• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 52

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan

Kegiatan observasi awal dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Agustus 2013 untuk mengetahui kondisi sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti melakukan observasi di kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung khususnya terkait dengan motivasi siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu peneliti melakukan wawancara dengan guru matematika kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung. Dari hasil wawancara tersebut, ternyata siswa kelas VIIIE masih kurang termotivasi dalam belajar matematika. Siswa masih enggan untuk bertanya, mereka hanya diam memperhatikan penjelasan dari guru. Sebagian besar dari mereka kebingungan untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru sehingga mereka menunggu teman yang dianggap pintar untuk maju atau menunggu pembahasan dari guru, kemudian siswa yang lain hanya menyalin. Ketika guru membahas latihan soal tidak ada siswa yang berani mengajukan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan dari guru. Mereka selalu menganggap benar apa yang sudah disampaikan guru dan harus mereka tiru. Dari proses pembelajaran yang demikian nampak bahwa motivasi belajar siswa masih cukup rendah. Hal ini memberikan dampak pada hasil prestasi belajar siswa.

Pada hari Selasa, 20 Agustus 2013 seijin guru pengampu matematika kelas VIIIE peneliti mengadakan tes awal dan menyebarkan angket motivasi belajar siswa. Tes awal digunakan untuk melihat kemampuan awal siswa dalam menguasai materi dan untuk menentukan pembagian kelompok. Pembagian kelompok disusun berdasarkan kemampuan akademik dan jenis kelamin yang heterogen. Soal tes awal merupakan soal dari materi operasi hitung pada bentuk aljabar yang sudah dipelajari siswa sebelumnya. Adapun hasil dari tes awal tersebut dapat dilihat pada Lampiran 55 dengan rata-rata kelas 66,64 atau persentase mencapai 14,29%. Sebelumnya soal tes awal telah diuji validitasisinya oleh tiga orang validator yaitu Dr. Gatut Iswahyudi, M.Si., Siti Ngaisah, S.Pd., dan Dwi Susiyanti, S.Pd . Hasil validasi tes awal tertera pada Lampiran 44.

(2)

commit to user

Kondisi awal motivasi belajar matematika siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung tahun pelajaran 2013/2014 dilihat dari hasil ulangan yang dicapai oleh siswa dengan nilai KKM 79. Pada tabel 4.1 disajikan persentase hasil ulangan siswa dengan nilai di atas KKM dan di bawah KKM sebelum diterapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet:

Tabel 4.1. Skor Capaian Nilai Prasiklus

Indikator nilai Pra Siklus

Cacah siswa Persentase (%)

KKM 4 14,29

< KKM 24 85,71

Jumlah 28 100

Tabel 4.1 menunjukkan nilai tes awal matematika sebelum diterapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. Dari tabel 4.1 diketahui bahwa persentase siswa yang memiliki nilai di bawah KKM sebanyak 24 siswa dengan persentase mencapai 85,71% dan persentase siswa yang memiliki nilai di atas KKM hanya 4 siswa dengan capaian persentase 14,29%.

Angket digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa sebelum dilaksanakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. Angket disusun berdasarkan indikator-indikator yang dinilai mampu untuk mengukur motivasi belajar siswa baik secara intrinsik maupun secara ekstrinsik. Sebelumnya angket juga telah divalidasi dan direvisi hingga akhirnya dapat dipergunakan. Motivasi belajar siswa dilihat dari hasil observasi dengan capaian motivasi belajar tiap aspek dihitung menggunakan persentase. Di bawah ini disajikan tabel hasil analisis angket motivasi belajar siswa prasiklus.

(3)

commit to user

Tabel 4.2. Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa Prasiklus Aspek Persentase banyaknya siswa yang berada dalam kategori

Tinggi (%) Sedang (%) Rendah (%)

A 60,71 39,29 0 B 57,14 42,86 0 C 64,29 35,71 0 D 53,57 46,49 0 E 35,71 64,29 0 F 64,29 28,57 7,14

Aspek A: komitmen dalam menghadapi tugas Aspek B: tekun dalam belajar

Aspek C: ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan Aspek D: senang mencari dan memecahkan masalah-masalah (soal-soal) Aspek E: dapat mempertahankan pendapatnya

Aspek F: mampu mengalokasikan waktu untuk belajar

Data selengkapnya mengenai persentase setiap indikator angket motivasi belajar matematika siswa pada prasiklus dapat dilihat pada Lampiran 29. Berdasarkan hasil angket dari 28 siswa, menunjukkan bahwa untuk setiap aspek motivasi belajar, persentase siswa dalam kategori tinggi masih kurang dari 70%. Bahkan pada aspek “mampu mengalokasikan waktu untuk belajar” masih ada siswa yang berada pada kategori rendah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih dalam kategori sedang.

Berdasarkan nilai tes awal dan hasil observasi prasiklus akan dilakukan tindakan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran yang dibatasi pada motivasi belajar siswa yang akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Pada kegiatan prasiklus di kelas, peneliti diberi kesempatan oleh guru untuk memberikan penjelasan kepada siswa mengenai alur model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet sehingga diharapkan pada saat penelitian berlangsung siswa sudah paham mengenai alur

(4)

commit to user

pembelajaran yang akan digunakan. Pembentukan kelompok akan diumumkan pada pertemuan berikutnya yaitu pada pertemuan pertama siklus pertama.

B. Deskripsi Tindakan Tiap Siklus

Proses penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berikut akan dipapaparkan hasil penelitian untuk masing-masing siklus.

1. Siklus I

a. Perencanaan

Siklus I dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Perencanaan tindakan untuk siklus I meliputi hal-hal sebagai berikut.

1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan 1,2, dan 3 dengan indikator menyelesaikan penjumlahan bentuk aljabar, menyelesaikan pengurangan bentuk aljabar, dan menyelesaikan perkalian bentuk aljabar (RPP pada Lampiran 2, 5, dan 8).

2) Penyusunan bahan ajar berupa slide power point, worksheet, dan tes siklus I dilengkapi dengan kunci jawaban dan pedoman penskorannya. 3) Penyusunan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran melalui

metode pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet.

4) Penyusunan angket motivasi belajar siswa di kelas VIIIE.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pertama terdiri dari tiga kali pertemuan, yaitu pada tanggal 23 Agustus 2013, 27 Agustus 2013, dan 30 Agustus 2013 di kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung tahun pelajaran 2013/2014. Siklus pertama terdiri dari dua kali pertemuan untuk tindakan dan satu kali pertemuan untuk tes akhir siklus I. Materi pada pertemuan siklus I mengenai operasi penjumlahan bentuk aljabar, operasi pengurangan bentuk aljabar, dan operasi perkalian bentuk aljabar. Tabel 4.3 adalah jadwal pelaksanaan pembelajaran matematika selama kegiatan penelitian pada siklus I di kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung.

(5)

commit to user

Tabel 4.3. Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I Pertemuan

ke-Hari,

Tanggal Waktu Indikator

1 Jumat, 23 Agt 2013 09.50-11.10 - menyelesaikan penjumlahan bentuk aljabar - menyelesaikan pengurangan bentuk aljabar 2 Selasa,

27 Agt 2013 09.50-11.10 - menyelesaikan bentuk aljabar perkalian

3 Jumat,

30 Agt 2013

09.50-11.10 - Tes siklus I

1) Pertemuan ke-1

Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Agustus 2013 pukul 09.50 sampai dengan 11.10 dengan materi yang dipelajari adalah penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Tujuan dari pembelajran ini adalah siswa dapat menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Berikut kegiatan pada pertemuan pertama:

a) Pembukaan

Pada pertemuan pertama, guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Kemudian guru mengajak siswa untuk merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai seperti yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dan sebagian besar siswa menjawab pertanyaan guru. Selanjutnya guru memberikan apersepsi terkait materi yang akan dipelajari , yaitu “Faktorisasi Bentuk Aljabar”. Selanjutnya guru memberikan motivasi kepada siswa tentang manfaat materi yang akan dipelajari..

