• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SISTEM

GPI Rasio

Kondisi awal 1.74 1.27 0.730 1 Optimalisasi proses produksi 2 1.19 1.27 1.067 1.462 Pengendalian karakteristik bahan baku 1.00 1.34 1.340 1.836 3 Penggunaan air kembali 1.20 1.28 1.066 1.461

Tabel 13 menunjukkan bahwa skenario 3 memiliki nilai GPI rasio terendah, sedangkan skenario 2 memiliki nilai GPI rasio tertinggi pada proses produksi ribbed smoked sheet. Skenario 2 merupakan skenario terbaik berdasarkan pendekatan produktivitas hijau untuk peningkatan produktivitas agroindustri karet. Visualisasi diagram perbandingan nilai dampak lingkungan, indikator ekonomi, GPI, dan GPI rasio proses produksi ribbed smoked sheet disajikan pada Gambar 23.

Gambar 23 Diagram perbandingan GPI berdasarkan skenario perbaikan produk ribbed smoked sheet

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00

Awal Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Indikator lingkungan Indikator ekonomi GPI GPI Rasio

42

Tabel 14 Nilai GPI kondisi awal, GPI alternatif, dan GPI rasio produk crumb rubber Skenario Dampak Lingkungan Indikator Ekonomi GPI GPI Rasio Kondisi awal 10.83 1.36 0.126 1 Optimalisasi proses produksi 7.13 1.36 0.191 1.519 2 Pengendalian karakteristik bahan baku 5.96 1.36 0.228 1.817 3 Penggunaan air kembali 7.71 1.37 0.178 1.415

Tabel 14 menunjukkan bahwa skenario 3 memiliki nilai GPI rasio terendah, sedangkan skenario 2 memiliki nilai GPI rasio tertinggi pada proses produksi crumb rubber. Skenario 2 merupakan skenario terbaik berdasarkan pendekatan produktivitas hijau untuk peningkatan produktivitas agroindustri karet. Visualisasi diagram perbandingan nilai dampak lingkungan, indikator ekonomi, GPI, dan GPI rasio proses produksi crumb rubber disajikan pada Gambar 24.

Gambar 24 Diagram perbandingan GPI berdasarkan skenario perbaikan produk crumb rubber 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00

Awal Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Indikator lingkungan Indikator ekonomi GPI GPI Rasio

43

6 IMPLEMENTASI SISTEM

Program Utama SIDSSAgroRubber

Program SIDSSAgroRubber dirancang untuk dijadikan alat bantu dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas agroindustri karet melalui pendekatan produktivitas hijau. Keluaran dari program ini adalah sistem informasi geografis yang berisi kondisi spasial afdeling dan agroindustri karet, tingkat produktivitas afdeling, indeks produktivitas hijau agroindustri karet, dan rekomendasi strategi terbaik untuk peningkatan produktivitas agroindustri karet dengan pendekatan produktivitas hijau. Kebutuhan fungsional untuk membangun sistem ini meliputi kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak, serta kebutuhan tenaga. Kemampuan dasar yang harus dimiliki tenaga pengguna adalah kemampuan mengoperasikan sistem secara baik serta memiliki pemahaman mengenai pengoperasian komputer secara umum. Kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak, serta petunjuk instalasi dan pengoperasian program SIDSSAgroRubber disajikan pada Lampiran 9.

Program SIDSSAgroRubber merupakan disain antarmuka sebagai suatu manajemen dialog antara sistem dengan pengguna. Ketika program SIDSSAgroRubber dijalankan, maka program akan memasuki halaman Menu Utama. Pada halaman menu utama tersedia beberapa pilihan subsistem yang dapat diakses oleh pengguna antara lain pengantar, pengukuran produktivitas afdeling karet, perhitungan produktivitas hijau agroindustri karet, dan pemilihan strategi terbaik untuk peningkatan produktivitas agroindustri karet. Halaman menu utama disajikan pada Gambar 25, sedangkan halaman menu pengantar disajikan pada Gambar 26.

