• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

III. 2.1.2.2 Perancangan Basis Data

III.2.1.3 Perancangan Subsistem Manajemen Model

Sistem pendukung pengambilan keputusan pengadaan obat ini

menggunakan metode Analisis Pareto ABC untuk menentukan item obat mana

saja yang diadakan sekaligus dan dimaksimalkan pengadaannya. Cara kerja dari

sistem dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut ini.

31

Analisis Nilai Pakai

Analisis Nilai Investasi

Analisis Nilai Indeks Kritis

Rekomendasi 1

Rekomendasi 2 Mulai

Input : file excel, alokasi biaya, dan skor pareto

Output : hasil Analisis Nilai Pakai

Output : hasil Analisis Nilai Investasi

Output : hasil Analisis Nilai Indeks Kritis

Lihat Rekomendasi

1 ?

Output : hasil cari rekomendasi 1 ya tidak Lihat Rekomendasi 2 ?

Output : hasil cari rekomendasi 2 ya Lihat Rekomendasi 3 ? Rekomendasi 3

Output : hasil cari rekomendsi 3 ya Selesai tidak tidak tidak

Gambar 3.5 Alur Kerja Subsistem

32

kelompok obat berdasarkan kelas pareto akan digunakan sebagai dasar untuk

pencarian rekomendasi pengadaan obat. Rekomendasi dibuat tiga alternatif yaitu

rekomendasi alternatif 1 merupakan rekomendasi berdasarkan jumlah pemakaian

obat tahun lalu. Selanjutnya, rekomendasi alternatif 2 yaitu rekomendasi dengan

mempertimbangkan metode just in time. Kemudian, rekomendasi alternatif 3 yaitu

rekomendasi dengan mempertimbangkan metode just in time dan memaksimalkan

jumlah pengadaan obat. Rekoemndasi alternatif 1 dan 2 tetap dibuat karena

mengingat keinginan user berbeda-beda sehingga dengan diberikannya 3

rekomendasi ini, user dapat memilih sendiri mana yang paling sesuai dengan

membandingkan masing-masing hasil rekomendasi.

Selanjutnya, akan diuraikan mengenai masing-masing proses dari tahap

analisis sampai pencarian rekomendasi. Data sampel pemakaian sediaan farmasi

yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Data sampel pemakaian sediaan farmasi

kode

nama obat jumlah pakai harga

obat (butir) satuan (Rp)

1 Amoxycillin.500 19075 370 2 Kalium.diklofenak.50mg 1108 2584 3 Lincomycin.500 2580 650 4 Asam.Mefenamat.500mg 11670 131.95 5 Simvastatin.10mg 2768 513 6 Captopril.25mg 9315 137.75 26 Paracetamol.syr 271 1725 27 Lanzoprazol.30mg 277 1672 28 Metformin.500mg 3100 149 29 Prednison.5 9835 40 132 Ibuprofen.tab.200mg 184 73.36 133 Vit.B.compleks 604 22.2 153 Propanolol.40 20 82.18 154 Metronidazol.250mg 15 105 155 INH.100mg 60 25 156 Ferrous.Sulphate.300mg 50 21.86 157 Vit.C.100mg 40 26.43 158 Cotrimoxazol.(pediatrik) 12 49.86

. Langkah-langkah proses SPPK pengadaan obat :

33

1. Analisis Nilai Pakai

a. Urutkan data item obat berdasarkan jumlah pemakaian

tertinggi ke rendah (descending). Hasil dari langkah ini

terdapat pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Data sampel berdasarkan jumlah pemakaian

kode nama obat

jml. pakai obat (butir) 1 Amoxycillin.500 19075 4 Asam.Mefenamat.500mg 11670 29 Prednison.5 9835 6 Captopril.25mg 9315 28 Metformin.500mg 3100 5 Simvastatin.10mg 2768 3 Lincomycin.500 2580 2 Kalium.diklofenak.50mg 1108 133 Vit.B.compleks 604 27 Lanzoprazol.30mg 277 26 Paracetamol.syr 271 132 Ibuprofen.tab.200mg 184 155 INH.100mg 60 156 Ferrous.Sulphate.300mg 50 157 Vit.C.100mg 40 153 Propanolol.40 20 154 Metronidazol.250mg 15 158 Cotrimoxazol.(pediatrik) 12

b. Hitung persentase nilai pakai tiap item obat terhadap jumlah

pemakaian seluruh obat

Sebagai contoh pada tabel 3.5, Amoxyxillin 500 dengan

jumlah pakai 19.075 dengan rumus 2.1, memiliki

perhitungan sebagai berikut :