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar. Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi “jika Pak Tani memiliki tiga kambing, tiga sapi, dan tiga kerbau apakah bisa dijumlahkan?” Siswa secara serentak menjawab “tidak bisa dijumlahkan”. Guru menanyakan kembali: “kenapa tidak bisa dijumlahkan?” kemudian

(6)

commit to user

siswa menjawab: “karena tidak sejenis”. Guru menegaskan kembali bahwa kambing sapi, dan kerbau tidak bisa dijumlahkan karena berbeda jenisnya.

Guru mengingatkan kembali tentang konstanta dan variabel dengan cara menyampaikan pertanyaan kepada siswa: “apa yang kalian ketahui tentang variabel?” salah satu siswa menanggapi dan menjawab: “variabel itu yang ada dan ”. Guru melemparkan kembali pertanyaan yang sama tersebut kepada siswa lainnya. Siswa selanjutnya menjawab: “variabel adalah lambang yang nilainya belum diketahui”. Seluruh siswa diminta untuk membuka buku paketnya mengenai materi faktorisasi bentuk aljabar dan membacakan pengertian variabel. Perwakilan satu siswa membacakan pengertian variabel, “variabel adalah suatu lambang yang nilainya belum diketahui”.

Guru memberikan contoh berikut: “Tentukan variabel dari bentuk aljabar + 2dan + 3”. Siswa secara serentak menjawab: “variabel dari + 2adalah dan variabel dari + 3adalah . Kemudian guru mencoba memberikan contoh yang berbeda. “Variabel dari bentuk aaljabar 6 + 2 + 1adalah?” guru menunjuk siswa yang duduk di pojok belakang. Jawaban siswa: “variabelnya yaitu dan ”. Guru masih memberikan kesempatan kepada siswa lain yang bisa menjawab, salah satu siswa menunjukkan jari bersedia menjawab. Siswa tersebut menjawab bahwa variabel dari 6 + 2 + 1adalah dan . Guru menegaskan bahwa jawaban tersebut benar. Sebagian siswa masih bingung dan bertanya-tanya dengan teman satu bangkunya “kok bisa ya?. Gimana si aku belum paham”.

Guru mengarahkan kembali bahwa variabel adalah suatu lambang yang belum diketahui nilainya. Sehingga dari bentuk aljabar tersebut dapat diketahui lambangnya hanya dan . Siswa mulai paham dengan penjelasan guru. Kemudian dilanjutkan

(7)

commit to user

dengan menentukan konstanta dari suatu bentuk aljabar, “dari bentuk aljabar 6 + 2 + 1konstantanya adalah?’ siswa menjawab konstantanya adalah 1. Selanjutnya siswa diminta menentukan koefisien dari bentuk aljabar tersebut, siswa menyebutkan koefisien dari bentuk aljabar 6 + 2 + 1adalah 6 dan 2.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru melakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut:

(1) Pengelompokan

Peneliti dan guru berkolaborasi dalam pembentukan kelompok. Peneliti membacakan nama-nama kelompoknya dan tempat/posisi duduknya. Siswa dikelompokkan menjadi 7 kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari 4 anak. Posisi duduk dibuat sedemikian sehingga setiap dua kelompok saling berdekatan dan berada dalam satu kolom. Kelompok 1 dan 2 selanjutnya kelompok 3 dan 4 dan kelompok 5, 6 serta 7. Setelah pembagian kelompok, peneliti membagikan nomor sesuai nomor absen masing-masing untuk kelompok 1 dan 2 nomor kartunya berwarna biru, kelompok 3 dan 4 berwarna merah muda dan kelompok 5, 6 dan 7 berwarna kuning. Masing-masing nomor tersebut dijepitkan di kemeja masing-masing siswa, dengan maksud untuk memudahkan pengamatan.

(2) Pembahasan Materi

Peneliti membagikan worksheet kepada setiap anak dalam setiap kelompok. Siswa diberikan waktu 30 menit untuk mendiskusikan worksheet. Proses diskusi belum begitu terlihat dalam setiap kelompok, masing-masing siswa cenderung mengerjakan worksheetnya masing-masing. Dan masih terdapat

(8)

commit to user

siswa yang hanya melihat pekerjaan teman lainnya. Pada saat mengerjakan Kegiatan II tentang sifat distributive:

+ = … (… + … )dan = … (… − … )

Siswa mengalami kesulitan, sehingga bertanya kepada guru. Guru menghampiri kelompok yang bertanya tersebut untuk member arahan dengan terleih dahulu mengingatkan kembali tentang factor-faktor yang sama dari kedua bilangan. Selanjutnya siswa melanjutkan mengerjakan kegiatan II tersebut.

Guru menghampiri setiap kelompok dan memberikan bimbingan jika ada kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah 30 menit, ternyata belum ada kelompok yang slesai mengerjakan worksheet, sehingga guru memberikan tambahan waktu 10 menit. Siswa melanjutkan mengerjakan worksheet. Guru selalu mengingatkan untuk didiskusikan dengan teman satu kelompoknya dalam mengerjakan worksheet dan bagi siswa yang belum bisa dapat bertanya kepada teman lainnya yang sudah bisa. Setelah 10 menit, guru memerintahkan untuk satu kelompok mengumpulkan satu worksheet, dituliskan nama kelompoknya masing-masing.sebagian besar siswa enggan untuk mengumpulkan worksheet karena merasa tidak percaya diri dengan jawabannya. Guru mengingatkan untuk mendiskusikan terlebih dahulu dari keempat worksheet dipilih satu worksheet yang mewakili kelompok untuk dikumpulkan, karena jika tidak mengumpulkan tidak ada nilai tugas.

Siswa bersama-sama dengan guru membahas worksheet. Perwakilan kelompok 7 dan kelompok 2 mempresentasikan kegiatan I. dalam pembahasan worksheet, siswa nampaknya masih mengalami kesulitan dalam menentukan suku-suku dalam bentuk aljabar. Selanjutnya guru menegaskan bahwa suku-suku dalam bentuk aljabar dipisahkan

(9)

commit to user

oleh tanda positif (+) dan atau tanda (−). Kemudian dilanjutkan pembahasan soal berikutnya tentang pengurangan bentuk aljabar. Guru menuliskan di papan tulis, jika terdapat perintah dalam soal: “kurangkan A dari B maka artinya?” Jawaban siswa: “ ”. Selanjutnya guru menuliskan: “kurangkan A oleh B, maka artinya?” Jawaban siswa: “

Siswa menyatakan telah paham atas penjelasan guru, sehingga dilanjutkan pembahasan soal mengenai pengurangan bentuk aljabar.

a) Kurangkan (43 − 25 )dari (54 + 40 )

b) Kurangkan (12 + )oleh (35 − 10 − 50 )

Perwakilan kelompok 3 akan mempresentasikan hasil diskusinya, namun waktu sudah habis sehingga guru meminta untuk membahasnya kembali pada pertemuan selanjutnya dan jika ada yang belum selesai mengerjakan bisa dilanjutkan mengerjakannya di rumah, dijadikan sebagai Pekerjaan Rumah (PR).

(3) Kegiatan Penutup

Guru memberikan penguatan tentang kesimpulan dari materi yang telah dipelajari: penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar dapat dilakukan jika variabelnya sejenis. Kemudian siswa ditugaskan untuk mengerjakan PR dari soal dalam worksheet yang belum dibahas, serta ditugaskan untuk mempelajari materi berikutya yaitu perkalian bentuk aljabar.

