• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Kepala LAN Nomor 26 Tahun 2015

Widyaiswara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya akan selalu dikaitkan dengan ketercapaian angka kredit sebagai dasar untuk pengembangan karirnya. Kinerja widyaiswara akan dievaluasi untuk periode tertentu sesuai amanat Peraturan Menteri PAN dan RB nomor 22 tahun 2014 sebagaimana Pasal 17 yaitu :

1. Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit, setiap widyaiswara wajib mencatat dan menginventarisasi seluruh kegiatan yang dilakukan seluruh kegiatan yang dilakukan dan mengusulkan DUPAK;

2. Setiap widyaiswara mengusulkan DUPAK secara hierarki kepada atasannya paling sedikit satu kali dalam setiap tahun;

3. Penilaian dan penetapan angka kredit widyaiswara dilakukan paling kurang 1 (satu) kali dalam setahun;

4. Penilaian dan penetapan angka kredit untuk kenaikan pangkat dilakukan 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat PNS ditetapkan.

Penilaian angka kredit widyaiswara merupakan proses untuk mengukur kinerja widyaiswara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sehingga diperlukan pemahanan yang sama antara widyaiswara dan tim penilai angka kredit widyaiswara. Persepsi dan pemahaman yang sama tentang bagaimana penilaian angka kredit dilakukan, dalam hal ini unsur maupun sub unsur kegiatan widyaiswara beserta syarat dan kriteria penilaiannya,

25

menjadi penting diketahui oleh para widyaiswara dan juga tim penilai. Dengan pemahaman yang baik, seorang widyaiswara dapat memprediksi karier dan kinerjanya. Untuk keperluan tersebut, telah ditetapkan Peraturan Kepala LAN Nomor 26 Tahun 2015 tentang Pedoman Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Widyaiswara.

Pedoman Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Widyaiswara ini dijadikan Bab tersendiri dalam modul ini, karena pedoman ini yang sering menimbulkan resistensi dan pemahaman yang tidak sama antara widyaiswara dan tim penilai. Perka LAN nomor 26 tahun 2015 ini mengatur tentang penilaian angka kredit dalam pengangkatan, kenaikan jabatan, dan pembebasan sementara, penjelasan pembagian unsur utama dan unsur penunjang, rincian kegiatan dan persyaratan, dan contoh penghitungan angka kreditnya. Rincian kegiatan dan persyaratan sebagaimana yang tertuang dalam unsur dan sub unsur secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sub Unsur Pendidikan yang terdiri dari :

a. Pendidikan formal/sekolah dan memperoleh ijazah/gelar, persyaratan penilaiannya:

1) Surat tugas/ijin belajar dari pejabat yang berwenang

2) Fotokopi SK akreditasi perguruan tinggi (bagi lulusan dalam negeri)

3) Fotokopi ijazah dan transkrip nilai yang dilegalisir

b. Mengikuti Diklat fungsional/teknis dan memperoleh STTPP/sertifikat, persyaratan penilaiannya :

1) Surat Tugas Melaksanakan Kegiatan (STMK) 2) Surat Pernyataan Melaksanakan Kegiatan (SPMK)

3) Fotokopi STTPP/Sertifikat Diklat yang dilegalisir pimpinan Lembaga Diklat widyaiswara yang bersangkutan

4) STTPP/sertifikat Diklat harus dilengkapi dengan kurikulum Diklat. 5) Lama program Diklat paling sedikit 10 (sepuluh) JP

26

Sub Unsur Pelaksanaan Dikjartih, dibedakan dalam 2 tahapan yaitu tahapan persiapan dan tahapan pelaksanaan. Unsur pelaksanaan Dikjartih ini merupakan unsur yang paling banyak dilakukan dalam kegiatan widyaiswara karena menyangkut tugas pokok widyaiswara. Tahapan persiapan meliputi:

a. Menyusun bahan diklat 1) Menyusun bahan ajar 2) Menyusun bahan tayang 3) Menyusun bahan peraga 4) Menyusun GBPP dan SAP

Penilaian angka kredit untuk bahan-bahan Diklat bersifat optional, artinya widyaiswara dapat mengajukan kegiatan tatapmukanya (Jam Pelajaran) tanpa disertakan bahan-bahan Diklat tersebut (bukan 1 paket). Jika widyaiswara mengajukan kegiatan tatap muka hanya disertai dengan bahan ajar saja, maka akan dinilai dari berapa total JP tatapmukanya ditambah bahan ajarnya. Sebailiknya jika widyaiswara tidak melakukan kegiatan tatapmuka namun mengajukan bahan-bahan Diklat, maka tidak dinilai.

