• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan rata-rata lebar kepala, panjang kepala, indeks sefalik dan bentuk kepala antara etnik Melayu dan Indiadan bentuk kepala antara etnik Melayu dan India

HASIL PENELITIAN

5.1 Perbandingan rata-rata lebar kepala, panjang kepala, indeks sefalik dan bentuk kepala antara etnik Melayu dan Indiadan bentuk kepala antara etnik Melayu dan India

Perbandingan nilai rata-rata lebar kepala, panjang kepala dan indeks sefalik etnik Melayu dan India menunjukkan, rata-rata lebar kepala etnik Melayu (153,02mm), lebih besar dari etnik India (145,82mm) dan menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05). Sebaliknya, rata-rata panjang kepala antara etnik Melayu (179,17mm) dan etnik India (178,75mm), menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) (Tabel 8). Pada penelitian yang dilakukan oleh Ngeow dan Aljunid (2009) terhadap 100 orang dari etnik Melayu dan 100 orang dari etnik India dari populasi di Kuala Lumpur, Malaysia mendapatkan hasil yang hampir sama dengan penelitian ini yaitu rata-rata lebar kepala etnik Melayu (152mm), lebih besar dari etnik India (146mm) dengan panjang kepala yang hampir sama antara kedua etnik yaitu etnik Melayu (178mm) dan etnik India (179mm).29,30 Ini menunjukkan ukuran kepala etnik Melayu lebih lebar dan pendek sedangkan ukuran kepala etnik India lebih sempit dan lonjong.

Indeks sefalik adalah perbandingan dalam persen antara lebar kepala dan panjang kepala. Pada penelitian ini menunjukkan rata-rata indeks sefalik etnik Melayu (85,44), lebih besar dari etnik India (81,64) dan terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara keduannya (Tabel 8). Pada penelitian Ngeow dan Aljunid juga menunjukkan rata-rata indeks sefalik bagi etnik Melayu (85,17), lebih besar dari etnik India (82,15).29,30 Perbedaan indeks sefalik antara etnik Melayu dan India adalah disebabkan faktor genetik dimana dimana ras orang Melayu termasuk ras Mongoloid sementara ras orang India termasuk ras Kaukasoid. Ras Mongloid tersebar di Asia Tengah, Asia Timur, Asia Tenggara, Madagaskar, Eropa Utara, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Oseani dengan ciri umum warna kulit sawo matang, rambut lurus, muka lebar, mata sipit dan bentuk kepala brakhisefalik dengan indeks sefalik diatas 80. Sedangkan, ras Kaukasoid tersebar di Eropa, Afrika Utara, Timur Tengah, Pakistan, dan India dan mempunyai ciri umum hidung mancung, kelopak mata lurus dan bentuk kepala mesosefalik dengan indeks sefalik antara 75-79,9.

Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan kepala dan menyebabkan terdapatnya perbedaan bentuk kepala antara etnik Melayu dan India adalah faktor jenis dan konsistensi makanan. Masyarakat Melayu di Malaysia terkenal dengan makanan dengan bahan dasar beras seperti nasi lemak, nasi kerabu, sedangkan bagi etnik India terkenal dengan makanan dengan bahan dasar tepung seperti roti tosai, roti canai dan capati.34 Terdapat juga etnik India yang beragama Hindu mempunyai kebiasaan vegetarian. Perbedaan kebiasaan makan ini menyebabkan perbedaan kadar asupan gizi dan nutrisi seperti kalsium yang akan mempengaruhi pertumbuhan tulang kepala. Konsistensi makanan berpengaruh terhadap penggunaan sistem otot dan mempengaruhi morfologi kraniofasial. Salah satunya adalah hipermasticatory

(peningkatan pengunyahan) yang akan menyebabkan peninggian atap kranium.19 Penelitian ini mendapatkan rata-rata indeks sefalik pada etnik Melayu (85,44) yang hampir sama dengan rata-rata indeks sefalik yang didapatkan dari penelitian Ngeow dan Aljunid (2009) pada populasi di Kuala Lumpur, Malaysia yaitu (85,17).29 Pada penelitian Netty (2011) yang membandingkan indeks sefalik antara suku di Kota Medan mendapat nilai rata-rata indeks sefalik (83,41) bagi etnik Melayu, Batak Toba

