• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KERANGKA TEORI

A. Kajian Teori

2. Perayaan Ekaristi Daring

Di tengah masa pandemi, mulai muncul istilah Ekaristi daring atau Ekaristi online. Ekaristi daring muncul karena situasi khusus terkait bahaya pandemi Covid-19, jadi selama pelaksanaannya bergantung pada ketersediaan jaringan internet dan sarana digital lainnya. Sebelum pandemi, bermain handphone saat Ekaristi menjadi salah satu larangan. Handphone harus di silent dan di non aktifkan, namun kini kita mengikuti Ekaristi daring dengan menggunakan handphone, televisi, laptop dan lain sebagainya.

Dokumen (SC 27) mengajarkan:

Setiap kali suatu upacara, menurut hakikatnya yang khas, diselenggarakan sebagai perayaan bersama, dengan dihadiri banyak umat yang ikut serta secara aktif, hendaknya ditandaskan, agar bentuk itu sedapat mungkin diutamakan terhadap upacara perorangan yang seolah-olah bersifat pribadi. Terutama itu berlaku bagi perayaan Ekaristi, tanpa mengurangi kenyataan, bahwa setiap Ekaristi pada hakikatnya sudah bersifat resmi dan umum, begitu pula bagi pelayanan Sakramen-sakramen.

Tidak seperti saat melaksanakan Ekaristi secara luring, banyak hal baru yang harus mulai dibiasakan oleh umat dalam mengikuti perayaan Ekaristi secara daring. Tata cara yang berbeda tentunya, memaksa umat untuk terbiasa dengan Ekaristi daring. Tidak adanya perjumpaan membuat

umat harus membiasakan dan mulai membatasi diri. Banyak pertanyaan muncul selama perayaan Ekaristi daring ini dijalankan, salah satunya adalah mengenai sah tidaknya Ekaristi secara daring. Pastor Andreas (2020) mengatakan bahwa “Meskipun Ekaristi tidak dapat dirayakan dalam bentuk kehadiran secara menubuh, Ekaristi itu tetap sah, sebab communio atau persekutuan Gereja yang merayakan Ekaristi tidak melulu badani atau material, tetapi juga spiritual dan batiniah.” Meskipun tidak ada pertemuan secara langsung antara umat dengan imam, maka Ekaristi secara daring tetap sah karena kita semua dalam satu iman yaitu Kristus.

Hal menarik yang terjadi saat melaksanakan Ekaristi secara daring adalah jangkauan yang luas. Dengan Ekaristi daring kita dapat menjangkau tempat yang terjauh sekalipun selama jaringan yang ada memadahi.

Jangkauan ini tidak hanya dalam lingkup Indonesia saja melainkan sampai ranah dunia bahkan dapat menjangkau pada kedalaman hati kita. Namun kelemahan dari perayaan Ekaristi daring ini adalah kurang menjangkau sampai ke hati dan selama Ekaristi daring umat tidak dapat menerima Tubuh Kristus.

Berpindahnya altar Gereja ke dalam rumah-rumah umat merupakan pemandangan yang baru. Selama perayaan Ekaristi daring, umat mengikuti Ekaristi secara streaming di rumah masing-masing. Memang menjadi suatu pemandangan baru, biasanya kita memandang altar besar dan megah di dalam Gereja, namun selama Ekaristi daring ini altar berpindah ke rumah-rumah. Altar yang minimalis dengan mengikuti aturan yang berlaku

mengingatkan kita akan kesederhanaan Allah dalam menghadirkan Putra Tunggal-Nya sebagai penebus umat manusia. Selama Ekaristi daring, semua dilakukan secara sederhana. Perayaan Ekaristi pun dilakukan secara sederhana tanpa mengurangi kekhusyukan dan inti dari perayaan Ekaristi itu sendiri.

Dalam webinar pada 17 Juli 2020 dengan tema “Perubahan dalam Hidup Menggereja Akibat Pandemi Covid-19” Romo Galih mengatakan hal menarik selama mengikuti perayaan Ekaristi secara daring yaitu mengenai ecclesia domestica. Ecclesia Domestica adalah keadaan berpindahnya altar ke rumah umat. Berpindahnya altar ke rumah umat menyebabkan keluarga menjadi pusat hidup rohani, orang tua menjadi pemimpin spiritual dan terjadinya pendidikan iman di dalam keluarga.

Berpindahnya altar Gereja ke rumah-rumah mendatangkan banyak hal baru yang kurang disadari memunculkan pengaruh yang luar biasa.

