• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

E. Pengelolaan Arsip

3. Perawatan Arsip

Menurut Peraturan Gubernur propinsi Jawa Tengah Nomor 110 tahun 2003 tentang ―Pedoman Perawatan Arsip Di Lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa tengah‖ Pasal 1 Perawatan ialah aktivitas untuk menyimpan dan melindungi fisik arsip dari kerusakan serta mempertahankan kondisi arsip agar tetap baik dan mengadakan perbaikan terhadap arsip yang rusak agar informasinya tetap terpelihara. Sedangkan Pemeliharaan adalah suatu usaha pengamanan arsip agar terawat dengan baik sehingga mencegah kemungkinan

��=ΣΣ WKTWK x %

adanya kerusakan dan kehilangan arsip. Kerusakan dan kehilangan arsip disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut ini:

a. Faktor dari dalam 1. Kertas

Penggunaan kertas yang akan kita pakai sangat berpengaruh pada awet dan tidaknya tulisan. Dalam penggunaan kertas hendaknya dipilih yang baik dan kuat. Selain itu juga diimbangi dengan perawatan dan juga penyimpanan yang sebaik-baiknya agar kertas dapat tahan lama 2. Tinta

Penggunaan tintayang akan digunakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya yang berkualitas.

3. Pasta/Lem

Dalam penggunaan perekat harus menggunakan perekat yang baik, jangan menggunakan perekat yang dibuat dari getah arab ataupun celluloce tape dan sejenisnyakarena akan merusak kertas.

b. Faktor dari luar 1. Kelembaban

Kelembaban udara yang tidak terkontrol akan menimbulkan akibat-akibat seperti misalnya timbulnya jamur, pasta / lem hilang, kertas menjadi lemah dan merusak kulit. Hal ini dapat diatasi dengan menambah edaran udara panas (kering) atau dengan menggunakan panasnya listrik

2. Udara yang terlampau kering

Udara yang terlampau kering dapat merusak kertas, misalnya kertas akan menjadi kering, kesat dan mudah patah (getas). Untuk menghindari udara yang terlampau kering, kelembaban udara harus diatur sedemikian rupa sehingga melebihi batas-batas yang telah ditentukan. Untuk itu perlu dipasang hygrometer didalam ruangan.

3. Sinar matahari

Sinar ultra violet sangat membahayakan kertas-kertas arsip. Untuk itu tidak boleh ada sinar matahari yang jatuh secara langsung pada kertas. Untuk menghindari jatuhnya sinar matahari secara langsung maka sebaiknya dibuat pintu-pintau atau jendela-jendela yang menghadap utara atau selatan yang tidak berhadapan dengan sinar matahari.

4. Debu

Untuk menghadapi debu dapat digunakan elektrostatik yang berguna untuk menyaring udara yang masuk. Selain itu juga dapat digunakan jarring kawat yang halus (wire mesh) yang dipasang pada pintu-pintu dan jendela-jendela sehingga udara yang masuk dapat disaring. Selain itu juga mencegah macam-macam serangga yang masuk dalam ruang penyimpanan arsip

5. Kotoran udara

Kotoran udara terjadi didaerah kawasan industri. Oleh karena itu tempat penyimpanan arsip atau perpustakaan yang terletak dikawasan industry harus dipasang AC

6. Jamur dan sejenisnya

Jamur adalah akibat dari kelembaban udara dan temperatur udara yang tidak terkontrol. Langkah yang dilakukan adalah dengan menempatkan arsip-arsip ditempat yang terang, kering, dan memiliki cukup ventilasi. Selain itu jamur dapat dihilangkan dengan alcohol, namun penggunaan alcohol harus hati-hati

7. Rayap

Rayap dapat merusak kertas dan kayu. Untuk menghindari adanya rayap maka sebaiknya tempat penyimpanan arsip yang masih menggunakan kayu tidak bersentuhan langsung dengan tanah

Gegat terdapat pada dinding yang basah. Oleh karena itu kertas sebaiknya jangan bersentuhan dengan dinding yang lembab. Karena selain kertas menjadi lembab, kertas akan rusak oleh gegat atau serangga lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut jagalah arsip agar tidak bersentuhan dengan dinding yaitu dengan meletakkan rak yang dipasang antara dinding atau lantai dengan jarang 6 inchi.