2) Pertemuan ke-2

Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Agustus 2013 pada pukul 09.50 sampai dengan 11.10. materi yang dibahas adalah perkalian bentuk aljabar. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

(10)

commit to user

a) Kegiatan Pendahuluan

Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam. Selanjutnya mempersiapkan guru menanyakan kepada siswa tentang PR pada pertemuan sebelumnya dan membahas bersama. Selanjutnya guru menyampaikan materi yang akan dipelajari adalah perkalian bentuk aljabar. Guru menyampaikan apersepsi mengenai konstanta, variabel, koefisien, dan suku-suku dalam bentuk aljabar dengan memberikan contoh bentuk aljabar dan siswa mengidentifikasi variabel, koefisien, konstanta, dan suku-sukunya. Guru mengingatkan siswa agar aktif dalam pembelajaran. b) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti ini, meliputi kegiatan yaitu sebagai berikut:

(1) Pengelompokan

Pengelompokan masih sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Siswa dikelompokkan menjadi 7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas 4 anak. Posisi duduk masih sama seperti pada pertemuan sebelumnya.

(2) Pembahasan Materi

Peneliti membagikan worksheet pada masing-masing kelompok. Setiap kelompok dibagikan 2 worksheet. Kelompok 1 dan 3 mendapatkan worksheetyang berisi bentuk perkalian:

( + )( + −) = + + + − −

Kelompok 2 dan 6 mendapatkan worksheetyang berisi tentang penyelesaian bentuk perkalian:

( + )( + ) = + + +, selanjutnya untuk

kelompok 4 dan 5 mendapatkan worksheet yang berisi penyelesaian bentuk perkalian:

( + +) = + + . Kemudian kelompok

selanjutnya kelompok 7 mendapatkan worksheet yang berisi tentang penyelesaian bentuk perkalian:( + ) = + .

(11)

commit to user

Siswa diminta mendiskusikan workshett tersebut dengan teman satu kelompoknya selama 30 menit. Guru dan peneliti menghampiri setiap kelompok untuk memantau proses diskusi dan memberikan bimbingan jika siswa mengalami kesulitan. Setelah 30 menit setiap kelompok mengumpulkan satu worksheet kepada peneliti dan dilanjutkan dengan pembahasan worksheet. Perwakilan dari empat kelompok menuliskan hasil diskusinya di papan tulis, yaitu kelompok 1, 6, 4 dan 7. Kemudian siswa dan guru secara bersama-sama membahas hasil diskusi tersebut dari masing-masing bentuk perkalian. Pada pembahasan, siswa masih kesulitan dalam menemukan bentuk perkalian:

( + )( + −) = + + − −

Sehingga guru menjelaskan dengan lebih pelan dengan beberapa contoh.

(3) Kegiatan Penutup

Guru memberikan penegasan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari yaitu meliputi keempat bentuk perkalian tersebut. Guru juga mengumumkan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes dengan materi penjumlahan, penguranga, dan perkalian bentuk aljabar. Siswa ditugaskan untuk mempelajari materi tersebut dengan baik.

3) Pertemuan ke-3

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat, 30 Agustus 2013. Kegiatan yang dilakukan adalah tes akhir siklus I dengan materi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian bentuk aljabar. Siswa diberikan waktu 50 menit untuk menyelesaikan soal-soal tes tersebut. Setelah tes, peneliti membagikan angket kepada semua siswa dan dilanjutkan dengan pengumuman kelompok terbaik. Tiga kelompok terbaik diinformasikan setelah pengisian angket motivasi belajar. Berdasarkan analisis nilai worksheet, kelompok terbaik ketiga adalah

(12)

commit to user

kelompok 2, kelompok terbaik kedua adalah kelompok 1 dan kelompok terbaik pertama adalah kelompok 7 (hasil analisis dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 6.

c. Data Hasil Observasi, Tes, dan Angket

1) Data Hasil Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti dibantu tiga orang pengamat. Observasi ini dipandu dengan pedoman observasi yang telah dibuat. Selain itu, peneliti juga membuat catatan lapangan. Dalam observasi ini, observer mengamati pembelajaran yang dilakukan dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran. Berikut hasil observasi pada siklus I:

a) Hasil observasi pada pertemuan ke-1

Pembelajaran dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet belum terlaksana dengan baik. Pembelajaran belum sesuai dengan yang direncanakan, masih ada siswa yang belum mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, yaitu belum mengikuti kegiatan diskusi dan terlambat mengumpulkan hasil diskusi.

Selain observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran, peneliti dibantu 3 orang pengamat juga melakukan observasi terhadap motivasi belajar matematika siswa kelas VIIIE pada saat pembelajaran. Dari hasil observasi, diperoleh bahwa belum ada siswa yang yang melaksanakan semua aspek motivasi yang diamati. Siswa baru melaksanakan aspek motivasi yaitu: mampu mengalokasikan waktu untuk belajar yang ditunjukkan 100% siswa melaksanakannya.

b) Hasil observasi pada pertemuan ke-2

Pada pertemuan ini, pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheettelah berjalan dengan baik. Guru

(13)

commit to user

telah melaksanakan rencana pembelajaran dengan baik, sebagaimana terlampir pada lembar observasi tiap pertemuan. Namun, jika dilihat dari sisi siswa, masih ada siswa yang belum mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan masih belum mengikuti diskusi kelompok. Hasil analisis lembar observasi motivasi belajar matematika diperoleh 20 siswa atau 71,43% telah melaksanakan keenam aspek motivasi yang diamati.

2) Data Hasil Tes

Tes siklus I ini, dilaksanakan pada pertemuan ketiga yaitu pada hari Jumat tanggal 30 Agustus 2013 dengan materi penjumlahan, pengurangan dan perkalian bentuk aljabar. Tes dimulai pada pukul 09.50 sampai dengan 10.40 atau waktunya adalah 50 menit. Hasil tes siklus I disajikan dalam tabel 4.4. sebagai berikut:

Tabel 4.4. Perbandingan Skor Capaian Nilai Prasiklus dan Siklus I Indikator nilai Prasiklus Siklus I Cacah siswa Persentase (%) Cacah siswa Persentase (%) KKM 4 14,29 15 53,57 < KKM 24 85,71 13 46,43 Jumlah 28 100 28 100

Dari hasil tes siklus I, diperoleh rata-rata kelasnya meningkat menjadi 79,21 dengan siswa yang tuntas ( KKM = 79) adalah 15 siswa atau mencapai 53,57% dan siswa yang belum tuntas (< KKM

= 79) adalah 13 siswa denga capaian persentase 46,43%. Hasil tes matematika dapat dilihat pada Lampiran 55. Batas ketuntasan yaitu

≥ 79 sesuai Kriteria Ketuntasa Minimal (KKM) yang digunakan di SMP Negeri 1 Temanggung. Persentase hasil ulangan siswa dengan nilai di atas KKM dan di bawah KKM setelah diterapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheetdisajikan dalam Gambar 4.1 :

(14)

commit to user

Gambar 4.1. Perbandingan Hasil Tes Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada Prasiklus dan Siklus I

Berdasarkan hasil tes siklus I, rata-rata hasil belajar siswa yang dicapai oleh 28 siswa mengalami peningkatan. Akan tetapi, berdasarkan persentase banyaknya siswa kelas VIIIE yang telah tuntas (nilai KKM ) belum mencapai kriteria yang telah telah ditetapkan, yaitu banyaknya siswa yang telah tuntas (nilai KKM

) telah mencapai kriteria baik .

