• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan komponen SRA untuk pembenihan ikan hias ini mengacu pada rancangan yang dibuat oleh Setiawan et. al. (2004). SRA terbagi menjadi 3 sub- sistem, yaitu sub-sistem pengkondisian, sub-sistem budidaya dan sub-sistem penyaluran. Skema SRA tersebut terdapat padaGambar 4.

Gambar 4. Skema rancangan SRA. 1. Sub-sistem pengkondisian

Sub-sistem pengkondisisan merupakan tempat pengkondisian kembali air setelah melewati bak budidaya. Komponen utama sub-sistem ini adalah bak filtrasi, bak tandon dan bak pengkondisian. Bak filtrasi adalah tempat terjadinya pemisahan bahan polutan dari air. Proses filtrasi yang dilakukan adalah melalui proses fisik (pengendapan dan penyaringan), kimia (pertukaran kation) dan biologi (tanaman hias dan bakteri pengurai nitrogen). Bak tandon digunakan untuk menampung cadangan dan kelebihan air dari bak-bak lainnya. Bak pengkondisian digunakan untuk menjaga kestabilan debit yang mengalir ke bak budidaya. Selain itu, bak pengkondisi juga berfungsi sebagai tempat pengaturan komponen parameter air, diantaranya adalah penambahan DO, pengaturan suhu dan lain sebagainya. Konsep rancangan penyusun sub-sistem ini adalah sebagai berikut.

Bak filter, tandon dan pengkondisi digunakan untuk menampung air pada

Bak pengkondisi Bak budidaya Bak tandon Bak Filtrasi z1 z7 z6 z5 z4 z2 z3 Pompa z8 Sub-Sistem Budidaya Sub-Sistem Pengkondisian Sub-Sistem Penyaluran 1 Sub-Sistem Penyaluran 2 Sub-Sistem Penyaluran 3 Sub-Sistem Penyaluran 5

dirancang sama. Gambar skema konsep rancangan bak tersebut terdapat pada Gambar 5.

Gambar 5. Skema konsep rancangan bak pengkondisi, tandon dan filtrasi (satuan cm).

Bak filter digunakan sebagai wadah yang tampungan air agar proses filtrasi oleh filter dapat berlangsung. Proses filtrasi dilakukan secara fisik, kimia dan biologis oleh material filter. Material filter yang dipilih pada rancangan ini adalah zeolit. Zeolit mampu menyerap senyawa nitrogen hasil metabolisme ikan melalui proses penukaran kation. Kemampuan zeolit lebih baik bila dibandingkan dengan kemampuan filter biologis dengan media arang aktif (Emadi et. al., 2001). Filtrasi biologi dilakukan oleh tanaman yang ditanam di atas zeolit dan bakteri pengurai nitrogen yang akan tumbuh pada permukaan zeolit pada saat kapasitas tukar kation zeolit mulai menurun. Proses filtrasi fisik dilakukan melalui mekanisme dan sedimentasi. Zeolit bertindak sebagai filter fisik dengan menyaring padatan yang terbawa aliran air di sela-sela bongkahan zeolit. Proses sedimentasi terjadi pada ketiga bak dalam sub-sistem pengkondisian.

Agar bongkahan zeolit tidak berhamburan di bak filtrasi, zeolit ditempatkan dalam rangka filter. Selain itu, rangka filter juga menjaga agar zeolit tidak masuk ke pipa sub-sistem penyaluran 3. Karena rangka ditempatkan dalam air, rangka dibuat dengan bahan yang tidak korosif. Untuk memperkokoh filter, pipa PVC yang telah dilubangi diletakkan pada bagian tengahnya.

Bak tandon bersama dengan bak filter berfungsi sebagai tempat penampungan air berlebih, terutama saat pompa tidak beroperasi. Bak filter diletakkan sejajar atau lebih tinggi dibandingkan bak tandon. Untuk menghemat ruangan, bak tandon diletakkan di bawah bak filter dalam satu dudukan.