(82,55), Karo (82,67), Jawa (84,48), Mandailing (81,18), Minang (81,48) dan Nias (86,28).17 Nilai rata-rata indeks sefalik bagi etnik Melayu dari penelitian Netty lebih tinggi dari penelitian ini karena sampel yang digunakan adalah etnik Melayu asli kota Medan, Indonesia tanpa mencantumkan keaslian etnik generasi sebelumnya sedangkan penelitian ini menggunakan etnik Melayu berasal dari Malaysia yang berada di Medan dengan 2 generasi etnik asli. Nilai rata-rata indeks sefalik dari penelitian ini juga hampir sama dengan nilai indeks sefalik didapatkan dari penelitian Sarah (2010) pada etnik Cina menggunakan populasi di Kota Medan yaitu (85,5).31 Ini menunjukkan etnik Cina di Kota Medan termasuk ras Mongloid dengan bentuk kepala hiperbrakhisefalik. Pada penelitian ini menunjukkan bentuk kepala etnik Melayu adalah antara brakhisefalik (44,4%) sampai dengan hiperbrakhisefalik (55,6%) (Tabel 9). Dari penelitian ini, bentuk kepala etnik Melayu sesuai dengan ciri-ciri pada ras Mongoloid yang mempunyai bentuk brakhisefalik yaitu bentuk kepala yang lebar dan pendek.

Pada penelitian ini mendapatkan rata-rata indeks sefalik pada etnik India adalah (81,45). Pada penelitian Ngeow dan Aljunid (2009) pada populasi di Kuala Lumpur, Malaysia, mendapatkan nilai rata-rata indeks sefalik etnik India adalah (82,15). Nilai rata-rata indeks sefalik yang didapatkan lebih tinggi mungkin karena dalam penelitian Ngeow dan Aljunid hanya mengendalikan satu generasi keturunan subjek merupakan etnik asli sedangkan penelitian ini mengendalikan dua generasi keturunan subjek merupakan etnik asli. Selain itu, penelitian Ngeow dan Aljunid juga menggunakan subjek yang berumur 18-25 tahun sedangkan penelitian ini menggunakan subjek berumur 20 tahun keatas.30 Menurut Donald, rata-rata pertumbuhan kepala berhenti pada umur 18-20 tahun.16 Pada penelitian ini subjek yang digunakan adalah umur maksimum pertumbuhan kepala berhenti, sedangkan kemungkinan pada penelitian lain yang menggunakan subjek berumur dibawah 20 tahun, subjek masih berada dalam fase pertumbuhan tulang kepala. Penelitian Anitha dkk. (2011) yang meneliti indeks sefalik etnik India pada populasi di India Utara mendapatkan nilai (79,72) menunjukkan bentuk kepala yang mesosefalik kearah brakhisefalik. Persentase bentuk kepala yang didapatkan adalah dolikosefalik (14%),

mesosefalik (42%), brakhisefalik (34%) dan hiperbrakhisefalik (11%) (Tabel 9). Penelitian Anitha et al. (2011) menunjukkan nilai indeks sefalik yang lebih rendah mungkin karena sampel penelitian Anitha et al. adalah penduduk asal India Utara di India sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah imigran India ke Malaysia tanpa mengetahui daerah asal nenek moyang subjek di negara asal.14 Anitha et al.

menggunakan subjek berumur 17-20 tahun, sedangkan penelitian ini menggunakan subjek berumur 20 tahun keatas. Penelitian oleh Jadav et al. (2011) yang meneliti indeks sefalik laki-laki pada beberapa populasi di daerah Gujarati, India menunjukkan nilai rata-rata indek sefalik (80,2). Penelitian ini mendapatkan nilai rata-rata indeks sefalik laki-laki etnik India (80,32). Nilai indeks sefalik dari penelitian Jadav HR et al. hampir sama dengan penelitian ini tetapi populasi subjek yang digunakan adalah berbeda dan Jadav et al. h mengendalikan kriteria inklusi 3 generasi keturunan subjek merupakan etnik asli.17 Penelitian yang dilakukan oleh Yagain et al. pada populasi di Manipal, India mendapatkan rata-rata indeks sefalik (79,4), dengan persentase bentuk kepala dolikosefalik (31%), mesosefalik (18%), brakhisefalik (33%), dan hiperbrakhisefalik (17%). Penelitian ini menunjukkan bentuk kepala etnik India antara mesosefalik (33,2%), brakhisefalik (52,8%) dan hiperbrakhisefalik (13,9%). Penelitian Yagain et al. mendapatkan rata-rata indeks sefalik yang lebih rendah dari penelitian ini mungkin disebabkan populasi yang diteliti adalah dari Manipal, India dan umur subjek yang diteliti dari 18-22 tahun.10

Penelitian indeks sefalik pada etnik India telah banyak dilakukan. Penelitian oleh Karte (1951) menemukan nilai rata-rata indeks sefalik 73,68 pada populasi Mahers. Penelitian oleh Bhargav (1960) mendapatkan nilai rata-rata indeks sefalik 76,98 pada populasi di Bhils. Penelitian oleh Bhargav et al. (1961) mendapatkan nilai rata-rata indeks sefalik 79,8 pada populasi di Barelas. Penelitian oleh Shah et al.

