• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.5. Kelayakan Ekonomi

5.5.2. Perbandingan Usaha Kerapu dengan 4 Lobang KJA

Berdasarkan informasi dari beberapa narasumber sebagai praktisi budidaya kerapu bahwa 1 unit KJA yang terdiri dari 4 lobang keramba dapat menjadi alternatif usaha bagi 1 kepala keluarga. Proyeksi perhitungan ekonomi dilakukan terhadap jenis ikan kerapu sunuk, kerapu macan dan kerapu tikus (Tabel 18). Analisis kelayakan usaha budidaya kerapu ini penting bagi pihak investor atau yang berkepentingan agar dapat mempertimbangkan dan memilih jenis ikan kerapu apa yang akan dibudidayakan berdasarkan jumlah modal yang dimiliki untuk investasi dalam bidang perikanan.

Mengacu pada Tabel 18, berdasarkan perhitungan revenue cost ratio (R/C) dari ketiga spesies ikan kerapu maka budidaya kerapu tikus menunjukan peringkat tertinggi dengan nilai R/C sebesar 1,28 disusul dengan kerapu macan sebesar 1,20 dan kerapu sunuk sebesar 1,10. Nilai R/C untuk semua spesies ikan kerapu menunjukan lebih dari 1 sehingga usaha layak untuk dilaksanakan. Jika dilakukan pemilihan usaha dari ketiga spesies di atas maka pilihan utama yaitu pada budidaya ikan kerapu dengan nilai R/C paling besar, di mana semakin besar nilai R/C maka keuntungan usaha akan semakin besar.

Berdasarkan perhitungan payback period (PP) dari ketiga spesies ikan kerapu maka budidaya kerapu tikus menunjukan peringkat PP tertinggi sebesar 2,86 tahun atau 2 tahun 10 bulan dan 10 hari, disusul dengan PP kerapu sunuk sebesar 2,95 tahun atau 2 tahun 11 bulan dan 12 hari, dan PP kerapu macan sebesar 3,11 tahun atau 3 tahun 1 bulan dan 10 hari. Semakin pendek waktu pengembalian modal usaha maka semakin prioritas untuk dipilih dan dilaksanakan usaha budidaya ikan kerapu tersebut, disini terlihat bahwa PP untuk semua spesies ikan kerapu tidak melebihi masa hidup usaha budidaya kerapu tersebut. Jika melihat pada periode waktu untuk pengembalian modal maka urutan prioritas usaha budidaya kerapu adalah kerapu tikus, kerapu sunuk, dan kerapu macan.

BEP produksi untuk ketiga spesies ikan kerapu, pada tahun ke satu berbeda dengan tahun lainnya karena saat membangun konstruksi KJA membutuhkan waktu 1 bulan dari 1 tahun produksi atau di tahun pertama hanya efektif 11 bulan untuk berproduksi. BEP penjualan ketiga spesies ini adalah sebagai berikut : 1) Penjualan ikan kerapu sunuk pada tahun pertama akan mencapai BEP (tidak

mengalami untung dan tidak rugi) jika batas produksi minimal sebesar 963 kg. Artinya jika produksi ikan kerapu sunuk pada tahun pertama di bawah 963 kg maka usaha akan mengalami kerugian. Penjualan ikan kerapu sunuk pada tahun kedua sampai dengan tahun kelima akan mencapai BEP (tidak mengalami untung dan tidak rugi) jika batas produksi minimal sebesar 1.050 kg/tahun. Artinya jika produksi ikan kerapu sunuk pada tahun kedua sampai dengan tahun kelima di bawah 1.050 kg/tahun maka usaha akan mengalami kerugian. Berdasarkan perhitungan cash flow 4 lobang keramba, penjualan ikan kerapu sunuk pada tahun pertama sebesar 1.056 kg dan pada tahun kedua

sampai dengan tahun kelima sebesar 1.152 kg/tahun (Lampiran 15).

2) Penjualan ikan kerapu macan pada tahun pertama akan mencapai BEP (tidak mengalami untung dan tidak rugi) jika batas produksi minimal sebesar 971 kg. Artinya jika produksi ikan kerapu macan pada tahun pertama di bawah 971 kg maka usaha akan mengalami kerugian. Penjualan ikan kerapu macan pada tahun kedua sampai dengan tahun kelima akan mencapai BEP (tidak mengalami untung dan tidak rugi) jika batas produksi minimal sebesar 1.060 kg/tahun. Artinya jika produksi ikan kerapu macan pada tahun kedua sampai dengan tahun kelima di bawah 1.060 kg/tahun maka usaha akan mengalami kerugian. Berdasarkan perhitungan cash flow 4 lobang keramba, penjualan ikan kerapu macan pada tahun pertama sebesar 1.170,4 kg dan pada tahun kedua sampai dengan tahun kelima sebesar 1.276,8 kg/tahun (Lampiran 17). 3) Penjualan ikan kerapu tikus pada tahun pertama akan mencapai BEP (tidak

mengalami untung dan tidak rugi) jika batas produksi minimal sebesar 247 kg. Artinya jika produksi ikan kerapu tikus pada tahun pertama di bawah 247 kg maka usaha akan mengalami kerugian. Penjualan ikan kerapu tikus pada tahun kedua sampai dengan tahun kelima akan mencapai BEP (tidak mengalami untung dan tidak rugi) jika batas produksi minimal sebesar 270 kg/tahun. Artinya jika produksi ikan kerapu tikus pada tahun kedua sampai dengan tahun kelima di bawah 270 kg/tahun maka usaha akan mengalami kerugian. Berdasarkan perhitungan cash flow 4 lobang keramba, penjualan ikan kerapu tikus pada tahun pertama sebesar 316,8 kg dan pada tahun kedua sampai dengan tahun kelima sebesar 345,6 kg/tahun (Lampiran 19).

