• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Sistem Grameen Bank Sebagai Tanggung Jawab

BAB IV :PERANAN SISTEM GRAMEEN BANK TERHADAP

A. Peranan Sistem Grameen Bank Sebagai Tanggung Jawab

Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis sudah tentu adalah meningkatkan keuntungan. Logika ekonomi neoklasik adalah bahwa dengan meningkatnya keuntungan dan kemakmuran sebuah perusahaan sudah pasti akan meningkatkan kemakmuran rakyat karena lebih efisien dan murah produk yang dihasilkan. Kenyataannya tidak demikian, banyak perusahaan bukan hanya makin kaya tetapi juga semakin berkuasa sementara penduduk miskin dan lemah serta rentan secara sosial, ekonomi, politik, kesehatan dan lingkungan makin banyak. Kemajuan perusahan juga menyumbang ketidak-adilan dan kesenjangan sosial. Pertumbuhan ekonomi tidak selalu sejalan dengan pemerataan atau distribusi kesejahteraan.69

Memperhatikan kesenjangan yang semakin besar muncul berbagai reaksi untuk memperbaiki persoalan kesenjangan. Antara lain program pengentasan kemiskinan, perbaikan kesejahteraan, bantuan subsidi langsung dan sebagainya. Itu jika dilakukan oleh pemerintah sebagai unsur negara yang yang mempunyai peran penting di situ. Kenyataan menunjukkan bahwa upaya-upaya ini sering tidak membawa hasil atau tidak berkelanjutan. Pada saat banyak perusahaan

69

http://goodcsr.wordpress.com/about/artikel/, “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility”, terakhir kali diakses pada tanggal 13 November 2010.

semakin besar dan semakin kaya pada saat itu pula semakin banyak orang miskin dan semakin rusak lingkungan sekitarnya. Karena itu muncul pula kesadaran untuk mengurangi dampak negatif ini.

Ada sedikit perusahaan yang pemimpinnya tulus tertarik perubahan sosial. Jumlah mereka bertambah banyak seiring naiknya para manajer dari generasi lebih muda ke posisi puncak. Para eksekutif muda masa kini, karena dibesarkan televisi dan internet, lebih sadar masalah sosial dan lebih paham persoalan dunia ketimbang generasi sebelumnya. Mereka punya kepedulian soal perubahan iklim, buruh anak, penyebaran AIDS, hak perempuan, dan kemiskinan dunia. Para pemimpin baru ini sedang mengupayakan membuat tanggung jawab sosial perusahaan menjadi bagian penting filosofi bisnis.70

Berdasarkan hal tersebut, kita perlu memperkenalkan bisnis jenis lain, bisnis yang mengakui sifat multidimensi manusia. Jika kita menggambarkan perusahaan sekarang sebagai bisnis dengan target keuntungan sebesar-besarnya (profit maximizing business-PMB), jenis bisnis baru ini dapat disebut sebagai bisnis sosial. Pengusaha akan mendirikan bisnis sosial bukan untuk mencari keuntungan pribadi terbatas melainkan mencapai tujuan sosial nan luas.71

Pada tahap pengembangan konsep bisnis sosial ini, kita hanya bisa melihat garis besar secara umum. Di masa mendatang, seiring bisnis sosial mulai muncul

70

Muhammad Yunus, op.cit, hal. 18.

71

di seluruh dunia, jelas akan muncul berbagai ciri khas dan bentuk bisnis sosial baru. Menurut Prof. Yunus, ada dua kemungkinan bisnis sosial:72

1. Perusahaan yang fokus menyediakan manfaat sosial, bukan mencari keuntungan sebesar-besarnya bagi pemilik perusahaan, dimiliki investor yang mengharap manfaat sosial, seperti pembangunan ekonomi, keadilan sosial, keberlanjutan global, dan seterusnya, serta kepuasan psikologis, emosional, dan spiritual, daripada keuntungan finansial.