%� � �� � =. 19.075

596.666 � 100% = 31,28%

34

d. Tentukan kelas pareto nilai pakai untuk setiap item obat

berdasarkan persentase kumulatif, dengan ketentuan

berikut:

 Jika 0% < %kumulatif <= 80%, maka termasuk

kelas pareto nilai pakai A

 Jika 80% < %kumulatif <= 95%, maka termasuk

kelas pareto nilai pakai B

 Jika 95% < %kumulatif <= 100%, maka termasuk

kelas pareto nilai pakai C

Berdasarkan ketentuan di atas, hasilnya dapat dilihat pada

tabel 3.6. Item obat yang memiliki persentase kumulatif

antara 31,28% sampai 66,54% termasuk ke dalam kelas

pareto A, obat yang memiliki persentase kumulatif antara

81,82% sampai 91,44% termasuk ke dalam kelas pareto B,

dan obat yang memiliki persentase kumulatif antara 95,67%

sampai 100% termasuk ke dalam kelas pareto C.

Tabel 3.6 Data hasil analisis nilai pakai

kode nama obat

jml.

pakai persentase persen. kelas

obat (butir) (%) kumulatif(%) pareto

1 Amoxycillin.500 19075

31.28 31.28 A

4 Asam.Mefenamat.500mg 11670

19.14 50.41 A

29 Prednison.5 9835

16.13 66.54 A

6 Captopril.25mg 9315

15.27 81.82 B

28 Metformin.500mg 3100

5.08 86.90 B

5 Simvastatin.10mg 2768

4.54 91.44 C

3 Lincomycin.500 2580

4.23 95.67 C

2 Kalium.diklofenak.50mg 1108

1.82 97.49 C

133 Vit.B.compleks 604

0.99 98.48 C

27 Lanzoprazol.30mg 277

0.45 98.93 C

26 Paracetamol.syr 271

0.44 99.38 C

35

132 Ibuprofen.tab.200mg 184

0.30 99.68 C

155 INH.100mg 60

0.10 99.78 C

156 Ferrous.Sulphate.300mg 50

0.08 99.86 C

157 Vit.C.100mg 40

0.07 99.92 C

153 Propanolol.40 20

0.03 99.96 C

154 Metronidazol.250mg 15

0.02 99.98 C

158 Cotrimoxazol.(pediatrik) 12

0.02 100.00 C

2. Analisis Nilai Investasi

a. Hitung jumlah investasi dari setiap item obat dengan rumus

2.2. Sebagai contoh, pada tabel 3.7, obat Amoxycillin 500

dengan jumlah pemakaian 19.075 dan harga satuan 370.

�ℎ � = 19.075 � 370

�ℎ � = 7.057.750

b. Urutkan data item obat berdasarkan jumlah investasi

tertinggi ke rendah. Data item obat setelah diurutkan nilai

investasinya terdapat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Data berdasarkan jumlah investasi

kode

nama obat

jml.

pakai harga jml.

obat (butir) Satuan

(Rp) Investasi (Rp) 1 Amoxycillin.500 19075 370 7057750 2 Kalium.diklofenak.50mg 1108 2584 2863072 3 Lincomycin.500 2580 650 1677000 4 Asam.Mefenamat.500mg 11670 131.95 1539856.5 5 Simvastatin.10mg 2768 513 1419984 6 Captopril.25mg 9315 137.75 1283141.3 26 Paracetamol.syr 271 1725 467475 27 Lanzoprazol.30mg 277 1672 463144 28 Metformin.500mg 3100 149 461900 29 Prednison.5 9835 40 393400 132 Ibuprofen.tab.200mg 184 73.36 13498.24 133 Vit.B.compleks 604 22.2 13408.8 153 Propanolol.40 20 82.18 1643.6 154 Metronidazol.250mg 15 105 1575 155 INH.100mg 60 25 1500 156 Ferrous.Sulphate.300mg 50 21.86 1093

