• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perangkat Hukum yang menjadi dasar Civil Forfeiture

BAB III PELAKSANAAN CIVIL FORFEITURE DI NEGARA

B. Perangkat hukum yang Menjadi Dasar Penerapan

1. Perangkat Hukum yang menjadi dasar Civil Forfeiture

untuk mengetahui apa kata hukum .Ada beberapa metodologi untuk menemukan hukum yang relevan seperti yang terdapat dalam Code Annotade (Amerika Serikat).

Hal penting yang terdapat dalam Peraturan ini adalah tentang Denda dan kegagalan dengan menggunakan metode dari Westlaw dan Lexis, yang terdapat dalam USCA database.

Contoh kasus, apabila seorang warga sipil melakukan suatu kesalahan dan wajib membayarkan denda, namun tidak mau untuk membayarkannya, maka dapat dimintakan suatu penetapan untuk melakukan perampasan harta yang meliputi Hukum Pidana dan perdata.Untuk mengatakan bahwa terdapat banyak kasus hukum konstitusionalitas hukum perampasan sipil meremehkan. Sebagian besar dari itu, bagaimanapun, hanya mengucapkan preseden dan memegang yang sesuai. Kasus- kasus berikut ini memberikan dasar pemahaman menyeluruh untuk pengadilan pembatasan yang dikenakan pada perampasan sipil.

Criminal forfeiture dan Civil forfeiture telah lama digunakan di amerika serikat untuk mengembalikan aset hasil tindak pidana. Civil forfeiture pada awalnya diterapkan dalam skala domestic, yaitu mengajukan gugatan perdata untuk menyita atau mengambil alih asset-asset hasil kejahatan yang berada dalam negeri.

Apabila asset hasil kejahatan berada diluar negeri, beberapa negara yang menggunakan civil forfeiture secara domestic mengaplikasikan ekstra territorial. Seperti telah diungkapkan sebelumnya,sebagai common law, penggunaan civil forfeiture di amerika serikat juga diawali dari konsep attainder dan deodan. 119 prinsip deodand menjadi fundamen bagi terbentuknya rezim civil forfeiture di amerika serikat dan bertahanya konsep fiksi hukum guilty object.di inggris pada abad 19 deodand sendiri dihapus karena tidak bisa dianggap sebagai punitive measures

karena tidak ada orang yang dinyatakan bersalah.120

Konsep deodand berkembang dalam hukum perkapalan (admiralty law) dan membentuk perkembangan hukum penyitaan di amerika serikat.berdasarkan hukum perkapalan yang berlaku pada saat itu, pengadilan pengadilan maritime colonial lebih memilih untuk melakukan gugatan in rem atas kapal dibandingkan gugatan in personam atas pemilik kapal-kapal yang tidak bersalah bisa ditahan dan diambil atas nama pemerintah, dan hukum mempelakukan kapal seolah-olah orang yang bersalah.

121

dan dalam kasus-kasus dimana pelanggaran hukum menngenai bea cukai, pemilik kapal tidak diketahui atau tidak bisa dijumpai, atau diluar jurisdiksi pengadilan, pengadilan bisa langsung mengajukan civil forfeiture terhadap kapal itu sendiri.selain itu juga berlaku azas pembuktian terbalik bagi pemilik kapal yang ingin mempertahankan kapalnya, dan lebih jauh lagi, kapal bisa diambil alih karena

119

Barnet,Op.Cit,hal.87.

120Ibid

,hal.88.

tindakan illegal awak kapal, meskipun tindakan tersebut tidak dengan sepengetahuan sang pemilik. 122

Penggunaan civil forfeiture kemudian berkembang pesat ke bidang-bidang lainya setelah keluarnya putusan dalam kasus j.w.goldsmith,jr-grant v.united states

dimana supreme court secara eksplisit mengadopsi fiksi personifikasi dan menolak klaim due process dari seorang innocent owner.123 Meningkatnya organized crime di tahun 1970an juga civil forfeiture sering digunakan oleh pemerintah federal as untuk menyita aset-aset yang berhubungan dengan organized crime untuk memutus jalur uang dan financial support dari kejahatan seperti drugs trafficking atau illegal gambling.124