(2004) menemukan nilai rata-rata indeks sefalik 80,42 pada populasi di Gujarati.10,14 Dari nilai rata-rata indeks sefalik bagi etnik India menunjukkan peningkatan nilai rata-rata indeks sefalik dari kurun waktu. Ini menunjukkan terdapat kecenderungan terjadinya brakhisefalisasi yaitu perubahan dari bentuk mesosefalik ke brakhisefalik.10 Brakhisefalisasi dapat didefinisikan sebagai peningkatan lebar kepala

relatif terhadap panjang kepala, sehingga akibatnya bentuk kepala ketika dilihat dari arah vertikal tampak semakin membulat. Brakhisefalisasi diamati pertama kali oleh Weidenreich, dengan kesimpulannya bahwa brakhisefalisasi terjadi seiring dengan waktu pada pelbagai populasi di dunia.Penelitian pada etnik India telah menunjukkan adanya brakhisefalisasi dari tahun ke tahun dimana awalnya etnik India merupakan ras kaukasoid dengan bentuk kepala mesosefalik. Terjadinya brakhisefalisasi yang seiring dengan waktu menunjukkan bahwa brakhisefalisasi terjadi sebagai akibat dari pengaruh evolusi.32 Mengenai evolusi, Wolpoff (1999) mendefinisikannya sebagai transformasi genetis dari populasi melalui waktu, yang diciptakan oleh perubahan susunan genetis populasi dari generasi ke generasi. Jadi, variasi biologis seperti bentuk kepala adalah konsekuensi dari adanya proses evolusi, yang berkaitan dengan adaptasi terhadap lingkungan, mutasi dan seleksi.33

Seiring dengan waktu dalam proses evolusi, otak manusia mengalami perkembangan. Perkembangan yang dimaksud adalah perkembangan dalam fungsi, kemampuan dan juga ukuran. Konsep encephalisasi adalah konsep yang biasa digunakan untuk menggambarkan pembesaran ukuran otak. Evans et.al. (2004) meneliti encephalisasi dengan mengamati evolusi adaptif gen yaitu microcephalin dan ASPM (abnormal spindle-like microcephaly associated) yang mengontrol ukuran otak, berperan penting dalam pembesaran ukuran cerebral cortex dalam proses evolusi manusia. Cerebral cortex, yang berfungsi sebagai pusat berpikir, adalah bagian otak manusia yang berkembang paling pesat dalam proses evolusi. Ukuran otak yang semakin membesar karena encephalisasi dalam proses evolusi membuat neurokranium, sebagai “wadah” pembungkus otak, juga harus menyesuaikan diri dengan bentuk dan ukuran organ dalam yang dilindunginya. Selain bervariasi dalam ukuran (mengecil dan membesar), neurokranium juga mengalami perkembangan dalam bentuk, salah satunya karena terjadinya brakhisefalisasi.35,36

Selain evolusi, faktor yang mempengaruhi perubahan bentuk kepala adalah percampuran genetik. Melalui gelombang migrasi, terjadi gene flow. Gen dari luar wilayah masuk dan memperkaya variasi gen, membuatkan terjadinya perubahan komposisi gen dalam suatu gene pool.33 Ras yang murni sudah tidak terdapat lagi.1

Malaysia sangat kaya dengan kepelbagaian etnik.7 Percampuran genetik yang terlalu meluas sejak orang India memasuki Malaysia 2000 tahun yang lalu dan menyebabkan etnik yang benar-benar asli sangat jarang didapatkan.

5.2 Perbandingan nilai rata-rata lebar kepala, panjang kepala, indeks sefalik dan bentuk kepala antara laki-laki dan perempuan etnik Melayu dan India

