• Mengidentifikasi secara dini komplikasi pada ibu dan memberikan bimbingan tentang perilaku
• Mendidik ibu dan masyarakatnya tentang identifikasi secara dini tanda bahaya selama
kehamilan.
• Membantu ibu mempersiapkan kedatangan bayinya dan memberikan pendidikan dasar
mengenai asuhan neonatus/bayi baru lahir termasuk menyusui.
1. IDENTIFIKASI DINI KEHAMILAN
• Penentuan secara akurat usia kehamilan.
• Mempromosikan dan diadopsinya perilaku sehat sejak awal dan menghindari perilaku/paparan
yang tidak sehat.
• Penapisan dini infeksi dan risiko lainnya.
• Meningkatkan kemampuan diagnosis dini dan perawatan penyakit ibu yang bisa mempengaruhi
kehamilan: ß Anemia ß Malnutrisi ibu
ß Kondisi medis ibu yang sudah terjadi sebelum hamil (hipertensi, diabetes, TB, malaria, infeksi
menular seksual, infeksi saluran kemih) ß Penyakit jantung ibu
ß Kelainan tiroid
A. Nutrisi Ibu
• Mengevaluasi status nutrisi
ß Kondisi berat badan sebelum hamil
ß Kenaikan berat badan yang optimal (10 – 15 kg) ß Anemia (Hb ≤ 10 gram%)
ß Obesitas (uji tapis hipertensi & diabetes)
ß Defisiensi yodium endemik ( gondok )
ß Evaluasi asupan terutama vitamin
• Rekomendasi
ß Asupan yang seimbang
ß Suplementasi Kalsium dan Vit.D (defisiensi yang berat mungkin berhubungan dengan
hipokalsemia pada neonatus)
ß Asupan asam folat yang mencukupi (dimulai sebelum kehamilan) mengurangi risiko kelainan tabung syaraf
ß Suplementasi besi yang mencukupi terutama pada kasus anemia ß Menghindari Vit.A dosis tinggi (efek teratogenik)
B. Infeksi Perinatal
Infeksi Virus: • Cytomegalovirus
ß Ditularkan melalui plasenta, ASI
ß Berkaitan dengan PJT, hepatosplenomegali, mikrosefali, retinopati dan hydrops fetalis.
ß Mungkin terjadi pada neonatus dengan ikterus, BBLR, trombositopenia dengan petekie kulit, dan tuli
• Rubella :
ß Ditularkan melalui plasenta
Bab 1
ß Dampaknya berbahaya bagi janin termasuk penyakit jantung kongenital, PJT, retinopati,
kerusakan syaraf pendengaran, katarak, purpura dan hepatosplenomegali
• Herpes simpleks ( HSV)
ß Infeksi yang ditularkan saat intrapartum.
ß Dampaknya bagi janin termasuk : PJT, Ensefalitis/meningitis, kejang, retinitis, retardasi
mental.
• Varicella Zoster
ß Ditularkan melalui plasenta (< 20 minggu, dan juga melalui kontak setelah lahir)
ß Varicella kongenital; mikrosefali, retinitis, jaringan parut pada kulit
ß Varicella neonatorum.
• HIV
ß Ditularkan melalui plasenta, selama proses persalinan dan melalui ASI
ß Sebagian besar HIV/AIDS pada neonatus tidak menunjukkan gejala pada periode neonatus
awal meskipun beberapa diantaranya mengalami PJT
• Hepatitis B
ß Ditularkan terutama sebagai infeksi yang masuk melalui ibu dan melalui ASI, jarang melalui plasenta.
ß Berkaitan dengan hepatitis kronis pascanatal, sirosis dan karsinoma hepatoseluler.
Infeksi Non-Virus: • Neisseria Gonorrhoea
ß Infeksi yang terjadi pada masa intrapartum (ascending infection) ß Opthalmia neonatorum (awal)
• Treponema pallidum (syphilis)
ß Ditularkan melalui plasenta, disetiap saat selama kehamilan (dampak paling buruk jika infeksi dini).
ß Berkaitan dengan kematian janin, lahir mati dan syphilis kongenital (lesi kulit dan selaput mukosa, hepatosplenomegali, anemia dan trombositopenia, lesi pada tulang)
• Toxoplasma gondii
ß Ditularkan melalui plasenta (dampak paling buruk jika terjadi sejak dini).
