• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.3 Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Program Akselerasi Akselerasi

2.3.1 Layanan Bimbingan Kelompok

2.3.1.4 Peranan Pemimpin dan Anggota Kelompok

Dalam layanan bimbingan kelompok peranan pemimpin kelompok sangatlah penting dan menentukan tercapainya tujuan layanan. Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (1995: 35-36) bahwa peranan pemimpin kelompok ialah:

(1) Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok. Campur tangan ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi dari yang dibicarakan maupun yang mengenai proses kegiatan itu sendiri.

(2) Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok. Pemimpin kelompok dapat menanyakan suasanan perasaan yang dialami itu.

(3) Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan itu.

(4) Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok.

(5) Lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu

mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan

serta suasana kebersamaan. Disamping itu pemimpin kelompok, diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun yang terjadi di dalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti satu orang atau lebih anggota kelompok sehingga ia/mereka itu menderita karenanya.

(6) Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.

Kegiatan bimbingan kelompok sebagian besar didasarkan atas peranan para anggotanya. Peranan kelompok ini tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan secara aktif para anggota kelompok. Peranan para anggota kelompok sangatlah penting menentukan, karena merupakan badan dan jiwa kelompok. Peranan anggota kelompok agar dinamika kelompok selalu berkembang, adalah :

(1) Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok.

(2) Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok.

(3) Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama.

(4) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.

(5) Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.

(6) Mampu berkomunikasi secara terbuka. (7) Berusaha membantu anggota lain.

(8) Memberi kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan peranannya.

(9) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu (Prayitno, 1995: 32).

2.3.1.5Tahap-tahap Layanan Bimbingan Kelompok

Pada umumnya terdapat empat tahap perkembangan kelompok seperti yang dikemukakan oleh Prayitno (1995: 40-58), yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengakhiran. Tahap-tahap tersebut

merupakan suatu kesatuan dari seluruh kegiatan bimbingan kelompok. Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan.

(1) Tahap Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara dan asas-asas dalam bimbingan kelompok. Selanjutnya memberikan permainan kelompok dengan tujuan menambah kehangatan dan keakraban dalam kelompok. Dalam tahap ini anggota kelompok mulai belajar untuk terlibat dalam interaksi sosial.

Fungsi dan tugas utama pemimpin kelompok selama tahap ini adalah mampu mengarahkan anggota kelompok sehingga terjadi dinamika kelompok dan terjalin interaksi antar anggota kelompok yang bebas, terbuka, saling mendukung, serta memberikan rasa nyaman. Prayitno (1995:44) menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap awal adalah sebagai berikut:

1) Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan bimbingan kelompok.

2) Menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. 3) Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri.

4) Permainan penghangat/pengakraban.

(2) Tahap Peralihan

Setelah suasana kelompok terbentuk dan dinamika kelompok sudah mulai tumbuh. Tahapan kedua untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke kegiatan

berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan peranan para aggota kelompok dalam kegiatan. Dalam tahap ini pemimpin kelompok mampu menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka.

Menurut Prayitno(1995: 47) kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut.

1) Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya. 2) Menawarkan atau mengamati kesiapan anggotanya menjalani

kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga). 3) Membahas suasana yang terjadi.

4) Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota.

5) Apabila diperlukan kembali ke beberapa aspek tahap pertama (tahap pembentukan).

(3) Tahap Kegiatan

Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Namun, kelangsungan kegiatan kelompok pada tahap ini amat bergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika dua tahap sebelumnya berhasil dengan baik, maka tahap ketiga itu akan berhasil dengan lancar. Pemimpin kelompok dapat lebih santai dan membiarkan para anggota sendiri yang melakukan kegiatan tanpa banyak campur tangan dari pemimpin kelompok. Di sini prinsip tut wuri handayani dapat diterapkan.