Mengenai masalah penyebab rusak atau hilangnya arsip yang sangat kompleks tersebut maka Rektor Universitas Negeri Semarang mengeluarkan Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 25 Tahun 2013, mengenai pengelolaan arsip statis di Universitas Negeri Semarang, yaitu: a. Pelestarian Arsip

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melestarikan arsip :

1. Dalam memperbaiki dokumen jangan menggunakan selotip atau lem 2. Menyimpan dokumen diletakkan secara mendatar jangan digulung

atau dilipat.

3. Jangan mengikat dokumen dengan menggunakan gelang karena dalam waktu yang lama akan mengakibatkan lengket

4. Jauhkan dari sinar matahari atau sinar lampu fluoresen

5. Jangan gunakan paper clip, stapples, atau lainnya untuk menyatukan dokumen

6. Gunakan tempat sebagai penyimpanan foto/dokumen yang bebas dari asam

7. Menyimpan dokumen dan foto jangan menggunakan pembungkus plastic, adhesive atau kertas kontruksi hitam, karena akan merusak dokumen.

8. Jangan menyimpan negative atau slide dalam lembaran plastic karena akan merusak gambar

9. Simpanlah dokumen dalam almari arsip yang mengalir udara bebas dengan suhu kostan sekitar 20° dan kelembaban 50%

b. Preservasi Arsip

Preservasi arsip merupakan upaya untuk mempertahankan arsip statis dalam keadaan sebaik mungkin, sehingga arsip dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Prinsip preservasi arsip adalah sebagai berikut: 1. Arsip harus selamanya dilestarikan

2. Semua aspek dari format asli, nilai kesejarahan, teks, gambar, dan keadaan fisik akan dilestarikan jika memungkinkan

3. Preservasi preventif dilakukan untuk mencegah kerusakan dan mengurangi semua efek pada arsip

4. Preservasi kuratif dilakukan jika diidentifikasi adanya kerusakan dan kebutuhan akan adanya prioritas.

5. Arsip yang asli dapat diakses namun untuk arsip yang kondisinya rusak/rapuh dalam bentuk copy/salinan

1. Preservasi Preventif

Yang dimaksud preservasi preventif adalah tindakan yang paling efektif dalam mendukung preservasi jangka panjang arsip statis dengan tujuan mencegah dan memperlambat kerusakan yang terjadi pada fisik arsip. Hal ini dapat dilakukan melalui : pengaturan terhadap lokasi penyimpanan, penyusunan rak penyimpanan dan boks/container, penanganan arsip, pengendalian hama terpadu dan reproduksi

2. Preservasi Kuratif

Bertujuan memperbaiki/merawat arsip yang mulai/sudah rusak atau kondisinya semakin memburuk, sehingga memperpanjang usia arsip. Preservasi kuratif dapat dilakukan dengan cara:

a. Seluruh proses perbaikan arsip tidak akan menghilangkan, mengurangi, menambah, merubah nilai dari arsip sebagai alat bukti. Tidak hanya isi informasinya saja tetapi juga struktur fisiknya memiliki nilai sebagai alat bukti.

b. Seluruh proses tidak akan merusak atau melemahkan arsip

c. Sebisa mungkin bahan yang hilang digantikan dengan bahan yang sama atau yang mirip

d. Proses perbaikan harus dilakukan oleh ahli perbaikan arsip yang terlatih

c. Perawatan Arsip Kertas

Berikut beberapa cara merawat arsip kertas yang baik menurut peraturan Gubernur Jawa Tengah nomor 110 tahun 2003:

1. Kamperisasi

Kamperisasi adalah salah satu kegiatan preventif pemeliharaan arsip yang dilakukan dengan cara membersihkan arsip. Boks arsip dan roll o‘pack dengan memberikan kapur barus secukupnya. Kegiatan ini terutama dilakukan untuk arsip-arsip dinamis

Berikut prosedur pelaksanaan kamperisasi :

a. Membersihkan arsip dalam boks yang meliputi : membersihkan boks dan roll o‘pack, mengeluarkan berkas dari dalam boks, membersihkan berkas dengan vacuum cleaner, memasukan kembali berkas dalam boks, menata kembali boks ke dalam roll o‘pack, member tanda nomor ke dalam boks

b. Membersihkan boks, meliputi : mengeluarkan boks dari roll o‘pack, mengeluarkan arsip dari dalam boks, membersihkan boks dengan lap panil atau vakum cleaner baik bagian luar maupun dalam menata kembali boks kedalam roll o‘pack

c. Membersihkan rollo‘pack, meliputi : mengeluarkan boks dari roll o‘pack, memasang tanda MI, membersihkan debu pada roll o‘pack dengan vakum cleaner, memasukan boks ke dalam luar o‘pack dan menata kembali boks menurut nomor urut

Fumigasi adalah suatu tindakan untuk mencegah supaya kerusakan fisik arsip lebih lanjut dapat dihindari, mengobati atau mematikan faktor-faktor perusak biologis dan mensterilkan keadaan arsip agar tidak bau busuk serta menyegarkan udara agar tidak menimbulkan penyakit terhadap manusia.

