• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.3 Library Python

2.3.3 Perbedaan Paramiko dan Napalm

Tabel 2.1 Perbedaan Library Paramiko dan Napalm

No Paramiko Napalm

1. Tidak support file JASON Support file JASON

2. Tidak mendukung banyak vendor Mendukung banyak vendor (seperti Arista, Cisco, dan Juniper)

3. File .py mencakup spesifikasi seperti IP add, DHCP, dan routing

File .py mencakup IP Add, DHCP, dan routing secara terpisah

4. Paramiko tidak dapat melihat spesifikasi perangkat

Napalm dapat melihat spesifikasi perangkat (seperti IP Add, DHCP, routing dll)

9 2.4 Secure Shell (SSH)

SSH (Secure Shell) merupakan protokol jaringan yang berada di lapisan aplikasi pada protokol TCP / IP, memfasilitasi sistem komunikasi yang aman diantara dua sistem yang menggunakan arsitektur klien server dengan memerluka kunci umum dan password yang aman kerahasiaannya. SSH digunakan untuk mengendalikan komputer jarak jauh (remote), mengirim file, membuat terowongan yang terenkripsi (tunnel/port forwarding) dan lain-lain [15]. SSH berada pada port 22 yang merupakan sebuah protokol jaringan kriptografi untuk komunikasi yang aman, login antarmuka baris pemerintah, perintah eksekusi jarak jauh dan layanan jaringan [16]. Port forwarding menyediakan kemampuan untuk mengkonversi koneksi TCP tidak aman ke koneksi SSH aman untuk pengalihan koneksi dari suatu IP ke IP lain sehingga seolah-olah klien menghubungi IP tujuan secara langsung, dengan port forwarding melalui SSH akan membentuk sambungan yang aman antara komputer lokal dengan komputer remote melalui layanan yang disampaikan.

2.4.1 SSH Server

SSH server dapat saling terhubung dengan SSH client dikarenakan memiliki kunci yang sama dengan aman dan terenkripsi pada perangkat jaringan dengan melakukan verifikasi. Koneksi antara SSH server dan client tidak akan terhubung apabila tidak memiliki kunci yang sama untuk melakukan verifikasi. SSH server digunakan sebagai penerima permintaan (request) dari client dan mengeksekusi perintah seperti layanan ataupun command yang diminta oleh client.

2.4.2 SSH Client

SSH client dapat menghubungkan koneksi dengan menggunakan kunci yang sama, kemudian akan melakukan enkripsi yang bertujuan untuk memastikan kerahasiaan dan keutuhan data yang akan ditukar antar client dan server. Dapat disebut bahwa SSH client sebagai awal dilakukannya koneksi dengan memanggil SSH server menggunakan PuTTY, dilanjut dengan SSH server mengirimkan public key ke SSH client dan akan direspon oleh SSH client dengan memberikan jawaban pada SSH server berupa verifikasi.

10 2.5 Routing

Routing merupakan proses berpindahannya data melalui jaringan dengan melalui beberapa segmen jaringan menggunakan peralatan yang disebut router [17].

Router digunakan untuk memilihkan jalur data yang tepat sesuai tujuan yang dituju.

Router mengolah informasi mengenai arah jalur yang akan dilalui dalam sebuah table routing yang terdiri dari routing statis berupa administrator jaringan akan melakukan update secara manual sehingga hanya dapat digunakan pada jaringan dengan skala yang kecil dan terdapat routing dinamis yang dapat melakukan update table routing secara otomatis dapat digunakan pada jaringan dengan skala yang lebih besar.

Pada protokol routing dinamis terdapat Interior Gateway Protocol (IGP) dan Exterior Gateway Protocol (EGP) . IGP digunakan pada satu jaringan Autonomous System (AS) yang sama, dalam IGP terbagi menjadi dua (2) jenis yaitu Distance Vector merupakan jenis routing protokol yang melakukan pemilihan jalur berdasarkan jarak dri router ke tujuan dan Link State merupakan jenis routing protokol yang memilih jalur berdasarkan kondisi link. Terdapat beberapa jenis Distance Vector seperti RIP dan EIGR, sedangkan pada Link State terdapat OSPF dan IS-IS. Protokol routing EGP digunakan untuk menghubungkan jaringan antar AS seperti Border Gateway Protocol (BGP).