3) Data Angket

Angket dibagikan kepada semua siswa pada pertemuan ke-3 setelah tes berakhir. Hasil angket disajikan dalam tabel 4.5. sebagai berikut:

Tabel 4.5. Hasil angket motivasi Siklus I

Aspek Persentase banyaknya siswa yang berada dalam kategori

Tinggi (%) Sedang (%) Rendah (%)

A 89,29 10,71 0 B 71,43 28,57 0 C 92,86 7,14 0 D 67,86 32,14 0 E 46,43 53,57 0 F 92,86 3,57 3,57 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% ≥ KKM < KKM 14,29% 85,71% 53,57% 46,43% Prasiklus Siklus I

(15)

commit to user

Aspek A: Komitmen dalam menghadapi tugas Aspek B: Tekun dalam belajar

Aspek C: Ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan Aspek D: Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah (soal-soal)

Aspek E: Dapat mempertahankan pendapatnya

Aspek F: Mampu mengalokasikan waktu untuk belajar

Motivasi belajar siswa pada siklus I ini dapat dikatakan lebih baik jika dibandingkan dengan motivasi belajar awal siswa. Dari hasil angket yang diperoleh, persentase siswa yang berada pada kategori motivasi rendah berkurang menjadi 3,57%, persentase siswa yang berada pada kategori motivasi sedang berkurang menjadi 22,62%, sedangkan persentase untuk kategori motivasi tinggi meningkat menjadi 76,79%. Namun, pada aspek senang mencari dan memecahkan masalah (soal-soal) serta pada aspek dapat mempertahankan pendapatnya, persentase siswa dalam kategori tinggi masih kurang dari 70%. Hasil angket motivasi belajar yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat melalui diagram seperti pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada Hasil Prasiklus dengan Siklus I 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00% 60,71% 57,14%64,29%53,57% 35,71% 64,29% 89,29% 71,43% 92,86% 67,86% 46,43% 92,86% Prasiklus Siklus I

(16)

commit to user d. Refleksi

Dari hasil siklus I, terlihat bahwa motivasi belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet lebih tinggi daripada motivasi siswa sebelum penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. Berdasarkan indikator keberhasilan yang digunakan yaitu ≥ 70%siswa telah mencapai kategori tinggi pada setiap aspek motivasi yang diamati. Namun, dari hasil angket seperti pada Tabel 4.3 pada aspek motivasi “senang mencari dan memecahkan masalah (soal-soal)” banyaknya siswa berkategori tinggi adalah 67,86%, pada aspek “dapat mempertahankan pendapatnya” hanya sebesar 46,43% sehingga belum memenuhi indikator keberhasilan. Pada tes siklus I, sebagian besar siswa belum dapat menyelesaikan soal tes sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil tes matematika pada siklus I, banyaknya siswa yang tuntas masih kurang dari 75%. Hal ini belum memenuhi standar ketuntasan yang digunakan di SMP Negeri 1 Temanggung, yaitu Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 79 dan siswa yang tuntas 75%. Oleh karena itu, peneliti masih perlu melalukan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan penerapan matematika dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet.

Dari hasil diskusi dengan guru kelas VIII E mengenai pelaksanaan siklus I dan juga catatan lapangan yang dibuat peneliti, diketahui ada beberapa hal yang harus diperbaiki, antara lain :

1) Soal-soal dalam worksheetperlu dikurangi namun tetap bervariasi. 2) Pada proses pembahasan worksheet, soal-soal yang sejenis tidak perlu

dibahas semua asalkan siswa telah paham tentang proses penyelesaiannya dan diadakan penambahan waktu dalam proses pengerjaan worksheet.

3) Saat berdiskusi kelompok, masih ada siswa yang tidak melakukan tugasnya dengan baik.

(17)

commit to user

4) Jika diberikan worksheetkepada setiap siswa, siswa tidak bekerja sama saat mengerjakan worksheet dan cenderung mengerjakan secara individu maka kelompok diberikan dua worksheetkelompok.

5) Pada pembelajaran berikutnya guru lebih sering mengingatkan siswa untuk berdiskusi dengan teman kelompoknya serta kesempatan untuk penyampaian hasil diskusi melalui presentasi kelompok lebih diperbanyak lagi.

Dari hasil refleksi dan diskusi dengan guru mengenai pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, guru merencanakan tindakan perbaikan yang tertulis dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II(Lampiran 9, 12, dan 15).

2. Siklus II

a. Perencanaan

Tindakan yang dilakukan pada siklus II dilaksanakan sebagai proses perbaikan dari pembelajaran yang telah dilakukan yang berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Bedasarkan hasil analisis dan refleksi dari tindakan siklus I, maka perencanaan tindakan untuk siklus II berdasarkan refleksi yang dilakukan pada siklus I meliputi hal-hal sebagai berikut. 1) Memberikan tambahan waktu kepada siswa dalam mengerjakan

worksheet.

2) Memberikan motivasi kepada siswa supaya mereka bekerja sama dan aktif dalam diskusi kelompok.

3) Menjelaskan petunjuk pengerjaan worksheet agar siswa tidak bingung dengan apa yang harus mereka lakukan.

4) Memberikan motivasi kepada siswa agar berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

5) Memberikan peringatan kepada siswa agar belajar secara tenang.

Siklus II dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Perencanaan tindakan untuk siklus II meliputi hal-hal sebagai berikut.

1) Penyususnan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan 1, 2, dan 3 dengan indikator menyelesaikan pembagian bentuk aljabar

(18)

commit to user

dan menyelesaiakn pemangkatan bentuk aljabar (RPP pada Lampiran 9, 12, dan 15).

2) Penyususnan bahan ajar berupa worksheet dan tes siklus II dilengkapi dengan kunci jawaban dan pedoman penskorannya.

3) Penyususnan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran melalui metode pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet.

4) Penyusunan angket motivasi belajar siswa di kelas VIIIE.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua masih sama seperti halnya dengan pelaksanaan tindakan siklus pertama, yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet dalam pembelajaran matematika. Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua merupakan hasil refleksi dari siklus pertama. Refleksi dari siklus pertama bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang dianggap sebagai kekurangan pada tindakan pertama dan membutuhkan adanya perbaikan pada siklus kedua.

Pelaksanaan tindakan kedua terdiri dari tiga kali pertemuan, yaitu pada tanggal 3 September 2013, 6 September 2013, dan 13 September 2013 di kelas VIIIE SMP Negeri1 Temanggung tahun pelajaran 2013/2014. Siklus kedua terdiri dari dua kali pertemuan utnuk tindakan dan satu kali pertemuan untuk tes akhir siklus II. Pertemuan dilaksanakan tiga kali pertemuan selama 6 × 40 menit sesuai dengan scenario pembelajaran dan RPP> materi pada pertemuan siklus II mengenai pembagian bentuk aljabar dan pemangkatan bentuk aljabar. Tabel 4.5. adalah ajadwal pelaksanaan pembelajaran matematika selama kegiatan penelitian pada siklus II di kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung.

Tabel 4.6. Jadwal Pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II Pertemuan

ke-Hari,

Tanggal Waktu Indikator

1 Selasa, 3 Sept 2013 09.50-10.30 10.30-11.10 - Menyelesaikan pembagian bentuk aljabar

(19)

commit to user

Pertemuan

ke-Hari,

Tanggal Waktu Indikator

2 Jumat, 6 Sept 2013 09.50-10.30 10.30-11.10 - Menyelesaikan pemangkatan bentuk aljabar Pertemuan ke-Hari,

Tanggal Waktu Indikator

3 Jumat,

13 Sept 2013 09.50-10.3010.30-11.10 - Tes siklus II

1) Pertemuan ke-1

Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 3 September 2013 pukul 09.50 sampai dengan 11.10. materi yang dibahas adalah pembagian bentuk aljabar. Tujuan pembelajaran adalah siswa dapat menyelesaian opersai pembagian bentuk aljabar. Berikut kegiatan pada pertemuan pertama.

a) Kegiatan Pendahuluan

Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan mempersiapkan alat tulis seperti spidol dan menghapus papan tulis. Siswa mengeluarkan buku paket dan alat tulis. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu untuk menyelesaikan operasi pembagian bentuk aljabar. Selanjutnya guru pun melakukan apersepsi dengan memberikan beberapa contoh soal untuk menentukan variabel, koefisien, dan suku-suku dalam bentuk aljabar serta mengingatkan tentang factor-faktor yang sama dari beberapa bilangan.

b) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, meliputi beberapa rangkaian sebagai berikut:

(1) Pengelompokan

Pengelompokkan masih sama seperti pada siklus I, siswa dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan satu kelompok terdiri atas 4 anak. Posisi tempat duduk kelompok juga tetap diusahakan dua kelompok berurutan berada pada

(20)

commit to user

satu kolom. Namun, hal tersebut menyesuaikan ruang kelas, karena proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Temanggung menerapkan system “Moving Class” sehingga kelas yang digunakan untuk pembelajaran terkadang berbeda-beda.