Bak pengkondisi digunakan untuk menjaga kestabilan debit aliran. Oleh karena itu, bak pengkondisi didesain lebih tinggi dari bak-bak lainnya dan tinggi air di bak pengkondisi dijaga agar tetap stabil. Tinggi air dijaga dengan mengatur agar debit pompa selalu lebih besar dari debit suplai air ke bak-bak budidaya. Kelebihan debit dibuang melalui pipa overflow. Untuk menciptakan mekanisme sedimentasi dan agar air sedikit yang terbuang ketika pompa tidak beroperasi, pada lubang saluran suplai air dipasang pipa penjaga muka tinggi air. Skema rancangan pipa tersebut terdapat pada Gambar 6.

Gambar 6. Pipa penjaga tinggi muka air bak pengkondisi (satuan cm). Berdasarkan hal-hal tersebut, konsep rancangan komponen pada sub-sistem pengkondisian adalah seperti yang terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Konsep rancangan komponen penyusun sub-sistem pengkondisian

No Komponen Fungsi Bahan dan Spesifikasi

1 Bak filter Menampung air agar proses filtrasi terjadi dan menampung kelebihan air

Bak fiber (tinggi 60 cm; diameter 80 cm; 2overflow

½”; outlet reducer 4”x1 ½”) 2 Bak tandon Menampung kelebihan

air dan tempat terjadinya sedimentasi

Bak fiber (tinggi 60 cm; diameter 80 cm; 2 overflow ½” ; outlet reducer 4”x1 ½”) 3 Rangka filter Tempat diletakkannya material filter

Alumunium dan kasa kawat stainless

4 Bak

pengkondisi

Menjaga kestabilan debit dan tempat terjadinya sedimentasi

Bak fiber (tinggi 60 cm; diameter 80 cm; 2 overflow

½” ; outlet reducer 4”x1 ½”)

5 Pipa

penjaga tinggi air

Menjaga tinggi air dan memungkinkan

terjadinya sedimentasi di bak pengkondisi

Pipa PVC 4” panjang 40 cm

No Komponen Fungsi Bahan dan Spesifikasi

6 Dudukan

bak filter

Tempat meletakkan bak filter

Besi siku 50x50x 3 mm; sambungan baud (diameter 12 mm) 7 Dudukan bak pengkondisi dan bak tandon

Tempat meletakkan bak pengkondisi dan bak tandon

Besi siku 50x50x 3 mm; sambungan baud (diameter 12 mm)

2. Sub-sistem budidaya

Sub-sistem budidaya merupakan wadah tempat pembenihan dilakukan. Kondisi air dalam subsistem ini harus dijaga sehingga sesuai dengan kondisi air yang dibutuhkan oleh ikan. Penambahan bahan polutan ke dalam air terjadi dalam sub-sistem ini. Sirkulasi air yang terjadi harus dapat mengencerkan polutan tersebut sehingga konsentrasinya tidak melampaui batas konsentrasi yang diizinkan.

Bak budidaya didesain lebih kecil dari bak-bak dalam sistem pengkondisian. Oleh karena pembenihan yang akan dilakukan di dalam SRA ini adalah pembenihan ikan hias kecil, maka wadah pembenihan didesain tidak terlalu besar sehingga memudahkan proses perawatan, pengontrolan dan pengaturan lingkungannya. Warna bak budidaya didesain transparan sehingga pencahayaan dalam bak dapat dengan mudah diatur dengan menyelimuti bak menggunakan karton ataupun kertas karbon. Skema rancangan bak budidaya terdapat pada Gambar 7.

Gambar 7. Skema konsep rancangan bak budidaya (satuan cm).

Bak budidaya diletakkan memanjang dua blok. Masing-masing blok berisi enam bak. Dengan demikian, panjang dudukan dirancang sekitar 3 m. Dudukan bak budidaya didesain menggunakan besi siku 30x30x3 mm.

