• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Dalam dokumen BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 29-37)

Setiap siklus dilakukan tindakan berupa penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet, tindakan tersebut dilakukan agar motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung meningkat. Tindakan tiap siklus telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, untuk melihat perbandingan hasil tindakan antar siklus dapat dilihat pada paparan di bawah ini.

Hasil penelitian menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet menunjukkan bahwa tingkat motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan motivasi ini dapat dilihat dari hasil angket sebelum dilakukan tindakan, angket siklus I, dan angket siklus II. Hasil peningkatan motivasi angket tersebut juga didukung dengan hasil wawancara terhadap guru dan siswa. Indikator pencapaian motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung, yaitu apabila persentase banyaknya siswa yang berkategori tinggi pada setiap aspek motivasi telah mencapai lebih dari 70% serta banyaknya siswa yang berkategori tinggi dalam keenam aspek motivasi telah mencapai lebih dari 70%.

commit to user

Berdasarkan tabel 4.2., tabel 4.5., dan tabel 4.7. dapat dilihat tingkat kenaikan motivasi belajar siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Banyaknya siswa yang berkategori tinggi pada setiap aspek motivasi mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II serta banyaknya siswa yang berkategori tinggi dalam keenam aspek motivasi juga mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil kenaikan persentase motivasi belajar siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat dalam tabel 4.8. berikut ini:

Tabel 4.8. Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Aspek Motivasi

Banyaknya siswa yang berada dalam kategori tinggi (%)

Prasiklus Siklus I Siklus II

Komitmen dalam menghadapi tugas 60,71 89,29 96,43

Tekun dalam belajar 57,14 71,43 89,29

Ulet dan tidak mudah putus asa dalam

menghadapi kesulitan 64,29 92,86 96,43

Senang mencari dan memecahkan masalah

(soal-soal) 53,57 67,86 82,14

Dapat mempertahankan pendapatnya 35,71 46,43 85,71

Mampu mengalokasikan waktu untuk

belajar 64,29 92,86 96,43

Berdasarkan hasil angket, banyaknya siswa yang mencapai kategori tinggi pada keenam aspek motivasi telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu 23 siswa atau 82,14%, sehingga tidak dilanjutkan untuk siklus selanjutnya. Tingkat kenaikan untuk setiap aspek motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat disajikan dalam bentuk diagram pada Gambar 4.5.

commit to user

Gambar 4.5 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Hasil angket di atas menunjukkan peningkatan motivasi belajar siswa dari beberapa tahapan sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet dan setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet pada siklus I dan siklus II meskipun peningkatannya tidak begiu jauh.

Setelah pelaksanaan tindakan pada tiap siklus selesai, dilakukan tes akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. Setelah dianalisis dapat diketahui bahwa pada siklus I baru 53,57% siswa yang telah tuntas (nilai KKM yaitu 79) dengan rata-rata hasil belajar siswa 79,21. Hasil belajar siswa pada siklus I lebih baik dibandingkan denga hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan. Siswa yang tuntas (nilai KKM yaitu 79) sebelum dilakukan tindakan yaitu 14,29% dengan rata-rata hasil belajar siswa adalah 66,64. Sedangkan pada akhir siklus II, siswa yang tuntas (nilai KKM yaitu 79) mencapai 85,71% dengan rata-rata hasil belajar siswa 87,69.

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00%

Aspek A Aspek B Aspek C Aspek D Aspek E Aspek F 60,71% 57,14% 64,29% 53,57% 35,71% 64,29% 89,29% 71,43% 92,86% 67,86% 46,43% 92,86% 96,43% 89,29% 96,43% 82,14% 85,71% 96,43% Prasiklus Siklus I Siklus II

commit to user

Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Perbandingan hasil tes matematika siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung dapat dilihat pada Tabel 4.9:

Tabel 4.9. Perbandingan hasil tes matematika Prasiklus, siklus I, dan Siklus II

Prasiklus Siklus I Siklus II

Rata-rata hasil belajar siswa 66,64 79,21 87,69

Siswa tuntas 14,29% 53,57% 85,71%

Berdasarkan hasil tersebut, rata-rata hasil belajar yang dicapai oleh siswa mengalami peningkatan dari hasil belajar siswa prasiklus, siklus I, dan siklus II. Banyaknya siswa yang telah tuntas di kelas VIIIE pada siklus II telah mencapai target yang ditentukan, yaitu , sehingga tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung dan peningkatan persentase banyaknya siswa yang telah tuntas (nilai

KKM, yaitu 79) dapat dilihat pada Gambar 4.6 :

Gambar 4.6. Perbandingan rata-rata hasil belajar siswa dan banyaknya siswa yang telah tuntas pada hasil prasiklus, siklus I dan siklus II

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00%

Prasiklus Siklus I Siklus II 66,64% 79,21% 87,69% 14,29% 53,57% 85,71% Rata-rata hasil belajar siswa Siswa tuntas

commit to user

D. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan, motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung mengalami peningkatan saat dilaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. Hal ini tampak dari proses pembelajaran maupun dari hasil angket motivasi belajar. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan dari hasil tes matematika dari siklus I hingga siklus II.

