• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan E.Coli Inlet dan Outlet

Dalam dokumen MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA ANALI (1) (Halaman 105-122)

Berdasarkan hasil observasi pada instalasi penampung dan pengolahan air limbah di RSUD Kota Banjarbaru dapat diketahui bahwa sanitasi dan higiene yang dimiliki sudah baik atau memenuhi syarat. Sesuai dengan hasil laboratorium yang didapatkan maka dapat diketahui bahwa RSUD Kota Banjarbaru sudah melakukan pengolahan air limbah rumah sakit dengan IPAL Biofilter dimana kadar zat pencemar dalam air limbah dapat berkurang dan aman apabila dibuang ke lingkungan.

4.2.4 Penerapan K3 Petugas Pengolahan Limbah Cair dan Padat RSUD Banjarbaru

Berdasarkan hasil observasi dilapangan, penerapan K3 di Rumah Sakit Banjarbaru tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

0 50000 100000 150000 E. Coli Inlet Outlet

Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010. Selain itu, petugas pengolahan limbah cair Rumah Sakit Banjarbaru hanya satu orang. Selain sebagai petugas pengolahan limbah cair, petugas tersebut juga penangani pengolahan limbah padat menggunakan incinerator. Dalam melaksanakan tugasnya baik dalam pengolahan limbah cair maupun limbah padat petugas tersebut tidak menggunakan APD standar yang sesuai SNI karena APD yang digunakan baik dalam pengolahan limbah cair maupun limbah padat adalah sama. Padahal APD dalam pengolahan limbah cair dan limbah padat berbeda. APD yang digunakan petugas tersebut adalah masker biasa, sarung tangan bisa dan sepatu bot saja. Hal ini sangat berbahaya karena baik dalam limbah cair maupun limbah padat terkandung bahan berbahaya yang apabila terkena petugas tersebut berakibat fatal bahkan kematian.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari Tugas Besar ini adalah :

a. Pengolahan limbah cair Rumah Sakit Banjarbaru menggunakan IPAL dengan 4 tangki sehingga dalam proses pengolahan limbah cair tersebut kualitas air limbah yang diolah menjadi dibawah standar baku mutu yaitu yang semula pH 7,52, Timbal (Pb) <0,001 Mg/l dan E. Coli 150000 CFU/100ml hasilnya menjadi pH 7,94, Timbal (Pb) <0,001 Mg/l dan E. Coli 0 CFU/100ml. sehingga air limbah tersebut aman bila dibuang kepemukiman karena tidak berbahaya bagi masyarakat.

b. Penerapan K3 dalam pengelolaan limbah RSUD Kota Banjarbaru tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 karena alat APD yang disediakan tidak memenuhi standar SNI.

5.2 Saran

Saran dari penulis adalah pemerintah dan pengelola Rumah Sakit Banjarbaru harus lebih memperhatikan K3 dan APD dari petugas pengolah limbah baik cair maupun padat karena sedikit kesalahan saja bisa berakibat fatal sehingga kematiaan pada petugas tersebut..

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1, 2007, Anaerobic Reactor Technology.

http://www.airlimbahku.com/2007/07/anaerobic-reactor-technology.html Diakses pada tanggal 24 September 2015

Anonim2, 2011, Definisi Instalasi Pengolaahan Air Limbah.

http://recyclingwater.wordpress.com/2011/12/20/instalasi-pengolhan-air-limbah-definisi/ Diakses pada tanggal 24 September 2015

Anonim3, 2014, Petugas Instalasi Pengolahan Air Limbah.

http://www.cit-system.com/index.php/training-operator-instalasi-pengolahan-air-limbah-ipal/

Diakses pada tanggal 24 September 2015

Allen, carol Vestal, 1998, Memahami Proses keperawatan dengan pendekatan latihan , alih bahasa Cristantie Effendy, Jakarta : EGC

Arifin, 2008, Jurnal : Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan, Jakarta.

Azrul Azwar, 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, Penerbit Binarupa Aksara, edisi ketiga.

Bastian, Indra. 2008. Akuntansi Kesehatan. Edisi 1. Cetakan Pertama. Penerbit Erlangga:Jakarta

Depkes RI, 1991, pedoman uraian tugas tenaga keperawatan dirumah sakit, Jakarta.:Depkes RI

Depkes RI, 1995. Keputuan Menteri Lingkungan Hidup No.58/MENLH/12/1995 tentang

Baku Mutu Limbah Cair Bagi Rumah Sakit, Depkes RI : Jakarta.

Depkes RI 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Dephut RI, Pengolahan Air Limbah.

