• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan pemupukan NPK dan SA terhadap pertumbuhan Phal KHM 1318 dan Phal KHM

AND SALICYLIC ACID APPLICATION

1. Hasil percobaan

2.1 Peranan pemupukan NPK dan SA terhadap pertumbuhan Phal KHM 1318 dan Phal KHM

2.1.1 Peranan pemupukan NPK terhadap pertumbuhan Phal. KHM 1318 dan

Phal. KHM 205

Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemupukan NPK berperan dalam meningkatkan pertambahan kehijauan daun dari kedua genotipe. Kehijauan daun merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menduga kandungan klorofil pada daun. Peningkatan konsentrasi pemupukan NPK menyebabkan kandungan hara menjadi lebih tersedia bagi pertumbuhan Phal. KHM 1318 dan Phal. KHM 205 dibandingkan pemupukan 0 ppm. Unsur N dalam pupuk merupakan elemen struktur klorofil dan protein molekul yang mempengaruhi pembentukan kloroplas dan akumulasi klorofil (Tucker 2004; Nejad et al. 2013).

Bojović dan Marković (2009) melaporkan bahwa pada kultivar gandum (KG 100, Lazarica, dan KG 56) dengan kandungan N yang tinggi akan memiliki warna hijau lebih tua yang berarti N berperan dalam pembentukan kehijauan daun. Gejala kekurangan N yang paling mudah terlihat adalah menguningnya dedaunan (klorosis) karena hilangnya klorofil. Respon tanaman terhadap N bergantung pada suplai dari unsur hara yang lainnya yaitu tanpa adanya pemberian P dan K respons hasil terhadap peningkatan N lebih rendah dibanding bila P dan K diberikan dalam jumlah yang cukup (Gani 2013). Unsur hara P berperan dalam stabilitas klorofil pada kondisi cuaca yang tidak menguntungkan, sedangkan unsur hara K yang cukup dapat membantu meningkatkan ketersediaan unsur-unsur hara N, S, Mg, dan Fe yang berperan penting dalam pembentukan zat hijau daun (klorofil) (Bojović dan Stojanović 2005; Pamuji dan Saleh 2010).

Hasil percobaan pada Phal. KHM 1318 menunjukkan peningkatan pertambahan luas daun karena adanya pemupukan NPK. Pemupukan NPK juga berperan dalam meningkatkan luas daun tiga bulan setelah perlakuan pada Phal. KHM 1318 dan Phal. KHM 205. Menurut Bojović dan Marković (2009) serta Permanasari (2014), menyatakan bahwa pemupukan NPK berperan dalam pertumbuhan daun tanaman yang ditandai dengan meningkatnya luas daun. Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian Setiawan et al. (2010) bahwa pemupukan NPK berperan dalam peningkatan luas daun tanaman padi kepres. Unsur N dalam pupuk NPK juga berperan dalam menghasilkan pertumbuhan daun terbaik pada anggrek Dendrobium (Bichsel 2006) dan Cattleya serta Paphiopedilum armeniacum (Poole dan seeley 1978; Zong-Min 2012). Unsur P dalam pupuk berperan dalam pengangkutan energi hasil metabolisme tanaman, sedangkan unsur K berperan dalam aktivis enzim di berbagai proses dalam tanaman yang berperan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pertambahan luas

daun pada Phal. KHM 205 menunjukkan tidak adanya perbedaan, namun memiliki kecenderungan peningkatan luas daun pada pemupukan 1000 dan 2000 ppm. Hal tersebut diduga disebabkan karena fotosintat yang dihasilkan dan hara yang diberikan dari luar untuk membantu pertumbuhan tanaman lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan variabel lainnya seperti panjang dan lebar daun baru dan jumlah daun pada Phal. KHM 205.

Peningkatan pertambahan kehijauan dan luas daun pada Phal. KHM 1318, kehijauan dan luas daun tiga bulan setelah perlakuan pada Phal. KHM 1318 dan Phal. KHM 205 diduga menyebabkan meningkatnya peubah pertumbuhan yang lainnya dari kedua genotipe. Kehijauan daun sebagai pendugaan klorofil kandungannya relatif berkorelasi positif dengan laju fotosintesis, sedangkan luas daun berperan dalam menangkap cahaya matahari yang digunakan untuk proses fotosintesis (Li et al. 2006; Hendriyani dan Setiari 2009). Fotosintesis berperan dalam produksi bahan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman antara lain daun tanaman (Nio Song 2012).