Ditinjau dari proses pembelajaran, sebagian besar siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Siswa belajar melalui diskusi kelompok. Melalui diskusi kelompok, siswa dilatih untuk berpendapat, bekerjasama, menentukan keputusan dan menghargai pendapat orang lain. Pembelajaran melalui diskusi kelompok dapat melatih siswa untuk bersosialisasi. Sebagaimana diungkapkan oleh Anita Lie (2003: 28) falsafah yang mendasari model pembelajaran kooperatif adalah homo homini socius. Falsafah ini menekankan manusia adalah makhluk sosial, bekerjasama adalah kebutuhan.

Berdasarkan analisis data hasil observasi, motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung relatif mengalami peningkatan. Dari hasil analisis lembar observasi motivasi belajar, menunjukkan banyaknya siswa yang termotivasi pada saat pembelajaran mencapai 71,43% pada siklus I dan meningkat menjadi 89,29% pada siklus II. Dilihat dari persentase hasil observasi motivasi belajar telah mencapai lebih dari 70%, sehingga tidak dilakukan tindakan lanjutan.

Selain itu, berdasarkan hasil angket motivasi belajar siswa yang berkategori tinggi pada setiap aspek motivasi mencapai lebih dari 70%. Hasil angket disajikan dalam Tabel 4.10 sebagai berikut:

commit to user

Tabel 4.8. Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Aspek Motivasi

Banyaknya siswa yang berada dalam kategori tinggi (%)

Prasiklus Siklus I Siklus II

Komitmen dalam menghadapi tugas 60,71 89,29 96,43

Tekun dalam belajar 57,14 71,43 89,29

Ulet dan tidak mudah putus asa dalam

menghadapi kesulitan 64,29 92,86 96,43

Senang mencari dan memecahkan masalah

(soal-soal) 53,57 67,86 82,14

Dapat mempertahankan pendapatnya 35,71 46,43 85,71

Mampu mengalokasikan waktu untuk

belajar 64,29 92,86 96,43

Pada kegiatan prasiklus, didapatkan hasil rata-rata persentase banyaknya siswa yang berkategori tinggi dalam keenam aspek motivasi belajar mencapai 55,95% berada pada kategori sedang, dengan persentase banyaknya siswa yang berkategori tinggi pada setiap aspek motivasi belajar (dapat dilihat pada Lampiran 29), yaitu aspek “komitmen dalam menghadapi tugas” mencapai 60,71%, aspek “tekun dalam belajar” mencapai 57,14%, aspek “ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan” mencapai 64,29%, aspek “senang mencari dan memecahkan masalah (soal-soal)” mencapai 53,57%, aspek “dapat mempertahankan pendapatnya” mencapai 35,71%, dan aspek “mampu mengalokasikan waktu untuk belajar” mencapai 64,29%. Berdasarkan hasil prasiklus, untuk setiap aspek motivasi yang diamati, persentase banyaknya siswa yang berada pada kategori tinggi berada pada kategori sedang. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan tindakan I dengan penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. Rata-rata persentase banyaknya siswa yang berkategori tinggi pada keenam aspek motivasi belajar siswa pada siklus I (dapat dilihat pada Lampiran 30) mencapai 76,79% berada pada kategori tinggi dengan persentase aspek “komitmen dalam

commit to user

menghadapi tugas” mencapai 89,29%, aspek “tekun dalam belajar” mencapai 71,43%, aspek “ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan” mencapai 92,86%, aspek “senang mencari dan memecahkan masalah (soal-soal)” mencapai 67,86%, aspek “dapat mempertahankan pendapatnya” mencapai 46,43%, dan aspek “mampu mengalokasikan waktu untuk belajar” mencapai 92,86%. Dibandingkan dengan hasil pada kegiatan prasiklus, persentase rata-rata motivasi belajar siswa meningkat sebesar 20,84%. Akan tetapi rata-rata persentase motivasi belajar siswa dalam setiap aspek belum menunjukkan rata-rata persentase keberhasilan dari setiap aspek motivasi siswa, yakni setidaknya 70% siswa berkategori tinggi pada setiap aspek motivasi dan banyaknya siswa yang berkategori tinggi pada keenam aspek aspek motivasi juga telah mencapai 70%. Pada aspek “senang mencari dan memecahkan masalah (soal-soal)” persentasenya baru mencapai 67,86% dan pada aspek “dapat mempertahankan pendapatnya” hanya mencapai 46,43% yang menandakan bahwa persentase yang dicapai belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga perlu dilakukan tindakan lanjutan yakni siklus II dengan melihat refleksi dari beberapa hambatan dari siklus I dan menindaklanjuti hasil refleksi dengan perbaikan dari tindakan siklus II.

