• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN HASIL PENELITIAN

4.1.2 Perbandingan Pengelolaan Banjir di Vietnam (Provins

A. Kota Hanoi

Mempunyai area seluas lebih dari 918 kilometer persegi, Hanoi terdiri atas dua tipe topografi yang berbeda: bagian delta dan Kawasan Tengah bagian Utara. Sebagian besar daerah delta terbentang di sepanjang kedua sisi Sungai Merah dan anak sungainya. Kawasan Tengah meliputi distrik Soc Son dan sebagian distrik Dong Anh, perluasan dari jajaran pegunungan Tam Dao yang terbentang ke arah Delta, yang berada 7–10 meter atau terkadang lebih dari ratusan meter di atas permukaan laut. Hanoi telah bergabung dengan Ha Tay dan sebagian Hoa Binh dan Vinh Phuc sejak 1 Agustus 2008. Oleh karena informasi resmi tentang

populasi, area, ketinggian rata-rata, dan lain-lain dari penggabungan Hanoi yang baru saja dilakukan belum tersedia, profil yang tersedia hanya mengenai bagian dalam Hanoi. Sejak Hari Kemerdekaan pada 1945, belum pernah terjadi kerusakan bendungan/tanggul yang menyebabkan banjir di Kota Hanoi. 1 Sistem bendungan belum pernah hancur karena bencana, bahkan selama tahun- tahun terjadinya banjir pada 1969, 1971, dan 1996. Penelitian menunjukkan bahwa dampak kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global bisa jadi merupakan bencana besar bagi Vietnam.

Kenaikan permukaan air laut setinggi 5 meter di Vietnam akan berdampak pada 16 persen area daratan, 35 persen populasi, dan 35 persen produk domestik bruto—PDB (gross domestic product—GDP). 2 Dampak terbesar yang akan dihadapi Vietnam adalah pada daerah Delta Sungai Merah dan Delta Mekong. Penelitian menggunakan peta satelit hamparan dunia dengan data yang dapat diperbandingkan untuk 84 negara-negara berkembang di sepanjang pesisir pantai untuk mengalkulasi beberapa tingkat perubahan rakyat, PDB, daerah perkotaan, dan pertanian di lima wilayah berkembang.

Vietnam mengalami iklim monsun tropis. Luas jangkauan dari garis lintang dan keanekaragaman khas relief topografi membuat kecenderungan iklim membedakan daerah yang satu dengan lainnya. Rata-rata kisaran suhu tahunan adalah 18–29°C, dan perbedaan yang dirasakan secara nyata adalah antara musim kemarau pada November sampai April dengan musim hujan yang hangat pada Mei sampai Oktober. Rata-rata kisaran curah hujan tahunan adalah 600 milimeter sampai 5.000 milimeter, 80–90 persen terkonsentrasi pada musim hujan. 3

Lokasi dan topografi Vietnam membuatnya menjadi salah satu negara di dunia yang rentan terhadap bencana, serangan angin topan, badai tropis, banjir, kekeringan, intrusi air laut, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Dari kesemuanya, yang paling merusak adalah angin topan, badai tropis, dan banjir.

Beberapa dekade ini, kerusakan akibat bencana alam meningkat secara drastis. Kecenderungan ini mungkin berlanjut seiring dengan perubahan iklim yang diperkirakan akan mengubah arus sistem badai dan alur pengendapan.

Data untuk profil kota ini sebagian besar didasarkan pada “The Science and Practice of Flood Disaster Management Urbanizing Monsoon Asia” oleh Nguyon Van Le, disiapkan dan dipresentasikan pada lokakarya regional di Chiang Mai, Thailand pada April 2007. Kenaikan permukaan air laut diperkirakan dari 30 sentimeter menjadi satu meter selama lebih dari seratus tahun mendatang, yang diperhitungkan akan menyebabkan kerugian nilai modal lebih dari US$17 miliar per tahun (80 persen dari PDB tahunan negara) bila tidak ada tindakan pencegahan yang dilakukan.

