• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. ORANG TUA DAN TUGASNYA 1.Pengertian Orang tua 1.Pengertian Orang tua

2. Peranan Orang Tua dalam Pendampingan Anak a.Mewujudkan Cinta Kasih

Keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, mereka inilah yang bertanggung jawab atas pendidikan anak. Maka semua pihak ini harus menjalin kerja sama yang baik dalam mendidik dan mendampingi anak untuk bertumbuh dan berkembang. Familiaris Consortio art 37 mengatakan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan diri setiap anak. Keluarga adalah sekolah pertama dan mendasar untuk hidup bermasyarakat sebagai persekutuan cinta kasih, keluarga menemukan pembenahan diri sebagai hukum yang membimbingnya dan mempertumbuhkannya. Menjadi orang tua berarti harus siap menjadi pendidik, dan siap mempunyai pengetahuan tentang mendidik anak sehingga terwudnya cinta kasih dalam keluarga.

Peranan dasar yang ditunjukkan orang tua yaitu mewujudkan cinta kasih. Penghargaan dan kasih sayang orang tua terhadap anak besar perannya dalam membina jiwa anak-anak untuk belajar lebih banyak dan berkelakuan dengan baik. Gravisimum Educationis art 3 mengatakan bahwa orang tua wajib menciptakan lingkungan keluarga, yang diliputi semangat bakti kepada Allah dan kasih sayang terhadap sesama sedemikian rupa, sehingga menunjang keutuhan pendidikan pribadi dan sosial anak-anak mereka. Orang tua harus menunjukkan bahwa mereka mencintai anak-anaknya. Orang tua yang penuh cinta kasih akan mudah ditiru oleh anak untuk dilakukan dalam kehidupan anak. Dalam rumah

tangga yan rukun, anak-anak pun lebih tentram belajar. “Rumah haruslah menjadi tempat yang paling menarik kepada anak-anak”. Oleh sebab itu orang tua harus menciptakan suasana rumah yang penuh kasih yakni suasana rumah yang harmonis, rukun, saling melindungi, sehingga suasana keakraban serta kehangatan terasa antara orang tua dengan anak. Seorang anak yang selalu mendapat cinta kasih secara cukup dari orang tua, tentu anak tersebut akan berkembang ke arah lebih baik dengan demikian anak dapat mewujudkan cinta kasih kepada sesama di mana pun mereka berada.

b. Memberi Teladan

Majalah Mawas Diri (1982: 28-32) menyatakan bahwa orang tua dapat menjadi orang yang dapat memberi ganjaran yang efektif, maka orang tua perlu memberi teladan kepada anak-anaknnya. Perlakuan orang tua hendaknya tidak terlalu jauh dari apa yang diharapkan dari anak.

Sarumpaet (1980: 103) menyatakan bahwa orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anknya. Segala perbuatan dan tingkah laku orang tua pun turut ditiru anak, karena seorang anak tidak akan menanyakan terlebih dahulu kepada orang tuanya, apakah ia diizinkan untuk meniru atau tidak sesuatu perbuatan atau tingkah laku. Anak menganggap segala sesuatu yang dilakukan orang tuanya adalah baik untuk ditiru dan diterapkan dalam hidup. Maka orang tua merupakan teladan untuk anak-anaknya. Orang tua jangan memberi sikap yang malas kepada anak-anak, sekali anak mengetahui bahwa orang tuanya pemalas, maka anak-anak pun mengambil kesempatan. Orang tua yang rajin,

menamkan bibit yang rajin dalam jiwa anak-anaknya, karena orang tua adalah teladan yang patut dicontoh maka orang tua harus memberi contoh yang baik.