2.5.1 BGP

Border Gateway Protocol (BGP) merupakan satu-satunya yang berfungsi sebagai EGP yang digunakan untuk menghubungkan reouter-router yang berbeda AS.

BGP terletak dibagian terluar dari suatu AS [18]. Border Gateway Protocol adalah protokol perutean area luas yang lazim, internet terdiri dari Autonomous System yang menggunakan BGP untuk mengimplementasikan perutean IP antar-AS dan intra-AS berdasarkan sekumpulan atribut. BGP router bertukar informasi perutean pada pertukaran data awal dan setelah pembaruan tambahan, ketika pembaruan terjadi, router mengirim bagian tabel perutean mereka yang telah berubah. Protokol BGP menggunakan empat jenis pesan yaitu pesan terbuka dengan memulai komunikasi, perbarui pesan yaitu menyediakan pembaruan yang dikirim menggunakan TCP, notification message yaitu untuk menutup sesi aktif dan pesan tetap hidup yaitu memberi tahu rekan BGP bahwa perangkat aktif dan dikirim cukup sering untuk mencegah sesi kedaluarsa. Kelebihan yang dimiliki BGP yaitu

11

mendukung VLSM dan CIDR [18]. Sedangkan kekurangan yang dimiliki berupa konfigurasi yang lebih kompleks.

Gambar 2.1 Klasifikasi Protokol Perutean Dinamis

12 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian berisi uraian diagram alur penelitian, diagram simulasi yang akan dijelaskan dalam flowchart, alat yang digunakan dan rancangan topologi jaringan. Diagram alur penelitian menjelaskan mengenai tahap penelitian.

Selanjutnya diagram alur simulasi yang menjelaskan mengenai proses simulasi jaringan penelitian. Dalam proses simulasi membutuhkan alat pendukung yang berfungsi untuk menunjang jalannya penelitian. Penelitian ini juga membutuhkan topologi jaringan yang digunakan sebagai objek pengambilan data untuk proses analisis penelitian.

3.1 Diagram Alur Penelitian

Tahapan pada proses yang akan dilakukan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alur penelitian pada Gambar 3.1. Pada tahap pertama dimulai dengan melakukan instalasi Ubuntu Network Automation pada GNS3 yang sudah mendukung Network Automation. Pada Ubuntu Network Automation nantinya akan diberikan program konfigurasi menggunakan kedua library Python yaitu Paramiko dan Napalm serta sudah termasuk konfigurasi BGP sesuai dengan bahasa pemrograman Python yang sudah mendukung Network Automation. Kemudian dilanjutkan dengan membuat topologi jaringan pada GNS3 yang terdiri dari 1 buah Ubuntu Network Automation, 1 buah switch, 8 buah router dan 4 buah client.

Setelah membangun topologi jaringan dilanjutkan dengan membuat dua program konfigurasi BGP menggunakan library Paramiko dan Napalm yang diletakkan pada Ubuntu Network Automation dengan menjalankan program library Paramiko terlebih dahulu. Setelah berhasil library Paramiko dijalankan dilakukannya otomasi BGP dari Network Automation melalui switch hingga ke masing-masing interface untuk pengambilan data. Dilanjutkan dengan library Napalm dijalankan hingga pengambilan data dilakukan untuk melakukan analisis dan diambil kesimpulan.

Pengambilan data yang akan hasilkan menggunakan bantuan perangkat lunak Wireshark berupa kinerja waktu yang diperlukan Ubuntu Network Automation untuk berhasil melakukan konfigurasi BGP sampai dengan tersambung router serta

13

client, nilai throughput dan delay juga akan dilakukan analisis, berikut uraian dari parameter yang digunakan.

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

14 3.2 QoS

Quality of Service (QoS) adalah kemampuan sebuah jaringan untuk menyediakan layanan lebih baik bagi layanan trafik. Parameter QoS terdiri dari throughput, delay, jitter dan packet loss. Penjalasan parameter QoS yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu throughput dan delay yang akan diuraikan sebagai berikut.