Pertambahan panjang dan lebar daun kedua pada Phal. KHM 1318 tidak menunjukkan adanya perbedaan setelah dua bulan perlakuan dan mulai menunjukkan adanya peningkatan pertambahan yang nyata setelah tiga bulan perlakuan, sedangkan pada Phal. KHM 205 menunjukkan adanya peningkatan pertambahan panjang daun yang nyata setelah dua bulan perlakuan. Panjang daun kedua pada Phal. KHM 1318 dan Phal. KHM 205 tiga bulan setelah perlakuan juga menunjukkan adanya peningkatan yang nyata. Hasil yang nyata tersebut didukung juga oleh penelitian Ginting et al. (2001) yang melaporkan bahwa pemupukan NPK (25:5:20) diselingi NPK (10:40:15) berpengaruh nyata meningkatkan pertumbuhan panjang dan lebar daun Dendrobium, serta pemupukan NPK (20:20:20) berpengaruh nyata meningkatkan pertambahan panjang daun.

Pertambahan jumlah daun pada Phal. KHM 1318 menunjukkan perbedaan peningkatan yang nyata setelah dua bulan perlakuan, sedangkan pada Phal. KHM 205 menunjukkan pengaruh yang nyata setelah tiga bulan perlakuan. Pertambahan tebal daun dua bulan setelah perlakuan serta total pertambahan tebal daun selama tiga bulan pada Phal. KHM 1318 dan KHM 205 menunjukkan adanya perbedaan peningkatan pertambahan. Pertambahan tebal daun pada tiga bulan setelah perlakuan pada Phal. KHM 1318 juga menunjukkan adanya perbedaan peningkatan pertambahan. Jumlah daun dan tebal daun tiga bulan setelah perlakuan pada Phal. KHM 1318 juga menunjukkan adanya perbedaan, sedangkan pada Phal. KHM 205 hanya jumlah daun tiga bulan setelah perlakuan yang menunjukkan adanya perbedaan. Total penambahan tebal daun pada kedua genotipe juga menunjukkan adanya perbedaan peningkatan. Perbedaan peningkatan tersebut diduga disebabkan karena pengaruh unsur hara yang berperan dalam pembentukan daun baru seperti unsur N (Permanasari 2014). Unsur N juga berperan dalam pertambahan tebal daun tanaman Aloe vera (Hazrati et al. 2012). Pemupukan pada tanaman anggrek muda dengan kandungan N tinggi akan memberikan pertumbuhan yang lebih baik dan cepat, karena N adalah bahan utama penyusun asam amino, protein, asam nukleat, berbagai enzim dan zat hijau daun (Andalasari et al. 2014). Unsur P akan merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar tanaman muda yang membantu dalam penyerapan unsur hara dan air bagi pertumbuhan tanaman, selain itu unsur P juga berperan dalam mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda.

Kandungan K yang cukup pada tanaman juga dapat meningkatkan efektivitas pembukaan stomata sehingga fotosintesis berjalan efisien dan menghasilkan asimilat dalam jumlah cukup (Permanasari 2014). Pemberian pupuk K juga menyebabkan pertambahan kutikula daun menjadi lebih tebal dan transportasi K dari jaringan tua ke jaringan muda (jaringan tumbuh) dalam floem juga berperan dalam pengembangan daun (Talbott et al. 2006; Silva Júnior et al. 2013; Zorba et al. 2013).

Pertambahan beberapa peubah yang tidak nyata pada kedua genotipe diduga disebabkan karena adanya pengaruh dari pertumbuhan daun baru sebagai sink yang menyebabkan fotosintat terpusat untuk pertumbuhan daun baru. Daun baru merupakan sink yang kuat pada Phalaenopsis. Sink adalah tempat penyerapan atau gudang penyimpanan asimilat di akar, biji, buah dan pucuk. Sink merupakan semua bagian tanaman yang tidak berfotosintesis atau berfotosintesis tetapi tidak maksimal sehingga sebagian kebutuhan karbohidratnya disediakan oleh source (Taiz dan Zeiger 2003). Source adalah daun dewasa yang berwarna hijau dan mampu melakukan proses fotosintesis (Marschner 1993). Kekuatan sink pada tanaman ditentukan oleh ukuran, aktifitas, stadia pertumbuhan, jarak sink tersebut terhadap source dan hubungannya dengan jaringan pembuluh (Taiz dan Zeiger 2003). Permanasari (2014) melaporkan bahwa adanya daun baru pada Phalaenopsis menyebabkan asimilat lebih terfokus mengarah ke tajuk, sehingga daun dewasa hanya menjadi sumber dari asimilat yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan daun baru. Trasnlokasi fotosintat tersebut dipengaruhi juga oleh suplai K dari pemupukan NPK. Kandungan K yang lebih tinggi memberikan hasil fotosintesis yang lebih banyak tersalurkan dari source ke sink karena K+ mempengaruhi transpor floem yang berdampak langsung pada transportasi air dan gerakan asimilasi di floem. Pertambahan panjang dan lebar daun baru lebih baik dari kedua genotipe terdapat pada pemberian pemupukan NPK 1000 dan 2000 ppm. Menurut Sukma dan Setiawati (2010) faktor lain yang berpengaruh pada pertumbuhan daun baru yang lebih cepat karena unsur N diserap tanaman cukup banyak pada awal pertumbuhan dan cenderung menurun pada tahap selanjutnya yang menyebabkan pertumbuhan panjang dan lebar daun baru menjadi lebih cepat dibandingkan dengan panjang dan lebar daun dewasa. Pertambahan panjang dan lebar daun baru menunjukkan adanya pertambahan yang lebih besar dari 50% dibandingkan dengan pertambahan panjang dan lebar daun dewasa pada kedua genotipe.