2. Beroperasi dengan cara sedikit berbeda yaitu bisnis pencari keuntungan maksimal yang dimiliki orang miskin dan kurang beruntung. Dalam hal ini manfaat sosial diperoleh dari kenyataan bahwa deviden dan pertumbuhan ekuitas yang dihasilkan dari PMB akan jatuh ke tangan orang miskin, dengan begitu membantu mereka mengurangi kemiskinan atau bahkan lepas dari kemiskinan sama sekali.

Perusahaan yaitu perbankan khususnya diharapkan dapat menerapkan bisnis sosial ini guna menjalankan tanggung jawab sosial perusahaannya. Perbankan mempunyai peran yang penting dalam menunjang kegiatan dunia usaha. Khususnya bagi perusahaan ataupun individu yang membutuhkan modal dalam rangka mengembangkan usaha. Selain hal itu juga sebagai tempat untuk menyimpan uang yang lebih aman dibanding disimpan di perusahaan dan juga akan mendapatkan keuntungan tambahan berupa bunga. Oleh karena bank menghimpun dan dari masyarakat, maka ia juga berkewajiban menyediakan dana dengan cara-cara yang paling baik melayani kepentingan masyarakat di samping

72

kepentingan pemilik dana-dana itu. Dibutuhkan objektivitas dan kebijaksanaan untuk mengalokasikan dana karena ada resiko yang tinggi jika dalam mengalokasikan salah. Hal itu akan dapat mengakibatkan adanya kredit macet yang membawa dampak terhadap kerugian yang sangat besar. Penggunaan dan perbankan sebagian besar disalurkan untuk kredit, dengan pemberian kredit tersebut bank akan mendapatkan keuntungan berupa bunga. Penggunaan dana untuk penyaluran kredit ini mencapai 70-80% dari volume usaha bank. Hal itu menunjukkan bahwa dana yang dihimpun oleh bank sebagian besar disalurkan kepada masyarakat berupa kredit. Kredit yang disalurkan semakin banyak memang boleh dikatakan dan tersebut produktif untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan dana untuk mengembangkan usahanya maupun kepentingan konsumtif.73

Pinjam meminjam uang dalam kegiatan perbankan di Indonesia disebut kredit. Hal tersebut terdapat pada Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Perbankan Indonesia yang menetapkan pengertian bank sebagai berikut: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

74

73 http://www.linkpdf.com/ebook-viewer.php?url=http://elearning-ujb.net/artikel/05-2108-6201PeranBank .doc, ”Peranan Bank Dalam Upaya Membantu Pengembangan UMKM”, terakhir kali diakses tanggal 13 Novermber 2010.

74

Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan

Dari pengertian tersebut salah satu kegiatan usaha yang pokok bagi bank konvensional adalah berupa pemeberian kredit dan dikenal dengan sebutan kredit perbankan. Kredit

perbankan disalurkan bank kepada masyarakat sesuai dengan fungsi utamanya menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.75

Oleh karena pada umumnya perbankan memperoleh dana dari masyarakat dan kegiatannya diawasi oleh pemerintah, beberapa tujuan kredit dapat ditambahkan sebagai berikut:

76

a. Menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan (kepentingan pemerintah).

b. Meningkatkan kegiatan perusahaan/perorangan yang didanai (peminjam) guna terpenuhinya kebutuhan usaha dan kebutuhan dan lainnya (kepentingan masyarakat).

c. Memperoleh laba untuk kelangsungan hidup perusahaan sehingga dapat memperluas usaha dan pelayanannya (kepentingan pemilik modal bank/ lembaga kredit).

Dalam pelaksanaan pemberian kredit perbankan tersebut biasanya dikaitkan dengan berbagai persyaratan, antara lain mengenai jumlah maksimal kredit, jangka waktu kredit, tujuan penggunaan kredit, suku bunga kredit, cara penarikan dana kredit, jadwal pelunasan kredit, dan jaminan kredit. Namun, dalam kenyataan tidak semua masyarakat yang mendapat kesempatan untuk mendapat kredit dikarenakan berbagai persyaratan yang tersebut di atas. Masyarakat yang tergolong miskin memiliki keterbatasan untuk memenuhi persyaratan tersebut

75

M. Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), hal. 73.