ß Berhubungan dengan hidrosefalus / mikrosefalus, kalsifikasi otak, hepatosplenomegali,
retinitis/kebutaan, kehilangan pendengaran dan retardasi mental
C. Penyakit Tiroid
• Hipotiroidisme
ß Dicurigai setelah operasi tiroid dan dalam kasus gondok (pembengkakan tiroid) ß Berkaitan dengan Hashimoto Thyroiditis
ß Dapat menyebabkan lahir mati, PJT, solusio plasenta dan preeklampsia
ß Indikasi untuk pemberian Tiroksin
• Hipertiroidisme
ß Lebih umum daripada hipotiroidisme
ß Harus dicurigai pada kasus dengan gondok ß Paling sering disebabkan oleh penyakit Grave’s
ß Komplikasi pada ibu termasuk preeklampsia berat, gagal jantung dan gangguan irama jantung
2. IDENTIFIKASI PENYAKIT YANG DIPERBERAT OLEH
KEHAMILAN
• Identifikasi dan pengobatan dini hipertensi dalam kehamilan sebagai awal dari pre/eklampsia • Identifikasi dan pengobatan diabetes dalam kehamilan
• Identifikasi dan pengobatan infeksi yang diperberat oleh kehamilan (ISK, penyakit sistemik, malaria, TB ,HIV)
A. Preeklampsia
• Risiko preeklampsia meningkat pada:
ß Nuliparitas
ß Usia ibu > 35 tahun
ß Riwayat keluarga dan riwayat pribadi sebelumnya
ß Penyakit ginjal kronis, hipertensi, dan diabetes sebelum kehamilan ß Kehamilan kembar
ß Obesitas, penyakit jaringan penunjang
ß Hydrops fetalis
• Manifestasi hipertensi berat pada kehamilan
ß Sistolik ≥ 160 dan diastolik ≥ 110
ß Protein dalam urin ≥ 5 gram dalam urin 24 jam
ß Jumlah urin sedikit (< 500 cc / hari)
ß Sakit kepala, penglihatan kabur dan kebas ß Nyeri epigastrik
ß Gejala kardiopulmoner, edema
ß Peningkatan enzym hati, jumlah trombosit menurun ß Pertumbuhan janin buruk
B. Diabetes
• Diabetes sebelum kehamilan:
ß Meningkatnya risiko keguguran dan anomali kongenital jika tidak terkontrol ß Penyakit semakin parah jika kasus berlanjut (komplikasi ginjal dan retina)
• Diabetes kehamilan:
ß Terjadi pada 2 – 5 % kehamilan
ß Tes toleransi glukosa abnormal pada 18 – 24 minggu
ß Indikasi untuk uji celup urin pada trimester dua dan tiga ß Harus dicurigai pada kasus makrosomia dan polihidramnion
ß Meningkatnya kejadian persalinan macet dan seksio sesaria serta trauma lahir ß Jika tidak terkontrol dengan diet, pertimbangkan insulin
ß Hipoglikemia / hipokalsemia pada neonatus
Bab 1
3. MEMPERKIRAKAN PARTUS MACET
• Mengidentifikasi pertumbuhan janin dan ukuran panggul untuk mengetahui kemungkinan
disproporsi sefalopelvik (kepala panggul)
• Identifikasi dini kehamilan kembar
4. MEMPERKIRAKAN KASUS YANG BERISIKO PERDARAHAN ANTE DAN
POSTPARTUM
Hal ini bisa dicapai dengan cara:
• Mendiagnosis kasus dengan plasenta previa • Mencegah ruptura uteri
• Mengobati dan memantau kondisi yang berkaitan dengan solusio plasenta, misalnya:
ß Berusia lanjut ß Hipertensi
ß Pengguna obat terlarang
5. MEMANTAU FUNGSI PLASENTA, PERTUMBUHAN DAN KESEHATAN JANIN
• Merupakan bagian rutin dalam kehamilan tapi harus dipantau terutama pada kasus yang
berisiko tinggi, misalnya: ß Hipertensi dalam kehamilan ß Usia lanjut
ß Diabetes dalam kehamilan
ß Riwayat janin lahir mati atau persalinan kurang bulan ß Riwayat PJT
ß Paparan terhadap tembakau atau perokok
• Mencurigai buruknya fungsi plasenta :
ß Terhambatnya pertumbuhan janin
ß Oligohidramnion
ß Perubahan pola gerakan janin ß Hipertensi berat
ß Kasus diabetes yang diperberat oleh kehamilan ß Masalah tiroid
ß Terbukti ada infeksi perinatal
• Jika terjadi salah satu situasi yang disebutkan diatas, mungkin perlu dilakukan pemeriksaan lanjut seperti USG, doppler
• Jika diagnosis dapat ditegakkan, pertimbangkan untuk terminasi dini kehamilan
6. MEMPERKIRAKAN TERJADINYA PERSALINAN KURANG BULAN DAN
BERBAGAI RESIKO YANG MUNGKIN TERJADI
• Sekitar 30–40% persalinan kurang bulan tidak diketahui penyebabnya.
• Penentu paling kuat terjadinya persalinan kurang bulan adalah kejadian persalinan kurang
bulan sebelumnya.
• Kondisi ibu yang berkaitan dengan persalinan kurang bulan :
ß Abnormalitas uterus / serviks: - Malformasi uterus
- Fibroid
- Inkompetensia serviks ß Abnormalitas plasenta:
- Plasenta previa dan solusio plasenta ß Penyakit ibu selama kehamilan:
- Anemia berat, penyakit jantung & ginjal, hipertensi, diabetes - Trauma
ß Infeksi ibu :
- Infeksi saluran kemih - IMS termasuk HIV
ß Terpapar terhadap zat : tembakau dan obat-obatan terlarang
7. PERTIMBANGAN KHUSUS LAINNYA :
• Inkompatilibitas Rhesus • Genetik dan penyakit keluarga • Sindroma Down dan usia lanjut