• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.2 Pembiayaan

2.2.8 Perbedaan Lembaga Pembiayaan dengan Lembaga Perbankan

Di atas telah dijelaskan bahwa lembaga keuangan Indonesia merupakan suatu sistem. Sebagai suatu sistem dari lembaga keuangan sudah tentu ada di antara subsistem yang satu dengan subsistem yang lainnya. Lembaga pembiayaan sebagai subsistem dari lembaga keuangan bersama-sama dengan lembaga perbankan mempunyai kesamaan satu sama lain. Hal ini disebabkan oleh kedua lembaga tersebut sama-sama bergerak di bidang keuangan yang berada di bawah satu sistem lembaga keuangan.

Meskipun antara lembaga pembiayaan dan lembaga perbankan sama-sama sebagai lembaga keuangan dan ada satu hal yang membedakan antara, antara lain sebagai berikut :

a. Dilihat dari kegiatannya, pembiayaan yang difokuskan pada salah satu kegiatan keuangan saja. Misalnya perusahaan modal ventura mengalirkan dana dalam bentuk modal penyertaan pada pasangan usaha, perusahaan sewa guna usaha mengalirkan dana dalam bentuk barang kepada perusahaan penyewa, pegadaian menyalurkan dananya dalam bentuk pinjaman jangka pendek dengan jaminan benda bergerak. Lembaga perbankan perbankan merupakan lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan mengalirkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman, serta

melaksanakan kegiatan di bidang jasa keuangan lainnya.

b. Dilihat dari cara menghimpun dana, pembiayaan tidak dapat langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka. Lembaga perbankan dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito berjangka.

c. Dilihat dari aspek jaminan, lembaga pembiayaan dalam pembiayaan tidak pembiayaan aspek jaminan (non collateral basis) karena unit yang dibiayai merupakan objek pembiayaan. Lembaga perbankan dalam memberikan kredit lebih berorientasi pada jaminan (collateral basis).

d. Dilihat dari kemampuan menciptakan uang giral, pembiayaan tidak dapat menciptakan uang giral. Adapun lembaga perbankan, yaitu Bank Umum dapat menciptakan uang giral yang dapat mempengaruhi jumlah uang yang masuk masyarakat. Dari simpanan masyarakat berupa giro, di samping dapat digunakan sebagai alat pembayaran dalam suatu transaksi dengan menggunakan cek atau bilyet giro, bagi Bank Umum giro juga dapat dipergunakan untuk menciptakan uang giral.

e. Dilihat dari pengaturan, perizinan, pembinaan, dan pengawasannya, dalam lembaga pembiayaan dilakukan oleh Departemen Keuangan. Adapun lembaga perbankan dengan diundangkannya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, maka berwenang dalam hal pengaturan dan perizinan yang berada pada Bank Indonesia. Selanjutnya diundangkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, maka fungsi pengawasan perbankan yang berada dalam kewenangan Bank Indonesia akan dialihkan kepada suatu lembaga khusus untuk itu, yaitu Lembaga Pengawas Jasa Keuangan.

PT Permodalan Nasional Madani

Penerapan Manajemen Resiko 2.3 Kerangka Berpikir

Menurut Hermawan dan Yusran (2017:36), kerangka berpikir merupakan landasan dari keseluruhan proses penelitian. Kerangka pemikiran yang baik dan benar akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang diteliti.

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

Sumber : Olah Data Penulis : 2021

Berdasarkan skema diatas dapat dilihat bahwa dalam memberikan pembiayaan sangat diperlukan pemeriksaan ataupun analisis secara mendalam mengenai nasabah yang akan diberikan pembiayaan. Adapun analisis yang dilakukan oleh pihak PT PNM tersebut berguna untuk mencegah terjadi permasalahan di kemudian hari, atau dapat dikatakan dengan pembiayaan bermasalah. Pembiayaan bermasalah yang dapat timbul tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Terbagi kedalam dua faktor yaitu internal dan eksternal, yang kemudian factor tersebut dibutuhkan manajemen resiko yang baik agar

Faktor Eksternal Faktor Internal

Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Pembiayaan Usaha

mengurangi resiko yang terjadi mengenai pembiayaan bermasalah ataupun macet di masa yang akan datang.

