• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Antara Data Pengamatan (Tide Staff) dan Prediksi Menggunakan Aplikasi NAOTide

Ketinggian muka air laut yang dihasilkan data pengamatan (Tide Staff) dan Aplikasi NAOTide pada bulan September-Oktober 2015, memiliki tinggi yang hampir sama setiap waktu. Dari setiap cara yang dilakukan dihasilkan data ketinggian muka air laut untuk data pengamatan (Tide Staff) rata-rata tinggi air laut sebesar 95,66 cm, tinggi maksimumnya sebesar 210,27 cm dan tinggi minimumnya sebesar 26,00 cm. Sedangkan hasil prediksi menggunakan Aplikasi NAOTide tinggi rata-ratanya sebesar 124,1069 cm, tinggi maksimumnya sebesar 253,89 dan tinggi minimumnya sebesar -15,99.

Gambar 4.4. Grafik perbandingan pasang surut antara pengamatan langsug (Tide Staff) dengan Prediksi menggunakan Software NAOTide

Gambar 4.5. Grafik Residu Pasang Surut 4.5. Hasil Perhitungan

Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Komponen Pasang Surut

Data NAOtide Data Pengamatan

Komponen Amplitud o (cm) Phasa (go) Amplitudo (cm) Phasa (go)

So 124,11 - 95,66 -M2 50,6 130,44 27,96 488,61 S2 28,29 314.91 25,82 313,69 N2 5,26 351,93 2,96 172,49 K2 6,51 314,91 5,94 313,69 K1 16,46 484,75 22,14 663,77 O1 25,15 380,02 19,23 22,03 P1 5,43 484,75 7,31 663,77 M4 0,05 77,98 0,97 596,55 MS4 8,84 83,40 8,79 83,46 Q1 - - - -Nilai F 0,53 0,77

Dari tabel 4.2. diatas adalah perbandingan nilai komponen pasang surut (M2, 2

S , K2, N2, K1, O1, P1, M4 dan MS4) Amplitudo dan Phasa dari perhitungan admiralty prediksi NAOTide dan pengamatan langsung menggunakan tide staff. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa nilai komponen pasut lebih besar komponen pasut yang berasal dari prediksi NAOTide dari pada nilai komponen pasut pengamatan langsung menggunakan tide staff. Akan tetapi pada komponen tertentu seperti K2 dan M4 nilai komponennya lebih besar komponen pengamatan langsung daripada prediksi NAOTide. Nilai dari bilangan formzhal di dapat dari hasil

perhitungan 2 2 1 1 AS AM AK AO F  

 . Nilai yang didatap adalah sebagai berikut, untuk metode NAOTid bilangan Formzhal (F) = 0,53. Sedangkan untuk data pengamatan yang dihitung menggunakan metode admiralty didapat bilangan Formzhal (F) = 0,77. Dilihat dari nilai F yang dihasilkan menunjukkan nilai F antara aplikasi NAOTide dan hasil dari data pengamatan (Tide Staff) nilainya tidak jauh berbeda, hal tersebut dikarenakan kedua metode tersebut mendapatkan komponen pasang surut menggunakan metode admiralty dengan mengolah data tinggi muka air laut yang telah didapat. Kisaran nilai bilangan Formzhal yang didapat adalah 0,25<F<1,5 ini menunjukkan bahwa perairan tersebut memiliki tipe pasang surut campuran condong

ke harian ganda (Mixed Tide Prevailing Semidiurnal).

Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Elevasi Muka Air Laut

Data Elevasi NAOTide Pengamatan Langsung

MSL 124,11 95,66 HHWL 231,39 184,82 MHWL 253,89 210,27 LLWL -15,99 -19,51 MLWL 67,71 67,33 HWL 205,62 164,00 LWL 41,44 26,00 LAT 3,60 -1488,10 HAT 244,61 -1297,81 MHHWS 165,72 -1351,59 MLHWN 115,42 -1390,04 MLLWS 82,49 -1434,32 MLLWN 132,80 -1395,87 Tidal Range (TR) 32,93 44,28 RMSE 69,15 cm (0,69%)

Tabel 4.3 merupakan perbandingan hasil elevasi muka air laut dari prediksi menggunakan aplikasi NAOTide dengan pengamatan langsung menggunkan tide staff. Dari data tersebut dapat dilihat, nilai elevasi muka air laut pada prediksi NAOTide lebih besar dibandingkan dengan nilai elevasi muka air laut pada pengamatan langsung. Perbedaan ini terjadi karena data prediksi dan pengamatan memiliki ketentuan masing-masing. Selain itu terdapat nilai bilangan tidal range yang

di dapat dari hasil perhitungan ) 2

2

(MHHWS MLHWN MLLWS MLLWN

TR .