Setelah tindakan siklus II dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet dan refleksi siklus I, didapatkan hasil siklus II, yaitu rata-rata persentase banyaknya siswa yang berkategori tinggi dalam keenam aspek motivasi belajar (dapat dilihat pada Lampiran 31) mencapai 91,07% berada pada kategori tinggi dengan persentase aspek “komitmen dalam menghadapi tugas” mencapai 96,43%, aspek “tekun dalam belajar” mencapai 89,29%, aspek “ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan” mencapai 96,43%, aspek “senang mencari dan memecahkan masalah (soal-soal)” mencapai 82,14%, aspek “dapat mempertahankan pendapatnya” mencapai 85,71%, dan aspek “mampu mengalokasikan waktu untuk belajar” mencapai 96,43%. Dibandingkan dengan hasil kegiatan pada siklus I, persentase rata-rata motivasi belajar siswa pada keenam aspek meningkat sebesar 14,28%. Dengan demikian, rata-rata persentase

commit to user

motivasi belajar siswa pada keenam aspek motivasi yang diamati telah mencapai lebih dari 70% dan persentase banyaknya siswa yang berkategori tinggi untuk setiap aspek pada siklus II telah mencapai lebih dari 70% sehingga tidak dilakukan tindakan lanjutan.

Melihat dari hasil perubahan motivasi belajar siswa dari setiap tindakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Pada kegiatan prasiklus, rata-rata nilai ulangan siswa adalah 66,64 dengan siswa yang memiliki nilai di atas KKM sebanyak 4 orang atau persentase mencapai 14,29% dan siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 24 orang atau persentase mencapai 85,71%. Dari hasil observasi kegiatan prasiklus, maka dilaksanakan tindakan I dengan penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet didapatkan hasil siklus I yakni rata-rata nilai ulangan siswa adalah 79,21 dengan siswa yang memiliki nilai di atas KKM sebanyak 15 orang atau persentase mencapai 53,57% dan siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 13 orang atau persentase mencapai 46,43%. Jika dibandingkan dengan hasil kegiatan prasiklus, nilai rata-rata siswa dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai di atas KKM meningkat. Akan tetapi peningkatan nilai siswa belum menunjukkan persentase keberhasilan yakni setidaknya 75% siswa lulus dengan nilai di atas KKM. Sehingga perlu dilakukan tindakan lanjutan yakni siklus II dengan melihat refleksi dari beberapa hambatan dari siklus I dan menindaklanjuti hasil refleksi dengan perbaikan dari tindakan siklus I.

Setelah adanya tindakan siklus II dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet dan refleksi siklus I, didapatkan hasil siklus II yakni rata-rata nilai ulangan siswa adalah 87,69 dengan siswa yang memiliki nilai di atas KKM sebanyak 24 orang atau persentase mencapai 85,71% dan siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 4 orang atau persentase mencapai 14,29%. Jika dibandingkan dengan hasil kegiatan siklus I, nilai rata-rata siswa dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai di atas KKM

commit to user

meningkat. Dilihat dari persentase siswa yang memperoleh nilai di atas KKM telah mencapai lebih dari 75%, sehingga tidak dilakukan tindakan lanjutan.

Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet bisa membuat pembelajaran matematika menyenangkan dan saling ada kerjasama antar teman. Siswa merasa senang dan tertarik terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Interaksi dan keterlibatan siswa selama pembelajaran ini dapat berjalan secara baik, sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran meskipun ada sedikit siswa yang belum dapat mengikuti pembelajaran.

Hasil angket, dan observasi siswa menunjukkan adanya peningkatan terhadap hasil motivasi pembelajaran yang dilaksanakan. Semua data menunjukkan adanya peningkatan pencapaian motivasi belajar siswa sebelum melakukan tindakan siklus I dan siklus II. Motivasi siklus I dari hasil observasi juga menunjukkan masih melakukan adaptasi dari pembelajaran yang akan dilaksanakan, kemudian pada siklus II siswa sudah mampu beradaptasi dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi bahwa guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan tahapan yang sudah direncanakan.

Melihat dari hasil perubahan ketuntasan hasil belajar siswa dari setiap tindakan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang secara tidak langsung peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa menandakan peningkatan motivasi belajar siswa.

Dalam dokumen BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 29-37)

Dokumen terkait