44

Gambar 26 Tampilan halaman menu pengantar sistem Model Pengukuran Produktivitas Afdeling Karet

Model pengukuran produktivitas afdeling karet digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas afdeling karet. Model ini terdiri atas sub model sistem informasi agroindustri karet. Ketika memilih menu pengukuran produktivitas afdeling pada halaman menu utama maka tampilannya akan terlihat seperti pada Gambar 27.

45 Pada model ini pengguna dapat memilih sub model sistem informasi agroindustri karet dengan tampilan seperti yang disajikan pada Gambar 28. Sub model sistem informasi geografis agroindustri karet menyediakan infomasi spasial afdeling karet seperti luas area masing-masing afdeling karet baik luas area tanaman menghasilkan (TM), tanaman belum menghasilkan (TBM), pembibitan, persiapan lapangan, dan penanaman (TTI), serta informasi luas area lainnya yang berada di kawasan perkebunan Cikumpay. Informasi mengenai luas area TM pada masing-masing afdeling digunakan sebagai data masukan pada pengukuran produktivitas afdeling karet. Selain itu, sub model ini juga menyediakan informasi non spasial agroindustri karet seperti foto pabrik pengolahan ribbed smoked sheet dan crumb rubber, diagram alir proses produksi ribbed smoked sheet dan crumb rubber, serta analisa tujuh sumber pembangkit limbah ribbed smoked sheet dan crumb rubber kondisi awal dan berdasarkan alternatif terpilih. Tampilan halaman menu sistem informasi agroindustri karet disajikan pada Gambar 29.

Gambar 28 Tampilan halaman utama menu sub model sistem informasi geografis

46

Pada model ini pengguna juga dapat memilih perintah perhitungan produktivitas afdeling karet dengan tampilan seperti yang disajikan pada Gambar 30. Menu ini dapat digunakan untuk menghitung tingkat produktivitas afdeling karet dan kategori produktivitasnya dengan memilih afdeling dan memasukan nilai luas area TM, jumlah produksi lateks, dan jumlah produksi lump. Apabila program tersebut dijalankan maka tampilan hasilnya seperti pada Gambar 31.

Gambar 30 Tampilan halaman menu perhitungan produktivitas afdeling karet

Gambar 31 Tampilan halaman hasil perhitungan produktivitas afdeling karet Gambar 31 menunjukkan bahwa dengan memasukkan data aktual yang berasal dari perkebunan Cikumpay sebagai input model diperoleh bahwa tingkat produktivitas afdeling karet per hari (afdeling Cikumpay I) adalah sebesar 5 kg/ha sehingga termasuk dalam kategori buruk dalam produktivitasnya.

47 Model Pengukuran Produktivitas Hijau

Model pengukuran produktivitas hijau digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas hijau agroindustri karet. Model ini terdiri atas sub model pengukuran produktivitas hijau ribbed smoked sheet dan sub model pengukuran produktivitas hijau crumb rubber. Pengukuran produktivitas hijau ribbed smoked sheet di PTPN VIII-Kebun Cikumpay dapat langsung dijalankan pada program karena nilai yang sudah diinputkan pada sistem berasal dari data aktual agroindustri karet, namun pengguna juga dapat memasukkan nilai secara manual ke dalam model ini dengan cara menghapus terlebih dahulu nilai yang sudah terdapat pada model. Tampilan menu pengukuran produktivitas hijau ribbed smoked sheet disajikan pada Gambar 32, sedangkan hasil perhitungan produktivitas hijau ribbed smoked sheet disajikan pada Gambar 33.