Hal yang perlu mendapat perhatian adalah untuk beberapa bahan Diklat yang sama dan diajukan dalam satu periode pengajuan DUPAK, maka akan dinilai satu kali kecuali telah dilakukan beberapa perubahan/penyesuaian yang bersifat substantif. Hal ini dimaksudkan agar widyaiswara dapat melakukan perubahan-perubahan dalam menyiapkan bahan-bahan Diklat agar lebih up to date dan memenuhi harapan peserta Diklat.

Untuk kegiatan pembelajaran Diklat secara e-learning, Diklat Jarak Jauh, bahan-bahan Diklat telah diakomodir penilaian angka kreditnya, yang disampaikan berupa softcopy atau printscreen yang dapat diunggah di website e-learning. Kegiatan penyusunan bahan-bahan Diklat yang tatapmukanya dilakukan secara team teaching maka

27

penilaian angka kreditnya dibagi sejumlah anggota team teaching tersebut.

b. Menyusun soal/materi ujian Diklat 1) Pre test – post test

2) Komprehensif test 3) Kasus

Jika di dalam kurikulum program Diklat terdapat kegaiatan evaluasi untuk peserta Diklat dalam bentuk soal-soal pre post test, komprehensif test, dan kasus , maka penilaian angka kredit pengajuan soal sesuai angka kredit yang telah ditetapkan. Pre dan post test adalah untuk mengevaluasi satu mata Diklat tertentu, soal yang digunakan sama, hanya waktu pelaksanaan test yang berbeda. Komprehensif test adalah test yang dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta Diklat terhadap seluruh materi yang telah diberikan dalam program Diklat. Jadi yang diajukan soalnya oleh Widyasiwara adalah soal yang sudah dalam bentuk komprehensif (kumpulan beberapa soal dari seluruh mata Diklat yang diajarkan dalam program Diklat). Soal kasus berupa soal uraian mengenai peristiwa atau kejadian tertentu dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi Diklat yang perlu dianalisis dan diberikan rekomendasi pemecahannya oleh peserta Diklat. Jadi peserta Diklat dalam menjawab soal kasus tersebut dengan pisau analisis tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara metodologis.

Tahapan Pelaksanaan Dikjartih, meliputi kegiatan : a. Melaksananakan tatapmuka Diklat PNS

Kegiatan tatapmuka merupakan proses pelaksanaan memberikan materi Diklat kepada peserta Diklat yang dilakukan secara tatapmuka langsung maupun secara online (e-learning). Pelaksanaan kegiatan tatapmuka mengikuti petunjuk jumlah JP

28

yang tertuang dalam kurikulum program Diklat, untuk melaksanakan Dikjartih PNS pada Lembaga Diklat Pemerintah. Penilaian angka kredit untuk pelaksanaan tatapmuka sesuai dengan jenjang jabatan widyaiswara.

b. Melaksanakan tatapmuka Diklat Non ASN

Peraturan Menteri PAN dan RB nomor 22 tahun 2014, memungkinkan widyaiswara melaksanakan Dikjartih untuk non ASN (masyarakat binaan instansi) sesuai tugas dan fungsi instansi, bukan merupakan tugas pokok jabatan fungsional tertentu lainnya, yang dilaksanakan oleh Lembaga Diklat. Penilaian angka kredit untuk pelaksanaan tatapmuka non ASN diperhitungkan sebagai tatapmuka yang dilakukan oleh widyasiwara ahli pertama (0,02 angka kredit).

c. Melakasanakan pembimbingan

Pembimbingan adalah proses pendampingan/pemberian arahan kepada peserta Diklat dalam menyelesaikan/menyusun suatu produk Diklat. Kegiatan ini diarahkan untuk pembimbingan yang dilakukan untuk Diklat Teknis, yang dalam kurikulumnya memang terdapat jumlah JP untuk kegiatan pembimbingan kepada peserta Diklat dalam menyusun suatu produk Diklat.

d. Melaksanakan pendampingan OL/PKL/Benchmarking

Observasi Lapangan/Praktek Kerja Lapangan diarahkan untuk kegiatan Diklat Teknis, yang dalam struktur kurikulumnya tedapat kegiatan tersebut. Penilaian angka kredit untuk pelaksanaan pendampingan OL/PKL dilakukan dalam 1 paket kegiatan, artinya misal dalam kegiatan OL/PKL tersebut terdapat penjelasan OL/PKL sebelum pelaksanaan OL, dan ada kegiatan seminar hasil OL/PKL setelah pelaksanaan OL nilainya sudah satu paket dalam kegiatan pendampingan OL/PKL. Selanjutnya untuk kegiatan Bencmarking adalah kegiatan untuk Diklat Kepemimpinan.