Rezim civil forfeiture kemudian berkembang lagi tahun 1980an dengan diundangkanya civil asset forfeiture reform act (cafra),dan pada tahun 2000 undang- undang ini juga diperbaharui kembali. Cafra 2000 mengadopsi apa yang disebut dengan fugtive disentilement doctrine atau doktrin pencabutan hak buronan yaitu dalam 28 usc 2466. 125 doktrin ini secara garis besar menyatakan bahwa seseorang yang didakwa dalam kasus pidana dapat melakukan perlawanan terhadap penyitaan perdata (civil forfeiture) atas harta bendanya hanya apabila ia menyerahkan dirinya untuk menghadapi dakwaan pidana buron ke luar negeri, ia bisa memilih antara

122 Ibid 123

Scot a. hauerrt,an examination of the nature.scope and extent of statutory civil forfeiture,20 university of Dayton law review,1994,hal 171.

124 Ibid 125

Stefan d.casella,promise, ”provisions of the usa patriot act relating to asset forfeiture in transnational cases”,op.cit,hal.304.

kembali pulang untuk menghadapi civil forveiture atas semua aset yang bersangkutan dengan tindak pidana.126

Dalam aset berada dalam negeri sedangkan tindak pidana terjadi diluar negeri berdasarkan hukum pidana negara lain,pada mulanya pengadilan di amerika serikat tidak memiliki jurisdiksi untuk melakukan gugatan pidana maupun perdata. 127 hukum federal di amerika hanya memperbolehkan gugatan perdata untuk kasus-kasus tertentu, sepeti obat-obatan terlarang.dengan kata lain civil forfeiture hanya bisa diterapkan secara domestik.128

Keputusan Mahkamah Agung Amerika Serikat yang berhubungan dengan tindak pidana perampasan aset yang kemudian menjadi acuan dalam penerapan civil forfeiture:

(a) Amerika Serikat v. James Daniel Properti Real Bagus, 114 S,Ct.492 (1993). Absen keadaan darurat, proses klausa tempo Amandemen Kelima mengharuskan pemerintah untuk membayar pemberitahuan dan kesempatan yang berarti untuk didengar sebelum mencabut hak milik tanah yang dikenakan perampasan sipil.

126 Ibid. 127 Ibid 128 Ibid

(b) Ausdtin v. Amerika Serikat, 113 S.Ct.2801 (1993). Kedelapan perubahan klausul denda berlaku berlebihan dalam proses rem kena denda sipil serta dalam tindakan kriminal personam kena denda.

(c) Amerika Serikat v. Monsanto, 491 AS 600 (1989). Baik maupun Amandemen

Kelima Keenam memerlukan Kongres untuk mengizinkan terdakwa untuk menggunakan aset diputuskan akan forfeitable untuk membayar biaya hukum terdakwa. Selain itu, aset terdakwa dapat dibukukan sebelum keyakinan berdasarkan temuan menyebabkan kemungkinan untuk percaya aktiva tersebut forfetable.

(d) Murrruay v, Carrier, 477 US 478 (1986). Perubahan keenam tidak berhak pemilik property untuk nasihat atas biaya umum setiap kali pemerintah mengklaim milik mereka.

(e) v. Amerika Serikat dan mata uang US Coin, 410 US 715 (1971). Privilege

terhadap diri inkriminasi berlaku hanya dalam beberapa kasus perampasan. (f) Satu 1958 Plymounth Sedan ay, Pennsylvania,380 US 693 (1965), aturan

ekslusif dari Amandemen Keempat berlaku dalam kasus-kasus perampasan. (g) Mengikat Serikat v. Zucker,161 US 475 (1896). Konfrontasi klausul

Amandemen Keenam tidak berlaku dalam proses perampasan.

(h) Boyd v, Amerika Serikat, 116 US 616 (1886). Karena tindakan perampasan adalah criminal dimana terdapat perubahan keempat dan kelima Amandemen

perlindungan terhadap diri inkriminasi dapat diterapkan dalam proses perampasan.

(i) Amerika Serikat v, Millan, 2 F.3d 17 (2d Cir.1993). Dimana larangan konstitusional tidak terlibat, pemerintah diperbolehkan untuk menggunakan setiap tersedia statutorily denda resmi.

(j) Amerika Serikat v. Mata uang Us $ 874,938.00, 999 F.2d 1323 (9 Cir.1993).

Menentukan apakah keterlambatan dalam proses pengajuan proses perampasan sipil melanggar karena membutuhkan pertimbangan panjang keterlambatan, alasan untuk penundaan, penuntut pernyataan tentang hak- haknya, dan mengurangi penuntutan dikarenakan penundaan.

