Berdasarkan hasil observasi pada instalasi penampung dan pengolahan air limbah di RSUD Kota Banjarbaru dapat diketahui bahwa sanitasi dan higiene yang dimiliki sudah baik atau memenuhi syarat. Sesuai dengan hasil laboratorium yang didapatkan maka dapat diketahui bahwa RSUD Kota Banjarbaru sudah melakukan pengolahan air limbah rumah sakit dengan IPAL Biofilter dimana kadar zat pencemar dalam air limbah dapat berkurang dan aman apabila dibuang ke lingkungan.
4.2.4 Penerapan K3 Petugas Pengolahan Limbah Cair dan Padat RSUD Banjarbaru
Berdasarkan hasil observasi dilapangan, penerapan K3 di Rumah Sakit Banjarbaru tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
0 50000 100000 150000 E. Coli Inlet Outlet
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010. Selain itu, petugas pengolahan limbah cair Rumah Sakit Banjarbaru hanya satu orang. Selain sebagai petugas pengolahan limbah cair, petugas tersebut juga penangani pengolahan limbah padat menggunakan incinerator. Dalam melaksanakan tugasnya baik dalam pengolahan limbah cair maupun limbah padat petugas tersebut tidak menggunakan APD standar yang sesuai SNI karena APD yang digunakan baik dalam pengolahan limbah cair maupun limbah padat adalah sama. Padahal APD dalam pengolahan limbah cair dan limbah padat berbeda. APD yang digunakan petugas tersebut adalah masker biasa, sarung tangan bisa dan sepatu bot saja. Hal ini sangat berbahaya karena baik dalam limbah cair maupun limbah padat terkandung bahan berbahaya yang apabila terkena petugas tersebut berakibat fatal bahkan kematian.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari Tugas Besar ini adalah :
a. Pengolahan limbah cair Rumah Sakit Banjarbaru menggunakan IPAL dengan 4 tangki sehingga dalam proses pengolahan limbah cair tersebut kualitas air limbah yang diolah menjadi dibawah standar baku mutu yaitu yang semula pH 7,52, Timbal (Pb) <0,001 Mg/l dan E. Coli 150000 CFU/100ml hasilnya menjadi pH 7,94, Timbal (Pb) <0,001 Mg/l dan E. Coli 0 CFU/100ml. sehingga air limbah tersebut aman bila dibuang kepemukiman karena tidak berbahaya bagi masyarakat.
b. Penerapan K3 dalam pengelolaan limbah RSUD Kota Banjarbaru tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 karena alat APD yang disediakan tidak memenuhi standar SNI.
5.2 Saran
Saran dari penulis adalah pemerintah dan pengelola Rumah Sakit Banjarbaru harus lebih memperhatikan K3 dan APD dari petugas pengolah limbah baik cair maupun padat karena sedikit kesalahan saja bisa berakibat fatal sehingga kematiaan pada petugas tersebut..
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1, 2007, Anaerobic Reactor Technology.
http://www.airlimbahku.com/2007/07/anaerobic-reactor-technology.html Diakses pada tanggal 24 September 2015
Anonim2, 2011, Definisi Instalasi Pengolaahan Air Limbah.
http://recyclingwater.wordpress.com/2011/12/20/instalasi-pengolhan-air-limbah-definisi/ Diakses pada tanggal 24 September 2015
Anonim3, 2014, Petugas Instalasi Pengolahan Air Limbah.
http://www.cit-system.com/index.php/training-operator-instalasi-pengolahan-air-limbah-ipal/
Diakses pada tanggal 24 September 2015
Allen, carol Vestal, 1998, Memahami Proses keperawatan dengan pendekatan latihan , alih bahasa Cristantie Effendy, Jakarta : EGC
Arifin, 2008, Jurnal : Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan, Jakarta.
Azrul Azwar, 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, Penerbit Binarupa Aksara, edisi ketiga.
Bastian, Indra. 2008. Akuntansi Kesehatan. Edisi 1. Cetakan Pertama. Penerbit Erlangga:Jakarta
Depkes RI, 1991, pedoman uraian tugas tenaga keperawatan dirumah sakit, Jakarta.:Depkes RI
Depkes RI, 1995. Keputuan Menteri Lingkungan Hidup No.58/MENLH/12/1995 tentang
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Rumah Sakit, Depkes RI : Jakarta.
Depkes RI 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Dephut RI, Pengolahan Air Limbah.