3.2.1 Troughput

Throughput merupakan kecepatan transfer data. Throughput adalah jumlah total kedatangan paket yang sukses diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Perhitungan throughput terdapat pada persamaan 3.1 dan Tabel 3.2 berdasarkan standarisasi TIPHON [19].

Persamaan perhitungan throughput :

π‘‡π‘Ÿπ‘œπ‘’π‘”β„Žπ‘π‘’π‘‘ = π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π·π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘Œπ‘Žπ‘›π‘” π·π‘–π‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘ƒπ‘’π‘›π‘”π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š π·π‘Žπ‘‘π‘Ž

(3.1) Tabel 3.2 Standarisasi Throughput Menurut TIPHON

Kategori Throughput Throughput (bps) Index

Sangat Bagus 100 4

Bagus 75 3

Sedang 50 2

Buruk <25 1

3.2.2 Delay

Delay adalah waktu yang dibutuhkan sebuah data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak media fisik, kongesti atau waktu lama proses yang lama. Perhitungan delay terdapat pada persamaan 3.2 dan Tabel 3.3 berdasarkan standarisasi TIPHON [19].

Persamaan perhitungan delay :

π·π‘’π‘™π‘Žπ‘¦ = π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘ƒπ‘Žπ‘˜π‘’π‘‘ π·π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž βˆ’ π‘Šπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘ƒπ‘Žπ‘˜π‘’π‘‘ π·π‘–π‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š (3.2) Tabel 3.3 Standarisasi Delay Menurut TIPHON

Kategori Delay Besar Delay(ms) Index

Sangat Bagus <150 4

15

Bagus 150 - 300 3

Sedang 300 - 450 2

Jelek >450 1

3.3 Alat Yang Digunakan

Dalam penelitian ini memerlukan beberapa alat penunjang yang digunakan sebagai media dalam membantu proses pengambilan data agar dapat berjalan dengan baik, alat penunjang terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

3.3.1 Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras atau hardware merupakan perangkat yang memiliki bukti fisik digunakan sebagai perangkat keras utama yang digunakan pada penelitian ini yaitu satu buah PC.

1. PC (Personal Computer)

Pada PC yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan system operasi Ubuntu 18.04 64-Bit. PC akan menggunakan GNS3 sebagai penghubung jaringan dalam proses penelitian ini. Untuk spesifikasi PC yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Spesifikasi PC Host OS

Sistem Operasi Windows 10 64 bit

Processor Intel(R) Core i3-6006U [email protected]

RAM 8 GB

Hardisk 1 TB

3.3.2 Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak atau software merupakan perangkat yang tidak memiliki bukti non fisik yang dimana pada penelitian ini akan diinstal pada PC menggunakan beberapa perangkat lunak seperti berikut :

1. GNS3 VM (Virtual Machines)

16

Untuk menjalankan virtualisasi perangkat dalam jumlah yang banyak akan memerlukan resource yang besar. GNS3 VM (Virtual Machines) sebagai alternatif agar komponen-komponen GNS3 dapat berjalan dengan optimal tanpa memberatkan jalannya CPU komputer fisik dan resiko kehilangan workspace lebih kecil. GNS3 VM sendiri merupakan virtualisasi sistem operasi Linux yang terinstal GNS3 server. Pada GNS3 GUI Windows version memiliki batasan dalam menjalankan virtualisasi Qemu, namun dapat berjalan optimal pada sistem Linux.

GNS3 VM dapat dibangun pada server VPS (Virtual Private Server) ataupun dedicated server jika memerlukan resource yang besar dalam menjalankan simulasi. GNS3 VM yang dibangun pada server VPS atau dedicated server disebut GNS3 remote server, dimana komputer fisik tidak menggunakan resource komputer tetapi menggunakan remote VPN terhadap GNS3 VM tersebut. GNS3 VM sendiri terinstal secara VPS (Virtual Private Server) yang merupakan server fisik yang dibagi menjadi beberapa server virtual atau maya yang menggunakan teknologi virtualisasi sehingga dapat menginstal OS dan software tambahan sesuai kebutuhan.