(k) Amerika Serikat v. Properti Real Tertentu Hendrickson 566 Blvd, 986 F.2d 990 (1993). Dimana negara terkait penuntutan pidana dan melanjutkan perampasan federal tertunda, Konstitusi tidak mengharuskan pemerintah federal untuk menawarkan kekebalan digunakan untuk kesaksian dalam sidang perampasan sipil juga tidak membutuhkan tinggal kasus perampasan. (l) V. Amerika Serikat Lasanta, 978 F.2d 1300 (2d Cir. 1992). Kongres tidak

dapat pada akhirnya menentukan kewajaran kejang warrantless untuk tujuan sipil dalam kasus penyalahgunaan narkoba dan dengan demikian menghilangkan peran peradilan dalam tugas konstruksi konstitusional Amandemen Keempat.

(m) Amerika Serikat v. Satu Parcel dari Properti terletak di Depot St 508, 964 F.2d 814 (Cir 8 1992). Sipil tindakan perampasan di rem bukan di personam, dan karena pemerintah melanjutkan terhadap property “menyinggung”, pemilik bersalah atau tidak bersalah secara konstitusional tidak relevan.

(n) American Library Ass’n ay Barr, 1178 F.2d (DC Cir 1992). Meskipun kena denda sipil dalam penyediaan Perlindungan Anak dan Penghinaan UU tampaknya diizinkan pemerintah untuk merebut bahan ekspresif tanpa penentuan peradilan sebelumnya dalam melanjutkan musuh, UU itu tidak konstitusional karena pemerintah tidak akan menggunakan kekuatan ini. (o) Amerika Serikat v.Satu 1985 Mercedes, 917 F.2d 415 (9 Cir.1990).

Bertentangan dengan persyaratan konstitusional yang berlaku untuk sebagian besar kasus perdata, dalam perampasan sipil melanjutkan proses karena tidak menuntut mendengarlangsung secara pencabutan. Proses sipil dalam aksi perampasan karena hanya memerlukan proses yang dimulai tanpa penundaan yang tidak masuk akal.

(p) United States v.P.D.K.G. Appaloosas, Inc, 829 F.2d 532 (5 Cir 1987), Ex post facto klausul konstitusi federal tidak berlaku untuk perbaikan ketentuan perampasan sipil.

Kasus Pengadilan Distrik Federal T. Leyh v. Clerk Properti, 774 F. Supp. 742 (E.D.N.Y. 1991). Karena proses praduga tak bersalah tidak berlaku untuk

tindakan Perampasan sipil. R. v. Amerika Serikat Properti Real tertentu dikenal sebagai Dr Cove Penangkap ikan paus, 747 F.Supp. 173 (E.D.N.Y. 1990). Dimana pemilik bersalah telah melakukan semua yang dapat cukup diharapkan untuk mencegah penggunaan terlarang harta miliknya, perampasan sipil akan bertindak sewenang-wenang tidak melayani kepentingan pemerintah yang sah, menindas dan kasar, dan akan bertentangan dengan Amandemen Kelima. S. Amerika Serikat v. Aktiva dikenal sebagai

Meetinghouse 2639 Rd.633 F. Supp 979 (ED Pa 1986). Menyediakan sejarah

konstitusional perampasan perdata dan pidana.

Dalam hal set berada didalam negeri sedangkan tindak pidana terjadi diluar negeri berdasarkan hukum pidana negara lain, pada mulanya pengadilan di Amerika Serikat tidak memiliki jurisdiksi untuk melakukan gugatan pidana maupun perdata. Hukum federal di Amerika hanya memperbolehkan gugatan perdata untuk kasus- kasus tertentu, seperti obat-obatan terlarang. Dengan kata lain, civil forfeiture hanya bisa ditetapkan secara domestik 129

Kemudian dalam USA Patriot Act yang diundangkan pada tahun 2001, yaitu 45 hari setelah terjadinya serangan di World Trade Centre , sebagai salah satu cara untuk memerangi terorisme kemudian memberikan kewenangan yang sangat besar

129

Stefan D.Casela, “Provisions of the USA Patriot Act Relating to Asset Forfeiture in Transnational Cases, dikutip dari Ario Wandatama dan Detania Sukarja dalam makalahnya, Implementasi Instrument Civil Forefeiture di Indonesia Untuk Mendukung Stolen Asset Recovery (StAR) Initiative, hal 28 of 135.

kepada para penegak hukum di Amerika Serikat untuk mengakses segala bentuk data,informasi,catatan baik medis maupun non media ,finansial bisnis dan lain sebagainya dan dalam hal aset berada di luar negeri dan terdakwa tidak buron, pengadilan dapat menentukan untuk pengambilan aset130.

