• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

Dalam dokumen SOP KLINIK SANITASI.docx (Halaman 40-44)

Sebagaimana diketahui bahwa Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/ Menkes/ SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Air Minum, saat ini sudah diperbaharui dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/Iv/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Sebagaimana tertulis dalam Permenkes ini dicantumkan pertimbangan “dipandang tidak memadai lagi dalam rangka pelaksanaan pengawasan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan”.

Jika kita baca sekilas ada beberapa perbedaan Kepmenkes 907/ Menkes/ SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Air Minum dengan Permenkes Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Perbedaan pertama adalah pada sistematika penulisan. Permenkes baru ditulis lebih ringkas dengan menempatkan detail tata laksana pengawasan kualitas air minum dengan Permenkes tersendiri, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum.

Perbedaan lain pada Pelaksanaan Pengawasan, dimana pada bagian kedua pasal 10 dicantumkan Kegiatan pengawasan kualitas air minum meliputi Inspeksi Sanitasi, disamping Pengambilan, Pengjian, dan analisis sampel air minum di laboratorium. Pada Permenkes Nomor 492 tahun 2010 ini, kegiatan inspeksi sanitasi diuraikan lebih detail dalam lampiran tersendiri. Hal yang baru lain adalah pencantuman sasaran Inspeksi sanitasi pada Depot Air Minum (pada Kepmenkes 907 tahun 2002, masih disebut sebagai Isi Ulang), serta Tupoksi Pengawasan Kualitas Air

Minum yang harus dilakukan oleh BTKLPPL (Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pencegahan Penyakit Menular).

Parameter Bakteriologis

Kualitas air minum ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, sesuai Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010, tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, yang

mencantumkan parameter sebagai standar penetapan kualitas air minum, meliputi parameter fisik, bakteriologis, kimia, dan radioaktif. Parameter bakteriologis dan kimia (anorganik) merupakan parameter yang terkait langsung dengan kesehatan, sedangkan parameter fisik dan kimia lainnya merupakan parameter yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan.

Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Sanitasi tempat-tempat umum :

UU No. 11 tahun 1962 : hygiene untuk usaha-usaha bagi umum.

Permenkes RI No. 172/Men.Kes/Per/VIII/77 : syarat-syarat dan pengawasan kualitas air kolam renang (khusus kolam renang)

Sanitasi Kolam Renang Kolam renang ideal, syarat :

Keamanan : ada pengawal (safe guard)

• Kebersihan : hati-hati food and water borne disease (penyakit mata, kulit, kuning (hepatitis), penyakit yang berhub. dg saluran pencernaan (muntah, berak tipus) • Kenyamanan

Seyogyanya kolam renang dilengkapi : • Loker tempat pakaian dan peralatan • Ruang tempat ganti pakaian

Kebersihan tempat membasahi badan • Kebersihan kolam renang

• Kamar mandi dan kakus Sanitasi Pasar

• Pembagian tata ruang

tempat jualan ikan/daging tidak dekat warung makan atau kios pakaian

Faktor estetika

• Klasifikasi Barang Dagangan

Dagangan yang banyak mengeluarkan sampah dikumpulkan satu tempat

Warung yang menggunakan kompor berjauhan dengan dagangan yang mudah terbakar

• Tempat sampah sementara • Saluran untuk limbah cair

Penting untuk : estetika, kebersihan, kenyamanan

Fungsi saluran : pembuangan benda cair terutama berasal dari kios daging, ikan dan warung.

Fasilitas umum MCK

• Tempat parkir kendaraan bermotor Sanitasi Plaza/Supermarket

Fasilitas yang berhubungan dengan sanitasi dan kesehatan adalah :

1.

WC umum

2.

Tempat sampah

3.

Sistem pengamanan

4.

Kebersihan/sistem drainase rumah makan Supermarket biasanya menjual a.l :

- bahan makanan segar (sayur, buah dan bahan lain) harus dijaga suhunya shg tdk cpt busuk

- Bahan makanan yang diawetkan (mak/min kaleng, mak/min botol) mak/min kaleng/botol harus ada labelnya, yang berisi :

terbuat dari apa, apa bahan pengawetnya, kpn mulai dibuat, kpn kadaluarsa. Sanitasi Restoran

• Kebersihan sangat penting (erat hub. Dg food & water born disease) • Higiene dari food handler juga penting

Fasilitas yang ada harus memenuhi syarat hygiene dan sanitasi, yi : 1. WC umum

2. tempat sampah dan puntung rokok 3. tempat cuci tangan

5. tempat harus bebas debu dan terhindar dari lalat

6. Lingkungan sekitar resto scr estetis hrs menarik & bersih Bila restoran memenuhi syarat2 hygiene dan sanitasi, mk restoran tsb dikatakan sebagai restoran sanitasi.