2. Wireshark

Wireshark digunakan untuk melakukan analisis protokol jaringan dengan menangkap trafik yang dikirimkan pengirim ke penerima yang dituju pada penelitian ini. Untuk spesifikasi perangkat lunak terdapat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Spesifikasi Perangkat Lunak

GNS3 VM Sistem Operasi Ubuntu 18.04

RAM 16 GB

Hardisk 32G

CPU 4 Core

Automation Network Sistem Operasi Ubuntu 18.04

RAM 16 GB

Hardisk 32G

CPU 4 Core

Router 1 RAM 700 MB

Router 2 RAM 700 MB

17

Router 3 RAM 700 MB

Router 4 RAM 700 MB

Router 5 RAM 700 MB

Router 6 RAM 700 MB

Client 1 Sistem Operasi Ubuntu 18.04

RAM 700 MB

CPU 1 Core

Hardisk 30 GB

Client 2 Sistem Operasi Ubuntu 18.04

RAM 700 MB

CPU 1 Core

Hardisk 30 GB

Client 3 Sistem Operasi Ubuntu 18.04

RAM 700 MB

CPU 1 Core

Hardisk 30 GB

Client 4 Sistem Operasi Ubuntu 18.04

RAM 700 MB

CPU 1 Core

Hardisk 30 GB

3.4 Rancangan Topologi

Penelitian ini menggunakan topologi jaringan otomasi BGP dengan perangkat jaringan yang terdiri dari 8 (delapan) buah router Cisco, 1 (satu) buah switch, 4 (empat) buah host dan 1 (satu) buah Ubuntu Network Automation seperti yang terdapat pada Gambar 3.2.

18

Gambar 3.2 Topologi Network Automation

Gambar 3.3 tertera Ubuntu Network Automation terhubung dengan switch agar dapat tersambung dengan seluruh router pada jaringan saat melakukan pengiriman program otomasi. Untuk melakukan pengiriman program menggunakan ICMP dari satu Client ke Client yang lain untuk memastikan program otomasi yang berasal dari Ubuntu Network Automation berhasil melakukan konfigurasi jaringan BGP ke setiap router pada jaringan. Untuk melakukan konfigurasi memerlukan alamat IP yang sebelumnya sudah di masukkan di setiap PC pada jaringan yang digunakan agar saat melakukan konfigurasi BGP dapat saling terhubung. Alamat IP disetiap interface yang terdiri dari router, host dan Ubuntu Network Automation ditera pada Table 3.6.

Tabel 3.6 Alamat IP Perangkat Jaringan

Perangkat Interface Alamat IP Perangkat Interface Alamat IP

R1 F0/0 10.10.10.2/28 R5 F0/0 10.10.10.6/28

F1/0 192.168.9.1/24 F1/0 192.168.90.1/24

F1/1 192.168.10.1/24 F1/1 192.168.60.2/24

R2 F0/0 10.10.10.3/28 F2/0 192.168.80.1/24

F1/0 192.168.20.1/24 F2/1 192.168.30.2/24

F1/1 192.168.40.1/24 R6 F0/0 10.10.10.7/28

F2/0 192.168.30.1/24 F1/0 192.168.100.1/24

F2/1 192.168.10.2/24 F1/1 192.168.80.2/24

R3 F0/0 10.10.10.4/28 F2/0 192.168.20.2/24

F1/0 192.168.49.1/24 F2/1 192.168.70.2/24

19

F1/1 192.168.50.1/24 R7 F0/0 10.10.10.8/28

R4 F0/0 10.10.10.5/28 F1/0 192.168.101.1/24

F1/0 192.168.40.2/24 F1/1 192.168.100.2/24

F1/1 192.168.70.1/24 R8 F0/0 10.10.10.9/28

F2/0 192.168.60.1/24 F1/0 192.168.89.1/24

F2/1 192.168.50.2/24 F1/1 192.168.90.2/24

Host A Eth0 192.168.9.2/24 Ubuntu Host D Eth0 192.168.101.2/24

Tabel 3.6 menguraikan tentang alamat IP dari perangkat interface pada jaringan yang digunakan yang bertujuan untuk melakukan konfigurasi secara otomatis tanpa memerlukan pemilihan rute lagi. Pada konfigurasi jaringan menggunakan prefix 28 dengan netmask 255.255.255.240 pada network 10.10.10.1 karena pada topologi yang digunakan memiliki router dengan jumlah 8 (delapan) buah.