36

157 Vit.C.100mg 40 26.43 1057.2

158 Cotrimoxazol.(pediatrik) 12 49.86 598.32

c. Hitung persentase nilai investasi tiap item obat dengan

rumus 2.3, sebagai contoh pada tabel 3.7, Amoxycillin 500

dengan jumlah investasi 7.057.750 memiliki perhitungan

sebagai berikut :

%� � � =. 7.057.750

282.027.690 � 100% = 39,96%

d. Hitung persentase kumulatif dari persentase nilai investasi

e. Tentukan kelas pareto untuk setiap item obat berdasarkan

persentase kumulatif, dengan ketentuan berikut :

 Jika 0% < %kumulatif <= 80%, maka termasuk kelas

pareto nilai investasi A

 Jika 80% < %kumulatif <= 95%, maka termasuk kelas

pareto nilai investasi B

 Jika 95% < %kumulatif <= 100%, maka termasuk kelas

pareto nilai investasi C

Berdasarkan ketentuan di atas, hasil pengelompokan dapat

dilihat pada tabel 3.8. Obat yang memiliki persentase

kumulatif antara 39,96% sampai 74,39% termasuk dalam

kelas pareto A, obat yang memiliki persentase kumulatif

antara 82,43% sampai 94,96% termasuk dalam kelas

pareto B, dan obat yang memiliki persentase kumulatif

antara 97,58% sampai 100% termasuk dalam kelas pareto

C.

37

Tabel 3.8 Data hasil analisis nilai investasi

kode

nama obat

jml.

pakai harga jml. persentase persen. kelas

obat (butir) Satuan

(Rp) Investasi (Rp) (%) Kumulatif (%) pareto 1 Amoxycillin.500 19075 370 7057750

39.96 39.96 A

2 Kalium.diklofenak.50mg 1108 2584 2863072

16.21 56.17 A

3 Lincomycin.500 2580 650 1677000

9.50 65.67 A

4 Asam.Mefenamat.500mg 11670 131.95 1539856.5

8.72 74.39 A

5 Simvastatin.10mg 2768 513 1419984

8.04 82.43 B

6 Captopril.25mg 9315 137.75 1283141.3

7.27 89.69 B

26 Paracetamol.syr 271 1725 467475

2.65 92.34 B

27 Lanzoprazol.30mg 277 1672 463144

2.62 94.96 B

28 Metformin.500mg 3100 149 461900

2.62 97.58 C

29 Prednison.5 9835 40 393400

2.23 99.81 C

132 Ibuprofen.tab.200mg 184 73.36 13498.24

0.08 99.88 C

133 Vit.B.compleks 604 22.2 13408.8

0.08 99.96 C

153 Propanolol.40 20 82.18 1643.6

0.01 99.97 C

154 Metronidazol.250mg 15 105 1575

0.01 99.98 C

155 INH.100mg 60 25 1500

0.01 99.98 C

156 Ferrous.Sulphate.300mg 50 21.86 1093

0.01 99.99 C

157 Vit.C.100mg 40 26.43 1057.2

0.01 100.00 C

158 Cotrimoxazol.(pediatrik) 12 49.86 598.32

0.00 100.00 C

3. Analisis Nilai Indeks Kritis

a. Konversi kelas pareto nilai pakai dan kelas pareto nilai

investasi menjadi skor pareto sesuai dengan masukan user.

Misalnya kelas A menjadi 3, kelas B menjadi 2, dan kelas C

manjadi 1

b. Hitung nilai indeks kritis dengan menjumlahkan skor pareto

dari nilai pakai dan nilai investasi dengan rumus 2.4,

sebagai contoh dari tabel 3.6 dan tabel 3.8, Amoxycillin 500

dengan skor pareto nilai pakai A dan skor pareto nilai

investasi A memiliki perhitungan sebagai berikut :

38

c. Hitung interval untuk kelas pareto nilai indeks kritis dengan

rumus 2.5. Berdasarkan data konversi kelas pareto, didapat

nilai tertinggi skor pareto nilai pakai dan nilai investasi

adalah 3, sedangkan nilai terendah skor pareto nilai pakai

dan nilai investasi adalah 1, maka interval dapat dihitung

dengan langkah berikut ini :