2.4 Penelitian Terdahulu

1. Umi Latifah (2018) melakukan penelitian berjudul, “Manajemen Resiko Pembiayaan Mikro (Studi Kasus di BRI Syariah KCP Metro)”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis risiko yang dihadapi pembiayaan mikro BRI Syariah KCP Metro dan menjelaskan penerapan manajemen risiko pembiayaan mikro pada BRI Syariah KCP Metro. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa risiko kredit (pembiayaan) adalah disebabkan oleh kegagalan dari pihak nasabah dalam memenuhi kewajibannya. Kemudian Pembiayaan mikro BRI Syariah KCP Metro menerapkan 2 tahapan manajemen risiko yaitu manajemen risiko pra-risiko dan manajemen risiko pada saat terjadinya risiko yang berpedoman sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 13/23/PBI/2011 mengenai Penerapan Manajemen Risiko pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, yang dimulai dengan mengidentifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantauan risiko dan pengendalian risiko.

2. Evanur (2020) melakukan penelitian berjudul, “Analisis Manajemen Resiko Penyaluran Pembiayaan Mikro Pada PT Bank Syariah Mandiri Kc Bukit Tinggi” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyaluran pembiayaan mikro pada PT Bank Syariah Mandiri KC Bukittinggi yang masih banyak terdapat nasabah melalukan pembayaran macet dalam pembiayaan mikro, hal itu dilihat dari tahun 2017 s/d tahun 2019 yang mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh menurunnya usaha calon

nasabah sehinngga terjadinya ketidakmampuan dari nasabah dalam membayar angsuran cicilan tiap bulannya.

3. Helmi Adam (2012) melakukan penelitian berjudul, “ Strategi Manajemen Resiko Pada Pembiayaan UKM di BMT Al Munawwarah dan BMT Berkah Madani.” Penelitian ini bertujuan untuk melakukan manajemen resiko yang baik agar tidak terjadi lagi resiko maka dilakukan dengan cara meilhat character nasabah peminjam,melihat history data pembiayaan bagi nasabah yang pernah mengajukan pembiayaan atau dengan BI Checking bagi mitra yang belum pernah melakukan pembiayaan, pemantauan penggunaan dana oleh nasabah, hal tersebut bertujuan agar hal yang dilakukan tidak melenceng dengan akad yang sebelumnya sudah dilakukan.

4. Kikit Fingki (2019) melakukan penelitian berjudul, “ Analisis Manajemen Risiko Pada Pembiayaan Modal Kerja Produk KUR Dalam Meningkatkan Aspek Prudential Practice Studi pada UMKM di Pasar Bandar Jaya.”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manejemen resiko pada pembiayaan modal kerja produk KUR pada UMKM di pasar Bandar jaya dan untuk mengetahui bagaimana pembiayaan modal kerja produk KUR dalam meningkatkan aspek Prudential Practice pada UMKM di pasar Bandar jaya, kemudian hasil dari penelitian ini adalah Manajemen risiko pada pembiayaan modal kerja produk KUR untuk UMKM Pasar Bandar Jaya itu baik. Pelaku UMKM pun terlihat mampu mengendalikan dan mencegah risiko yang dihadapi. Dan risiko yang dihadapi pelaku UMKM tergolong sangat rendah. Risiko pada pembiayaan dalam

mengembangkan usaha termasuk pada operasional. Pelaku UMKM selalu memberikan evaluasi dalam menjalankan usahanya, agar tidak terjadi risiko ke-esokan harinya. Pembiayaan modal kerja produk KUR dalam meningkatkan aspek Prudential Practice di Pasar Bandar Jaya nya pun sangat baik. Pelaku UMKM mampu konsisten dengan tujuan awal menggunakan produk KUR. KUR yang digunakan oleh para pelaku UMKM sangat membantu. UMKM di Pasar Bandar Jaya cukup dalam mengimplementasikan dalam penggunaan KUR yang setiap hari dilakukan kegiatan usahanya.

5. Ellis Harmika Putri (2017) melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Manajemen Resiko Pada Pembiayaan Mikro 75 IB Dalam meningkatkan Profitabilitas Bank” Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan manajemen resiko pada pembiayaan mikro 75iBdan untuk mengetahui penerapan manajemen risiko pada pembiayaan mikro 75 iB dalam meningkatakan profitabilitas di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Tanjung Karang. Kemudian Hasil dari penelitian menunjukkan Bank BRI Syariah KC Tanjung Karang Untuk meminimalisir risiko yang timbul, Bank BRI Syariah telah menerapkan manajemen risiko pembiayaan sesuai dengan PBI No.23/13/PBI 2011 yaitu mengenai Penerapan Manajemen Risiko pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, yang dimulai dengan mengidentifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantauan risiko dan pengendalian risiko. Pada Bank BRI Syariah dalam menerapkan manajemen risiko terbagi menjadi dua tahap, yaitu manajemen pra-risiko dan manajemen pasca resiko.

