• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2 Perkembangan Revolusi Hijau

4.4.2 Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 Tentang Peredaran,

Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.65

Dalam rangka melindungi keselamatan manusia dan juga sumber-sumber kekayaan alam khususnya kekayaan alam hayati serta agar supaya penggunaan pestisida dapat digunakan dengan lebih efektif maka peraturan tentang peredaran, penyimpnana dan penggunaan pestisida diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973:

 Setiap pestisida harus didaftarkan kepada menteri pertanian melalui Komisi Pestisida untuk dimintakan ijin penggunaannya,

 Hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diijinkan oleh Menteri Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan,

 Pestisida yang penggunaannya telah terdaftar dan atau dijinkan oleh Menteri Pertanian hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut ketentuan yang ditetapkan dalam ijin pestisida itu,

65 PP No. 7 Th. 1973 ttg Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.pdf

62

 Setiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat keputusan Menteri Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1973 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan di dalam pendaftaran dan ijin masing-masing pestisida. Sedangkan menurut The United States Federal Enviromental Pesticide Control Act, bahwa:

Pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus untuk memberantas atau mencegah gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama kecuali virus, bakteri atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya atau dengan kata lain semua zat atau campuran zat yang digunakan sebagai pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman.66

Dalam peraturan pemerintah tersebut yang disebut sebagai pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad mahkluk hidup yang telah lama mati dan virus yang dipergunakan untuk menjaga tumbuhan agar tetap tumbuh dengan subur dan menghasilkan panen yang banyak. Menurut penulis bahwa pestisida di satu sisi memberikan pengaruh yang positif tetapi juga pengaruh yang negatif. Pengaruh yang positif yakni: pertama, memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman atau hasil pertanian. Dalam hal ini peranan pestisida menjadi teman bagi para petani, yang membantu dalam menjaga tanaman sehingga hasil panen dapat melimpah. Kedua, memberantas gulma pengganggu tanah atau tanaman. Kehadiran pestisida pada akhirnya membantu para petani agar tidak lagi bersusah payah untuk mencabut rumput ataupun membersihkan gulma atau tanaman pengganggu dengan

63

menggunakan alat tradisional, sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien dan petani dapat dengan cepat menyiapkan lahan ataupun bibit untuk menanam, dan ketiga, mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan. Pengaruh positif inilah yang sampai sekarang masih dipertahankan oleh para petani guna menjaga tanaman.

Sedangkan pengaruh negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan pestisida yakni: pertama, bahwa pestisida digunakan adalah untuk mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman agar cepat tumbuh. Tanaman dipaksa agar tumbuh dengan cepat tanpa memperhatikan kualitas hasil tanaman. Kedua,pestisida digunakan untuk memberantas atau mencegah hama liar pada ternak dan hewan peliharaan. Ketiga, pestisida digunakan untuk memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang dilindungi, dengan penggunaan pada tanaman atau air dan keempat, pestisida merupakan racun yang dapat mematikan makhluk hidup, sehingga dalam penggunaannya dapat memberikan pengaruh yang buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan secara umum. Salah satu contoh, pestisida yang disemprotkan dapat mencemari udara dan apabila terkena langsung paparan sinar matahari dapat ikut terbawa angin dan ketika dihirup oleh manusia maupun makhluk lain dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar atau 75% aplikasi pestisida dilakukan dengan cara disemprotkan, baik itu untuk mematikan hama ataupun untuk membersihkan kebun sebelum ditanam.

64

Beberapa penelitian telah dilakukan yang mengidentifikasi berbagai kemungkinan yang diakibatkan dari penggunaan pestisida yakni:67 pertama, keracunan terhadap

Manusia. Keracunan pestisida secara kronik maupun akut dapat terjadi pada pemakai

dan pekerja yang berhubungan langsung dengan pestisida, misalnya petani, pengecer pestisida, pekerja gudang pestisida dan lain-lain. keracunan tersebut terjadi karena kontaminasi melalui mulut atau saluran pencernaan, kulit dan juga pernafasan. Kedua, keracunan terhadap ternak dan hewan piaraan. Keracunan pada ternak maupun hewan yang dipelihara (sebagain besar di ladang atau kebun) dapat terjadi secara langsung dan tidak langusng. Secara langsung mungkin pestisida digunakan untuk melawan penyakit pada ternak, sedangkan secara tidak langsung digunakan untuk membunuh serangga hama atau serangga lainnya, hal ini dapat terjadi ketika hewan peliharaan secara tidak langsung memakan bahan yang mengandung racun atau zat kimia tersebut. Ketiga, keracunan terhadap satwa liar. Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana dan berlebihan dapat menimbulkan keracunan yang berakibat kematian pada satwa atau binanatang liar seperti burung, lebah, serangga penyerbuk yang binatang lainnya yang hidup di alam bebas. Keracunan tersebut dapat terjadi secara langsung karena terjadi kontak dengan pestisida, maupun secara tidak langsung karena melalui rantai makanan. Keempat, keracunan terhadap tanaman.