Giyatmi, 2003. Efektivitas Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit Dokter Sardjito.Yogyakarta Terhadap Pencemaran Radioaktif. Yogyakarta : Pasca Sarjana
Universitas Gadjah Mada
Ginting, Ir. Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan Dan Limbah Industri, Cetakan
pertama. Bandung: Yrama Widya.
Ginting, Ir. Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan Dan Limbah Industri,. Cetakan pertama. Yrama Widya : Bandung.
Hammer M.J. 1986. Water and Wastewater Technology. Prentice-Hall Int. Inc., New Jersey.
Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit, Menkes RI : Jakarta
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983/MenKes/SK/1992.
Khairul-Kesling.blogspot.com/2012/12/proses-air-limbah-rumah-sakit-memakai.html Kusnoputranto, 1986. Kualitas Limbah Rumah Sakit dan dampaknya Terhadap Lingkungan
dan Kesehatan. Jakarta : Seminar Limbah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan
Kusnoputranto, Haryanto, 1986. Kesehatan Lingkungan. Penerbit Fakultas Kesehatan Masyarakat Univesritas Indonesia : Jakarta.
Kusnoputranto, Haryoto, 1986. Kesehatan Lingkungan. Depdikbud, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.
Mara, Duncan, 1976, law-cost urban sanitation, university of Dundee, scotlandia.
Met Calf dan Eddy Inc, Waste Water Engineering, Treatment, Disposal, Re use, Mc Graw-Hill Book Co 1979
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996.
Ningsih, D.P. 2009. Penggunaan Up Flow Anaerob Biofilter Dalam Menurunkan Kadar
BOD Air Limbah Tahu di Desa Ngepos, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang.
Semarang : Eprints Undip
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010
Permenkes RI No. 159b/MenKes/Per/1998 Tentang Rumah Sakit.
Sabayang P, dkk. 1996. Konstruksi dan Evaluasi Insinerator Untuk Limbah Padat Rumah
Sakit. Bandung
Safety.do.tim. 2010. Dasar Hukum Alat Pelindung Diri
Said, Nusa Idaman. 2000. Pengelolaan Air Limbah Domestik di DKI Jakarta. Jakarta : Pusat Teknologi Lingkungan
Satmoko Wicaksono. Jurnal : Karakteristik Limbah Rumah Sakit dan Pengaruhnya
Siregar, Charles J.P., dan Lia A. (2004). Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Siregar A., 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah, Yogyakarta : Kanisius
Soeparman dan Soeparmin, 2002, “Pembuangan Tinja dan Limbah Cair, Suatu Pengantar”, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Soeparman dan Suparmin, 2002. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Penerbit. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Subekti.2012. Pengaruh Dampak Limbah Cair Rumah Sakit Terhadap Kesehatan Serta
Lingkungan. Universitas Pandanaran. Semerang.
Suharto. 2010. Limbah Kimia Dalam Pencemaran Air dan Udara, Andi, Yogyakarta. Sulaiman. F, 2001. Jurnal Kajian Teknologi : Studi Pemeliharaan Bangunan
Pengolahan.Air Limbah dan Incinerator Pada Rumah Sakit di Jakarta. Jakarta
LAMPIRAN
Gambar 1 Penulis dengan pembimbing lapangan Senin, 5 Oktober 2015 Pukul 12.15 Wita
Gambar 2 Kolam IPAL Senin, 5 Oktober 2015 pukul 11.45 Wita
Gambar 4 Tangki IPAL Senin, 5 Oktober 2015 pukul 11.47 Wita
Gambar 5 Mesin IPAL Senin, 5 Oktober 2015 pukul 11.48 Wita
Gambar 7 Petugas kebersihan memilah sampah Senin, 5 Oktober 2015 pukul 11.50 Wita
Gambar 8 Pemasukan sampah pada incinerator Senin, 5 Oktober 2015 pukul 11.55 Wita
Gambar 9 Asap proses pembakara incinerator Senin, 5 Oktober 2015 pukul 12.00 Wita
Gambar 10 Sisa pembakaran incinerator Selasa, 6 Oktober 2015 pukul 11.00 Wita
Gambar 11 Kolam limbah instalasi gizi Jum’at, 9 Oktober 2015 pukul 10.30 Wita
Gambar 13 Pembukaan tangki inlet, Rabu, 21 Oktober 2015 pukul 11.25 Wita
Gambar 14 Pengambilan sampel inlet, Rabu, 21 Oktober 2015 pukul 11.30 Wita