Gambar 32 Tampilan halaman menu pengukuran produktivitas hijau ribbed smoked sheet

Gambar 33 Tampilan halaman hasil perhitungan produktivitas hijau ribbed smoked sheet

48

Sama halnya dengan pengukuran produktivitas hijau ribbed smoked sheet, pengukuran produktivitas hijau crumb rubber di PTPN VIII-Kebun Cikumpay juga dapat langsung dijalankan pada program karena nilai yang sudah diinputkan pada sistem berasal dari data aktual agroindustri karet, namun pengguna juga dapat memasukkan nilai secara manual ke dalam model ini dengan cara menghapus terlebih dahulu nilai yang sudah terdapat pada model. Tampilan menu pengukuran produktivitas hijau crumb rubber disajikan pada Gambar 34, sedangkan hasil perhitungan produktivitas hijau crumb rubber disajikan pada Gambar 35.

Gambar 34 Tampilan halaman menu pengukuran produktivitas hijau crumb rubber

49 Model Pemilihan Alternatif Peningkatan Produktivitas

Model pemilihan alternatif peningkatan produktivitas dibuat untuk mendapatkan alternatif strategi terbaik dalam peningkatan produktivitas agroindustri karet. Model ini berisi informasi tentang nilai masing-masing alternatif untuk peningkatan produktivitas agroindustri. Alternatif untuk peningkatan prdouktivitas agroindustri karet terdiri atas optimalisasi proses produksi, pengendalian karakteristik bahan baku, dan penggunaan air kembali. Tampilan menu pemilihan alternatif terbaik disajikan pada Gambar 36.

Gambar 36 Tampilan halaman menu pemilihan alternatif terbaik

Gambar 36 menunjukkan bahwa, hasil penilaian alternatif peningkatan produktivitas dengan fuzzy ANP oleh pakar diperoleh bahwa alternatif terbaik untuk peningkatan produktivitas agroindustri karet adalah pengendalian karakteristik bahan baku dengan nilai sebesar 0.43859, diikuti dengan optimalisasi proses produksi sebesar 0.40862, dan penggunaan air kembali sebesar 0.15279. Pada model ini juga dapat diketahui hasil supermatriks dari alternatif terpilih yakni supermatriks tidak tertimbang, tertimbang, dan limit yang disajikan Lampiran 10.

Validasi dan Verifikasi

Validasi dilakukan untuk mengetahui keakuratan sistem dibandingkan dengan dunia nyata, sedangkan verifikasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan sistem. Validasi model terdiri dari validasi konseptual dan validasi operasional. Validasi konseptual digunakan untuk menentukan kebenaran teori dan asumsi yang mendasari model konseptual dengan representasi model dari entitas permasalahan sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan model. Verifikasi model dengan komputerisasi digunakan untuk meyakinkan bahwa pemrograman komputer dan pelaksanaan model konseptual benar (Sargent 2007). Proses verifikasi dilakukan dengan metode blackbox testing. Blackbox testing dilakukan dengan menguji tampilan masukan data dengan kesesuaian keluaran data, dengan

50

tidak melihat kode sumber (Sommerville 2011). Validasi operasional digunakan untuk menentukan bahwa perilaku keluaran model memiliki akurasi yang cukup dengan tujuan model atas ruang lingkup penerapan yang dimaksudkan model. Validasi data digunakan untuk memastikan bahwa data yang diperlukan untuk pembentukan, evaluasi, pengujian, dan percobaan model untuk memecahkan masalah memadai dan benar (Sargent 2007).

Uji Validitas Model Pengukuran Produktivitas Afdeling Karet

Uji validitas model pengukuran produktivitas afdeling karet dilakukan terhadap nilai keanggotaan fuzzy, produktvitas afdeling, dan kategori yang dihasilkan oleh sistem. Perhitungan nilai keanggotaan fuzzy, produktivitas afdeling, dan kategori menunjukkan hasil yang akurat sehingga model ini dinyatakan lulus uji validitas. Nilai yang dimasukkan oleh pengguna dan hasil keluarannya untuk pengukuran produktivitas afdeling disajikan pada Gambar 31. Uji Validitas Model Pengukuran Produktivitas Hijau Agroindustri Karet