Proyeksi perubahan populasi dan perkembangan menyarankan bahwa, walaupun tidak ada perubahan iklim maupun permukaan air laut, jumlah orang yang menghadapi risiko diperkirakan meningkat sebesar 60 persen pada 2025, dan nilai modal dari PDB Vietnam saat ini sebesar US$720 juta akan mengalami risiko sepuluh kali lipat, atau 5 persen akibat banjir tahunan. 4 Peningkatan permukaan air laut hampir dipastikan terjadi dan meningkatkan risikonya lebih jauh. Kenaikan permukaan air laut diperkirakan dari 30 sentimeter menjadi satu meter selama lebih dari seratus tahun mendatang, yang diperhitungkan akan

menyebabkan kerugian nilai modal lebih dari US$17 miliar per tahun (80 persen dari PDB tahunan negara) bila tidak ada tindakan pencegahan yang dilakukan.

Peningkatan risiko tidak hanya terbatas pada daerah pantai saja; nyatanya, peningkatan permukaan sungai dan efek bendungan juga akan menyebabkan masalah serius pada daerah aliran sungai (DAS), dengan total daerah banjir tahunan seluas 40.000 km 2 .

Perubahan pada sistem pengendapan yang diperkirakan menurut skenario perubahan iklim akan semakin memperburuk masalah banjir. Kebanyakan model iklim mengindikasikan peningkatan pengendapan secara keseluruhan. Konsentrasi curah hujan tahunan Vietnam selama musim hujan yang singkat menyebabkan sistem sensitif terhadap peningkatan curah hujan. 7 Peningkatan curah hujan pada musim hujan yang basah diperkirakan sangat meningkatkan arus puncak dan mengurangi periode pengembalian dari 100 tahun menjadi 20 tahun. 8

B. Provinsi Nam Dinh

Provinsi Nam Dinh terletak di Kawasan Delta Sungai Merah, yang, seperti Kawasan Delta Mekong di bagian selatan negara, adalah daerah subur dan mempunyai produktivitas pertanian yang tinggi. Dataran rendahnya menyediakan kondisi ideal untuk pengembangan pertanian padi lahan basah. Produktivitas yang tinggi ini membuat Kawasan Delta Sungai Merah menjadi salah satu daerah yang paling padat penduduknya dan merupakan daerah pertanian yang paling kuat di pesisir pantai Vietnam. 9 Kedekatan Nam Dinh dengan ibu kota, Hanoi, menyebabkan jalur transportasi dan komunikasinya cukup baik.

Pusat Bahaya/Kerentanan Kota

Kesiapan dan Pencegahan Banjir di Hanoi Hanoi menghadapi beberapa risiko dan tantangan berikut dalam kesiapan dan pencegahan banjir:

1) Risiko banjir bandang di Sungai Merah bahkan lebih besar dibandingkan banjir bersejarah pada Hanoi, Vietnam 1971 (akibat perubahan iklim dan kerusakan hulu hutan);

2) Risiko peningkatan ketinggian air, ditunjukkan oleh kapasitas keluarnya air yang sama selama tahun-tahun sebelumnya, telah mengalami peningkatan. Selain itu, kondisi palung sungai dan banyaknya konstruksi jembatan menyebabkan berkurangnya zona pembangunan perumahan (melebihi tinggi bendungan bagian dalam);

3) Peningkatan situasi negatif yang tahan dengan tingkat banjir yang dikombinasikan dengan badai besar dan hujan lebat di Delta bagian Utara selama periode pasang naik (akibat perubahan iklim global);

4) Kesulitan yang mungkin diakibatkan oleh pelaksanaan pengaturan banjir: percepatan relokasi 10.000 orang dari daerah banjir (diperparah oleh ketidakinginan mereka untuk meninggalkan rumahnya) dan risiko terganggunya konstruksi tahan banjir yang penting selama masa tanggap darurat;

5) Jebolnya bendungan mungkin terjadi pada hulu waduk saat banjir besar, (akibat dari perubahan iklim yang disertai hujan lebat pada sebagian besar daerah di Lembah Sungai Merah);

6) Manajemen zona pengalihan banjir sudah cukup menantang. Proses urbanisasi meningkat sangat cepat. Pertumbuhan penduduk yang sangat

tinggi (akibat peningkatan migrasi untuk mencari pekerjaan dari daerah pedesaan ke kota) telah memberikan tekanan lebih pada manajemen bendungan; serta

7) Adanya batasan-batasan pada peramalan/prakiraan jangka pendek dan jangka panjang terjadinya hujan, banjir, dan badai. Kebanjiran di Kota Hanoi Kebanjiran adalah ancaman bagi Hanoi yang disebabkan beberapa hal berikut:

8) Tua dan rendahnya kapasitas saluran irigasi bawah tanah sehingga tidak mampu mengalirkan air ketika curah hujan lebih dari 100 milimeter per jam; 9) Banyaknya kolam dan dataran rendah yang telah digantikan dengan

konstruksi dan bangunan, yang mengarah pada pengurangan kapasitas restorasi air, dan

10) Ledakan urbanisasi telah menyebabkan pembuangan sampah padat menjadi tidak efisien, sehingga menyebabkan banjir dan stagnasi air tanah.

Pertahanan Banjir Provinsi Nam Dinh Kawasan Delta Sungai Merah, khususnya Provinsi Nam Dinh, saat ini dipengaruhi oleh perubahan yang besar dan cepat pada tingkat air banjir. Banjir menjadi peristiwa tahunan, sebagian dikarenakan oleh tingginya permukaan sungai saat musim penghujan yang membuat Kawasan Delta banjir dalam, sebagian lagi dikarenakan banjir pasang di daerah pantai, yang membawa banjir air laut di tempat dangkal menuju ke daerah pantai yang lebih rendah.

Provinsi Nam Dinh saat ini dilindungi oleh suatu sistem bendungan dan waduk yang telah dibangun dan ditambahkan selama lebih dari 1.000 tahun oleh

memungkinkan penduduk setempat untuk menanam padi sebagai mata pencaharian. Provinsi Nam Dinh saat ini dilindungi oleh suatu sistem bendungan dan waduk yang telah dibangun dan ditambahkan selama lebih dari 1.000 tahun oleh penduduk setempat.

Manajemen risiko bencana dilaksanakan di tingkat lokal di Provinsi Nam Dinh. Di Vietnam telah ditetapkan struktur vertikal sebagai batas pemisahan tanggung jawab dan peran negara. Masing-masing provinsi dan distrik tambahan bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan nasional. Fokus utama peraturan tersebut adalah pencegahan risiko bencana alam yang sudah teridentifikasi. Di Nam Dinh, risiko utama bencana yang terjadi berulang adalah angin topan.

Langkah Adaptasi: Meningkatkan Daya Tahan terhadap Dampak Perubahan Iklim

Hanoi melaksanakan kegiatan adaptasi berikut:

1. Memperbarui secara aktif standar kesiapan dan pencegahan banjir untuk pembangunan yang berkelanjutan. Tingkat peluang pencegahan banjir saat ini adalah 0,8 persen, tetapi targetnya adalah 0,4 persen, kemudian 0,2 persen di masa mendatang;

2. Memperkuat sistem bendungan untuk melindungi pinggiran Sungai Merah (proyek Bank Pembangunan Asia);

3. Memantau, menginvestigasi, dan merespons dengan saksama bendungan darurat melalui penguatan kelembagaan:

4. Peraturan Manajemen Bendungan direvisi dan diperbarui menjadi Peraturan Lokal Manajemen Bendungan pada tahun 1989, direvisi

kembali tahun 2000, dan sekarang diubah menjadi Undang-Undang Manajemen Bendungan pada 2006;

5. Peraturan Lokal untuk Pengendalian Banjir dan Badai pada tahun 1990 dan 2000 (revisi) telah dikembangkan menjadi Peraturan Lokal untuk Keadaan Darurat pada 2000;

6. Jaringan Komite untuk Pengendalian Banjir dan Badai akan diperkuat pada semua tingkatan;

7. Standar efisiensi dan komunikasi Tim Manajemen Bendungan diperbaiki, termasuk (a) organisasi dan pengembangan satuan tugas (satgas) pertahanan bendungan, (b) satgas perintis lokal untuk perlindungan bendungan, dan (c) satgas pencarian dan penyelamatan di ketentaraan;

8. Dana cadangan untuk banjir dan badai yang dikumpulkan oleh masyarakat setempat; serta

9. Dana cadangan nasional dan pendapatan lain-lain.

10.Daerah aliran sungai (DAS) yang bersih dan aliran sungai yang lancar untuk memastikan pemecahan arus banjir di Sungai Merah, termasuk peninggian jembatan-jembatan yang rusak, penurunan kemiringan bendungan bagian dalam, relokasi rumah-rumah dan konstruksi dari area banjir, dan pengerukan endapan sungai di muara;

11.Membangun penampungan hulu air untuk mengontrol tekanan banjir di Hanoi;

12.Memperkuat pengalihan banjir dan konstruksi (mengikuti rancangan prosedur) untuk melindungi Hanoi dari keadaan gawat akibat banjir.

Persoalan rinci kebijakan sosio-ekonomi untuk pengalihan banjir dan proses pengendalian guna memastikan keadilan sosial;

13.Menanam dan melindungi lahan hutan (misalnya, program penanaman 5 juta hektar lahan hutan dengan target penutupan lahan hutan lebih dari 40 persen pada 2010); dan

14.Menerapkan inisiatif “kanalisasi” pada bagian tertentu Sungai Merah yang mengalir di wilayah Hanoi. Setelah adanya lokakarya internasional tentang mitigasi banjir, kesiapsiagaan keadaan darurat, dan manajemen bencana banjir di Hanoi pada 1992, Strategi dan Rencana Aksi Nasional Pertama untuk Mitigasi Bencana dikembangkan dan disetujui pada 1994 (diperbarui pada 1995).

Rencana tersebut ditujukan pada bencana penting yang berhubungan dengan air di Vietnam, yaitu banjir sungai; banjir akibat air laut; kenaikan aliran permukaan (runoff); erosi dan pengendapan lumpur pada daerah aliran sungai; ketidakstabilan tingkat kemiringan, banjir lumpur, dan tanah longsor; hujan lebat yang disertai angin kencang; kegagalan struktur penahan air; dan intrusi air laut menjadi air tanah. Rencana ini mempunyai tiga tujuan utama: peramalan dan peringatan, kesiapsiagaan menghadapi bencana dan mitigasi, dan pertolongan darurat.

Hanoi,

Unit Manajemen Bencana telah mengembangkan Strategi dan Rencana Aksi Nasional Kedua untuk Mitigasi dan Manajemen Bencana untuk periode

2001–2020. Rencana ini menunjukkan semua tahap utama siklus bencana dan mempunyai 10 prinsip dasar sebagai berikut:

1. Perencanaan bencana akan didasarkan pada penilaian identifikasi ancaman ganda dan risiko yang akan muncul serta pada jenis-jenis bencana dan tingkat risiko di beberapa wilayah dalam satu negara.

2. Kesiapan dan peramalan bencana merupakan metode yang dipilih untuk mitigasi bencana.

3. Kesiapan dan mitigasi bencana merupakan tugas setiap wilayah di seluruh negeri.

4. Langkah-langkah untuk memastikan manfaat jangka panjang mitigasi bencana untuk seluruh masyarakat dijadikan sebagai prioritas tertinggi. 5. Langkah-langkah untuk mengurangi risiko bencana tertentu harus selaras

dengan pengurangan risiko untuk jenis bencana lain.

6. Seluruh langkah harus dipertimbangkan dengan matang, baik untuk kepraktisan maupun teknologi, dan langkah-langkah ini harus realistis dengan kondisi pembangunan Vietnam saat ini dan masa mendatang.

7. Pengurangan risiko bencana harus selaras dengan mekanisme tradisional penanggulangan bencana yang dilakukan oleh penduduk setempat dan harus mendukung pemberantasan kemiskinan.

8. Langkah-langkah untuk kesiapan bencana dan mitigasi harus konsisten dengan tingkat perkembangan ekonomi pada masing-masing wilayah lokal, sesuai dengan perkembangan ekonomi umum yang diharapkan pada suatu negara.

9. Langkah-langkah untuk mitigasi bencana harus selaras dengan langkah- langkah untuk melindungi lingkungan, melindungi pemerataan pembangunan, kesinambungan sumber daya alam, dan pelestarian warisan budaya.

10.Kerja sama dan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat umum harus dipertahankan menggunakan pendekatan bottom-up (bawah-ke-atas) yang dimulai dari tingkat masyarakat paling bawah (grassroot). Demikian juga dengan kerja sama dan koordinasi tentang bantuan eksternal harus diperkuat dan ditingkatkan secara agresif. Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan (MoNRE) menyusun Program Target Nasional Vietnam untuk Perubahan Iklim, yang berlaku efektif pada akhir 2008.

Provinsi Nam Dinh

Berikut adalah langkah-langkah manajemen risiko bencana yang telah diidentifikasi dari Nam Dinh menurut draf Strategi dan Rencana Aksi Nasional Kedua, walaupun beberapa belum diterapkan dan/atau dipatuhi:

1. Menanam dan melindungi area hulu air hutan yang sudah ada untuk mengurangi arus banjir;

2. Membangun penampungan air skala besar dan menengah pada sungai besar untuk menahan banjir;

3. Memperkuat sistem bendungan untuk menahan tingkat banjir; 4. Mambangun struktur pengalihan banjir;

6. Memperkuat manajemen bendungan dan usaha perlindungan untuk memastikan keamanan sistem bendungan;

7. Membangun jalur luapan air di sepanjang bendungan untuk kolam penyimpanan air hujan; dan

8. Merancang dan menggunakan kolam penampungan air hujan untuk mengurangi jumlah aliran air. Langkah-langkah nonstruktural yang telah diidentifikasi mencakup:

9. Model untuk peramalan banjir sungai perlu dikembangkan untuk memberikan peringatan dan dapat menyediakan langkah-langkah respons yang cepat dan efektif;

10.Komite Bencana Alam Nasional dan organisasi-organisasi untuk pengendalian banjir dan badai dari pemerintah pusat sampai daerah harus diperkuat untuk memobilisasi mitigasi serta manajeman banjir dan badai di semua tingkatan;

11.Dokumen resmi—seperti Peraturan tentang Peringatan Banjir dan Badai; Peraturan Lokal tentang Pencegahan Banjir dan Badai; Peraturan Lokal tentang Bendungan; dan peraturan pemerintah tentang konstruksi bendungan, pelepasan banjir, pencegahan banjir, pertolongan terhadap bencana, aktivitas lembaga pencegahan banjir dan badai, serta pengukuran dan penilaian kerusakan—telah disiapkan serta perlu ditinjau dan diperkuat secara berkelanjutan;

12.Kepedulian masyarakat akan bencana harus ditingkatkan melalui pendidikan, pelatihan, lokakarya, dan edaran bulletin tentang bencana;

13.Rencana penyesuaian terhadap semua kemungkinan situasi bencana harus disiapkan, termasuk pengukuran untuk bencana tertentu, sehingga kerusakan dan kerugian dapat dimitigasi;

14.Pergantian musim tanam harus dipelajari sebagai langkah untuk memitigasi kerusakan pada produksi pertanian;

15.Rencana utama harus dikembangkan untuk memitigasi ancaman, untuk mengenalkan masyarakat setempat, dan untuk mengevakuasi penduduk di mana tidak mempunyai kemampuan untuk membatasi dampak bencana yang sering muncul; dan

16.Dari setiap bencana, pelajaran dan pengalaman harus dikumpulkan untuk dijadikan pedoman di masa mendatang.

Dokumen terkait