Orang tua adalah teladan bagi anak-anaknya seperti Kristus menjadi teladan bagi umat Kristiani. Tanggung jawab pendidikan anak, pertama-tama yang paling utama dipegang oleh orang tua. Dalam agama Kristiani, Kristuslah yang menjadi teladan yang paling hakiki. Kristus menjadi teladan karena kemuliaan dan keberhasilannya dalam mewujudkan keselamatan manusia. Kristus juga mengakui bahwa manusia adalah anak-anak-Nya yang mempunyai relasi pribadi yang dekat, dengan harapan agar manusia dapat menyatu dengan Kristus sendiri. Begitu juga hubungan antara orang tua dan anak. Orang tua sebagai teladan anak dapat membangun relasi dekat dengan anak, maka hubungan anak dengan orang tua menjadi satu kesatuan.

c. Memotivasi Anak Belajar

Nasution (1985: 88) mengatakan bahwa orang tua yang bijaksana harus memiliki kemampuan untuk membangkitkan kemauan belajar anak dengan tujuan agar anak mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar di rumah maupun di sekolah. Maka ia memaparkan sebagai berikut: melengkapi bahan atau alat-alat keperluan anak dalam penyelengaraan pendidikannya, misalnya: menyediakan buku-buku sekolah bagi anak-anak mereka (selain menyediakan buku bacaan, buku hitungan, buku tulis dan buku-buku lain, serta kelengakapan alat tulis lainya (pulpen, pensil, penggaris, dan sebagainya). Orang tua juga harus mengontrol serta memberikan kesempatan belajar anak dengan tujuan agar anak tahu kewajibannya sebagai seorang pelajar. Dalam menciptakan suasana yang tenang

saat anak belajar, maka pada waktu jam anak belajar orang tua menunjukkan peranannya dengan menciptakan suasana rumah yang tenang: misalnya tidak menyalakan radio atau televisi pada saat anak belajar. Keterlibatan orang tua dalam mengingatkan anak belajar, anak merasa sangat senang diperhatikan dan didampingi pada saat belajar. Orang tua juga harus menciptakan suasana yang tenang, nyaman, santai dan penuh cinta kasih dalam keluarga. Dengan terciptanya suasana seperti ini maka anak merasa sangat nyaman berada di tengah-tengah keluarganya. Teladan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya merupakan pembentukan karakter anak sejak dini.

d. Pendidik Utama dan Pertama

Keluarga adalah tempat pertumbuhan dan perkembangan anak. Maka orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama. Dalam dokumen

Gravissimum Educationis, khususnya dalam artikel 3 digaris bawahi pentingya peranan dan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama dalam keluarga yang dapat menciptakan dan hidup dalam nilai-nilai Kristiani pada diri anak-anaknya. Orang tua telah menerima tugas dan tanggung jawab dari Tuhan menjaga dan memelihara serta mendidik anak-anak sesuai dengan jalan Tuhan. Oleh karena itu orang tua wajib menciptakan keluarga yang selalu dijiwai oleh semangat cinta kasih terhadap Allah dan manusia. Situasi keluarga yang didasari oleh semangat bakti pada Allah dan kasih sayang pada sesama menjadi pendukung keperibadian dan pendidikan sosial bagi anak-anak.

Iman Katolik (1996: 56) menyatakan tugas orang tua adalah memperhatikan agar melalui semua acara pendidikan itu anak-anak berkembang

menjadi manusia yang cerdas dan penuh inisiatif guna membangun hidupnya sendiri di dunia modern. Hak orang tua adalah sebagai pendidik perdana utama. Dengan demikian orang tualah yang menentukan pendidikan anak, semakin menegaskan bahwa orang tualah sebagai pendidik yang pertama dan utama dalam kehidupan anak-anaknya. Orang tua sebagai pendidik perdana dan utama berhak memiliki sekolah yang sesuai bagi anak-anak mereka dan berhak mengarahkan pergaulan anak-anak dan organisasi yang dapat membantu perkembangan anak. Hanya dengan perhatian orang tua dapat menjamin bahwa pendidikan yang diberikan, baik di sekolah maupun di tempat lain.