Tahap kegiatan ini merupakan kegiatan inti kegiatan bimbingan kelompok. Di mana masing-masing anggota kelompok saling berinteraksi memberikan tanggapan dan lain sebagainya yang menunjukkan hidupnya kegiatan bimbingan kelompok yang pada akhirnya membawa kearah bimbingan kelompok sesuai tujuan yang diharapkan. Saling tukar pengalaman dalam perasaan yang terjadi,

pengutaraan, penyajian dan pembukaan diri berlangsung dengan bebas. Para anggota bertukartanggap dengan baik, dan saling membantu dan menerima, serta saling berusaha untuk menguatkan rasa kebersamaan sehingga interaksi sosial di antara mereka terjalin secara optimal. Adapun cara pelaksanaan yaitu sebagai berikut :

(1) Masing-masing anggota kelompok dalam bimbingan kelompok secara bebas dan sukarela berbicara, bertanya, mengeluarkan pendapat, ide, sikap, saran, serta perasaan yang dirasakannya pada saat itu.

(2) Mendengarkan dengan baik bila anggota kelompok berbicara, yaitu setiap salah satu anggota kelompok menyampaikan tanggapan, maka anggota kelompok lainnya memperhatikannya, karena dengan memperhatikannya maka akan mudah untuk saling menanggapi pendapat lain, sehingga akan menumbuhkan dinamika kelompok di dalam kegiatan bimbingan kelompok tersebut.

(3) Mengikuti aturan yang ditetapkan oleh kelompok dalam bimbingan kelompok, yaitu dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dibuat semacam kesepakatan antara pemimpin kelompok dengan para anggota kelompok, sehingga diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai yang diharapkan oleh kedua belah pihak.

(4) Tahap Pengakhiran

Setelah kegiatan kelompok memuncak pada tahap kegiatan, selanjutnya kelompok akan mengakhiri kegiatan sesuai dengan kesepakatan awal. Dalam pengakhiran ini terdapat kesepakatan kelompok apakah kelompok akan melanjutkan kegiatan dan bertemu kembali serta berapa kali kelompok itu bertemu. Dengan kata lain kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan melakukan kegiatan.

Dapat disebutkan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah:

(1) Penyampaian pengakhiran kegiatan oleh pemimpin kelompok. (2) Pengungkapan kesan-kesan dari anggota kelompok.

(3) Penyampaian tanggapan-tanggapan dari masing-masing anggota kelompok.

(4) Pembahasan kegiatan lanjutan. (5) Penutup

Setelah semua tahap di atas terlaksana kemudian diadakan evaluasi dan tindak lanjut. Pada kegiatan tindak lanjut ini para anggota kelompok dapat membicarakan upaya-upaya yang telah ditempuh. Para anggota kelompok menyampaikan tentang pemahaman, perasaan, dan tindakan yang akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari setelah mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Hal tersebut dapat memberi gambaran akan keberhasilan kegiatan bimbingan kelompok.

2.3.1.6Evaluasi Kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok

Penilaian kegiatan bimbingan kelompok diorientasikan pada perkembangan pribadi siswa dan hal-hal yang dirasakan berguna untuk mereka.

“penilaian terhadap kegiatan bimbingan kelompok dapat dilakukan secara tertulis,

baik melalui essai, daftar cek, maupun daftar isian sederhana” (Prayitno, 1995:

81). Setiap akhir kegiatan, anggota diminta mengungkapkan perasaannya, pendapat, harapan, minat dan sikapnya selama melakukan kegiatan (yang menyangkut isi maupun proses). Anggota kelompok juga diminta untuk mengemukakan (baik lisan maupun tertulis) tentang hal-hal yang paling berharga dan atau kurang mereka senangi selama kegiatan berlangsung.

Penilaian bimbingan kelompok berorientasi pada perkembangan, yaitu mengenali kemajuan atau perkembangan positif yang terjadi pada anggota.

Penilaian layanan tersebut bersifat penilaian “dalam proses” yang dilakukan

melalui :

(1) Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan berlangsung.

(2) Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas (3) Mengungkapkan kegunaan layanan bagi anggota kelompok, dan

perolehan anggota sebagai hasil dari keikutsertaan mereka. (4) Mengungkapkan minat dan sikap anggota kelompok tentang

kemungkinan kegiatan lanjutan.

(5) Mengungkapkan tentang kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan layanan.