3.5 Konfigurasi Perangkat

3.5.1 Konfigurasi SSH pada Router

Melakukan konfigurasi SSH (Secure Shell) disetiap router pada jaringan yang sebelumnya sudah diberikan konfigurasi alamat IP pada router yang terhubung dengan Ubuntu Network Automation beserta dengan pemberian username dan password. Hal ini bertujuan agar saat melakukan konfigurasi program Paramiko dan Napalm dapat dilakukan. Konfigurasi SSH ini akan memberikan akses pada kedua library Python tersebut sehingga program dapat melakukan remote beserta konfigurasinya.

Gambar 3.3 Konfigurasi Alamat IP Router

R1(config)# int f0/0

R1(config)# ip add 10.10.10.2 255.255.255.240 R1(config)# no sh

R1(config)# exit

R1(config)# username laras secret proposal123 R1(config)# username laras privilege 15

20

Gambar 3.4 menjelaskan konfigurasi yang akan dilakukan pada seluruh router berupa IP address pada setiap interface yang akan digunakan beserta dengan username dan password sama agar dapat saling terhubung secara langsung serta memberikan konfigurasi privilege 15 agar dapat langsung tehubung ke mode privileged router.

Gambar 3.4 Konfigurasi SSH Pada Router

Gambar 3.4 melakukan konfigurasi SSH pada setiap router agar library Paramiko dan Napalm dapat memberikan akses. Pada konfigurasi ip domain-name untuk membuat DNS domain name agar dapat menterjemahkan alamat IP ke tujuan.

Konfigurasi crypto key generate rsa modulus 1024 digunakan sebagai kunci yang akan digunakan oleh server dan client saat berkomunikasi dengan panjang data key 1024. Konfigurasi line vty 0 4 sebagai metode autentikasi username dan password.

Konfigurasi SSH dilakukan setiap router yang ada pada topologi agar SSH dapat melakukan remote pada setiap konfigurasi router yang menggunakan library Paramiko dan Napalm.

3.5.2 Konfigurasi Program Library Paramiko

Konfigurasi pada program library Paramiko dibuat dalam Ubuntu Network Automation yang terdapat pada GNS3. Program ini berisikan konfigurasi alamat IP yang sudah dilengkapi dengan username dan password secara manual atau statik oleh admin, routing BGP dan lainnya yang nanti akan disimpan pada satu file dengan format β€œ.py”. Username dan password yang terdapat pada program nantinya akan digunakan sebagai syarat untuk dapat masuk kedalam router dan melakukan konfigurasi Paramiko disetiap router pada jaringan.

R1(config)# ip domain-name telkom.com R1(config)# crypto key generate rsa modulus 1024 R1(config)# line vty 0 4

21

Gambar 3.5 Konfigurasi Alamat IP Ubuntu Network Automation

Gambar 3.5 merupakan konfigurasi alamat IP pada Ubuntu Network Automation. Konfigurasi alamat IP dilakukan secara manual disimpan dengan format .yaml yang nantinya akan digunakan pada Paramiko dan Napalm saat konfigurasi dijalankan.

Gambar 3.6 Konfigurasi BGP Pada Library Paramiko Network Automation Gambar 3.6 merupakan program konfigurasi routing BGP pada Ubuntu Network Automation menggunakan library Paramiko. Konfigurasi yang dijalankan

R1(config)# transport input ssh R1(config)# login local

import paramiko import time def r1():