76

Nasroen Yasabari & Nina Kurnia Dewi, Penjaminan Kredit, Mengantar UKMK Mengakses Pembiayaan”, (Bandung: PT. Alumni, 2007), hal. 10.

dimulai dari tidak memiliki jaminan sampai dengan melengkapi persyaratan tekhnis administratif yang cukup rumit. Dari hal tersebut, pihak perbankan diharapkan agar dapat membantu masyarakat miskin atau memberi kemudahan-kemudahan kepada masyarakat miskin dalam pemberian pinjaman kredit. Salah satu langkah yang dapat ditempuh oleh perbankan atau alih-alih sebagai pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu dengan cara menerapkan sistem Grameen Bank dalam memberikan pinjaman kredit.

Sistem Grameen Bank hampir kebalikan dari sistem perbankan konvensional. Perbankan konvensional didasarkan pada prinsip bahwa semakin banyak yang anda miliki, semakin banyak yang bisa anda dapatkan. Dengan kata lain, jika anda memiliki sedikit atau tidak ada, anda tidak mendapatkan apa-apa. Akibatnya, lebih dari setengah populasi dunia ini dirampas dari jasa keuangan bank-bank konvensional. Perbankan konvensional didasarkan pada jaminan, sistem Grameen Bank adalah jaminan-bebas.77 Sistem Grameen Bank

menyediakan pinjaman kecil tanpa agunan dengan biaya masuk akal kepada orang miskin.78

77

http://www.grameen-info.org/index.php?option=com_content&task=view=id=27&Itemid=176, “Is Grameen Bank Different”, terakhir kali diakses tanggal 13 November 2010.

78

Muhammad Yunus, op.cit., hal. 32.

Perbedaan antara sistem Grameen Bank dan sistem bank konvensional dapat dilihat sebagai berikut:

1. Bank konvensional menunggu kedatangan nasabah atau calon nasabah di kantornya, sistem Grameen Bank secara proaktif mengunjungi mereka di masing-masing desa.

2. Transaksi kredit bank konvensional harus didukung dengan dokumen tertulis berupa formulir-formulir yang harus diisi oleh calon nasabah. Sedangkan dalam sistem Grameen Bank, yang ada hanyalah beberapa formulir sederhana yang diisi oleh petugas lapangan guna mencatat identitas calon nasabah.

3. Bank konvensional mensyaratkan adanya collateral atau jaminan kebendaan yang cukup bagi setiap calon nasabah yang mengajukan kredit. Nilai jaminan tersebut bahkan harus lebih besar atau mencapai batas minimum tertentu dibandingkan dengan nilai kredit yang diajukan. Sementara itu sistem

Grameen Bank tidak memerlukan jaminan kebendaan sama sekali baik berupa modal, pendapatan atau aset sebagai agunan bagi calon debitur. Sistem

Grameen Bank justru mensyaratkan yang sebaliknya. Dalam hal ini, sistem

Grameen Bank menetapkan batas maksimum bagi pendapatan atau pemilikan aset baik berupa barang-barang tidak bergerak seperti tanah dan rumah maupun barang-barang bergerak seperti perabot rumah tangga, perhiasan,barang-barang elektronik, ternak, alat-alat pertanian dan lain-lain. Penilaian terhadap calon debitur tersebut dilaksanakan dengan uji kelayakan melalui penilaian terhadap pendapatan, harta dan rumahnya. Kalau hasil penilaian tersebut betul-betul hidup di bawah garis kemiskinan, maka orang tersebut justru layak diberi pinjaman oleh bank.

4. Bank konvensional memberikan sanksi hukum bagi debitur yang gagal mengembalikan pinjaman, misalnya melalui penyitaan barang agunan. Tidak demikian bagi nasabah sistem Grameen Bank yang mengalami ”wanprestasi”, karena sistem Grameen Bank sudah menyediakan alat untuk mengantisipasi kredit macet tersebut dengan cara mempertahankan kedisiplinan anggota tetap tinggi, yaitu memalui kekuatan kelompok dan menciptakan hubungan yang baik antara petugas bank dengan anggota serta antar anggota.