Kadar air daun Phal. KHM 1318 menunjukkan hasil yang tidak berbeda pada pemupukan NPK, sedangkan kadar air Phal. KHM 205 menunjukkan adanya peningkatan kadar air karena adanya pemupukan NPK 1000 dan 2000 ppm. Phal. KHM 1318 merupakan Phalaenopsis yang memiliki karakteristik kadar air yang lebih tinggi seperti pada hasil percobaan pertama dibandingkan dengan Phal. KHM 205. Hal tersebut diduga yang menyebabkan kadar air pada Phal. KHM 1318 menjadi tidak berbeda nyata setelah perlakuan pemupukan, sedangkan pada Phal. KHM 205 kadar air yang berbeda nyata disebabkan karena peningkatan sintesis protein dan ketebalan dinding sel yang menyebabkan penyerapan ekstra air oleh protoplasma (Saneoka et al. 2004; Namvar et al. 2013), seperti pada hasil penelitian Permanasari (2014) pada anggrek Phal. amabilis. Larutan pupuk daun yang terserap juga mempengaruhi kadar air daun pada Phal. KHM 205 (Wójcik 2004).

2.1.2 Peranan SA terhadap pertumbuhan Phal. KHM 1318 dan Phal. KHM 205

Pemberian SA pada berbagai konsentrasi menunjukkan adanya pengaruh yang tidak berbeda nyata pada seluruh peubah pertumbuhan pada Phal. KHM 1318, kecuali pada tebal daun tiga bulan setelah perlakuan, sedangkan pada Phal. KHM 205 pengaruh yang nyata hanya terdapat pada peubah panjang dan lebar daun kedua pada tiga bulan setelah perlakuan. Hal tersebut diduga karena pengaruh SA pada pertumbuhan sangat rendah dan bersifat stimulatif serta inhibitif pada respon fisiologis yang bergantung pada konsentrasinya dan jenis tanamannya (Fariduddin et al. 2003; Hayat et al. 2010). Konsentrasi SA yang diberikan diduga masih belum mencukupi untuk membantu pertumbuhan tanaman karena tujuan dari pemberian SA adalah untuk peningkatan ketahanan sehingga banyak peubah pertumbuhan yang tidak mengalami peningkatan atau perbedaan setelah konsentrasi SA dinaikkan menjadi 5 dan 10 ppm. Hasil tersebut didukung juga oleh penelitian Sulistiana dan Sukma (2014) dengan hasil yang tidak berbeda nyata pada seluruh peubah pertumbuhan dengan peningkatan pemberian konsentrasi SA 5 dan 10 ppm pada Phal. amabilis, namun demikian beberapa penelitian menunjukkan adanya peranan SA terhadap pertumbuhan tanaman. Gutie´rrez et al. (1998); Zhou et al. (1999); Hayat et al. (2010) melaporkan bahwa SA atau asam ortho-hydroxy benzoic diketahui mempengaruhi berbagai proses fisiologis dan kegiatan biokimia tanaman serta dapat memainkan peran kunci dalam mengatur pertumbuhan dan produktivitas tanaman seperti peningkatan pertumbuhan akar kedelai dan peningkatan luas daun tebu. SA juga berperan dalam meningkatkan ketersediaan nutrisi dan air melalui peningkatan turgor tanaman di bawah kondisi kurang menguntungkan serta meningkatkan serapan total nitrogen pada kondisi salinitas dan substrat untuk aktivitas nitrat reduktase dan NO2 yang dihasilkan setelah pengurangan NO3 yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan kapasitas tanaman untuk produksi biomassa (Jakab et al. 2007; (Noreen dan Ashraf 2008; Akhtar et al. 2013). Konsentrasi yang belum mencukupi didukung juga oleh penelitian yang dilakukukan Basra et al. (2006) bahwa aplikasi 50 ppm SA pada benih melon (Cucumis melo L.) menyebabkan panjang akar dan tunas serta jumlah akar yang membantu dalam proses penyerapan unsur hara, serta Ali dan Mahmoud (2013) dengan perlakuan konsentrasi 150 ppm berperan dalam peningkatan pertumbuhan vegetatif tanaman Vigna radiata L. Wilczek.

2.2 Peranan pemupukan NPK dan SA terhadap ketahanan penyakit busuk

Dokumen terkait