#konfigurasi interface router ip_address ="10.10.10.2"

username = "laras"

password = "proposal123"

ssh_client = paramiko.SSHClient()

ssh_client.set_missing_host_key_policy(paramiko.AutoAddPolicy())

ssh_client.connect(hostname=ip_address,username=username,password=password) print ("Login Sukses di {0}".format(ip_address))

conn = ssh_client.invoke_shell() conn.send("conf t\n")

conn.send("int lo0\n")

conn.send("ip add 1.1.1.1 255.255.255.255\n") conn.send("int f1/1\n")

conn.send("ip add 192.168.10.1 255.255.255.0\n") conn.send("int 1/0\n")

conn.send("ip add 192.168.9.1 255.255.255.0\n") conn.send("no sh\n")

time.sleep (1) #konfigurasi BGP

conn.send ("router bgp 25\n")

conn.send ("neighbor 192.168.10.2 remote-as 35\n") conn.send ("network 1.1.1.1 mask 255.255.255.255\n") conn.send ("network 192.168.10.0 mask 255.255.255.0\n") conn.send ("network 192.168.9.0 mask 255.255.255.0\n") time.sleep(1)

r1()

22

berupa pemberian alamat IP untuk setiap interface pada router yang digunakan pada jaringan, pemberian username dan password. Library Paramiko memberikan jeda waktu setelah melakukuan perintah dengan memberikan time .sleep(1) untuk melanjutkan konfigurasi ke router selanjutnya. Script Konfigurasi BGP dilakukan setelah melakukan konfigurasi interface router pada file yang sama dengan disertai AS yang akan dicantumkan BGP agar dapat melakukan konfigurasi secara langsung bersamaan dengan dilakukannya konfigurasi interface router pada jaringan.

3.5.3 Konfigurasi Program Library Napalm

Konfigurasi program library Napalm akan diisikan dengan perintah konfigurasi BGP yang berbeda dengan script library Paramiko yang memerlukan file dengan format β€œ.py” namun juga memerlukan modul .yaml yang digunakan sebagai penyimpan data konfigurasi alamat IP dan routing BGP yang nantinya akan dipanggil saat menjalankan konfigurasi. File program konfigurasi Napalm ini berisikan alamat IP router yang terhubung juga dengan Ubuntu Network Automation. Konfigurasi pada program Library Napalm ini akan menggunakan file candidate terlebih dahulu yang akan digunakan sebagai menyimpan data konfigurasi alamat IP serta routing BGP yang nantinya dipanggil secara otomatis sesuai program yang dibuat.

from napalm import get_network_driver hosts =

device = driver(hostname=host[0], username="laras", password="proposal123", optional_args=others)

device.open()

print ("Login Sukses di {0}".format(host[0])) device.load_merge_candate(filename=host[1])

23

Gambar 3.7 Konfigurasi BGP Pada Library Napalm Network Automation Gambar 3.7 merupakan konfigurasi routing BGP pada Ubuntu Network Automation menggunakan library Napalm. Terdapat variabel host berisi alamat IP dan nama file candidate untuk memnaggil file candidate saat file konfigurasi Napalm dijalankan sesuai dengan urutan variabel host, disertai dengan username dan password. Pada file konfigurasi ini terdapat perintah perulangan yang bertujuan untuk melakukan perulangan secara otomatis menjalankan file candidate untuk sertiap konfigurasi router. Selain itu, Napalm dapat menampilkan hasil konfigurasi yang sedang berjalan sesuai urutan dengan memberikan perintah device.load_merge_candidate. Pada file ini tidak dicantumkan konfigurasi interface dan BGP, dikarenakan file konfigurasi ini hanya terdapat perintah untuk memanggil dan manjalankan file candidate.

print ("Load Success {0}".format(host[1])) device.commit_config()

ip address 1.1.1.1 255.255.255.255 no shutdown

interface FastEthernet1/0

ip address 192.168.9.1 255.255.255.0 no shutdown

interface FastEthernet1/1

ip address 192.168.10.1 255.255.255.0 no shutdown

#konfigurasi BGP router bgp 25

neighbor 192.168.10.2 remote-as 35 network 1.1.1.1 mask 255.255.255.255 network 192.168.9.0 mask 255.255.255.0

24

Gambar 3.8 File Cadidate Napalm

Gambar 3.8 merupakan file candidate yang berisikan konfigurasi interface router dan konfigurasi BGP yang disimpan dengan file yang terpisah setiap routernya dengan nama β€œcandidate2” untuk router pertama. File candidate tersebut tersimpan pada Ubuntu Network Automation sehingga saat file yang berisikan perintah Library Napalm dijalankan maka secara otomatis tersambung dengan file candidate dan memulai menjalankan konfigurasi secara otomatis.