(2) Pembahasan Materi

Peneliti membagikan worksheet kepada setiap kelompok, masing-masing kelompok mendapatkan 2 worksheet. Worksheettersebut berisi tentang materi pembagian bentuk aljabar. Guru meminta siswa untuk mempelajari contoh yang ada dalam worksheet terlebih dahulu dan mendiskusikannya dengan teman satu kelompok. Setelah 10 menit siswa mempelajari, guru mrmbahas contoh soal yang ada pada worksheet secara bersama-sama. Siswa memperhatikan penjelasan guru. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami contoh mengenai pembagian bentuk aljabar yang lebih dari satu suku. Guru mengarahkan siswa dengan cara menguraikan masing-masing sukunya terlebih dahulu baru kemudian dilakukan operasi pembagian. Kemudian siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal pada worksheet. Siswa mengerjakan latihan soal pada buku tulis dana ada yang langsung mengerjakannya di worksheet. Siswa mengerjakan workshet dengan bekerja sama antar teman satu kelompoknya.

Sebelum pembahasan worksheet, setiap siswa dibagikan worksheet yang sama dengan tujuan untuk dapat digunakan sebagai catatan. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang bersedia menyampaikan hasil diskusinya. Perwakilan kelompok 1 dan kelompok 4 mengerjakan latihan soal di papan tulis. Kemudian secara bersama, guru dan siswa membahas pekerjaan siswa tersebut. Pekerjaan siswa yang dituliskan di papan tulis tersebut sudah tepat dan siswa juga tidak mengalami kesulitan saat

(21)

commit to user

pembahasannya. Kemudian, pembelajaran dilanjutkan dengan mendiskusikan worksheet untuk mempelajari contoh soal dan mengerjakan latihan soal selanjutnya. Siswa diberi waktu 30 menit untuk mendiskusikannya dengan teman satu kelompok.

Guru dan peneliti menghampiri beberapa kelompok, tampak sebagian kelompok telah memahami contoh soal tersebut dan telah melanjutkan untuk mencoba mengerjakan latihan soal. Namun, ada beberapa kelompok yang masih bingung dan menanyakan kepada peneliti tentang contoh soal mengenai pembagian bentuk aljabar dengan menggunakan cara pembagian bersusun. Kemudian peneliti mengarahkan dengan membacakan petunjuk dalam contoh soal, sesuai langkah-langkah penyelesaiannya. Mulai dengan membagi suku yang pangkat dari variabelnya terbesar dengan variabel dari pembaginya, contoh soalnya yaitu: + 7 + 12 dibagi dengan + 3sehingga dimulai dari dibagi dengan dan selanjutnya hasil pembagiannya dikalikan dengan + 3, hasil perkaliannya untuk mengurangi + 7 + 12 tersebut, dilanjutkan seperti pada langkah awal, hingga habis dibagi

+ 3.

Setelah 30 menit guru meminta setiap kelompok mengumpulkan satu worksheet dan perwakilan beberapa kelompok untuk mempresentasikan langkah-langkah penyelesaian contoh soal. Perwakilan kelompok 1 mempresentasikan, namun awalnya enggan dan malu untuk menjelaskannya di depan teman lain. Guru mencoba untuk membuat suasana kelas lebih tenang dan siswa lain tidak gaduh karena mengejek teman lain saat presentasi agar temannya tidak malu. Semua siswa diminta memperhatikan penjelasan guru. Setelah perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, guru bersama-sama siswa membahas hasil diskusi.

(22)

commit to user

Siswa Nampak masih bingung memahami contoh soal tersebut, sehingga guru menjelaskan kembali langkah demi langkahnya (3) Kegiatan Penutup

Pada akhir pertemuan siswa diberikan PR yang dituliskan dalam selembar kertas dan dibagikan kepada semua siswa. Guru meminta agar lembaran PR tersebut ditempel di buku tulis matematika masing-masing. Siswa diminta mempelajari materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya, yaitu pemangkatan bentuk aljabar.

2) Pertemuan ke-2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 6 September 2013. Mulai pukul 09.50 sampai dengan 11.10. materi yang dipelajari adalah pemangkatan bentuk aljabar. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut.

a) Kegiatan Pendahuluan

Pada awal pembelajaran guru mempersiapkan alat tulis terlebih dahulu dan membersihkan papan tulis. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam. Selanjutnya, guru menanyakan kepada seluruh siswa, “Apakah sudah mempelajari materi pemangkatan bentuk aljabar?” Sebagian siswa menjawab sudah dan sebagian lagi menjawab belum mempelajarinya. Guru menyampaiakn tujuan pembelajaran yaitu, dapat menyelesaikan pemangkatan bentuk aljabar. Guru melakukan apersepsi dengan memulai mengingatkan pengertian dari pemangkatan suatu bilangan. Mulai dari , , sampai .

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut. (1) Pengelompokkan

Siswa dikelompokkan ke dalam 7 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 4 anak. Posisi duduk setiap kelompok dibuat sedemikian sehingga da kelompok berurutan,

(23)

commit to user

yaitu kelompok 1 dan 2 kemudian kelompok 3 dan 4 serta kelompok 5, 6, dan 7 berada dala satu kolom.

(2) Pembahasan Materi

Peneliti membagikan 2 worksheet kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan worksheet dengan teman kelompoknya. Guru meminta siswa untuk mempelajari kegiatan I terlebih dahulu. Perwakilan kelompok 5 mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa bersama-sama dengan guru membahas hasil diskusi. Pada saat pembahasan, siswa masih mengalami kesulitan dalam pemangkatan negative. Guru menjelaskan dengan memberikan contoh pemangkatan negative. Siswa diminta memperhatikan perbedaan dari masing-masing contoh tersebut. Contoh yang diberikan adalah sebagai berikut:

(−5) = (−5) × (−5)dan (−5) = −(5 × 5)

Pada contoh pertama, bilangan yang dipangkatkan adalah −5 sedangkan pada contoh kedua, bilangan yang dipangkatkan adalah 5.

Setelah siswa memahami kedua contoh tersebut, siswa diminta melanjutkan diskusi worksheet tentang kegiatan selanjutnya. Pada saat kegiatan diskusi, peneliti menghampiri beberapa kelompok. Beberapa kelompok menanyakan kepada peneliti tentang pemangkatan ( − ). Siswa menanyakan, “ berarti nol ya? Habis dong?” Kemudian peneliti memberikan contoh, “jika saya berhutang 100,00 kemudian saya berhutang 100,00lagi apakah hutang saya habis?” Siswa menjawab: “tidak habis mbak, malah bertambah”. Kemudian peneliti memberikan bimbingan kembali, − − = − + (−. Siswa menyatakan telah )

paham atas penjelasan peneliti dan melanjutkan mengerjakan worksheet.

(24)

commit to user

Diskusi dilanjutkan membahas pemangkatan bentuk aljabar suku dua. Siswa mendiskusikan dengan teman satu kelompoknya selama 30 menit. Peneliti dan guru mengamati proses diskusi dan memberikan bimbingan jika ada kelompok yang mengalami kesulitan dalam memahami worksheet. Setelah 30 menit, guru meminta satu worksheet untuk dikumpulkan dan salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Sebelum pembahasan hasil diskusi, peneliti membagikan worksheet kepada setiap siswa. Perwakilan kelompok 1 mempresentasikan hasil diskusinya tentang pemangkatan bentuk aljabar dua suku. Setelah kegiatan presentasi, guru bersama siswa membahas hasil diskusi. Siswa mengalami kesulitan dalam menguraikan pemangkatan bentuk aljabar suku dua. Guru menjelaskan dan menuntun siswa untuk menentukan pola atau langkah dalam menguraikannya.