Nilai yang di dapat adalah sebagai berikut, untuk metode NAOTide bilangan Tidal Range (TR) = 32,93. Sedangkan untuk data pengamatan (Tide Staff) yang dihitung menggunakan metode admiralty didapat bilangan Tidal Range (TR) = 44,28. Dan dari

perhitungan 2 1 1(ˆ ) 1 i n i y y n

RMSE

dihasilkan nilai sebesar 69,15 cm atau 0,69%.

Dilihat dari nilai TR yang dihasilkan menunjukkan niliai TR antara aplikasi NAOTide dan hasil dari pengamatan langsung nilainya tidak jauh berbeda. Kisaran nilai bilangan tidal range yang didapat adalah <1 meter hal ini menunjukka bahwa perairan tersebut memiliki jenis pasang surut berdasarkan jangkauan atau tunggang (Tidal Range) memiliki jenis pasang surut yaitu microtidal. Sedangkan dari nilai RMSE yang dihasilkan dari perhitungan diatas sebesar 0,69% maka dapat dinyatakan bahwa nilai RMSE data prediksi dan pengamatan adalah kecil. Dimana nilai RMSE ini mengindikasikan model memiliki tingkat kesalagn prediksi yang kecil.

4.6. Pembahasan

Dari hasil pengolahan data pasang surut pada bulan September-Oktober 2015 di daerah Pelabuhan Ferry Bangsal Desa Krakas, Kabupaten Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat diperoleh nilai dari 9 Komponen pembangkit pasang surut yaitu M2,

2

S , K2, N2, K1, O1, P1, M4 dan MS4 dengan menggunakan metode Admiralty. Nilai-nilai dari komponen tersebut dapat dilihat pada tabel komponen pasang surut diatas. Nilai dari bilangan Formzhal didapat dari hasil perhitungan

2 2 1 1 AS AM AK AO F  

 . Nilai yang didapat adalah sebagai berikut, untuk metode NAOTide bilangan Formzhal (F) = 0,53. Sedangkan untuk data pengamatan yang dihitung menggunakan metode admiralty didapat bilangan Formzhal (F) =0,77, selain itu

terdapat nilai bilangan tidal range yang di dapat dari hasil perhitungan ) 2 2 (MHHWS MLHWN MLLWS MLLWN TR .

Nilai yang di dapat adalah sebagai berikut, untuk metode NAOTide bilangan Tidal Range (TR) = 32,93. Sedangkan untuk data pengamatan (Tide Staff) yang dihitung menggunakan metode admiralty didapat bilangan Tidal Range (TR) = 44,28. Perbedaan nilai tersebut terjadi karena data prediksi dan pengamatan memiliki ketentuan masing-masing. Sehingga itu nilai bilangan Formzhal dan Tidal Range yang didapat memiliki nilai yang berbeda. Dan dari perhitungan

2 1 1(ˆ ) 1 i n i y y n

RMSE

. Dihasilkan nilai sebesar 69,15 cm atau 0,69 %.

Dilihat dari nilai F yang dihasilkan menunjukkan nilai F antara aplikasi NAOTide dan hasil dari data pengamatan (Tide Staff) nilainya tidak jauh berbeda hal tersebut dikarenakan kedua metode tersebut untuk mendapatkan komponen pasang surut menggunakan metode admiralty dengan mengolah data tinggi muka air laut yang telah didapat. Kisaran nilai bilangan Formzhal yang didapat adalah

5 , 1 25

,

0 F ini menunjukkan bahwa perairan tersebut memiliki tipe pasang surut campuran condong ke harian ganda (Mixed Tide Prevaliling Semidiurnal). Sedangkan dilihat dari nilai TR yang dihasilkan menunjukkan nilai TR antara aplikasi NAOTide dan hasil dari data pengamatan (Tide Staff) nilainya tidak jauh berbeda pula. Kisaran nilai bilangan Tidal Range yang di dapat adalah <1 meter hal ini menunjukkan bahwa perairan tersebut memiliki jenis pasang surut berdasarkan jangkauan atau tunggang (Tidal Range) memiliki jenis pasang surut microtidal.

Sedangkan dari nilai RMSE yang dihasilkan dari perhitungan diatas sebesar 0,69 % maka dapat dinyatakan bahwa nila RMSE data prediksi dan pengamatan adalah kecil. Dimana nilai RMSE ini mengindikasikan model memiliki tingkat kesalahan prediksi yang kecil.

V. PENUTUP

Dokumen terkait