BAB III

METODE PENELITIAN

Pengertian metodologi penelitian menurut Sugiyono. (2013:2), adalah Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kat a kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.

Cara ilmialt berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. (Bedakan cara yang tidak ilmiah, misalnya mencari uang yang hilang, atau provokator, atau tahanan yang melarikan diri melalui paranormal). Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah- langkah tertentu yang bersifat logis.

3.1 Bentuk Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini maka penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, metode kualitatif merupakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong 2009).

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan keakuratan mengenai fakta yang sedang diselidiki.

45

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan melakukan penelitian. Lokasi yang digunakan oleh peneliti merupakan perusahaan PT Permodalan Nasional Madani Unit Aksara yang terletak di Jl. Letda Sujono No.104 Kota Medan, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi di kantor unit ini dilakukan karena Kantor PT Permodalan Nasional Madani Unit Aksara dekat dekat pusat pasar Aksara yang mana terdapat banyak masyarakat yang mempunyai usaha mikro sehingga dapat melihat perbandingan yang lebih spesifik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk melakukan penelitian mengenai Penerapan Manajemen Resiko dalam Pembiayaan Usaha Mikro. Waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal 23 Juli 2021 sampai dengan selesai.

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

Ada 2 jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, yaitu Internal dan Eksternal. Selengkapnya dijabarkan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Data Internal

Data internal adalah data yang didapatkan peneliti dari dalam organisasi/institusi yang di teliti. Data internal yang akan digunakan oleh peneliti berasal dari pihak PT Permodalan Nasional Madani Unit Aksara. Data akan didapatkan melalui wawancara dengan informan dan juga dokumentasi.

2. Data Eksternal

Data eksternal adalah data yang didapatkan peneliti dari luar organisasi/institusi yang diteliti. Data eksternal yang akan digunakan peneliti didapat dari jawaban-jawaban informan mengenai Manajemen resiko yang

dilakukan perusahaan dalam mengatasi permasalahan pembiayaan yang macet.

Jawaban-jawaban dari wawancara ini kemudian akan menjadi data perbandingan untuk data internal yang sudah didapatkan sebelumnya.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data penelitian kualitatif adalah tampilan berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkat makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya (Moleong 2009), sumber data tersebut terbagi dua yaitu :

1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari sumber asli. Dalam hal ini peneliti meminta langsung informasi mengenai penerapan manajemen resiko dalam pembiayaan usaha mikro yang didapatkan dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi.

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Kepala Unit PT Permodalan Nasional Madani Unit Aksara yaitu Bapak Subandi Ginanjar, Kemudian bagian Account Officer Mikro dan bagian Keuangan Administrasi Mikro.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain).

Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Data sekunder juga diperoleh melalui hasil penelitian kepustakaan, jurnal, skripsi, dan dari dokumen-dokumen terkait.

Sumber data sekunder yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah laporan-laporan yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan PT Permodalan Nasional Madani Unit Aksara serta diperoleh dari kepustakaan, seperti buku-buku, internet, jurnal, skripsi, dan dari dokumen-dokumen terkait.

3.3.3 Informan Penelitian

Informan yang ditentukan dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga, yaitu informan kunci, informan utama dan informan pendukung. Informan kunci adalah informan yang memiliki informasi secara menyeluruh tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti, pada penelitian ini peneliti menetapkan bahwa informan kunci adalah Kepala Kantor PT Permodalan Nasional Madani Unit Aksara. Informan Utama adalah karyawan yang melaksanakan secara langsung mengenai manajemen resiko.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:224), teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi.

3.4.1 Wawancara

Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2013:232) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam penelitian ini, wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur.

Wawancara semi terstruktur bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana narasumber diminta pendapat dan idenya.

3.4.2 Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu dan tersaji dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen membuat hasil dari wawancara atau observasi akan lebih dipercaya atau kredibel (Sugiyono, 2013:240).

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menginterpretasikan data-data yang telah dikumpulkan dari lapangan dan telah diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat dan dapat dijadikan alternatif dalam pengambilan keputusan. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Terdapat tiga alur kegiatan pada analisis data penelitian kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau verifikasi.