Uji validitas model pengukuran produktivitas hijau agroindustri karet ribbed smoked sheet dan crumb rubber dilakukan terhadap nilai total pendapatan, indikator lingkungan, indikator ekonomi, dan indeks produktivitas hijau yang dihasilkan oleh sistem. Perhitungan nilai total pendapatan, indikator lingkungan, indikator ekonomi, dan indeks produktivitas hijau menunjukkan hasil yang akurat sehingga model ini dinyatakan lulus uji validitas. Nilai yang dimasukkan oleh pengguna dan hasil keluarannya untuk pengukuran produktivitas agroindustri untuk produksi ribbed smoked sheet dan crumb rubber disajikan pada Gambar 33 dan Gambar 35.

Uji Validitas Model Pemilihan Alternatif Peningkatan Produktivitas

Uji validitas model pemilihan alternatif peningkatan produktivitas dilakukan melalui perhitungan penilaian pakar dari hasil kuesioner yang menghasilkan matriks perbandingan berpasangan. Nilai perbandingan berpasangan diperoleh dari proses defuzzifikasi. Matriks perbandingan berpasangan tersebut dimasukkan ke dalam software superDecisons untuk mendapatkan tingkat prioritas masing-masing alternatif. Sistem menunjukkan hasil yang akurat sehingga model ini dinyatakan lulus uji validitas. Hasil pemilihan alternatif terbaik untuk peningkatan produktivitas hijau disajikan pada Gambar 36.

Implikasi Manajerial

Sistem pendukung keputusan cerdas spasial ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan produktivitas agroindustri karet dengan memperhatikan faktor keamanan lingkungan. Peningkatan produktivitas agroindustri karet dapat dilakukan dengan mengintegrasikan antara kondisi spasial agroindustri karet melalui sistem informasi agroindustri karet, produktivitas afdeling karet, dan produktivitas agroindustri tersebut. Kemampuan produktivitas afdeling dalam menyediakan bahan baku yang berkualitas tinggi dengan jumlah yang besar merupakan faktor kunci dalam peningkatan produktivitas agroindustri karet, karena dengan kualitas bahan baku lateks yang baik maka produk yang dihasilkan

51 juga akan memiliki kualitas yang baik dan biaya produksi yang dikeluarkan dapat berkurang. Peningkatan produktivitas afdeling dapat dilakukan dengan memaksimalkan penyadapan lateks pada area atau lahan tanaman menghasilkan dengan memperhitungkan kondisi alam yang selalu berubah dan penggunaan klon yang unggul.

Berdasarkan hasil penelitian, alternatif terbaik untuk peningkatan produktivitas agroindustri karet adalah pengendalian karakteristik bahan baku. Pengendalian karakteristik bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam peningkatan produktivitas agroindustri karet dengan pendekatan produktivitas hijau. Kualitas bahan baku lateks yang baik dan pelaksaan proses yang optimal, akan menghasilkan kualitas produk yang baik. Kualitas lateks yang baik akan mengurangi produksi lump. Optimalisasi proses produksi dapat dilakukan dengan cara menggunakan kapasitas produksi pabrik pengolahan baik sumber daya mesin dan sumber daya manusia dengan optimal sehingga tidak ada yang menganggur atu idel. Selain itu, pemanfaatan bahan baku yang optimal juga dapat mengurangi limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan produksi. Penggunaan kembali (reuse) air limbah proses, sulit dilakukan karena akan mempengaruhi kualias produk karet, sedangkan pengolahan air limbah (recycle) menjadi air baku atau air untuk proses memerlukan biaya yang cukup besar. Air limbah hasil pengolahan sebagian (tidak tuntas) mengandung komponen pupuk cair, sehingga bisa digunakan untuk pupuk tanaman karet, dan mengurangi biaya pembelian pupuk kimia.

Dokumen terkait