(3) Kegiatan Penutup

Pada akhir pembelajaran, guru menegaskan materi pemangkatan bentuk aljabar. Siswa diminta mempelajari materi pembagian dan pemangkatan bentuk aljabar. Guru menginformasikan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes materi tersebut.

3) Pertemuan ke-3

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13 September 2013. Pada pertemuan ini dilaksanakan tes siklus II, pembagian angket, dan penghargaan kelompok. Tes siklus II dilaksanakan selama 50 menit. Materi tes siklus II yaitu pembagian dan pemangkatan bentuk aljabar. Setelah tes selesai dilanjutkan dengan pengisian angket motivasi belajar matematika.

Kegiatan selanjutnya, peneliti mengumumkan tiga kelompok terbaik. Semua kelompok ingin menjadi kelompok terbaik. Siswa sangat antusias saat peneliti mengumumkan bahwa kelompok terbaik

(25)

commit to user

ketiga adalah kelompok 5, kelompok terbaik kedua adalah kelompok 7, dan kelompok terbaik pertama adalah kelompok 3. Tiga kelompok yang disebutkan terlihat sangat senang saat diumumkan kelompoknya menjadi kelompok terbaik.

c. Data hasil Observasi, Tes, dan Angket

1) Data Hasil Observasi

a) Hasil observasi pada pertemuan ke-1

Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan engoptimalkan media worksheet di kelas VIIIE telah berjalan dengan baik sebagaimana terlampir pada lembar observasi tiap pertemuan. Namun, jika dilihat dari sisi siswa, masih ada beberapa siswa yang belum mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga pada beberapa kegiatan terhambat. Beberapa siswa duduk berpindah-pindah dari kelompoknya ke tempat duduk kelompok lain. Tetapi, kegiatan diskusi kelompok sudah baik, siswa tampak telah terbiasa dengan diskusi kelompok.

Selain observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran, peneliti dibantu 3 orang pengamat juga mengamati motivasi belajar siswa kelas VIIIE. Berdasarkan data hasil observasi, diperoleh sebanyak 21 siswa atau 75% telah termotivasi pada saat pembelajaran. Hasil analisis lembar observasi motivasi belajar dapat dilihat pada Lampiran 36 . Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan banyaknya siswa yang termotivasi belajar dibandingkan dengan siklus I.

b) Hasil observasi pada pertemuan ke-2

Berdasarkan hasil observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet di kelas VIIIE. Pelaksanaan pembelajaran telah berjalan dengan baik. Guru dan siswa telah

(26)

commit to user

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksanakan dalam waktu yang tersedia, walaupun tidak 100% siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Namun, siswa sudah tampak terbiasa dengan adanya diskusi kelompok dan presentasi kelas.

Pada pertemuan kedua, peneliti juga melakukan observasi motivasi belajar siswa kelas VIIIE. Berdasarkan hasil observasi motivasi, diperoleh 25 siswa atau 89,29% telah memenuhi indikator dari keenam aspek motivasi yang diamati. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan banyaknya siswa yang termotivasi belajar jika dibandingkan dengan siklus I dan pertemuan pertama pada siklus II.

2) Data Hasil Tes

Tes siklus II dilaksanakan pada pertemuan ketiga, yaitu pada hari Jumat tanggal 13 September 2013. Tes siklus II meliputi materi pembagian dan pemangkatan bentuk aljabar. Tes dimulai pada pukul 09.50 sampai dengan 10.40 atau waktunya adalah 50 menit. Hasil tes siklus I disajikan dalam tabel 4.7. sebagai berikut:

Tabel 4.7. Perbandingan Skor Capaian Nilai Siklus I dan Siklus II Indikator nilai Siklus I Siklus II Cacah siswa Persentase (%) Cacah siswa Persentase (%) KKM 15 53,57 22 85,71 < KKM 13 46,43 6 14,29 Jumlah 28 100 28 100

Berdasarkan hasil tes siklus II, diperoleh rata-rata kelasnya meningkat menjadi 87,69 dengan siswa yang tuntas ( KKM = 79) adalah 24 siswa atau mencapai 85,71% dan siswa yang belum tuntas (< KKM = 79) adalah 6 siswa denga capaian persentase 14,29%. Hasil tes siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas VIIIE dibandingkan siklus I. Hasil tes matematika dapat dilihat

(27)

commit to user

pada Lampiran 55. Batas ketuntasan yaitu sesuai Kriteria Ketuntasa Minimal (KKM) yang digunakan di SMP Negeri 1 Temanggung. Persentase hasil ulangan siswa dengan nilai di atas KKM dan di bawah KKM setelah diterapkan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheetdisajikan dalam Gambar 4.3 :

Gambar 4.3. Perbandingan Hasil Tes Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada Siklus I dan Siklus II

3) Data Hasil Angket

Peneliti membagikan angket motivasi kepada semua siswa kelas VIIIE pada pertemuan ketiga setelah tes siklus II. Hasil angket motivasi disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 4.7. Hasil angket motivasi belajar Siklus II

Aspek Presentase siswa yang berada dalam kategori

Tinggi (%) Sedang (%) Rendah (%)

A 96,43 3,57 0 B 89,29 10,71 0 C 96,43 3,57 0 D 82,14 17,86 0 E 85,71 14,29 0 F 96,43 3,57 0 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% ≥ KKM < KKM 53,57% 46,43% 85,71% 14,29% Siklus I Siklus II

(28)

commit to user

Aspek A: Komitmen dalam menghadapi tugas Aspek B: Tekun dalam belajar

Aspek C: Ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan Aspek D: Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah (soal-soal)

Aspek E: Dapat mempertahankan pendapatnya

Aspek F: Mampu mengalokasikan waktu untuk belajar

Hasil analisis data angket menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar matematika siswa kelas VIIIE dibandingkan dengan siklus I . Dari hasil angket yang diperoleh bahwa setiap aspek motivasi belajar yang diamati, banyaknya siswa dalam kategori tinggi telah mencapai lebih dari 70%. Banyaknya siswa yang berkategori tinggi pada keenam aspek motivasi adalah 82,14% (dapat dilihat pada Lampiran 30). Hasil angket motivasi belajar yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat melalui diagram seperti pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada Siklus I dengan Siklus II

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00% Aspek

A AspekB AspekC AspekD AspekE AspekF 89,29% 71,43% 92,86% 67,86% 46,43% 92,86% 96,43% 89,29% 96,43% 82,14% 85,71% 96,43% Siklus I Siklus II

(29)

commit to user d. Refleksi

Berdasarkan refleksi yang dilaksanakan, pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet telah dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran sebagaimana mestinya. Siswa lebih aktif dalam kegiatan diskusi kelompok, tepat waktu dalam menyelesaikan worksheet, siswa juga sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan lebih baik. Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II relatif lebih baik dibandingkan siklus I. Dari hasil angket, banyaknya siswa dalam kategori tinggi pada setiap aspek motivasi yang diamati telah mencapai ≥ 70%. Berdasarkan hasil tes matematika yang dilakukan pada siklus II, juga telah memenuhi standar ketuntasan yaitu 85,71% siswa telah memiliki nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 79.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus

Setiap siklus dilakukan tindakan berupa penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet, tindakan tersebut dilakukan agar motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung meningkat. Tindakan tiap siklus telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, untuk melihat perbandingan hasil tindakan antar siklus dapat dilihat pada paparan di bawah ini.