Keluarga sebagai Gereja mini menjadi pondasi munculnya altar kecil di rumah. Keluarga sebagai pendidik yang utama memegang peran penting selama Ekaristi daring ini. Wajar saja bila banyak umat bertanya mengenai keabsahan perayaan Ekaristi secara daring ini. Selama ini sebagai persekutuan, umat beriman selalu berbondong-bondong memenuhi Gereja guna merayakan Ekaristi. Namun karena pandemi kebiasaan berhimpun di Gereja mulai dibatasi. Dikutip dari hasil webinar 28 Agustus 2020 yang diadakan oleh Sanata Dharma, Romo Ruky selaku pembicara pertama mengatakan bahwa: “Ekaristi daring tetap bermakna ketika kita

sungguh-sungguh dalam mengikutinya dan membuat kita teguh untuk peduli pada sekitar kita yang berkekurangan.”

Walaupun tidak dapat secara langsung berkumpul dan membentuk suatu persekutuan, tetapi apabila Ekaristi daring dihayati dengan serius dan dimaknai dengan semestinya, maka pesan dari adanya Ekaristi juga dapat diterima. Yang terpenting dari perayaan Ekaristi adalah ungkapan syukur atas semua karya baik Allah dalam hidup kita, selain itu Ekaristi sebagai peristiwa mengenang perjamuan malam terakhir ini mengajak kita sebagai umat beriman agar tidak mementingkan perjumpaan saja, tetapi lebih dari itu, Ekaristi menjadi bermakna bila kita bisa menghadirkan Kristus di dalam hati kita.

Orang muda sebagai masa kini dan masa depan Gereja juga mengambil peranan penting selama Ekaristi daring ini. Keberhasilan Ekaristi daring tidak luput dari peranan media elektronik yang sangat berkembang pesat, orang muda zaman ini yaitu bagian dari generasi Z tentu tidak asing dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini. Orang muda banyak mengambil peran pada bidang ini. Selain berpindahnya altar Gereja ke rumah-rumah dan pemanfaatan media elektronik, tidak adanya penerimaan komuni atau tubuh Kristus selama mengikuti perayaan Ekaristi menjadi pemandangan baru dan menjadi hal menarik. Penerimaan komuni kudus diganti dengan komuni spiritual. Komuni spiritual atau komuni batin ini sendiri sebenarnya adalah sarana bagi umat yang tidak dapat menerima komuni kudus secara langsung.

Seiring berkembangnya teknologi dan kreatifitas manusia, kini doa komuni spiritual menjadi lebih berkembang. Damian Alma seorang dokter gigi dan staf pengajar di fakultas kedokteran gigi Universitas Gadjah Mada yang juga memiliki kerinduan akan kehadiran Tuhan selama Ekaristi daring memunculkan inspirasi untuk melakukan doa komuni spiritual. Damian Alma menggunakan syair dari terjemahan doa spiritual St. Alfonsus Maria de Liguori sebagai inspirasi pembuatan lagu komuni spiritual yang sekarang ini kita gunakan.

Walaupun syair lagu sudah ditemukan dan Mgr. Robertus Rubyatmoko selaku Uskup KAS juga ikut ambil bagian dalam membuat lagu mengganti satu frasa dari terjemahan aslinya, tetapi Damian Alma masih menemukan kendala. Damian Alma masih kesulitan untuk menemukan feel dari lagu tersebut, Damian Alma ingin agar pesan dan emosi dari lagu tersebut dapat sampai kepada umat dan dengan lagu ini Damian Alma ingin agar kerinduan umat yang tidak dapat menerima Tubuh dan Darah Kristus secara langsung dapat sedikit terpuaskan dengan lantunan lirik lagu komuni spiritual ini. Tidak hanya dari Mgr. Ruby, Damian Alma juga mendapatkan bantuan dari banyak orang-orang hebat sampai akhirnya terciptalah syair doa komuni spiritual yang sangat indah ini.

DOA KOMUNI BATIN Yesusku, aku percaya,

Engkau sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus, Aku mencintai-Mu lebih dari segalanya dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam jiwaku.

Karena sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi,

datanglah sekurang-kurangnya secara rohani ke dalam hatiku.

Seolah-olah Engkau telah datang, Aku memelukMu & mempersatukan diriku

sepenuhnya kepada-Mu,

jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu.

Amin

Dikutip dari http://Katolikkeren.online/doa-komuni-spiritual-batin/

Mulai tanggal 19 Maret 2020 doa indah ini mulai bergaung saat Ekaristi live streaming yang diselenggarakan di KAS. Doa yang apabila didaraskan dan dirasakan dengan sungguh akan mengundang kepedihan dan kerinduan pada perayaan Ekaristi ini kemudian menjadi doa yang selalu dinyanyikan saat Ekaristi daring. Lalu romo Yustinus Slamet Witokaryono Pr. selaku ketua komisi KOMSOS KAS mengesahkan lagu ini dan memperdengarkan lagu ini setiap Ekaristi daring. Mulai saat itulah doa komuni spiritual mulai mengena dan mendapat respon positif dari umat yang juga merindukan perayaan Ekaristi secara langsung.

Dokumen terkait