� =. 3 + 3 − 1 + 1

3 = 1,33

d. Tentukan kelas pareto nilai indeks kritis berdasarkan nilai

indeks kritis dan interval dengan ketentuan berikut :

 Jika 4,66 < nilai indeks kritis <= 6, termasuk kelas

pareto nilai indeks kritis A

 Jika 3.33 < nilai indeks kritis <= 4,66, termasuk

kelas pareto nilai indeks kritis B

 Jika 2 < nilai indeks kritis <= 3,33, termasuk kelas

pareto nilai indeks kritis C

Berdasarkan aturan tersebut, dapat dilihat pada tabel 3.9

bahwa obat yang memiliki nilai indeks kritis 6 termasuk

dalam kelas pareto A, obat yang memiliki nilai indeks kritis

4 termasuk dalam kelas pareto B, sedangkan obat yang

memiliki nilai indeks kritis antara 2 sampai 3 termasuk

dalam kelas pareto C.

39

Tabel 3.9 Data hasil analisis nilai indeks kritis

kode nama obat

jml.

pakai harga

kls.

pareto trans nik trans obat (butir) satuan(Rp) np ni np ni nik

1 Amoxycillin.500 19075 370

A A 3 3 6 A

4 Asam.Mefenamat.500mg 11670 131.95

A A 3 3 6 A

6 Captopril.25mg 9315 137.75

B B 2 2 4 B

2 Kalium.diklofenak.50mg 1108 2584

C A 1 3 4 B

3 Lincomycin.500 2580 650

C A 1 3 4 B

29 Prednison.5 9835 40

A C 3 1 4 B

158 Cotrimoxazol.(pediatrik) 12 49.86

C C 1 1 2 C

156 Ferrous.Sulphate.300mg 50 21.86

C C 1 1 2 C

132 Ibuprofen.tab.200mg 184 73.36

C C 1 1 2 C

155 INH.100mg 60 25

C C 1 1 2 C

27 Lanzoprazol.30mg 277 1672

C B 1 2 3 C

28 Metformin.500mg 3100 149

B C 2 1 3 C

154 Metronidazol.250mg 15 105

C C 1 1 2 C

26 Paracetamol.syr 271 1725

C B 1 2 3 C

153 Propanolol.40 20 82.18

C C 1 1 2 C

5 Simvastatin.10mg 2768 513

C B 1 2 3 C

133 Vit.B.compleks 604 22.2

C C 1 1 2 C

157 Vit.C.100mg 40 26.43

C C 1 1 2 C

4. Pencarian Rekomendasi

Dalam penjualan obat secara umum, satu box obat berisi 100 butir

obat. Untuk mencari rekomendasi, diperlukan masukan oleh user

berupa alokasi biaya. Misalnya, alokasi biaya yang diberikan

sebesar Rp 20.000.000,00

a. Alternatif 1

Rekomendasi alternatif 1 dibuat berdasarkan data pemakaian

sediaan tahun lalu. Langkah-langkahnya adalah sebagi berikut:

 Hitung jumlah pengadaan (per box) untuk setiap item obat.

�ℎ �� �� =�−( 100 )

100

Keterangan :

40

Pada tabel 3.10, Amoxycillin 500 dengan jumlah

pemakaian 19.075, memiliki perhitungan jumlah pengadaan

sebagai berikut :

�ℎ �� �� =19.075− 19.075 100

100 = 190

 hitung besar investasi untuk setiap item obat

� = �ℎ �� �� � 100 �ℎ� �� � �

Pada tabel 3.10, Amoxycillin 500 dengan harga satuan 370

dan jumlah pengadaan 190 box, memiliki investasi sebesar :

� = 190 � 100 � 370 = 7.030.000

 hitung total investasi seluruh item obat yang didapat dengan

menjumlah investasi seluruh obat. Berdasarkan tabel 3.10,

total investasi adalah 16.786.251

Tabel 3.10 Data hasil rekomendasi alternatif 1

kode nama obat

jml.

pakai harga

kls.

