Waskita VR Company Profile adalah project Virtual Reality yang memperlihatkan dan mengeksplorasi portofolio bangunan perusahaan kontruksi Waskita Karya. Project ini masih bersifat proposal untuk pitching kepada perusahaan tersebut. Dikarenakan hal tersebut, supervisor
penulis meminta supaya perancangan aset 3D Pre-Visualization masih bersifat 3D kasar untuk gambaran environment pada proyek Virtual Reality ini. Target aset 3D yang diminta oleh supervisor penulis adalah
lima objek bangunan Waskita Karya dari lima jenis bangunan berbeda. Lima jenis bangunan ini akan ditempatkan dalam satu pula besar environment pada Virtual Reality yang akan terbagi menjadi lima wilayah
sesuai dari jenis bangunannya.
Terdapat 5 jenis bangunan yang diusung, yaitu: 1. Parbik Pre-Cast (cetakan beton bangunan). 2. Jembatan.
3. Lintas Rel Terpadu. 4. Jalan Tol.
Dari lima jenis bangunan tersebut penulis memilih lima bangunan berdasarkan dari portofolio konstruksi bangunan Waskita Karya, yaitu: 1. Karawang Plant (Pabrik Pre-Cast).
2. Jembatan Merah Putih Ambon (Jembatan). 3. LRT Palembang (Lintas Rel Terpadu). 4. Jalan Tol Pejagan Pemalang (Jalan Tol). 5. Hotel Dafam Teraskita (Realty).
Gambar 3.27. Kawarang Plant (Pre-Cast)
Gambar 3.28. Jembatan Merah Putih Ambon
(https://www.wowkeren.com/display/images/photo/2018/10/25/00229507_3.jpg)
Gambar 3.29. LRT Palembang
Gambar 3.30. Jalan Tol Pejagan Pemalang
(https://i2.wp.com/www.senayanpost.com/wp-content/uploads/2018/04/Simpang-susun-
Jalan-Tol-Pejagang-Pemalang-Ruas-Pejagan-Brebes-Foto-NET.jpg?resize=780%2C390&ssl=1)
Gambar 3.31. Hotel Dafam Teraskita (http://dafamhotels.com/_archive-hotel/HDTJ/hdtj_Facade2.jpg)
Pabrik Pre-Cast Karawang Plant menggunakan teknis modular dengan membuat satu template aset 3D yang serupa lalu diduplikasi untuk membuat isi satu envrioment penuh dan seakan-akan seperti pabrik
pre-cast. Proses pembuatan template diutamakan untuk aset 3D rangka
bangunan yang ada dalam pabrik. Setelah itu disebar ke berbagai tempat aset 3D Pabrik untuk memberikan kesan pabrik konstruksi pre-cast.
Gambar 3.32. Contoh Rangka Bangunan Pre-Cast pada Bangunan Konstruksi Karawang Plant dari Buku Waskita Karya Company Profile – Sustainable Growth
Proses perancangan template aset 3D rangka bangunan berasal dari contoh gambar 2.24. Proses ini dilakukan berulang-ulang untuk memberikan skala pada jumlah aset 3D yang nantinya akan disebar dalam environment Pre-Visualization. Proses berikutnya adalah membuat bangunan tempat
penulis menambahkan tektur untuk memberikan kecocokan visual 3D dengan referensi gambar bangunan aslinya. Proses perancangan masih bersifat kasar, sehingga baik itu ukuran dan detil environment belum benar –benar cocok dengan versi nyata.
Gambar 3.33. Template Aset 3D Rangka Bangunan Pre-Cast untuk Karawang Plant
Hasil akhir aset 3D dilakukan dengan penggabungan template aset 3D rangka bangunan dengan bangunan penyimpanannya.
Gambar 3.35. Hasil Akhir Render Pre-Visualization 3D Karawang Plant
Proses perancangan aset 3D Jembatan Merah Putih Ambon menggunakan metode yang sedikit berbeda dengan aset 3D Karawang Plant. Metode penggunaan template (modular) aset 3D masih digunakan untuk perancangan berulang tiang lampu jalan, jalan jembatan, dan rangka jembatan. Namun yang membedakan adalah proses pembuatan jalan jembatan dapat melengkung. Pada proses ini, penulis menggunakan teknik modifier bend yang merupakan salah satu fitur di 3Ds Max untuk
melengkungkan setiap model 3D yang bersifat tegak lurus. Menurut situs Autodesk Bend Modifier adalah teknik melengkungkan model 3D yang bisa dilakukan hingga 360 derajat. Kesan visual yang didapat akan terlihat organik dari dampak lengkungan tersebut. Syarat utama untuk
cukup jumlah polygon yang banyak dan bentuknya masih tegak lurus. Cara modifier bend melengkungkan objek adalah dengan mengetahui informasi
jumlah polygon ada dalam satu objek 3D. semakin sedikit jumlah polygon-nya maka semakin tegak lurus lekukan objekpolygon-nya
Gambar 3.36. Proses Perancangan Template 3D Jembatan Merah Putih Ambon
Gambar 3.38. Penggabungan aset 3D Template Jalan Jembatan dengan Tiang Lampu
Gambar 3.40. Template Jalan Jembatan dengan Menggunakan Modifier Bend di 3Ds Max
Proses selanjutnya adalah penggabungan aset 3D jembatan, mulai dari jalan hingga rangka jembatan. Lalu dilanjutkan dengan memberikan tekstur pada aset 3D. Terakhir dengan menambahkan landscape dan tesktur lautan untuk memvisualisasikan lokasi jembatan.
Gambar 3.41. Proses Penggabungan Aset 3D Jalan Jembatan dengan Rangka Jembatan
Gambar 3.43. Hasil Akhir Render Pre-Visualization 3D Jembatan Merah Putih Ambon
Gambar 3.44. Render Pre-Visualization 3D Jembatan Merah Putih Ambon dari Perspektif Bird-view
Proses perancangan LRT Palembang lebih mudah dibandingkan Jembatan Merah Putih Ambon, karena tidak melibatkan proses pelengkunagn objek 3D untuk jalan rel kereta api. Metode yang dilakukan cukup serupa dengan pembuatan satu aset staisun LRT dengan lampu tiang rel kereta, jalan rel kereta. Tambahan aset template 3D seperti bangunan rumah dan gedung 3D dibuat untuk memberikan kesan stasiun berada di tengah kota. Supervisor magang penulis menyarankan untuk menambah kereta LRT agar kesan stasiun LRT lebih hidup dengan kereta yang sedang berlalu-lalang.
Gambar 3.46. Template Aset 3D Tiang Lampu Rel Kereta
Perancangan aset 3D bangunan rumah dan gedung menggunakan teknik color-blocking untuk membedakan jenis objek 3D.
Gambar 3.48. Template Aset 3D Bangunan Rumah dan Gedung dengan Teknik Color-blocking
Khusus untuk LRT Palembang, Supervisor meminta dibuatkan Aset 3D Kereta LRT. Hal ini untuk mempercantik visual Pre-Viz LRT Palembang. Pertama penulis mengambil referensi gambar dari internet lalu memulai proses modeling dari gambar referensi tersebut.
Gambar 3.49. Referensi Gambar Kereta LRT
(https://dumielauxepices.net/sites/default/files/railways-clipart-mrt-train-733876-1644886.jpg)
Gambar 3.50. Model 3D Kereta LRT
Proses terakhir adalah penggabungan semua template Aset 3D LRT Palembang dengan penambahan tekstur jalan, tanah, background kota.
Gambar 3.51. Proses Penggabungan Template Aset 3D Stasiun LRT Palembang dengan Penambahan Tekstur Objek 3D
Gambar 3.53. Render LRT Palembang dari Perspektif Frog-view
Proses perancangan aset 3D Jalan Tol Pejagan Pemalang merupakan bangunan paling sulit yang penulis rancang. Hal tersebut dikarenakan jalan tol memiliki bentuk melengkung dan proses perancangannya dibuat dengan teknik spline modeling dimana rancangan awalnya dibuat dari garis tipis yang nantinya diubah menjadi objek 3D padat. Menurut situs Autodesk Spline Modeling adalah teknik modeling mengunakan garis (spline) Teknik pembuatan template masih digunakan untuk perancangan beruntut pada lampu tiang jalan tol, tiang penanda arah jalan tol. Ruas dari jalan tol Pejagan Pemalang memiliki dua tingkat, yaitu untuk jalan atas pada saat kendaraan hendak melakukan perpindahan jalur dan jalur bawah untuk jalan tol biasa. Hal tersebut membuat proses perancangan jalan tol harus dibuat berulang dan dengan seksama agar hasil akhir model 3D serupa dengan apa versi nyata.
Gambar 3.55. Proses Pertama Adalah Spline Modeling untuk Pembuatan Rangka Jalan Tol
Ketika Proses Spline Modeling telah selesai, proses selanjutnya adalah dengan membuat model garis spline memiliki bentuk objek 3D padat. Dengan melakukan proses convert to editable poly di 3ds Max, maka sebuah model sudah bisa diedit untuk memiliki wujud model 3D dari yang sebelumnya hanya berbentuk garis. Penulis membuat cadangan spline modeling jika hasil model 3D padatnya tidak sesuai dengan bentuk
referensi gambar, sehingga penulis bisa meng-edit ulang pada fase spline modeling.
Gambar 3.57. Fase Pembentukkan Model 3D Padat Jalan Tol setelah Spline Modeling
Pada gambar 3.52, penulis menambahkan landscape untuk membuat dataran tinggi pada ruas tingkat kedua jalan layang tol. Perancangan ini bersamaan dengan penambahan tiang lampu jalan tol dan pembuatan penanda jalan tol.
Gambar 3.59. Penambahan Tekstur pada Model 3D Jalan Tol dan Properti
Gambar 3.61. Render Jalan Tol Pejagan Pemalang dari Perspektif Bird-view Kedua
Model Bangunan 3D terakhir adalah Hotel Dafam Teraskita Jakarta. Model ini merupakan model kedua tersulit yang penulis rancang dikarenakan tinggal detil bangunan. Tingkat kedetilan bangunan meliputi Lekukan bangunan, Kaca, Balkon, dan juga proses modulasi model 3D yang jika memiliki sedikit kesalahan maka harus diulang dari awal. Penulis menggunakan teknik symmetry modifier pada bangunan 3D hotel. Menurut situs Autodesk symmetry modifier adalah teknik modeling untuk menyamakan sisi kanan objek dengan kirinya bgitu juga sebalik. Teknik modeling ini biasa berlaku pada desian kararkter, otomotif, dan segala macam model 3D yang sisi kanan dan kirinya simetris. Perancangan aset 3D template properti seperti tiang lampu, jalan, dan bangunan untuk dekorasi environemnt masih berlaku.
Gambar 3.62. Proses Rancangan awal model 3D Hotel Dafam Teraskita Jakarta
Berdasarkan dari gambar di internet dan Buku Waskita Karya Company Profile – Sustainable Growth, dua belah sisi banguna Hotel memiliki bentuk yang sama. Hal ini membuat proses perancangan menggunakan teknik mirror agar sisi kiri model 3D serupa dengan sisi kanannya.
Gambar 3.64. Hasil teknik modeling Mirror pada Objek 3D dengan Dua Sisi Model Serupa
Gambar 3.65. Progress Model 3D Bangunan Hotel Dafam Teraskita
Gambar 3.67. Model Properti 3D Bangunan dan Jalan Tol untuk Pelengkap Dekorasi Environment
Gambar 3.69. Hasil Akhir Render Pre-Visualization 3D Hotel Dafam Teraskita Jakarta
Setelah kelima aset 3D bangunan selesai dirancang. Proses selanjutnya adalah dengan menggabungkan kelima aset 3D ini kedalam satu environment untuk Pre-Visualization project Virtual Reality. Proses ini
berawal dari sketsa rancangan pulau yang akan diisi dengan lima jenis bangunan tersebut. Lima jenis bangunan ini akan dikelilingi oleh jalur rel kereta LRT yang akan menjadi alat transportasi untuk mengeskplorasi eksterior bangunan. Sebagai penjelajah, pemain akan ditempatkan di kereta LRT dan bisa melihat bangunan konstruksi skala besar dari dalam kereta.
Gambar 3.71. Sektsa Kasar Pulau Virtual Reality oleh Supervisor Penulis
Secara teknis, runtutan proses pada fase perancangan project ini adalah: 1. Meletakkan kelima objek 3D dalam satu pulau yang akan dibagi dalam
2. Lalu membuat model 3D stasiun LRT yang akan menghubungkan satu area environment dengan lainnya. Contohnya untuk menghubungkan Teritori Realty (Hotel Dafam Teraskita Jakarta) dengan Teritori Stasiun LRT (LRT Palembang).
3. Membuat model 3D Rel kereta LRT yang terhubung dari satu stasiun Teritori dengan lainnya. Sehingga proses eksplorasi dilakukan secara berulang.
Gambar 3.73. Model 3D Stasiun LRT untuk Eksplorasi dalam Waskita VR Company Profile
Gambar 3.74. Proses Penghubungan Stasiun LRT dalam Satu Pulau Virtual Reality yang Terbagi dengan 5 Teritori Jenis Bangunan
Pada Teritori jenis bangunan Realty, penulis merancang environment dalam bentuk perkotaan yang akan diisi dengan Hotel Dafam Teraskita Jakarta. Proses perancangan kota dimulai dengan pembuatan delapan template aset 3D bangunan kota. Lalu proses selanjutnya adalah
pembuatan jalan kota yang akan diisi dengan bangunan-banguan tersebut. Fase akhirnya adalah dengan melektakkan model 3D Hotel Dafam Teraskita Jakarta di area perkotaan tersebut.
Gambar 3.76. Penambahan Bangunan Properti 3D untuk Teritori Realty
Gambar 3.77. Hasil Akhir Peletakkan Objek 3D Bangunan Kota, Stasiun, dan Hotel Dafam Teraskita Jakarta
Gambar 3.78. Render Pre-Visualization Teritori Realty Lengkap dengan Stasiun LRT
Gambar 3.80. Render Pre-Visualization Teritori Bridge (Jembatan) Lengkap dengan Stasiun LRT
Gambar 3.81. Render Pre-Visualization Teritori Toll Road (Jalan Tol) Lengkap dengan Stasiun LRT
Gambar 3.82. Render Pre-Visualization Teritori LRT Lengkap dengan Stasiun LRT
`
Gambar 3.83. Scene Environment pada Pre-Visualization Pulau Virtual Reality dalam Waskita VR Company Profile