Hasil penelitian menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet menunjukkan bahwa tingkat motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan motivasi ini dapat dilihat dari hasil angket sebelum dilakukan tindakan, angket siklus I, dan angket siklus II. Hasil peningkatan motivasi angket tersebut juga didukung dengan hasil wawancara terhadap guru dan siswa. Indikator pencapaian motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung, yaitu apabila persentase banyaknya siswa yang berkategori tinggi pada setiap aspek motivasi telah mencapai lebih dari 70% serta banyaknya siswa yang berkategori tinggi dalam keenam aspek motivasi telah mencapai lebih dari 70%.

(30)

commit to user

Berdasarkan tabel 4.2., tabel 4.5., dan tabel 4.7. dapat dilihat tingkat kenaikan motivasi belajar siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II. Banyaknya siswa yang berkategori tinggi pada setiap aspek motivasi mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II serta banyaknya siswa yang berkategori tinggi dalam keenam aspek motivasi juga mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil kenaikan persentase motivasi belajar siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat dalam tabel 4.8. berikut ini:

Tabel 4.8. Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Aspek Motivasi

Banyaknya siswa yang berada dalam kategori tinggi (%) Prasiklus Siklus I Siklus II

Komitmen dalam menghadapi tugas 60,71 89,29 96,43

Tekun dalam belajar 57,14 71,43 89,29

Ulet dan tidak mudah putus asa dalam

menghadapi kesulitan 64,29 92,86 96,43

Senang mencari dan memecahkan masalah

(soal-soal) 53,57 67,86 82,14

Dapat mempertahankan pendapatnya 35,71 46,43 85,71

Mampu mengalokasikan waktu untuk

belajar 64,29 92,86 96,43

Berdasarkan hasil angket, banyaknya siswa yang mencapai kategori tinggi pada keenam aspek motivasi telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu 23 siswa atau 82,14%, sehingga tidak dilanjutkan untuk siklus selanjutnya. Tingkat kenaikan untuk setiap aspek motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat disajikan dalam bentuk diagram pada Gambar 4.5.

(31)

commit to user

Gambar 4.5 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Hasil angket di atas menunjukkan peningkatan motivasi belajar siswa dari beberapa tahapan sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet dan setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheetpada siklus I dan siklus II meskipun peningkatannya tidak begiu jauh.

Setelah pelaksanaan tindakan pada tiap siklus selesai, dilakukan tes akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. Setelah dianalisis dapat diketahui bahwa pada siklus I baru 53,57% siswa yang telah tuntas (nilai KKM yaitu 79) dengan rata-rata hasil belajar siswa 79,21. Hasil belajar siswa pada siklus I lebih baik dibandingkan denga hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan. Siswa yang tuntas (nilai KKM yaitu 79) sebelum dilakukan tindakan yaitu 14,29% dengan rata-rata hasil belajar siswa adalah 66,64. Sedangkan pada akhir siklus II, siswa yang tuntas (nilai KKM yaitu 79) mencapai 85,71% dengan rata-rata hasil belajar siswa 87,69.

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00%

Aspek A Aspek B Aspek C Aspek D Aspek E Aspek F

60,71% 57,14% 64,29% 53,57% 35,71% 64,29% 89,29% 71,43% 92,86% 67,86% 46,43% 92,86% 96,43% 89,29% 96,43% 82,14% 85,71% 96,43% Prasiklus Siklus I Siklus II

(32)

commit to user

Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Perbandingan hasil tes matematika siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung dapat dilihat pada Tabel 4.9:

Tabel 4.9. Perbandingan hasil tes matematika Prasiklus, siklus I, dan Siklus II Prasiklus Siklus I Siklus II

Rata-rata hasil belajar siswa 66,64 79,21 87,69

Siswa tuntas 14,29% 53,57% 85,71%

Berdasarkan hasil tersebut, rata-rata hasil belajar yang dicapai oleh siswa mengalami peningkatan dari hasil belajar siswa prasiklus, siklus I, dan siklus II. Banyaknya siswa yang telah tuntas di kelas VIIIE pada siklus II telah mencapai target yang ditentukan, yaitu , sehingga tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

Peningkatan rata-rata hasil belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung dan peningkatan persentase banyaknya siswa yang telah tuntas (nilai

KKM, yaitu 79) dapat dilihat pada Gambar 4.6 :

Gambar 4.6. Perbandingan rata-rata hasil belajar siswa dan banyaknya siswa yang telah tuntas pada hasil prasiklus, siklus I dan siklus II

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00%

Prasiklus Siklus I Siklus II

66,64% 79,21% 87,69% 14,29% 53,57% 85,71% Rata-rata hasil belajar siswa Siswa tuntas

(33)

commit to user D. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan, motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung mengalami peningkatan saat dilaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. Hal ini tampak dari proses pembelajaran maupun dari hasil angket motivasi belajar. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan dari hasil tes matematika dari siklus I hingga siklus II.

Ditinjau dari proses pembelajaran, sebagian besar siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Siswa belajar melalui diskusi kelompok. Melalui diskusi kelompok, siswa dilatih untuk berpendapat, bekerjasama, menentukan keputusan dan menghargai pendapat orang lain. Pembelajaran melalui diskusi kelompok dapat melatih siswa untuk bersosialisasi. Sebagaimana diungkapkan oleh Anita Lie (2003: 28) falsafah yang mendasari model pembelajaran kooperatif adalah homo homini socius. Falsafah ini menekankan manusia adalah makhluk sosial, bekerjasama adalah kebutuhan.

Berdasarkan analisis data hasil observasi, motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung relatif mengalami peningkatan. Dari hasil analisis lembar observasi motivasi belajar, menunjukkan banyaknya siswa yang termotivasi pada saat pembelajaran mencapai 71,43% pada siklus I dan meningkat menjadi 89,29% pada siklus II. Dilihat dari persentase hasil observasi motivasi belajar telah mencapai lebih dari 70%, sehingga tidak dilakukan tindakan lanjutan.

Selain itu, berdasarkan hasil angket motivasi belajar siswa yang berkategori tinggi pada setiap aspek motivasi mencapai lebih dari 70%. Hasil angket disajikan dalam Tabel 4.10 sebagai berikut:

(34)

commit to user

Tabel 4.8. Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIIE SMP Negeri 1 Temanggung pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Aspek Motivasi

Banyaknya siswa yang berada dalam kategori tinggi (%) Prasiklus Siklus I Siklus II

Komitmen dalam menghadapi tugas 60,71 89,29 96,43

Tekun dalam belajar 57,14 71,43 89,29

Ulet dan tidak mudah putus asa dalam

menghadapi kesulitan 64,29 92,86 96,43

Senang mencari dan memecahkan masalah

(soal-soal) 53,57 67,86 82,14

Dapat mempertahankan pendapatnya 35,71 46,43 85,71

Mampu mengalokasikan waktu untuk

belajar 64,29 92,86 96,43

Pada kegiatan prasiklus, didapatkan hasil rata-rata persentase banyaknya siswa yang berkategori tinggi dalam keenam aspek motivasi belajar mencapai 55,95% berada pada kategori sedang, dengan persentase banyaknya siswa yang berkategori tinggi pada setiap aspek motivasi belajar (dapat dilihat pada Lampiran 29), yaitu aspek “komitmen dalam menghadapi tugas” mencapai 60,71%, aspek “tekun dalam belajar” mencapai 57,14%, aspek “ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan” mencapai 64,29%, aspek “senang mencari dan memecahkan masalah (soal-soal)” mencapai 53,57%, aspek “dapat mempertahankan pendapatnya” mencapai 35,71%, dan aspek “mampu mengalokasikan waktu untuk belajar” mencapai 64,29%. Berdasarkan hasil prasiklus, untuk setiap aspek motivasi yang diamati, persentase banyaknya siswa yang berada pada kategori tinggi berada pada kategori sedang. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan tindakan I dengan penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet. Rata-rata persentase banyaknya siswa yang berkategori tinggi pada keenam aspek motivasi belajar siswa pada siklus I (dapat dilihat pada Lampiran 30) mencapai 76,79% berada pada kategori tinggi dengan persentase aspek “komitmen dalam