Sehubungan dengan kegiatan pemberian kredit perbankan, mengenai jaminan utang disebut dengan sebutan jaminan kredit atau agunan. Jaminan kredit pada umumnya dipersyaratkan dalam suatu pemberian kredit . Dari beberapa ketentuan yang berlaku di bidang perbankan dapat disimpulkan bahwa jaminan hampir selalu dipersyaratkan dalam setiap skim perkreditan. Tetapi sepanjang yang dapat diketahui tidak terdapat suatu alasan bagi bank untuk mensyaratkan adanya kewajiban (calon) debitur untuk menyerahkan (memberikan) sesuatu jaminan kredit, kecuali karena adanya ketentuan hukum jaminan yang berlaku, misalnya ketentuan Pasal 1131 KUHPerdata tentang kedudukan harta pihak yang berutang sebagai jaminan atas uangnya. Bank mungkin saja dapat menyetujui pemberian kredit kepada debitur tanpa mensyaratkan penyerahan jaminan sepanjang memenuhi kelayakan dari berbagai aspek yang dinilainya.79

79

M. Bahsan, Hukum , op.cit., hal. 102.

Oleh karena itu, sistem Grameen Bank sangat dimungkinkan dapat berperan aktif dalam kegiatan usaha pada perbankan.

Sistem Grameen tetap mengandung unsur-unsur kredit seperti kesepakatan jangka waktu pelunasan kredit dan suku bunga bank. Namun, sistem Grameen Bank memberlakukan kemudahan lebih besar dalam produk peminjaman. Nasabah akan lebih mudah membayar besar tepat waktu saat simpanan banyak, juga bisa mencicil pinjaman lebih kecil pada masa-masa sulit.80 Kemudian Sistem

Grameen Bank memberikan suku bunga sederhana, lain dengan bunga tambahan yang dikenakan bank konvensional. Jumlah tagihan bunga dari nasabah tak pernah melebihi total jumlah pinjaman. Meski jika nasabah perlu waktu dua puluh tahun untuk melunasi pinjaman, dia tak akan membayar total lebih dari dua kali lipat jumlah pinjamannya.81

Menurut filosofi Grameen Bank keluarnya seseorang dari kemiskinan menuntut adanya inisisatif dan kreativitas. Demi menunjang filosofi itu, sistem

Grameen Bank merancang kredit berbasis kepercayaan bukan kontrak legal. Konkretnya, peminjam diminta membuat kelompok yang terdiri dari lima orang dengan satu pemimpin. Kelompok peminjam dituntut membuat pelbagai agenda sosial yang bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Sistem ini bukan sekedar berfokus kepada kemiskinan finansial, tetapi juga sosial. Sistem Grameen Bank

mendorong rasa tanggung jawab dan solidaritas terhadap sesama peminjam dalam satu komunitas. Ini didasarkan pada kemiskinan bukan semata disebabkan oleh kekurangan modal finansial, tetapi juga sosial.82

80

Muhammad Yunus, op.cit., hal. 68.

81

Ibid, hal. 69.

82

http://putramalaka.0fees.net/?p=192, “Strategi Pengentasan Ekonomi”, terakhir kali diakses pada tanggal 13 November 2010.

Dari penjelasan tersebut, perbankan dalam hal pelaksanaan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dapat menerapkan sistem Grameen Bank sebagai bagian tanggung jawab perusahaan pada perbankan yang berperan dalam:

1. Memberikan fasilitas perbankan untuk masyarakat miskin yang mudah dipahami;

2. Menghapuskan eksploitasi masyarakat miskin oleh pemberi pinjaman uang yang menetapkan bunga yang tinggi sehingga masyarakat miskin kesulitan membayar ;

3. Menciptakan peluang kerja mandiri sehingga mengurangi jumlah pengangguran.

B. Hambatan Realisasi Sistem Grameen Bank Sebagai Tanggung Jawab

Dokumen terkait