Namun apabila aset diluar negeri dan terdakwa buron, maka dalam 28 USC 1335 Patriot Act menentukan bahwa pengadilan pengadilan di Amerika dapat mengajukan civil forfeiture131.

Adanya berbagai perubahan dalam berbagai konsep civil forfeiture ini pada gilirannya membawa perubahan positif bagi penyitaan aset di Amerika. Pada tahun 2006 Amerika Serikat telah berhasil mengambil alih aset aset yang berasal atau berhubungan dengan sebuah tindak pidana sebesar US$ 1,2 milyar132

2. Perangkat Hukum civil Forfeiture di Australia

Di Australia prinsip civil forfeiture juga dilakukan berdasarkan konsep

deodand dan attainder seperti halnya di negara negara common law lainnya . Pemerintah Australia memberlakukan The Custom Act 1902 sebagai confiscation law

Yang memungkinkan dilakukannya in rem forfeitures namun aplikasinya hany untuk barang barang hasil penggelapan terutama kapal kapal pengangkutan . The Custom

130 Ibid. 131Ibid hal 29 of 135 132Ibid hal 30 of 135

Act 1901 kemudian diamandemen agar dapar diterapkan untuk obat obatan terlarang yang termasuk dalam Commonwealth offence133.

Kemudian pada tahun 1980-an, sejalan dengan semakin meningkatnya perhatian dunia internacional atas perkembangan organized crime, praktek pencucian uang , peredaran narkotika dan obat obatan terlarang ,serta peredaran uang hasil kejahatan,Australia memberlakukan Proceeds of Crime Act 1987 (POC)134. Masih di tahun yang sama , diberlakukan Mutual legal Asistance in Criminal Matters 1987 yang turut diundangkan dan memungkinkan Australia melakukan negosiasi dan perjanjian bilateral menyangkut assets recovery dari tiundak pidana. Lebih jauh lagi, pada tahun 1988, Australia mengundangkan Finansial Transaction Report Act 1988 (FTRA) yang mewajibkan pelaporan transaksi tunai dan transaksi mencurigakan 135. Pada tahun 1981 Western Australia mengadopsi rezim non-conviction based forfeiture melalui Misuse of Drugs Act 1981, namun hanya digunakan untuk tindak pidana psikotropika serius136. Kemudian di tahun yang sama berlaku

Confiscation of profit Act yang memberikan ruang gerak lebih luas untuk memberlakukan civil forfeiture di Australia Barat. Hanya saja masih tetap dengann terlebih dahulu mengajukan gugatan pidana. Namun oleh negara bagian New Soth Wales memberlakukan Criminal Assets recovery Act yang jauh lebih baik hasilnya untuk mengembalikan aset aset yang dicuri. Negara bagian Western Australia

133Ben Clarke,Confication of Proceeds of Crime :Australian Response

, disampaikan dalam

2ndWorld Conference on Investigation on Crime,ICC,Durban,3-7 Desember 2001,hal 2,

134

Ibid,hal 4

135Ibid 136Op.cit,

memberlakukan Criminal Property Confiscation Act (CPCA), yang berbeda banyak dengan peraturan yang tela hada dan telah dianggap sebagai peraturan civil forfeiture dengan jangkauan yang terluas di seluruh Australia, antara lain dikarenakan:137

a. Peraturan ini berlaku surut (retrospektif) b. Penyitaan dilakukan tanpa kehadiran tergugat c. Pembuktian Terbalik

d. Bisa dijatuhkan sanksi pidana tanpa harus mengajukan gugatan pidana . e. Penyitaann bisa dilakukan tanpa adanya bukti bukyti dilakukannya tindak

pidana oleh pemilik Aset.

f. Penyitaan atas “unexplained wealth”, aset tidak perlu berhubungan dalam bentuk apapun dengan tindakan kriminal.

g. Tidak adanya konsep proposionalitas antara tindak kejahatan yang diduga dengan sampai sejauh mana penyitaan bisa dilakukan dengan undang undang yang berlaku.

137

Dokumen terkait