BEP harga untuk ketiga spesies ikan kerapu adalah berbeda-beda, tetapi harga dari tahun pertama sampai dengan tahun kelima untuk masing-masing spesies ikan kerapu adalah sama yaitu dengan rincian sebagai berikut :

1) Penjualan ikan kerapu sunuk pada tahun pertama sampai dengan tahun kelima akan mencapai BEP (tidak mengalami untung dan tidak rugi) jika batas harga minimal sebesar Rp 164.123,00/kg. Artinya jika harga ikan kerapu sunuk pada tahun pertama sampai dengan tahun kelima di bawah Rp 164.123,00/kg maka usaha akan mengalami kerugian. Berdasarkan perhitungan cash flow 4

lobang keramba, penjualan ikan kerapu sunuk pada tahun pertama sampai dengan tahun kelima dengan harga sebesar Rp 180.000,00/kg (Lampiran 15). 2) Penjualan ikan kerapu macan pada tahun pertama sampai dengan tahun

kelima akan mencapai BEP (tidak mengalami untung dan tidak rugi) jika batas harga minimal sebesar Rp 66.402,00/kg. Artinya jika harga ikan kerapu macan pada tahun pertama sampai dengan tahun kelima di bawah Rp 66.402,00/kg maka usaha akan mengalami kerugian. Berdasarkan perhitungan cash flow 4 lobang keramba, penjualan ikan kerapu macan pada tahun pertama sampai dengan tahun kelima dengan harga sebesar Rp 80.000,00/kg (Lampiran 17).

3) Penjualan ikan kerapu tikus pada tahun pertama sampai dengan tahun kelima akan mencapai BEP (tidak mengalami untung dan tidak rugi) jika batas harga minimal sebesar Rp 195.255,00/kg. Artinya jika harga ikan kerapu tikus pada tahun pertama sampai dengan tahun kelima di bawah Rp 195.255,00/kg maka usaha akan mengalami kerugian. Berdasarkan perhitungan cash flow 4 lobang keramba, penjualan ikan kerapu tikus pada tahun pertama sampai dengan tahun kelima dengan harga sebesar Rp 250.000,00/kg (Lampiran 19).

Berdasarkan perhitungan NPV (Tabel 16) untuk ketiga spesies ikan kerapu maka budidaya kerapu tikus sangat menjanjikan yaitu memberikan nilai NPV sebesar Rp 19.919.628,00 jika dibandingkan dengan kerapu sunuk sebesar Rp 17.695.494,00 dan kerapu macan sebesar Rp 14.417.809,00. Nilai NPV untuk ketiga spesies ikan kerapu adalah lebih dari nol sehingga dapat dinyatakan layak untuk dilaksanakan budidaya. Jika dilakukan pemilihan terhadap ketiga spesies ikan kerapu tersebut maka prioritas paling utama adalah pada spesies dengan nilai NPV paling besar yaitu dengan urutan ikan kerapu tikus, kerapu sunuk, dan kerapu macan.

Berdasarkan perhitungan Net B/C untuk ketiga spesies ikan kerapu maka budidaya ikan kerapu tikus menunjukan peringkat tertinggi sebesar 1,63 disusul dengan kerapu sunuk sebesar 1,55 dan kerapu macan sebesar 1,44. Semakin besar nilai Net B/C maka rencana usaha semakin menguntungkan, dimana nilai Net B/C lebih dari 1 maka dinyatakan layak. Nilai Net B/C di atas mengandung arti bahwa saldo arus kas untuk budidaya kerapu tikus selama masa hidup usaha (5 tahun)

lebih besar dari nilai investasinya yaitu sebesar 63%, saldo arus kas untuk budidaya kerapu sunuk selama masa hidup usaha (5 tahun) lebih besar dari nilai investasinya yaitu sebesar 55%, dan saldo arus kas untuk budidaya kerapu macan selama masa hidup usaha (5 tahun) lebih besar dari nilai investasinya yaitu sebesar 44%.

Nilai IRR secara berturut-turut mulai dari yang paling besar yaitu IRR pada ikan kerapu tikus, kerapu sunuk, dan kerapu macan sebesar 39,68%, 36,39% dan 31,66% dengan nilai discount rate sebesar 12%. Nilai IRR yang diperoleh dari ketiga spesies ikan kerapu ini nilainya di atas nilai discount rate artinya ketiga budidaya ikan kerapu sistem KJA ini layak dilaksanakan. Jika dilakukan perhitungan arus kas terminal beserta sisa aset pada akhir tahun kelima maka akan diperoleh nilai untuk budidaya kerapu sunuk sebesar Rp 60.175.833,00, budidaya kerapu macan sebesar Rp 55.611.077,00, dan budidaya kerapu tikus sebesar Rp 63.273.333,00.

Berdasarkan evaluasi analisis ekonomi 4 lobang keramba terhadap ketiga spesies ikan kerapu sistem KJA maka faktor yang paling menentukan adalah perbedaan harga bibit, survival rate, rasio konsumsi pakan (FCR), masa panen, dan harga pokok penjualan. Berdasarkan analisis ekonomi dengan kriteria penilaian investasi seperti R/C, PP, BEP, NPV, Net B/C, dan IRR maka budidaya kerapu sunuk, kerapu macan, dan kerapu tikus sistem KJA adalah layak direkomendasikan.

Dokumen terkait