Beberapa insektisida dan fungisida yang langsung digunakan pada tanaman dapat mengkibatkan kerusakan pada tanaman.

65

Hal ini dapat terjadi karena penggunaan formulasi atau takaran pestisida yang mengandung bahan aktif tertentu, dosis yang berlebihan atau mungkin pada saat penyemprotan suhu atau cuaca terlalu panas apalagi dilakukan pada siang hari, dan Kelima, keracunan terhadap Tanah. Pestisida sebagai racun, tidak hanya berdampak negatif bagi manusia, makhluk hidup lain dan juga mikro-organisme tetapi juga berdampak buruk bagi tanah. Terkadang manusia lupa bahwa, akibat tindakannya yang hanya mementingkan keberlangsungan hidupnya, lingkungan sendiri menjadi rusak. Tanah yang sering terkena pestisida akan mengakibatkan: (a) meningkatnya salinitas dan water logging; (b) perubahan status hara dalam tanah, gejala kekurangan hara, peningkatan toksisitas tanah; (c) pembentukan lapisan keras bawah tanah (hardpan); dan (d) peningkatan serangan hama dan penyakit dan kerusakan tanaman.68 Menurut data WHO69 bahwa pestisida yang disemprotkan ke tanah hanya untuk membunuh hama atau gulma pengganggu tanaman, ada beberapa pestisida yang mungkin hanya jatuh ke permukaan tanah saja, tetapi ada jenis pestisida yang mengendap di dalam tanah yang memakan habis unsur hara dan membunuh cacing tanah. Tanah yang terkena pestisida secara terus-menerus akan menjadi kering dan tidak sehat, sehingga harus selalu disiram agar tetap basah, tanah akan menjadi lebih keras sehingga akan menghambat pertumbuhan akar tanaman. Tanah yang tidak disemprot pestisida diketahui memiliki kualitas yang lebih baik, dan mengandung kadar organik yang lebih tinggi sehingga meningkatkan

68 Pingali, P.L; M. Hossain, and R.V. Gerpacio. Asian rice bowls: the returning crisis?. IRRI and CAB International, 1997.

69 World Health Organization in 2000, Bahaya Bahan Kimia pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan (Hazardaous Chemicals in Human dan Enviromental Health. (Ed.Bahasa Indonesia) Palupi Widiastuti dan Monica Ester, 27

66

kemampuan tanah dalam menahan air Hal ini diketahui memiliki dampak positif terhadap hasil pertanian di musim kering. Kadar organik yang rendah juga meningkatkan kemungkinan pestisida meninggalkan lahan dan menuju perairan, karena bahan organik tanah mampu mengikat pestisida. Bahan organik tanah juga bisa mempercepat proses pelapukan bahan kimia pestisida.70 Hal, ini yang tidak diketahui oleh sebagian besar masyarakat tani sehingga praktek penggunaan pestisida yang melebihi takaran masih menjadi fenomena menarik yang tetap terlihat. Ini menjadi poin penting yang akan dibahas oleh penulis berkaitan dengan bagaimana ekoteologi memandang pengaruh revolusi hijau terhadap gaya bertani yang ramah lingkungan.

Kesimpulan: menurut saya sekalipun sudah ada aturan yang mengatur tentang keberadaan, peredaran dan penggunaan pestisida maupun bahan kimia lain tetapi ketika tidak diikuti dengan pemahaman yang baik dari masyarakat maka yang akan terjadi adalah penggunaan pestisida akan semakin tidak bertanggungjawab. Sebagian besar bahaya yang ditimbulkan adalah bahaya negatif dan mengancam tidak saja keberlangsungan hidup manusia tetapi juga keberlangsungan makhluk hidup lainnya. Sehingga penggunaan pestisida harus diimbangi dengan pengetahuan masyarakat tani, tingkat pendidikan dapat menentukan apakah para petani selama ini paham atau sebaliknya. Hal sederhana yang terjadi ketika masyarakat masih tetap mempertahankan kegiatan bertani dengan penggunaan pestisida dengan dosis tinggi

70 Maksuk Ikhsan, Environmental Health Risk Analysis to Pesticides Exposure in Agricultural Area dalam Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014, 716

67

adalah tanah tempat di mana manusia hidup tidak akan ramah ataupun bersahabat. Manusia lupa bahwa ia sendiri berasal dari tanah dan sudah semestinya ia memperlakukan tanah sebagai sahabat karib ataukah bahkan sebagai orangtua yang memberikan kehidupan.

Dokumen terkait