e. Melaksanakan pendampingan penulisan Kertas Kerja/Proyek Perubahan

29

Pendampingan dalam penulisan kertas kerja/proyek perubahan adalah kegiatan memberikan arahan kepada peserta Diklat dalam proses penulisan kertas kerja/proyek perubahan. Untuk Diklat Teknis yang dalam kurikulum program Diklatnya terdapat produk Diklat berupa Kertas Kerja, penilaian angka kreditnya dihargai sama dengan dengan Proyek Perubahan pada Diklat Kepemimpinan. Kriteria penilaian untuk Kertas Kerja/Proyek Perubahan antara lain: 1) STMK;

2) SPMK;

3) Fotokopi halaman judul Kertas Kerja/Proyek Perubahan dan halaman pengesahan/persetujuan paling banyak 5 Kertas Kerja/Proyek Perubahan

f. Memeriksa Hasil Ujian Diklat

Memeriksa hasil ujian Diklat adalah kegiatan membeikan penilaian terhadap hasil ujian peserta Diklat yang terdiri dari Pre test-post test, komprehensif test, dan kasus.

g. Melakukan coaching pada proses penyelenggaraan Diklat

Coaching adalah proses pembimbingan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (menggunakan teknologi komunikasi dan informasi berbasis elektronika dalam proses penyelenggaraan Diklat). Penilaian angka kredit coaching adalah untuk kegiatan Diklat Kepemimpinan. Widyaiswara yang bertindak sebagai coach dalam penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan pasti melaksanakan kegiatan pendampingan proyek perubahan. Pada saat widyaiswara mengajukan angka kredit kegiatan coaching juga harus mengajukan angka kredit pendampingan proyek perubahan, sehingga perolehan angka kreditnya menjadi lebih besar.

3. Sub Unsur Evaluasi dan Pengembangan Diklat

Yang termasuk dalam sub unsur evaluasi dan pengembangan Diklat adalah:

30

Evaluasi Diklat merupakan kegiatan ilmiah dalam rangka memberikan penilaian terhadap proses penyelenggaraan Diklat. Widyaiswara sebagai bagian dari sistem kediklatan harus dapat menjadi motor penggerak penyelenggaraan Diklat, yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, sampai dengan evaluasi pasca Diklat. Jika dikaitkan dengan penilaian angka kredit unsur evaluasi, yang dilakukan oleh widyaiswara adalah evaluasi dari sisi substantif,dan bukan aspek administratif. Laporan evaluasi penyelenggaraan mencakup perumusan masalah, analisis, alternatif pemecahan masalah, kesimpulan dan saran/rekomendasi.

Dalam melakukan kegiatan evaluasi ini, widyaiswara dapat bekerjasama dengan pengelola Diklat untuk melakukan kegiatan evaluasi penyelenggaraan Diklat guna memperbaiki kinerja penyelenggaraan Diklat di masa-masa yang akan datang.

b. Terlibat dalam pengevaluasian kinerja widyaiswara

Kegiatan pengevaluasian kinerja widyaiswara adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh widyaiswara yang terlibat dalam melakukan penilaian angka kredit widyaiwara atas DUPAK yang diajukan oleh widyaiswara. Satuan hasil dari kegiatan ini adalah laporan melakukan evaluasi kinerja widyaiswara dalam setiap periode penilaian DUPAK.

c. Terlibat dalam pelaksanaan Analisis Kebutuhan Diklat

Analisis kebutuhan Diklat (AKD) adalah proses penelitian/kajian ilmiah untuk menentukan jenis-jenis Diklat yang dibutuhkan dalam rangka mengisi kesenjangan kompetensi. Kegiatan ini adalah merupakan proses kajian ilmiah yang dilandasi dengan teori tertentu dan instrumen AKD untuk memperoleh hasil analisis yang tepat sehingga kebutuhan perencanaan Diklat yang dilakukan oleh instansi untuk mengisi gap kompetensi jabatan dapat tepat pula. Satuan hasil dari kegiatan ini adalah laporan hasil penyusunan AKD d. Terlibat dalam penyusunan kurikulum Diklat

