari kiprah para insider yang

Rencana Transaksi

Insider

diasumsikan memiliki akses yang cukup dan dianggap mengetahui secara detail informasi mengenai secara pasti kedudukan harga saham pada penawaran perdana disbanding pada outsider sehingga dengan demikian masing-masing pihak berada pada level sejajar dalam perolehan informasi(non public information).

Informasi materiil yang diperoleh oleh insider yang digambarkan sebagai Emiten A pada dasarnya dapat diwujudkan ke dalam suatu tindakan korporasi

(corporate action) diantaranya berupa hasil transaksi, retrukturisasi perusahaan dan

tender offer(pengambil alihan perusahaan target).

Bila Pasal 95 Undang-Undang Pasar Modal menjelaskan tentang cakupan

insider trading (orang dalam), maka Pasal 96 Undang-Undang Pasar Modal menjelaskan keadaan orang dalam (insider) tersebut yang diasumsikan mengetahui suatu informasi materiil maka dilarang untuk :

Bagan 3

LaranganInsider TradingBerdasar Pasal 96 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995

Pihak lain yang dapat diduga dengan informasi tersebut dapat melakukan penjualan / pembelian :

 Istri, anak, mertua, dll  Doktere, sekretaris, dll  Partner, dll

Insider Informasi

material saham X InvestorPerusahaan Efek Pihak-pihak lainnya

Wilayah transformasi informasi yang rawan karena kelalaian

Sumber : Laporan Bapepam Tentang Indikasi Insider Trading, 2012

Ketentuan yang terdapat dalam Pasal 96 tersebut, adalah larangan terhadap

insideruntuk mempengaruhi atau memberikan informasi tersebut kepada pihak lain. Larangan ini ditujukan kepada pihak lain. Larangan ini ditujukan kepada kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, di mana informasi dan pelaku insider tradingdilakukan oleh orang lain, biasanya adalah orang-orang terdekat, baik karena hubungan kerja maupun keluarga.

Sedangkan Pasal 97 memberikan ancaman kepada orang yang mendapatkan informasi dengan cara melawan hukum adalah informasi tersebut di dapat dengan cara mencuri, karena informasi tersebut dibaca dan diambil tanpa sepengetahuan atau seizing pemilik informasi. Kemudian pasal tersebut mengecualikan orang yang mendapatkan informasi bagi publik, misalnya seorang analis saham yang melakukan riset atas saham emiten.

Pasal 98 menegaskan, perusahaan efek yang memiliki informasi yang dalam mengenai emiten dilarang melakukan transaksi efek emiten atau perusahaan publik tersebut, kecuali :

a. Transaksi tersebut dilakukan bukan atas tanggungannya sendiri, tetapi atas perintah nasabahnya.

b. Perusahaan efek tersebut tidak memberikan rekomendasi pada nasabahnya mengenai efek yang bersangkutan.

3. Pemahaman Sempit Terhadap Prinsip Umum Transaksi Efek Sebagai Celah

Dokumen terkait