Pada penelitian ini menunjukkan pada etnik Melayu, diperoleh rata-rata lebar kepala laki-laki (155,57mm), lebih besar daripada perempuan (152,51mm) dan menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05) (Tabel 10). Pada penelitian yang dilakukan oleh Ngeow dan Aljunid terhadap 100 orang etnik Melayu dari Malaysia juga menunjukkan pada etnik Melayu rata-rata lebar kepala laki-laki (155mm), lebih besar daripada perempuan (149,4mm).29 Penelitian ini menunjukkan rata-rata panjang kepala bagi etnik Melayu laki-laki (183,69mm), lebih besar dari perempuan (178,26mm) dan menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05) (Tabel 10). Pada penelitian Ngeow dan Aljunid menunjukkan rata-rata panjang kepala etnik Melayu laki-laki (184,1mm) juga lebih besar dari perempuan (173,4mm).29 Dari hasil kedua penelitian ini lebar dan panjang kepala bagi laki-laki lebih besar dari perempuan. Dari hasil pengukuran lebar dan panjang kepala, dihitung indeks sefalik. Penelitian ini menunjukkan rata-rata indeks sefalik etnik Melayu pada perempuan (85,57), lebih besar dari laki-laki (84,77) tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (Tabel 10). Ini menunjukkan walaupun nilai rata-rata lebar dan panjang kepala antara laki-laki dan perempuan berbeda, tetapi indeks sefalik antara keduanya tidak berbeda. Kedua indeks sefalik laki-laki dan perempuan etnik Melayu menunjukkan bentuk kepala brakhisefalik dan hiperbrakhisefalik dan termasuk dalam ciri ras Mongoloid. Penelitian oleh Netty juga menunjukkan rata-rata indeks sefalik etnik Melayu pada perempuan (84,19) lebih besar dari laki-laki (81,61).17 Penelitian ini menunjukkan persentase bentuk kepala etnik Melayu pada laki-laki adalah brakhisefalik (66,7%) dan hiperbrakhisefalik (33,3%) sedangkan perempuan lebih banyak bentuk

hiperbrakhisefalik (60%) dan brakhisefalik (40%) (Tabel 11). Ini menunjukkan bentuk kepala perempuan etnik Melayu lebih brakhisefalik berbanding laki-laki.

Penelitian ini menunjukkan pada etnik India, rata-rata lebar kepala laki-laki (149,87mm) lebih besar daripada perempuan (145mm) (Tabel 12). Pada penelitian yang dilakukan oleh Ngeow dan Aljunid juga menunjukkan rata-rata lebar kepala laki-laki (150,9mm) lebih besar daripada perempuan (142,8mm).30 Penelitian ini menunjukkan pada etnik India, rata-rata panjang kepala laki-laki (184mm) lebih besar daripada perempuan (177,7mm) (Tabel 12). Pada penelitian Ngeow dan Aljunid juga menunjukkan hasil rata-rata panjang kepala laki-laki (185,5mm), lebih besar dari perempuan (172,7mm).30

Penelitian ini menunjukkan pada etnik India, rata-rata indeks sefalik perempuan (81,7) lebih besar dari laki-laki (80,3) dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara keduanya (p>0,05) (Tabel 12). Penelitian Ngeow dan Aljunid terhadap 100 orang etnik India dari Malaysia menunjukkan hasil yang hampir sama yaitu rata-rata indeks sefalik perempuan (82,8), lebih besar dari laki-laki (81,5).30 Hasil penelitian Anitha et al. juga menunjukkan pada etnik India, rata-rata indeks sefalik perempuan (80,74), lebih besar dari laki-laki (79,14) dan tidak ada perbedaan antara keduanya.14 Kedua etnik Melayu dan etnik India menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) terhadap indeks sefalik antara laki-laki dan perempuan. Ini menunjukkan kedua laki-laki dan perempuan mempunyai bentuk kepala yang sama dan termasuk dalam golongan ras yang sama.

Penelitian ini menunjukkan persentase bentuk kepala etnik India pada laki-laki adalah mesosefalik (66,7%) dan brakhisefalik (33,3%) sedangkan perempuan lebih banyak bentuk brakhisefalik (60%), mesosefalik (33,3%) dan hiperbrakhisefalik (16,7%).(Tabel 13) Ini menunjukkan bentuk kepala perempuan etnik India lebih brakhisefalik berbanding laki-laki. Indeks sefalik dan bentuk kepala dapat digunakan dalam penentuan ras dalam proses identifikasi tetapi tidak signifikan dalam mengidentifikasi jenis kelamin.

Identifikasi jenis kelamin dari kranial dapat dilakukan dengan pengukuran dengan tingkat akurasi 80-90%. Antara karakter tulang pada kepala yang dapat

membedakan laki-laki dan perempuan adalah kapasitas kranial, dahi atau tulang frontal, tulang zygomaticus, mandibula, sudut gonion dan dagu atau gnation.4 Kepala dan wajah laki-laki secara umum lebih besar dari perempuan. Kapasitas kranial pada laki-laki juga 10% lebih besar dari perempuan. Dahi atau tulang frontal pada laki-laki lebih rata, sedangkan pada perempuan lebih membulat.3,4 Hanya struktur dan ukuran yang dapat membedakan laki-laki dan perempuan secara signifikan tetapi indeks sefalik dan bentuk kepala tidak dapat membedakan jenis kelamin secara signifikan.

BAB 6

Dokumen terkait