Faktor biologis yang dapat merusak arsip seperti serangga, binatang pengerat, sangat berbahaya terhadap kelestarian arsip yang harus mendapatkan hasil yang optimal, pelaksanaan fumigasi harus memperhatikan hal- hal berikut ini :

a. Metode pelaksanaan fumigasi

Fumigasi dilaksanakan satu semester sekali. Pemilihan metode pelaksanaan fumigasi didasarkan atas volume dan jenis arsip yang akan difumigasi sebagai berikut :

b. Fumigasi ruangan

Metode fumigasi ruangan, dilaksanakan pada ruangan (depo) dimana arsip tersebut disimpan yang memenuhi persyaratan teknis, sehingga dimungkinkan tidak membahayakan dan dapat menjamin efektivitas pelaksanaan. Ruangan tersebut tidak perlu banyak memerlukan penutup ventilasi dan tidak akan terjadi kebocoran gas

c. Fumigasi dibawah penutup

Fumigasi dibawah penutup dilakukan dalam ruangan / gedung yang besar tetapi volume arsipnya relative sedikit. Arsip yang difumigasi ditutup dengan plastic polyetheline dengan ketebalan 0,1 mm da berat 100 miligran per meter kubik.

d. Bahan dan sarana fumigasi Sarana fumigasi antara lain : 1. Masker gas

2. Mesin detector 3. Lampu halide 4. Sarung tangan 5. Jas lab 6. Lack band 7. Timbangan kecil 8. Gelas ukur 9. Selang gas

10.Plastic plastic polyethene.

e. Langkah langkah fumigasi dengan menggunakan Methyl Bromide: 1. Pelaksanaan fumigasi

a. Pembukaan tabung gas secara perlahan sesuai dengan konsentrasi yang diinginkannya

b. Penutupan tabung setelah tepat konsentrasi

c. Pencabutan selang gas dan menutup kembali lubang bekas selang gas

d. Kontrol kebocoran selama fumigasi 2. Purna fumigasi

a. Pembukaan penutup setelah fumigasi

b. Membuka seluruh ventilasi agar semua sirkulasi udara dapat berjalan lancer

c. Pembebasan udara selama 6 – 12 jam d. Pengontrolan udara dengan detector

3. Membersihkan arsip

Membersihkan arsip yang kotor dengan cara :

a. Arsip-arsip yang kotor diletakkan diatas meja pada ruangan yang telah disediakan

b. Bersihkan kotoran yang menempel pada tiap lembaran arsip dengan alat yang tidak merusak arsip sesuai dengan jenis kotorannya.

c. Bersihkan kotoran debu yang menempel pada arsip dimulai dari permukaan tengah kertas ke arah yang berlawanan menggunakan spon, sikat halus, atau kwas. Dan untuk kotoran karena noda jamur (fungi), dapat digunakan penghapus karet.

d. Untuk arsip-arsip yang dijilid seperti dalam bentuk buku, dapat menggunakan mesin penyedot debu kecil/ukuran kecil selama tidak merusak fisik kertas

e. Arsip yang telah dibersihkan dismpan pada tempat terpisah dari arsip yang sedang dan akan dibersihkan untuk ditata kembali.

4. Menghilangkan noda / bercak

Noda atau bercak yang menempel pada arsip yang susah menghilangkan dengan cara diatas, dapat menggunakan zat kimia sesuai dengan jenisnya:

a. Menghilangkan lem kertas dengan air hangat b. Menghilangkan laq dengan aseton (acetone)

c. Menghilangkan minyak ter dengan gasoline (gasoline, bensin (benzene)

d. Menghilangkan cat dengan campuran alcohol dan bensin e. Menghilangkan wax dengan gasoline, kloroform

f. Menghilangkan jamur dengan ethyle, alcohol, dan bensin g. Mwnghilangkan lumpur dengan air steril dan ammonia h. Menghilangkan lemak/minyak dengan alcohol dan bensin i. Menghilangkan lipstick dengan asam tatrate 5% dicampur air

j. Menghilangkan pernis dengan alcohol, aseton k. Menghilangkan selotape dengan trichloroethane