Pareto jml.pengadaan jml. obat (butir) satuan(Rp) nik (box) investasi (Rp)

1 Amoxycillin.500 19075 370 A 190 7030000 4 Asam.Mefenamat.500mg 11670 131.95 A 116 1530620 6 Captopril.25mg 9315 137.75 B 93 1281075 2 Kalium.diklofenak.50mg 1108 2584 B 11 2842400 3 Lincomycin.500 2580 650 B 25 1625000 29 Prednison.5 9835 40 B 98 392000 158 Cotrimoxazol.(pediatrik) 12 49.86 C 0 0 156 Ferrous.Sulphate.300mg 50 21.86 C 0 0 132 Ibuprofen.tab.200mg 184 73.36 C 1 7336 155 INH.100mg 60 25 C 0 0 27 Lanzoprazol.30mg 277 1672 C 2 334400 28 Metformin.500mg 3100 149 C 31 461900 154 Metronidazol.250mg 15 105 C 0 0 26 Paracetamol.syr 271 1725 C 2 345000 153 Propanolol.40 20 82.18 C 0 0 5 Simvastatin.10mg 2768 513 C 27 1385100 133 Vit.B.compleks 604 22.2 C 6 13320 157 Vit.C.100mg 40 26.43 C 0 0

41

 hitung selisih dana yang tersedia dengan total investasi

seluruh item obat

ℎ= � � � � − � �

Hitung selisih dari biaya awal dan total investasi, yaitu :

Selisih = Rp 20.000.000,00 – Rp 16.786.251,00

= Rp 3.213.749,00

b. Alternatif 2

Rekomendasi alternatif 2 dibuat berdasarkan jumlah

pengadaan tahun lalu dan mempergunakan metode just in time.

 hitung jumlah pengadaan (per box) untuk setiap item obat

�ℎ �� �� =� −(� 100) 100

Keterangan :

S = jumlah pemakaian item obat

 tentukan kelayakan pengadaan obat berdasarkan jumlah

pengadaan dengan ketentuan berikut :

- Jika jumlah pengadaan <= 2 box, maka diadakan

secara just in time

- Jika 2 < jumlah pengadaan <= 10 box, maka

diadakan 3 bulan sekali

- Jika jumlah pengadaan >10 box, maka diadakan

sekaligus

Berdasarkan ketentuan di atas, hasilnya dapat dilihat pada

tabel 3.11, Amoxycillin 500 yang memiliki jumlah

42

pengadaan >10 box diadakan sekaligus, sedangkan

Ibuprofen tab 200mg yang memiliki jumlah pengadaan 2

diadakan secara just in time.

 hitung besar investasi untuk setiap item obat

= �ℎ �� �� � 100 �ℎ� �� � �

 hitung total investasi seluruh item obat

 hitung selisih dana yang tersedia dengan total investasi

seluruh item obat

ℎ= � � � � − � �

Tabel 3.11 Data hasil rekomendasi alternatif 2

kode

nama obat

jml.

pakai harga trans jml.

pengadaan jml.

keterangan obat (butir) Satuan (Rp) nik (box)

investasi (Rp)

1 Amoxycillin.500 19075 370 A 190 7030000 Diadakan sekaligus 4 Asam.Mefenamat.500mg 11670 131.95 A 116 1530620 Diadakan sekaligus 6 Captopril.25mg 9315 137.75 B 93 1281075 Diadakan sekaligus 2 Kalium.diklofenak.50mg 1108 2584 B 11 2842400 Diadakan sekaligus 3 Lincomycin.500 2580 650 B 25 1625000 Diadakan sekaligus 29 Prednison.5 9835 40 B 98 392000 Diadakan sekaligus 158 Cotrimoxazol.(pediatrik) 12 49.86 C 0 0 just in time

156 Ferrous.Sulphate.300mg 50 21.86 C 0 0 just in time

132 Ibuprofen.tab.200mg 184 73.36 C 0 0 just in time

155 INH.100mg 60 25 C 0 0 just in time

27 Lanzoprazol.30mg 277 1672 C 0 0 just in time

28 Metformin.500mg 3100 149 C 31 461900 Diadakan sekaligus 154 Metronidazol.250mg 15 105 C 0 0 just in time

26 Paracetamol.syr 271 1725 C 0 0 just in time

153 Propanolol.40 20 82.18 C 0 0 just in time

5 Simvastatin.10mg 2768 513 C 27 1385100 Diadakan sekaligus 133 Vit.B.compleks 604 22.2 C 6 0 Diadakan 2/3 bulan sekali 157 Vit.C.100mg 40 26.43 C 0 0 just in time