31

Widyaiswara sebagai bagian dari unsur kediklatan sangat memegang peranan penting dalam kegiatan penyusunan kurikulum. Kurikulum Diklat merupakan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang berupa seperangkat rencana pembelajaran yang berisi diskripsi Diklat, silabi dari masing-masing mata Diklat, serta metode Diklat yang digunakan. Setiap widyaiswara yang akan melaksanakan kegiatan Dikjartih, pasti harus mengetahui dan memahami kurikulum yang dijadikan dasar dalam pelaksanaan Dikjartih. Kurikulum memberikan arah dan pijakan dari suatu program Diklat tertentu agar tercapai kompetensi tertentu. Satuan hasil dari kegiatan ini adalah laporan penyusunan kurikulum yang dilampiri kurikulum Diklat yang sudah final.

e. Terlibat dalam penyusunan Modul Diklat

Modul Diklat adalah bahan Diklat yang merupakan unit terkecil dari sebuah mata Diklat, disusun secara sistematis yang mencakup isi, materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Modul disusun oleh paling banyak 2 (dua) orang. Dalam hal penilaian angka kredit, modul yang diajukan harus dalam bentuk tercetak yang disahkan oleh pimpinan Lembaga Diklatnya.

4. Sub Unsur Pengembangan Profesi

Widyaiswara sebagai jabatan fungsional dengan tugas pokok melaksanakan Dikjartih, tidak dapat terhindar dari perolehan angka kredit pengembangan profesi yang merupakan bagian dari unsur utama kegiatan widyaiswara. Widyaiswara tidak akan diproses kenaikan jabatan ataupun pangkatnya, jika komposisis angka kredit dari pengembangan profesi belum terpenuhi sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri PAN dan RB nomor 22 tahun 2014. Hal ini mengandung makna bahwa sebanyak apapun angka kredit yang diperoleh dari sub unsur pelaksanaan Dikjartih, jika angka kredit pengembangan profesi ini tidak terpenuhi, maka Penetapan Angka

32

Kreditnya tetap tidak dapat digunakan untuk proses kenaikan jabatan/pangkat.

Widyaiswara harus membiasakan diri untuk menulis karya tulis ilmiah. Penyusunan karya tulis ilmiah widyaiswara meliputi karya tulis ilmiah dalam bidang spesialisasi keahliannya dan lingkup kediklatan dapat dibedakan ke dalam bentuk:

a. Buku

b. Non buku, yang meliputi artikel atau makalah yang dimuat dalam:

1) Jurnal IImiah

Jurnal ilmiah merupakan terbitan yang memuat artikel hasil kajian atau pemikiran kritis terkait perkembangan ilmu tertentu yang terbit secara berkala, dan diterbitkan oleh suatu lembaga atau organisasi ilmiah/profesi berbadan hukum. Ada 3 kategori jurnal yang dapat dinilai angka kreditnya yaitu Jurnal Ilmiah Internasional, Nasional terakreditasi, nasional tidak terakreditasi. Masing-masing jurnal ilmiah tersebut mempunyai besaran angka kredit yang tidak sama. Artikel yang dimuat dalam bentuk e-jurnal juga mendapatkan angka kredit yang sama dengan kategori jurnal dalam bentuk hardcopy.

2) Majalah Ilmiah

Ada sedikit perbedaan antara jurnal ilmiah dan majalah ilmiah. Majalah ilmiah tidak saja terkait perkembangan ilmu, namun berisi berita, opini yang diperuntukkan untuk pembaca awam. 3) Buku Proceeding

Buku proceeding merupakan kumpulan makalah yang dipresentasikan dalam seminar /konferensi, diterbitkan oleh panitia penyelenggara seminar/konferensi baik di dalam maupun luar negeri. Penilaian angka kredit untuk buku proceeding ini jika dalam buku proceeding tersebut, termuat artikel widyaiswara. 4) Makalah dalam pertemuan ilmiah

33

Widyaiswara dapat mengajukan angka kredit artikel yang diselenggarakan dalam sebuah pertemuan ilmiah yang berupa lokakarya/simposium/konferensi dalam lingkup internasional, nasional, atau instansional.

c. Penemuan inovasi yang dipatenkan dan telah masuk daftar paten sesuai bidang spesialisasi keahliannya

Kegiatan penemuan inovasi ini merupakan kegiatan yang baru ada berdasarkan Peraturan Menteria PAN dan RB 22 tahun 2014. Kegiatan ini merupakan pengharagaan kepada widyaiswara yang berhasil menemukan inovasi dalam bidang tertentu dan mendapatkan pengakuan hak paten dari lembaga paten nasional/internasional.

d. Penyusunan buku pedoman/ketentuan pelaksanaan/ketentuan teknis di bidang kediklatan