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang bisa muncul dari catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, menulis memo dan lain sebagainya, dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan, kemudian data tersebut diverifikasi. Dalam proses reduksi data-data tersebut dipisahkan sesuai dengan permasalahan yang dimunculkan kemudian dideskripsikan, diasumsi serta disajikan sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasikan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Jawaban dari tiap-tiap poin mengenai manajemen resiko berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi kemudian dianalisis, dan penyajian data kualitatif dilakukan dalam bentuk penjelasan yang lengkap sehingga pembaca memahami hasil penelitian ini dengan jelas. Data yang dituliskan merupakan jawaban narasumber yaitu informan PT Permodalan Nasional Madani Unit Aksara.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Tahap penarikan kesimpulan adalah suatu tahap lanjutan dimana pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari temuan data. Pada tahap ini merupakan interpertasi peneliti atas temuan dari suatu wawancara atau sebuah dokumen.

Setelah kesimpulan diambil, peneliti kemudian mengecek ulang proses dan penyajian data untuk memastikan tidak ada kesalahan yang telah dilakukan.

Setelah ketiga tahap ini dilakukan, maka peneliti telah memiliki temuan penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah PT Permodalan Nasional Madani

PT Permodalan Nasional Madani (Persero), atau "PNM", didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.38/1999 tanggal 29 Mei 1999, dengan modal dasar Rp 9,2 triliun dan modal disetor Rp 3,8 triliun. Beberapa bulan setelah didirikan, melalui Kep Menkeu No. 487 KMK 017 tanggal 15 Oktober 1999, sebagai pelaksanaan dari undang-undang No.23 tahun 1999, PNM ditunjuk menjadi salah satu BUMN Koordinator Penyalur Kredit Program eks-KLBI (Kredit Likuiditas Bank Indonesia) yang sebelumnya dilaksanakan oleh Bank Indonesia.

Tugas pemberdayaan tersebut dilakukan melalui penyelengaraan jasa pembiayaan dan jasa manajemen, sebagai bagian dari penerapan strategi pemerintah untuk memajukan UMKMK, khususnya merupakan kontribusi terhadap sektor riil, guna menunjang pertumbuhan pengusaha-pengusaha baru yang mempunyai prospek usaha dan mampu menciptakan lapangan kerja. Nilai srategis tersebut kemudian diwujudkan pemerintah dengan mendirikan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) pada 1 Juni 1999, sebagai BUMN yang mengemban tugas khusus memberdayakan usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK). Perjalanan sejarah perkembangan ekonomi di Indonesia, termasuk terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997, telah membangkitkan kesadaran akan kekuatan sektor usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi dan

51

prospek potensinya di masa depan.

Fokus usaha yang perlu segera dikembangkan antara lain sektor agribisnis yang meliputi bidang pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan, industri rumah tangga yang berorientasi ekspor atau substitusi impor, padat karya yang dapat menghasilkan nilai tambah, kemudian di samping sektor jasa seperti pengembang, pariwisata dan tenaga kerja. Nilai tambah yang dimaksud menyangkut konsep dagang, pemanfaatan teknologi dan kualitas produk.

Sumber pembiayaan yang disalurkan PT. PNM (Persero) berasal dari modal pemerintah, kini dalam penjajakan untuk memperoleh pinjaman dari dalam dan luar negeri. Sumber pembiayaan yang berasal dari investor lokal dan luar negeri dapat dihimpun oleh PT. PNM (Persero) melalui pengelolaan dana investasi oleh unit usaha PT. PNM (Persero) Investment Management .

Dengan dukungan Pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia, PT.

PNM (Persero) dikelola dengan prinsip-prinsip profesionalisme, transparansi, dan good corporate governance agar siap melangkah memasuki era Indonesia baru serta menuju masyarakat madani yang dicita-citakan

Sejarah singkat PT Permodalan Nasional Madani Berawal dari terjadinya Krisis moneter di Indonesia pada tahun 1997. Kemudian disusul oleh 1998 Tap XVI MPR/1998 Tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka Demokrasi Ekonomi.

Kemudian Pada 1999 PT Permodalan Nasional Madani (Persero) didirikan Pemerintah pada 1 Juni 1999. Pada 2008 PT Permodalan Nasional Madani (Persero) melakukan transformasi bisnis dengan meluncurkan produk PNM ULaMM (Unit Layanan Modal Mikro) yang memberikan pembiayaan secara langsung kepada pelaku usaha mikro dan kecil. selanjutnya Pada 2009 PT

Permodalan Nasional Madani (Persero) mendiversifikasi sumber pendanaannya melalui kerjasama dengan pihak ketiga yaitu perbankan dan pasar modal.