Giyatmi, 2003. Efektivitas Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit Dokter Sardjito.Yogyakarta Terhadap Pencemaran Radioaktif. Yogyakarta : Pasca Sarjana

Universitas Gadjah Mada

Ginting, Ir. Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan Dan Limbah Industri, Cetakan

pertama. Bandung: Yrama Widya.

Ginting, Ir. Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan Dan Limbah Industri,. Cetakan pertama. Yrama Widya : Bandung.

Hammer M.J. 1986. Water and Wastewater Technology. Prentice-Hall Int. Inc., New Jersey.

Kepmenkes 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit, Menkes RI : Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983/MenKes/SK/1992.

Khairul-Kesling.blogspot.com/2012/12/proses-air-limbah-rumah-sakit-memakai.html Kusnoputranto, 1986. Kualitas Limbah Rumah Sakit dan dampaknya Terhadap Lingkungan

dan Kesehatan. Jakarta : Seminar Limbah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan

Kusnoputranto, Haryanto, 1986. Kesehatan Lingkungan. Penerbit Fakultas Kesehatan Masyarakat Univesritas Indonesia : Jakarta.

Kusnoputranto, Haryoto, 1986. Kesehatan Lingkungan. Depdikbud, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.

Mara, Duncan, 1976, law-cost urban sanitation, university of Dundee, scotlandia.

Met Calf dan Eddy Inc, Waste Water Engineering, Treatment, Disposal, Re use, Mc Graw-Hill Book Co 1979

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996.

Ningsih, D.P. 2009. Penggunaan Up Flow Anaerob Biofilter Dalam Menurunkan Kadar

BOD Air Limbah Tahu di Desa Ngepos, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang.

Semarang : Eprints Undip

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010

Permenkes RI No. 159b/MenKes/Per/1998 Tentang Rumah Sakit.

Sabayang P, dkk. 1996. Konstruksi dan Evaluasi Insinerator Untuk Limbah Padat Rumah

Sakit. Bandung

Safety.do.tim. 2010. Dasar Hukum Alat Pelindung Diri

Said, Nusa Idaman. 2000. Pengelolaan Air Limbah Domestik di DKI Jakarta. Jakarta : Pusat Teknologi Lingkungan

Satmoko Wicaksono. Jurnal : Karakteristik Limbah Rumah Sakit dan Pengaruhnya

Siregar, Charles J.P., dan Lia A. (2004). Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Siregar A., 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah, Yogyakarta : Kanisius

Soeparman dan Soeparmin, 2002, “Pembuangan Tinja dan Limbah Cair, Suatu Pengantar”, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Soeparman dan Suparmin, 2002. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Penerbit. Buku

Kedokteran EGC. Jakarta.

Subekti.2012. Pengaruh Dampak Limbah Cair Rumah Sakit Terhadap Kesehatan Serta

Lingkungan. Universitas Pandanaran. Semerang.

Suharto. 2010. Limbah Kimia Dalam Pencemaran Air dan Udara, Andi, Yogyakarta. Sulaiman. F, 2001. Jurnal Kajian Teknologi : Studi Pemeliharaan Bangunan

Pengolahan.Air Limbah dan Incinerator Pada Rumah Sakit di Jakarta. Jakarta

LAMPIRAN

Gambar 1 Penulis dengan pembimbing lapangan Senin, 5 Oktober 2015 Pukul 12.15 Wita

Gambar 2 Kolam IPAL Senin, 5 Oktober 2015 pukul 11.45 Wita

Gambar 4 Tangki IPAL Senin, 5 Oktober 2015 pukul 11.47 Wita

Gambar 5 Mesin IPAL Senin, 5 Oktober 2015 pukul 11.48 Wita

Gambar 7 Petugas kebersihan memilah sampah Senin, 5 Oktober 2015 pukul 11.50 Wita

Gambar 8 Pemasukan sampah pada incinerator Senin, 5 Oktober 2015 pukul 11.55 Wita

Gambar 9 Asap proses pembakara incinerator Senin, 5 Oktober 2015 pukul 12.00 Wita

Gambar 10 Sisa pembakaran incinerator Selasa, 6 Oktober 2015 pukul 11.00 Wita

Gambar 11 Kolam limbah instalasi gizi Jum’at, 9 Oktober 2015 pukul 10.30 Wita

Gambar 13 Pembukaan tangki inlet, Rabu, 21 Oktober 2015 pukul 11.25 Wita

Gambar 14 Pengambilan sampel inlet, Rabu, 21 Oktober 2015 pukul 11.30 Wita

Dalam dokumen MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA ANALI (1) (Halaman 105-122)

Dokumen terkait