Hitung selisih dari biaya awal dan total investasi, yaitu :

Selisih = Rp 20.000.000,00 – Rp 16.548.095

43

= Rp 3.451.905,00

c. Alternatif 3

 Tentukan selisih maksimum antara biaya awal dan total

investasi. Selisih maksimum ditentukan oleh user, misalnya

selisihMaks = 1.000.000

 hitung jumlah pengadaan (per box) untuk setiap item obat

�ℎ �� �� =� −(� 100) 100

Keterangan :

S = jumlah pemakaian item obat

 tentukan kelayakan pengadaan obat berdasarkan jumlah

pengadaan dengan ketentuan berikut :

- Jika jumlah pengadaan <= 2 box, maka diadakan

secara just in time

- Jika 2 < jumlah pengadaan <= 10 box, maka

diadakan 3 bulan sekali

- Jika jumlah pengadaan >10 box, maka diadakan

sekaligus

 hitung besar investasi untuk setiap item obat

= �ℎ �� �� � 100 �ℎ� �� � �

 hitung total investasi seluruh item obat

 hitung selisih dana yang tersedia dengan total investasi

seluruh item obat

44

 Bandingkan selisih dengan selisih maksimum dengan

ketentuan berikut :

- Jika selisihMaks < selisih, maksimalkan jumlah

pengadaan item obat di kelas pareto A dan B yang

diadakan sekaligus. Pada tabel 3.12, Amoxycillin

500, Asam Mefenamat 500mg, Captopril 25mg,

Lincomycin 500, dan Prednison 5 merupakan item

obat yang jumlah pengadaannya dimaksimalkan.

- Jika selisihMaks = selisih atau selisihMaks>selisih,

maka rekomendasi telah terbentuk

Tabel 3.12 Data hasil rekomendasi alternatif 3

kode nama obat jml. pakai harga kls. Pareto jml. pengadaan jml. keterangan obat (butir) Satuan (Rp) nik (box) investasi (Rp)

1 Amoxycillin.500 19075 370 A 197 7289000 Diadakan sekaligus 4 Asam.Mefenamat.500mg 11670 131.95 A 123 1622985 Diadakan sekaligus 6 Captopril.25mg 9315 137.75 B 100 1377500 Diadakan sekaligus 2 Kalium.diklofenak.50mg 1108 2584 B 18 4651200 Diadakan sekaligus 3 Lincomycin.500 2580 650 B 32 2080000 Diadakan sekaligus 29 Prednison.5 9835 40 B 105 420000 Diadakan sekaligus 158 Cotrimoxazol.(pediatrik) 12 49.86 C 0 0 just in time

156 Ferrous.Sulphate.300mg 50 21.86 C 0 0 just in time

132 Ibuprofen.tab.200mg 184 73.36 C 1 0 Just in time

155 INH.100mg 60 25 C 0 0 just in time

27 Lanzoprazol.30mg 277 1672 C 2 0 Diadakan 2/3 bulan sekali 28 Metformin.500mg 3100 149 C 31 461900 Diadakan sekaligus 154 Metronidazol.250mg 15 105 C 0 0 just in time

26 Paracetamol.syr 271 1725 C 2 0 Diadakan 2/3 bulan sekali 153 Propanolol.40 20 82.18 C 0 0 just in time

5 Simvastatin.10mg 2768 513 C 27 1385100 Diadakan sekaligus 133 Vit.B.compleks 604 22.2 C 6 0 Diadakan 2/3 bulan sekali 157 Vit.C.100mg 40 26.43 C 0 0 just in time

45

diadakan sekaligus setelah jumlah pengadaan obat dimaksimalkan

sampai selisih antara biaya awal dengan total investasi lebih kecil

daripada selisihMaks 1.000.000. Sehingga didapat hasil akhir

sebagai berikut :

Selisih = biaya awal – total investasi

= Rp 20.000.000,00 – Rp 19.287.685,00

= Rp 712.315,00

Dokumen terkait