Pada tahun 2012 PT Permodalan Nasional Madani (Persero) berhasil memperoleh pendanaan dari pasar modal melalui penerbitan obligasi. Kemudian Pada tahun 2015 PT Permodalan Nasional Madani (Persero) meluncurkan produk PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) yang memberikan layanan khusus bagi perempuan prasejahtera pelaku usaha ultra mikro, baik yang ingin memulai usaha maupun mengembangkan usaha. Pada tahun 2018 PT Permodalan Nasional Madani (Persero) telah menyalurkan pinjaman kepada lebih dari 4 juta nasabah Program PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera).

4.1.2 Visi, Misi dan Logo PT Permodalan Nasional Madani

Visi menurut Pardede (2011:78) menunjukkan suatu keadaan atau tingkat presetasi yang diinginkan atau diharapkan oleh organisasi atau perusahaan akan terwujud pada suatu titik waktu tertentu di masa yang akan datang

Misi menurut Pardede (2011:77) menunjukkan apa yang ingin akan dilakukan oleh organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuannya. Misi merupakan dan menunjukkan alasan bagi keberadaan setiap perusahaan di pasar

1. Visi PT Permodalan Nasional Madani

Menjadi lembaga pembiayaan terkemuka dalam meningkatkan nilai tambah secara berkelanjutan bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) yang berlandaskan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) atau Tata Kelola Perusahaan yang Baik

2. Misi PT Permodalan Nasional Madani

- Menjalankan berbagai upaya, yang terkait dengan operasional perusahaan,

untuk meningkatkan kelayakan usaha dan kemampuan wirausaha para pelaku bisnis UMKMK.

- Membantu pelaku UMKMK untuk mendapatkan dan kemudian meningkatkan akses pembiayaan UMKMK kepada lembaga keuangan baik bank maupun non-bank yang pada akhirnya akan meningkatkan kontribusi mereka dalam perluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

- Meningkatkan kreatifitas dan produktivitas karyawan untuk mencapai kinerja terbaik dalam usaha pengembangan sektor UMKMK.

- Logo Perusahaan

Gambar 4.1 Logo Perusahaan

Sumber : PT Permodalan Nasional Madani (2021)

Logo perusahaan yang ada diatas sejatinya mempunyai Filosofi tersendiri bagi perusahaan. Adapun arti logo tersebut adalah :

1. Permodalan Berarti suatu perusahaan yang menyediakan modal bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) untuk pemberdayaan usaha serta meningkatkan ekonomi masyarakat.

2. Nasional Adalah secara kebangsaan, dimana perusahaan dalam menjalankan tugasnya bergerak di berbagai lapisan masyarakat, suku, agama dan ras yang ada di Indonesia serta memiliki beberapa kantor cabang dan unit layanan di daerah.

3. Madani Sebagai Perusahaan yang profesional, maka PT. PNM (Persero)

menjalankan bisnis usahanya secara mandiri dan bergerak dibawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

4.1.3 Struktur Organisasi

Berikut adalah gambaran struktur organisasi pada PT Permodalan Nasional Madani Kantor Unit Aksara :

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT Permodalan Nasional Madani

Sumber : PT Permodalan Nasionaal Madani 2021 4.2 Penyajian Data

Dalam penyajian data, data yang disajikan sebagain besar berasal dari proses wawancara. Wawancara ini ditujukan untuk kepada tiga macam informan, yaitu informan kunci yang merupakan Kepala Unit PT Permodalan Nasional Madani Unit Aksara, informan utama yang merupakan satu orang Account

Officer PT Permodalan Nasional Madani Unit Aksara, dan informan tambahan yaitu dua orang Nasabah PT Permodalan Nasional Madani Unit Aksara.

Tabel 4.1 Identitas Informan Kunci Informan Kunci

Tabel 4.2 Identitas Informan Utama

Informan Utama

Tabel 4.3 Identitas Informan Tambahan

Informan Tambahan

No. Nama Usia Jabatan Keterangan

1. Syarifuddin Nasution 45 Tahun

Tabel 4.4 Identitas Informan Tambahan

Informan Tambahan

4.2.1 Hasil Wawancara

Pada bagian ini akan dijabarkan hasil wawancara dari keempat informan

Pada bagian ini akan dijabarkan hasil wawancara dari keempat informan

Dokumen terkait