• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. PERANCANGAN PROGRAM PEMBANGUNAN

7.2. Saran

Untuk pelaksanaan pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta pada masa yang akan datang perlu adanya strategi pembangunan hutan rakyat yang tepat. Strategi tersebut dirumuskan berdasarkan faktor internal kekuatan dan kelemahan yang ada, serta faktor eksternal peluang dan ancaman. Berdasarkan hasil analisis IFE-EFE, analisis SWOT dan analisis QSPM telah dirumuskan strategi-strategi pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta, sebagai berikut :

1. Prioritas strategi pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta.

a. Menggunakan komitmen pemerintah daerah untuk menyerap dana pusat dan provinsi untuk pengembangan hutan rakyat.

b. Meningkatkan penyuluhan mengenai pemeliharaan hutan rakyat.

c. Melakukan penelitian dan pengembangan teknik budidaya dan pemeliharaan hutan rakyat.

2. Alternatif strategi pembangunan hutan rakyat di Kabupaten Purwakarta.

a. Membangun kemitraan antara UPTD Penelitian dan Pengembangan dengan penangkar bibit daerah.

b. Menggunakan peranan pemerintah daerah dalam menangani hutan rakyat pada tanah guntai.

c. Penyusunan data lahan kritis/lahan potensi hutan rakyat dengan memanfaatkan dana pusat dan provinsi.

d. Memanfaatkan sarana prasarana yang ada dalam rangka sosialisasi hutan rakyat kepada generasi muda.

Hasil dari penelitian atau kajian ini dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah khususnya instansi terkait dalam melaksanakan program pembangunan hutan rakyat. Beberapa masukan yang dapat disampaikan adalah :

1. Program dan kegiatan pembangunan hutan rakyat diarahkan kepada pengembangan hutan rakyat agroforestry dan sylvopastur dengan menggabungkan usaha tani tanaman kehutanan dengan tanaman pertanian dan peternakan. Hutan rakyat agroforestry dan sylvopastur dapat mendorong petani melaksanakan pemeliharaan lebih intensif, dan dapat meningkatkan pendapatan petani.

2. Pada lokasi hutan rakyat dengan lahan status tanah guntai harus dibangun pola kemitraan antara pemilik lahan dan petani penggarap dalam bentuk sebuah kesepakatan, dengan pemerintah daerah sebagai mediator. Sehingga petani memiliki kepastian dan jaminan untuk menggarap lahan hutan rakyat dan menikmati hasil panennya.

3. Perlu disosialisasikan pembuatan dan penggunaan pupuk organik dan pestisida alami yang bahan-bahannya mudah didapat di sekitar lokasi hutan rakyat atau

tempat tinggal petani untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan keberhasilan hutan rakyat.

4. Lebih meningkatkan upaya partisipasi masyarakat atau petani dalam pembangunan hutan rakyat di daerah, dengan melibatkan masyarakat atau petani dalam proses perencanaan pembangunan hutan rakyat.

Beberapa saran yang dapat diberikan oleh penulis sehubungan dengan topik penelitian hutan rakyat adalah sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai keberhasilan hutan rakyat dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang berpengaruh, yang tidak dimasukan dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain tersebut antara lain permintaan pasar terhadap hasil hutan rakyat, tingkat penyuluhan yang diperoleh petani, jumlah dan keadaan tenaga penyuluh kehutanan, serta faktor yang lainnya.

2. Perumusan strategi pembangunan hutan rakyat dalam penelitian ini dilihat dari sisi Dinas Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Alam Kabupaten Purwakarta sebagai stake holder pemerintah daerah yang mengurusi hutan rakyat. Perlu kiranya dilakukan penelitian perumusan strategi pembangunan hutan rakyat dilihat dari sisi petani yang ditempatkan sebagai subyek dalam pembangunan hutan rakyat di daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Ameglia, R. 2007. Potensi Kayu dari Hutan Rakyat. Buletin Planolog Volume 3 Nomor 1 Maret 2007.

David, F. R., 2002. Manajemen Strategis. Pearson Education Asia Pte.Ltd. PT Prenhallindo. Jakarta.

Effendi, R. dan Sylviani. 2006. Konsepsi Rehabilitasi Lahan Kritis di Jawa Barat. Info Sosial Ekonomi Volume 6 Nomor 1 Tahun 2006. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

Departemen Kehutanan. 1999. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 2007.Pedoman Teknis Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Jakarta.

Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 2007. Analisa Dampak dan Manfaat Gerhan. Jakarta.

Fauziyah, E. dan Diniyati, D. 2006. Kondisi dan Potensi Tegakan Pada Beberapa Pola Pengembangan Hutan Rakyat : Kasus di Kabupaten Ciamis. Info Sosial Ekonomi Volume 6 Nomor 1 Tahun 2006. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

Herawati, T. 2005. Aplikasi Metode Proses Hirarki Analitik Dalam Penentuan Prioritas Jenis Pohon Hutan Rakyat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Volume 2 Nomor 1 Tahun 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Badan Penelitian dan Pengembanan Kehutanan. Bogor.

Justianto, A. 2007. Kebijakan Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat untuk Menunjang Pembangunan Nasional. Buletin Planolog Volume 3 Nomor 1 Maret 2007.

Mulyana, O. R. dan Priadjati, A. 2004. Pertumbuhan Meranti Pada Program Rehabilitasi Lahan Alang-Alang Dengan Sistem Tumpangsari. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Volume 1 Nomor 3 Tahun 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Badan Penelitian dan Pengembanan Kehutanan. Bogor.

Nurfatriani, F. 2006. Konsep Nilai Ekonomi Total dan Metode Penilaian Sumber Daya Hutan. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembanan Kehutanan. Bogor.

Nazif, M. dan Wibowo, A. 2005. Penggunaan Herbisida Monoamonium Glifosat untuk Pengendalian Gulma di Bawah Tegakan Acacia mangium Willd. di Parung Panjang Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Volume 2 Nomor 1 Tahun 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Badan Penelitian dan Pengembanan Kehutanan. Bogor.

Pemerintah Kabupaten Purwakarta. 2005. Arah dan Kebijakan Umum APBD Kabupaten Purwakarta Tahun 2006. Purwakarta.

Pemerintah Kabupaten Purwakarta. 2004. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 8 Tahun 2004 tentang Pembentukan Dinas Daerah. Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2004 Nomor 21. Purwakarta.

Pemerintah Kabupaten Purwakarta. 2004. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 12 Tahun 2004 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas dan Lembaga Teknis Daerah. Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta Tahun 2004 Nomor 25. Purwakarta.

Pemerintah Kabupaten Purwakarta. 2005. Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Purwakarta Tahun 2006. Purwakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 1997. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2007. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2007 tentang Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 2006. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Dana Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis.

Pusat Inventarisasi dan Statistik Kehutanan. 2004. Potensi Hutan Rakyat Indonesia 2003. Jakarta.

Rumboko, W. L. dan Hakim, I. 2006. Dampak Desentralisasi di Sektor Kehutanan. Info Sosial Ekonomi Volume 6 Nomor 1 Tahun 2006. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

Santoso, H. 2007. Dukungan Penelitian dan Pengembangan Terhadap Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat. Surat Kabar Progresif. Jakarta.

Siregar, C. A. 2004. Pemanfaatan Cendawan Mikoriza dan Pupuk Organik untuk Memperbaiki Pertumbuhan Gmelina arborea Roxb. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Volume 1 Nomor 3 Tahun 2004. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

Siagian, S. 2002. Manajemen Stratejik. Bumi Aksara. Jakarta.

Syahadat, E. 2006. Kajian Pedoman Penatausahaan Hasil Hutan di Hutan Rakyat Sebagai Dasar Acuan Pemanfaatan Hutan Rakyat. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Volume 3 Nomor 1 Tahun 2006. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

Syaukat, Y. 2006. Metodologi Kajian Pembangunan Daerah. Bahan Kuliah pada Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah. Institut Pertanian Bogor.

Tonny, F. 2003. Kumpulan Materi Kuliah Metodologi Kajian Pembangunan Daerah. Magister Manajemen Pembangunan Daerah. IPB. Bogor.

Yusanto, M., I. dan Widjajakusuma, M., K. 2003. Manajemen Strategis Perspektif Syariah. Khairul Bayan. Jakarta.

Zain, A. S. 1998. Aspek Pembinaan Kawasan Hutan dan Stratifikasi Hutan Rakyat. Rineka Cipta. Jakarta.