Konsep rancangan komponen penyusun sub-sistem budidaya terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3. Konsep rancangan komponen penyusun sub-sistem budidaya

No Komponen Fungsi Bahan dan Spesifikasi

1 Bak

budidaya

Wadah pembenihan Bak fiber (tinggi 40 cm; diameter 30 cm; 2overflow

½” ; outlet reducer 3”x1”)

2 Dudukan

bak budidaya

Tempat meletakkan bak budidaya

Besi siku 30x30x3 mm; sambungan baut 12 mm

3. Sub-sistem penyaluran

Sub-sistem penyaluran terdiri dari pipa dan selang yang menghubungkan sub-sistem budidaya dan pengkondisian. Debit dan tinggi muka air pada saat operasional SRA diatur pada sub-sistem ini. Sub-sistem pengkondisian terdiri dari 5 komponen yaitu:

1. Penyaluran bak pengkondisi ke bak budidaya (sub-sistem penyaluran 1) 2. Penyaluran bak kondisi ke bak filtrasi (sub-sistem penyaluran 2)

3. Penyaluran bak filtrasi ke bak tandon (sub-sistem penyaluran 3) 4. Penyaluran bak tandon ke bak pengkondisi (sub-sistem penyaluran 4) 5. Penyaluranoverflowbak pengkondisi (sub-sistem penyaluran 5)

Pemberian suplai air ke bak budidaya dilakukan melalui sub-sistem penyaluran 1.Distribusi antar bak dilakukan menggunakan pipa PVC ½” melalui overflowsetiap bak budidaya. Pengaturan debit air dilakukan menggunakan katup (globe valve). Untuk kemudahan pemasangan, inlet pipa distribusi antar bak dihubungkan dengan outlet bak pengkondisi menggunakan selang plastik 1”.

Drainase dilakukan melalui sub-sistem penyaluran 2 menggunakan jaringan

pipa PVC 1”. Untuk kemudahan pemasangan, jaringan pipa tersebut dihubungkan

dengan outlet setiap bak budidaya menggunakan selang plastik 1 ¼”.

Sub-sistem penyaluran 3 menghubungkan bak filtrasi dengan bak tandon.

Oleh karena outlet bak filtrasi dan tandon berukuran 1 ½”, sub-sistem penyaluran

Penyaluran air ke bak pengkondisi dari bak tandon dilakukan menggunakan pompa. Penyaluran dilakukan menggunakan selang plastik 1” untuk kemudahan pemasangan.

Jaringan perpipaan dipasang tanpa menggunakan lem untuk mempermudah penggantian pipa bila terjadi kerusakan. Untuk mengatasi kebocoran pada sambungan, bagian ujung pipa yang akan disambung dilapisi dengan selotape pipa.

b. Rancangan Tinggi Peletakan Bak

Tinggi peletakan setiap komponen dalam SRA mempengaruhi kinerja penyaluran air. Perencanaan tinggi peletakan setiap komponen harus memperhitungkan tinggi ideal, kemudahan operasional dan kondisi lapang. Dudukan didesain setinggi tinggi peletakan dasar bak setiap komponen.

Idealnya, bak pengkondisi diletakkan setinggi mungkin. Walupun demikian, ruangan tempat meletakkan ruang resirkulasi umumnya hanya setinggi 3 m. Tinggi bak pengkondisi adalah 60 cm. Oleh karena itu, bak pengkondisi didesain diletakkan setinggi 2 m dari lantai.

Letak bak tandon dan bak filtrasi didesain serendah mungkin. Untuk kemudahan pemasangan, bak tandon dan bak filtrasi diletakkan pada tinggi 30 cm dari lantai.

Tinggi peletakan bak budidaya didesain menyesuaikan dengan tinggi letak bak filtrasi. Tinggi bak filtrasi adalah 60 cm. Dasar bak diletakkan 30 cm dari lantai, Dengan demikian, tinggi bagian atas bak dari lantai adalah 90 cm. Outlet drainase bak budidaya diletakkan pada bagian atas bak. Agar bak tetap terisi walaupun aliran air dari bak pengkondisi terhenti, bak budidaya didesain diletakkan lebih rendah dari outlet drainase. Akan tetapi, untuk menghindari meluapnya air sampaioverflowpada saat pengoperasian, tinggioverflowbak bududaya didesain lebih tinggi sekitar 15 cm dari outlet drainase. Dengan demikian, tinggi peletakan dasar bak budidaya dari lantai adalah 80 cm.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait