• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skor Persentase % Skor Persengtase % Siklus I 73 67,59% 79 73,15% 152 70,37% Siklus II 92 85,15% 108 100% 200 92,59%

Dari tabel 4.8 dapat dilihat adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu pada siklus I jumlah skor yang diperoleh adalah 152 dengan persentase 70,37% sedangkan pada siklus II jumlah skor yang diperoleh mengalami peningkatan yaitu 200 dengan persentase 92,59%

Berdasarkan tabel 4.8 disajikan diagram batang perbandingan persentase hasil observasi KBM/keterlibatan siswa siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8

Diagram Batang Perbandingan Persentase Hasil Observasi KBM/keterlibatan Siswa

Siklus I dan Siklus II 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% Siklus I Siklus II 70.37% 92.59%

Perbandingan Siklus I dan

Siklus II

Siklus I

Dari gambar 4.8 tentang diagram batang perbandingan persentase hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada siklus I dan II dapat dilihat bahwa persentase hasil observasi KBM/keterlibatan siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I mendapat total skor 152 dan pada siklus II meningkat menjadi 200. Hal ini membuktikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan keterlibatan siswa

4.5Pembahasan

Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat diketahui peningkatan dari motivasi dan hasil belajar, hasil observasi KBM guru, dan hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada pra siklus atau sebelum dilakukan tindakan, siklus I dan siklus II setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Rincian dari hasil peningkatan pada pra siklus, siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :

a. Pra siklus

Pada pra siklus atau pada saat belum dilakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning motivasi dan hasil belajar siswa rendah. Rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor dari siswa itu sendiri dan faktor dari guru. Faktor yang berasal dari siswa adalah mereka kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi saat pembelajaran dan pembelajaran yang dilakukan membosankan. Sedangkan faktor yang berasal dari guru adalah guru masih menggunakan banyak ceramah dalam kegiatan pembelajarannya. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa rendah, terlihat dari 21 siswa dalam satu kelas hanya 11 siswa yang memperoleh nilai tuntas ≥ 70 dengan persentase 51,38% sedangkan sisanya sebanyak 10 siswa dengan persentase 47,62% memperoleh nilai tidak tuntas < 70.

b. Siklus I

Pada siklus I setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning motivasi dan hasil belajar siswa mengalami

peningkatan. Dari data pada siklus 1 terdapat 4 siswa motivasi rendah, 11 siswa motivasi sedang dan 6 siswa motivasi tinggi. Lalu siswa yang mendapatkan nilai tuntas ≥ 70 adalah sebanyak 15 siswa dengan persentase 71,43% sedangkan yang memperoleh nilai tidak tuntas < 70 adalah sebanyak 6 anak dengan persentase 28,57%.

Pada pelaksanaan siklus I ini peneliti melakukan pengamatan tentang KBM yang dilakukan oleh guru dan siswa selama menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Hasil dari pengamatan siklus I tentang guru dan siswa adalah mereka telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Discovery Learning namun masih ada beberapa kekurangan atau beberapa tindakan yang tidak dilakukan. Seperti guru belum menyampaikkan tujuan pembelajaran dan tidak memberikan penghargaan berupa tepuk tangan kepada setiap kelompok atas kinerja kelompok yang telah dilakukan, sehingga hal itu berpengaruh pada hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada siklus I. Adapun skor hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada siklus I adalah 152 dengan persentase 70,37%

b. Siklus II

Pada siklus II sebagai hasil perbaikan dan pemantapan dari siklus I. Motivasi dan hasil belajar siswa dalam menggunakan model pembelajaran Discovery Learning menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat dari hasil motivasi siswa pada siklus II ini yang memperoleh motivasi rendah 0 siswa, motivasi sedang 5 siswa dan motivasi tinggi 16 siswa sedangkan Hasil belajar siswa yang memperoleh nilai tuntas ≥ 70, dari 21 siswa dalam satu kelas yang memperoleh nilai tuntas adalah 21 siswa dengan persentase 100% artinya seluruh siswa dalam satu kelas telah mencapai nilai KKM (70).

Pada pelaksanaan siklus II ini peneliti melakukan pengamatan tentang KBM yang dilakukan oleh guru dan siswa selama menggunakan model pembelajaran Discovery Learning siswa. Hasil dari pengamatan siklus II tentang guru dan siswa adalah mereka telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran Discovery Learning siswa. Kekurangan pada siklus I telah

diperbaiki pada siklus II ini. Skor hasil observasi KBM/keterlibatan siswa pada siklus II meningkat menjadi 200 dengan persentase 92,59%

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa ini karena model pembelajaran Discovery Learning dapat memberikan kenyamanan dan kepercayaan kepada diri sendiri, pengembangan intelektual, serta pembangkit motivasi. Dalam aplikasinya, strategi ini mempunyai daya dan gerakan yang sangat kuat, guna membangkitkan motivasi anak didik. Hal ini diakui, karena Discovery Learning merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada kecerdasan intelektual dan mental, guna menumbuhkan semangat yang tenggelam dalam jiwa anak didik ( Mohammad Takdir Ilahi, 2012 : 77-78).

Penelitian ini relevan atau sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maftuhadi (2009) yang berjudul Penerapan metode discovery untuk meningkatkan hasil belajar IPA Siswa kelas V SDN Oro-Oro Ombo kulon I

Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan tahun ajaran 2008/2009” menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Oro-oro Ombo Kulon I. Hal ini dilihat dari rata-rata hasil pre tes siswa sebelum dilaksanakan tindakan hanya 44, setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I rata-rata nilai hasil belajar IPA siswa menjadi 71 dan pada siklus II meningkat menjadi 80,5. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 60% pada siklus I meningkat menjadi 85% pada siklus II. Penerapan metode discovery dalam proses pembelajaran juga berdampak positif terhadap aktifitas belajar siswa. Rata-rata skor aktifitas siswa pada siklus I adalah 64,9 sedang rata-rata skor aktifitas siswa pada silus II adalah 77,5. Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Oro-oro Ombo Kulon I Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruanpada siklus I motivasi belajar siswa sebesar 47% dengan kategori kurang dan mengalami peningkatkan menjadi sebesar 96% dengan kategori baik pada siklus II. Sedangkan pada prestasi belajar juga mengalami peningkatkan, sebelum diberikan tindakan skor rata-rata hasil belajar sebesar 51,87% dengan ketuntasan belajar 74,56% pada

siklus II meningkat lagi dengan skor rata-rata 81,28% dengan ketuntasan belajar sebesar 93,53%.

Penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti, Retno Dwi (2010) yang berjudul “Penerapan model discovery pada mata pelajaran IPA untuk meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Oro-Oro Dowo Kecamatan Klojen kota Malang Tahun Ajaran

2009/2010” menyimpulkan bahwa penerapan model Discovery pada

pembelajaran IPS telah berhasil meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Oro-Oro Dowo. Hal ini dilihat dari perolehan observasi tentang motivasi dan aktivitas siswa serta rata-rata postes yang terus meningkat. Berdasarkan hasil observasi, motivasi siswa mengalami peningkatan pada siklus II. Begitu juga dengan aktivitas siswa, yang paling tampak yaitu sebagian besar siswa sudah berani bertanya/menjawab serta melaporkan hasil diskusi. Hasil belajar siswa terus meningkat mulai dari rata-rata sebelumnya (63,55) mengalami peningkatan pada siklus I dengan rata-rata kelas sebesar (74,48) dan prosentase ketuntasan belajar kelasnya yaitu (55,17%) meningkat pada siklus II dengan rata-rata kelasnya sebesar (83,21) dan prosentase ketuntasan belajar kelasnya sebesar (82,76%).

Dokumen terkait