Sanitasi Tempat-Tempat Rekreasi Tempat rekreasi untuk umum a.l :

1.

Pantai

2.

Camping ground

3.

Taman-taman umum Rekreasi Pantai

Perlu diperhatikan 2 faktor : 1. Kebersihan lingkungan Fasilitas yang diperlukan :

WC umum, tempat sampah, restoran yang memenuhi syarat hygiene sanitasi, fasilitas P3K

2. Fasilitas keamanan, yi : safety guard Camping ground

Fasilitas yang perlu ada : - WC umum

- Tempat sampah - Pembagian kapling

- Fasilitas lain (listrik, air, dll)

- Hal-hal yang berhub. dgn hygiene sanitasi lingkungan - Kenyamanan

- Keamanan Sanitasi Bioskop

- Sanitasi bioskop berupa gedung : WC, tempat sampah - Di lap. Terbuka : plus tempat puntung rokok

- Fasilitas tersebut hrs memenuhi hygiene sanitasi

- Persyaratan umur (17 th. Keatas) hrs dilaksanakan scr ketat Sanitasi Terminal/Stasiun

Upaya kegiatan dan pengawasannya menyangkut bbg aspek, yi : Aspek sosial

Pendekatan edukatif kpd pengelola dan karyawan terminal bus/KA

• Usaha peningkatan pengertian dan kesadaran ttg pentingnya hygiene dan sanitasi akan meningkatkan kualitas kesehatan karyawan, pengunjung dan masyarakat. Aspek teknis

Perlu ada suatu peraturan utk.menjaga agar usaha hygiene dan sanitasi tidak merugikan masyarakat. Dlm pelaksanaanya, penerapan peraturan sering tjd kendala, o.k :

Kurang pengertian dan kesadaran dari karyawan terminal/stasiun kereta api ttg peraturan yg menyangkut hygiene sanitasi

• Sikap apatis sebag. masyarakat ttg peraturan tsb. Aspek Administrasi dan Manajemen

Bbrp manfaat pengawasan terminal bus/stasiun KA : • Menjamin kebersihan terminal bus/stasiun KA

• Melindungi pengunjung dari faktor lingkungan yang merugikan kesehatan • Mencegah bbg mcm penyakit menular & penyakit akibat kerja

Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan kecelakaan lalin

Bbg mcm bahaya kesehatan yg timbul dr aktivitas terminal bus/KA :

• Kebersihan WC/KM yg tdk dijaga mjd sarana penularan penyakit, dari segi estetika menimbulkan bau tak sedap, kurang nyaman, jijik.

Bus yang semrawut menyulitkan arus lalin shg meningkatkan daya emosi pengendara

bus dan penumpang mjd bingung, cpt lelah, dll.

• Tata letak lampu yg tidak diatur dg baik pd malam hari → silau • Sampah dan saluran air kotor → sarang tikus, nyamuk, kecoa

• Kantin & pengelolaan makanan yg tdk sanitair → keracunan, diare

Pencemaran udara oleh asap dari emisi knalpot → keracunan CO, NO2, SO2 & Pb. Persyaratan minimum hygiene dan sanitasi terminal bus/stasiun kereta api

Dikelompokkan mjd 2 bagian besar, yaitu : • Bagian luar (eksterior)

Bagian dalam (interior) a. Bagian luar (eksterior)

Bagian luar biasanya berupa halaman.Yang perlu diperhatikan adl. : • Tempat parkir

Pembuangan sampah • Penerangan

b. Bagian dalam (interior) • Gedung perkantoran • Ruang tunggu

• Jamban dan urinoir

• Pembuangan air hujan dan air kotor

• Tempat penjualan makanan/minuman (buffet) • Pemadam kebakaran

• Kotak P3K • Pengeras suara

• Gudang tempat penyimpanan barang • Mushola

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Dalam dokumen SOP KLINIK SANITASI.docx (Halaman 40-44)

Dokumen terkait