(35)

commit to user

menghadapi tugas” mencapai 89,29%, aspek “tekun dalam belajar” mencapai 71,43%, aspek “ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan” mencapai 92,86%, aspek “senang mencari dan memecahkan masalah (soal-soal)” mencapai 67,86%, aspek “dapat mempertahankan pendapatnya” mencapai 46,43%, dan aspek “mampu mengalokasikan waktu untuk belajar” mencapai 92,86%. Dibandingkan dengan hasil pada kegiatan prasiklus, persentase rata-rata motivasi belajar siswa meningkat sebesar 20,84%. Akan tetapi rata-rata persentase motivasi belajar siswa dalam setiap aspek belum menunjukkan rata-rata persentase keberhasilan dari setiap aspek motivasi siswa, yakni setidaknya 70% siswa berkategori tinggi pada setiap aspek motivasi dan banyaknya siswa yang berkategori tinggi pada keenam aspek aspek motivasi juga telah mencapai 70%. Pada aspek “senang mencari dan memecahkan masalah (soal-soal)” persentasenya baru mencapai 67,86% dan pada aspek “dapat mempertahankan pendapatnya” hanya mencapai 46,43% yang menandakan bahwa persentase yang dicapai belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga perlu dilakukan tindakan lanjutan yakni siklus II dengan melihat refleksi dari beberapa hambatan dari siklus I dan menindaklanjuti hasil refleksi dengan perbaikan dari tindakan siklus II.

Setelah tindakan siklus II dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet dan refleksi siklus I, didapatkan hasil siklus II, yaitu rata-rata persentase banyaknya siswa yang berkategori tinggi dalam keenam aspek motivasi belajar (dapat dilihat pada Lampiran 31) mencapai 91,07% berada pada kategori tinggi dengan persentase aspek “komitmen dalam menghadapi tugas” mencapai 96,43%, aspek “tekun dalam belajar” mencapai 89,29%, aspek “ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan” mencapai 96,43%, aspek “senang mencari dan memecahkan masalah (soal-soal)” mencapai 82,14%, aspek “dapat mempertahankan pendapatnya” mencapai 85,71%, dan aspek “mampu mengalokasikan waktu untuk belajar” mencapai 96,43%. Dibandingkan dengan hasil kegiatan pada siklus I, persentase rata-rata motivasi belajar siswa pada keenam aspek meningkat sebesar 14,28%. Dengan demikian, rata-rata persentase

(36)

commit to user

motivasi belajar siswa pada keenam aspek motivasi yang diamati telah mencapai lebih dari 70% dan persentase banyaknya siswa yang berkategori tinggi untuk setiap aspek pada siklus II telah mencapai lebih dari 70% sehingga tidak dilakukan tindakan lanjutan.

Melihat dari hasil perubahan motivasi belajar siswa dari setiap tindakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Pada kegiatan prasiklus, rata-rata nilai ulangan siswa adalah 66,64 dengan siswa yang memiliki nilai di atas KKM sebanyak 4 orang atau persentase mencapai 14,29% dan siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 24 orang atau persentase mencapai 85,71%. Dari hasil observasi kegiatan prasiklus, maka dilaksanakan tindakan I dengan penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet didapatkan hasil siklus I yakni rata-rata nilai ulangan siswa adalah 79,21 dengan siswa yang memiliki nilai di atas KKM sebanyak 15 orang atau persentase mencapai 53,57% dan siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 13 orang atau persentase mencapai 46,43%. Jika dibandingkan dengan hasil kegiatan prasiklus, nilai rata-rata siswa dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai di atas KKM meningkat. Akan tetapi peningkatan nilai siswa belum menunjukkan persentase keberhasilan yakni setidaknya 75% siswa lulus dengan nilai di atas KKM. Sehingga perlu dilakukan tindakan lanjutan yakni siklus II dengan melihat refleksi dari beberapa hambatan dari siklus I dan menindaklanjuti hasil refleksi dengan perbaikan dari tindakan siklus I.

Setelah adanya tindakan siklus II dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explainingdengan mengoptimalkan media worksheetdan refleksi siklus I, didapatkan hasil siklus II yakni rata-rata nilai ulangan siswa adalah 87,69 dengan siswa yang memiliki nilai di atas KKM sebanyak 24 orang atau persentase mencapai 85,71% dan siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 4 orang atau persentase mencapai 14,29%. Jika dibandingkan dengan hasil kegiatan siklus I, nilai rata-rata siswa dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai di atas KKM

(37)

commit to user

meningkat. Dilihat dari persentase siswa yang memperoleh nilai di atas KKM telah mencapai lebih dari 75%, sehingga tidak dilakukan tindakan lanjutan.

Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheetbisa membuat pembelajaran matematika menyenangkan dan saling ada kerjasama antar teman. Siswa merasa senang dan tertarik terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Interaksi dan keterlibatan siswa selama pembelajaran ini dapat berjalan secara baik, sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran meskipun ada sedikit siswa yang belum dapat mengikuti pembelajaran.

Hasil angket, dan observasi siswa menunjukkan adanya peningkatan terhadap hasil motivasi pembelajaran yang dilaksanakan. Semua data menunjukkan adanya peningkatan pencapaian motivasi belajar siswa sebelum melakukan tindakan siklus I dan siklus II. Motivasi siklus I dari hasil observasi juga menunjukkan masih melakukan adaptasi dari pembelajaran yang akan dilaksanakan, kemudian pada siklus II siswa sudah mampu beradaptasi dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi bahwa guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan tahapan yang sudah direncanakan.

Melihat dari hasil perubahan ketuntasan hasil belajar siswa dari setiap tindakan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining dengan mengoptimalkan media worksheet dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang secara tidak langsung peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa menandakan peningkatan motivasi belajar siswa.

Gambar

Tabel 4.1. Skor Capaian Nilai Prasiklus
Tabel 4.2. Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa Prasiklus
Tabel 4.4. Perbandingan Skor Capaian Nilai Prasiklus dan Siklus I Indikator nilai Prasiklus Siklus I Cacah  siswa Persentase(%) Cacah siswa Persentase(%)  KKM 4 14,29 15 53,57 &lt; KKM 24 85,71 13 46,43 Jumlah 28 100 28 100
Tabel 4.5. Hasil angket motivasi Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

AHMAD RIYADI. Studi Embriogenesis Somatik Tiga Genotipe Kedelai Toleran dan Satu Genotipe Peka Naungan Secara In Vitro. Dibimbing oleh Nurul Khumaida dan Didy

Perancangan perangkat lunak game ini dibagi menjadi 4 tahapan yaitu pre-production , production , testing dan post-production. Pada tahapan pre-production mendefinisikan

Konsep dalam penelitian ini adalah entertainment- education dalam drama radio, sehingga terdapat dua variabel di dalamnya: pertama, unsur hiburan (entertainment) dan

Disfungsi endotel mengakibatkan aktivasi leukosit yang sangat tinggi pada aliran darah ibu sehingga terjadi inflamasi sistemik dan peningkatan produksi bahan-bahan vasopresor

Metode yang digunakan pada pengumpulan data beban listrik di. daerah pantai baru, Kabupaten Bantul, Yogyakara adalah dengan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) utuh, serat Empty Fruit Bunch Press Cacah manual menggunakan parang

Bagaimana perbandingan peningkatan literasi fisika siswa dalam pembelajaran berbasis masalah antara kelas yang diberikan tugas IRWT dengan kelas yang tidak

Cianjur pada akhir pelaksanaan tindakan, serta melalui wawancara terhadap beberapaa orang siswa yang dipandang dapat memberikan informasi yang tepat setelah berakhirnya