5. Merawat arsip basah

Arsip yang basah dan kotor dapat diselamatkan dengan cara :

a. Untuk kotoran debu dan lumpur yang melekat pada lembaran arsip atau jilid atau arsip buku, dapat dicuci menggunakan air dingin dicampur dengan detergen

b. Membersihkan kotoran tersebut menggunakan spon atau kapas dengan ditekan

c. Mengeringkan dengan cara :

1. Menempatkan arsip pada ruangan yang kering dilengkapi dengan Exhaust Fan dipasang selama 2 jam, dan kelembaban udara didalam ruangan antara 35 – 50 % RH

2. Arsip dalam bentuk lembaran diletakkan lembar perlembar diatas kertas penyerap/ blofting. Untuk arsip berbentuk buku/ jilidan, tiap lembar disipi kertas penyerap basah

3. Untuk mencegah tumbuhnya jamur, tiap 10 lembar arsip disisipu kertas thymole.

6. Memutihkan kertas

Warna kertasakan berubah karena berbagai faktor penyebab diantaranya oleh faktor usia dan kurangnya pemeliharaan arsip. Warna putih yang berubah dapat dikembalikan kepada warna putih

sebagaimana asalnya dengan cara memutihkan kertas dengan menggunakan larutan zat kimia. Caranya :

a. Persiapan

1. Menyiapkan kertas yang menurut analisis dikategorikan telah mengalami perubahan warna, dihimpun, dikumpulkan, dan siap untuk diproses.

2. Menyiapkan sarana untuk memutihkan kertas sesuai dengan kebutuhan

3. Menyiapkan zat kimia : kalium permanganate, asam asetat, asam Oskalat, natrium sulfat, ammonia, hydrogen peroksida, klorin/chlorine (dalam berbagai bentuk)

b. Perendaman

Zat kimia yang dipergunakan untuk memutihkan kertas bersifat asam dan dapat merusak fisik kertas setelah proses pencucian, dilanjutkan dengan peredaman dalam larutan penghilang asam, sehingga dapat berbentuk buffer (zat penahan) dalam kertas. c. Pencucian

Kertas yang telah diproses, kemudian dicuci untuk dihilangkan zat kimia yang masih menempel pada saat memutihkan kertas yang dapat merusak serat kertas. Untuk menghindari kerusakan tersebut, dapat dilakukan dengan cara mencuci kertas secara berulang kali sehingga bersih dari zat kimia tersebut.

Pencucian arsip adalah proses tindak lanjut dari pembersihan dan pemutihan kertas yang dapat dilaksanakan pada saat proses tersebut. Sebelum pelaksanaan pencucian dilaksanakan, terlebih dahulu arsip harus diuji daya larut tintanya dalam air.

a. Persiapan : menghimpun arsip-arsip kotor yang tidak bisa dihilangkan dengan cara pembersihan pada tahap pertama, yaitu arsip yang telah diproses pemutihan dan arsip-arsip yang kotor karena lumpur, kebanjiran atau sebab lainnya.

b. Menyiapkan sarana

1. Baskom plastic bentuk persegi berukuran lebar dari ukuran arsip yang akan dicuci atau bak pencucian yang telah disediakan didalam laboratorium

2. Air bening secukupnya 3. Detergen

4. Alcohol

5. Timol (kertas thymol) 6. Kertas penyerap

7. Penghapus karet, spon, kuas, dan sikat halus 8. Plastic tipis

9. Exhaust fan 10.Kipas angin

c. Pelaksanaan pencucian

1. Masukkan air kedalam baskom/bak secukupnya 2. Larutkan deterjen dalam air

3. Celupkan dan rendam arsip tiap lembar secara hati-hati kedalam baskom/bak

Menambal dan menyambung dilakukan untuk mengisi lubang dan bagian yang hilang pada kertas atau menyatukan kembali kertas yang sobek. Disamping itu juga untuk memperkuat dan memperpanjang daya guna arsip kertas tersebut.

Bahan-bahan yang dipergunakan harus memenuhi syarat : a. Kertas harus bebas lignin

b. Mempunyai PH antara 5,5 – 8,5

c. Mempunyai ketahanan sobek yang baik d. Mempunyai ketahanan lipat yang baik e. Mempunyai ketebalan dan berat yang sesuai f. Mempunyai ketahanan renggang yang baik

g. Mempunyai kandungan zat pengisi dalam kertas di bawah 10%

Dokumen terkait