Buku pedoman/ketentuan pelaksanaan/ketentuan teknis di bidang kediklatan adalah kaidah-kaidah yang disusun sebagai acuan untuk mengatur berbagai unsur kediklatan dalam bentuk produk perundangan/pedoman/panduan teknis. Tidak termasuk dalam ketentuan ini adalah buku pedoman teknis yang mengatur penyelenggaraan Diklat yang didalamnya hanya mengatur tentang penjadwalan, sarana dan pra sarana, dan pengaturan teknis lainnya terkait penyelenggaraan Diklat tertentu.

e. Pelaksanaan Orasi Ilmiah sesuai spesialisasinya

Orasi ilmiah adalah pidato pengukuhan bagi Widyaiswara Ahli Madya yang akan menduduki jabatan Widyaiswara Ahli Utama dan bagi Widyaiswara Ahli Utama yang belum melaksanakan orasi ilmiah sebagai wujud akuntabilitas akademis atas profesi yang disandang seorang Widyaiswara. Pelaksanaan orasi ilmiah bagi Widyaiswara bertujuan untuk:

a. meningkatkan kompetensi secara umum, terutama dalam melakukan kajian ilmiah dalam bentuk penulisan dan lisan yang sesuai dengan bidang spesialisasi keahliannya,

34

b. mengembangkan wawasan, pengetahuan, keahlian, dan keterampilan dalam mendukung pengembangan kapasitas profesinya;

c. mengembangkan pola berpikir yang sistematis mengikuti kaidah-kaidah akademis untuk menghasilkan ide, gagasan dalam pengembangan kualitas kediklatan.

Orasi ilmiah merupakan bentuk pertanggungjawaban akademis widyaiswara dalam bentuk KTI yang sudah diterbitkan dalam jurnal nasional terakreditasi. Pemuatan KTI orasi ilmiah dalam jurnal ilmiah terakreditasi dilakukan pada saat widyaiswara dalam jabatan Widyaiswara Ahli Madya pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c.

5. Unsur Penunjang

Widyaiswara selain melaksanakan kegiatan dalam lingkup tugas pokok, juga dapat melakukan kegiatan yang dapat mendukung pengembangan kompetensinya, dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam unsur penunjang widyaiswara. Unsur penunjang widyaiswara terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

a. Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi di bidang kediklatan, dengan kategori peran sebagai:

1) Narasumber/Pembahas/Penyaji/Ketua Panitya; 2) Moderator/peserta/anggota panitya

b. Keanggotaan dalam organisasi profesi

Organisasi profesi yang diakui angka kreditnya adalah organisasi profesi widyaiswara yaitu Ikatan Widyaiswara Indonesia. Keberlangsungan organisasi profesi akan tergantung dari keaktifan anggotanya dalam mengelola organisasi profesi tersebut.

c. Pembimbingan kepada widyaiswara di bawah jenjang jabatannya Widyaiswara yang lebih senior jabatannya dan kompetensinya lebih bagus dapat melakukan pembimbingan kepada widyaiswara

35

dibawah jenjang jabatannya. Misal seorang widyaiswara yang mempunyai keahlian dalam menulis KTI, maka dapat melakukan pembimbingan kepada widyaiswara yang mungkin masih kurang kemampuannya dalam menulis KTI.

d. Penulisan artikel pada surat kabar

(nasional/provinsi/kabupaten/kota)

Widyaiswara dapat menulis artikel di surat kabar, dengan melampirkan lembar depan surat kabar dan lembar halaman yang memuat artikel

e. Penulisan artikel pada website

Artikel atau makalah yang dimuat dalam website resmi Lembaga dapat dinilai angka kreditnya jika dilampirkan print out artikel/makalah dan alamat website.

f. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya

Widyaiswara yang memperoleh gelar kesarjaan S1, S2, dan S3 untuk yang kedua kalinya atau lebih pada jenjang yang sama atau tidak sesuai dengan bidang spesialisasinya dapat dberikan angka kredit.

g. Perolehan piagam kehormatan/tanda jasa

1) Memperoleh penghargaan Satya Lencana Karya Satya 30, 20, 10 tahun

2) Memperoleh penghargaan lainnya dari pemerintah h. Memperoleh gelar kehormatan akademis

Widyaiswara yang memperoleh gelar kehormatan akademis dari lembaga pendidikan tinggi negeri/swasta yang terakreditasi atas dedikasi, kerja keras, dan sumbangan yang berguna bagi masyarakat dan dunia akademis.

Dokumen terkait