3.6 Pengujian Topologi

Pada tahap pengujian topologi dengan melakukan proses menjalankan program menggunakan Python dengan file yang memiliki format β€œ.py”. Program Paramiko disimpan dengan nama β€œmiko.py” dan program Napalm disimpan dengan nama

β€œnapalam_bismillah.py” serta program yang memiliki jumlah 8 file berisikan konfigurasi menggunakan library Napalm disimpan dengan mana β€œcandidate1”

berurutan sampai dengan file bernama β€œcandidate8”. Program file ini dijalankan menggunakan Python pada mode root Ubuntu Network Automation.

Gambar 3.9 Perintah Menjalankan File Konfigurasi Library Paramiko Sebelum melakukan perintah pada program file, perlu melakukan pengecekan secara manual menggunakan routing BGP pada client 1 ke client 4 menggunakan PING agar dapat melakukan pengambilan data berupa waktu konvergensi yang diperlukan untuk melakukan konfigurasi BGP dari kondisi Destination Host Unreachable (DHU) sampai dengan kondisi Replay. Apabila script konfigurasi BGP sudah berhasil melakukan PING, dilanjutkan dengan program menggunakan library Python. Untuk melakukan konfigurasi menggunakan library Paramiko dengam menggunakan perintah seperti pada Gambar 3.9. Dijalankannya konfigurasi menggunakan library Paramiko bertujuan mengetahui waktu yang diperlukan untuk konvergensi BGP dari kondisi DHU sampai dengan replay dengan menggunakan protokol data Internet Control Message Protocol (ICMP).

root@napalm:~# python3 miko.py

network 192.168.10.0 mask 255.255.255.0

end

25 3.7 Pengambilan Data

Pada tahap pengambilan data penelitian ini memerlukan waktu yang didapat dalam proses pemberian perintah konfigurasi kemasing-masing router serta dari parameter QoS yaitu nilai throughput dan delay. Dari pengambilan data dari hasil setiap pengujian topologi yang sudah dijalankan akan dibandingkan.

3.7.1 Pengambilan Waktu Pemberian Perintah Konfigurasi BGP

Proses yang diperlukan dalam pengambilan waktu yang akan dihasilkan program saat memberikan perintah konfigurasi BGP ke setiap router pada jaringan dengan menghitung waktu SSH yang didapat Wireshark pada jalur Ubuntu Network Automation menuju switch. Dari hasil yang didapat oleh Wireshark akan dilakukan filterisasi protokol SSH sesuai skenario pada Tabel 3.8, kemudian waktu akhir SSH dikurangi dengan waktu awal mengakses SSH. Perhitungan ini dilakukan untuk memperoleh waktu yang diperlukan library Paramiko dan Napalm dalam memberikan perintah konfigurasi BGP ke setiap router jaringan.

3.7.2 Pengambilan Waktu Konvergensi BGP Setelah Perintah Diberikan Setelah proses pengambilan data waktu konvergensi perintah konfigurasi BGP diberikan pada setiap router dengan menggunakan perhitungan waktu pada traffic client 1 dengan melakukan PING ke client 4 yang memiliki kondisi awal DHU sampai dengan kondisi replay. Perhitungan dilakukan saat program konfigurasi dijalankan sampai dengan client 1 memperoleh replay dari client 4.

Waktu saat kondisi replay pertama dari client 4 dikurangi waktu penangkapan traffic client 1. Setiap menjalankan program, nomor yang terdapat pada penangkapan traffic Wireshark akan tercatat dikarenakan waktu yang tertera digunakan sebagai perhitungan waktu awal.

3.7.3 Pengambilan Data Nilai Throughput dan Delay

Dari hasil dilakukannya penangkapan waktu traffic SSH pada Wireshark dari Ubuntu Network Automation menuju switch akan digunakan sebagai perhitungan throughput dan delay. Untuk dapat melakukan perhitungan ini

26

diperlukan jumlah data yang dikirim dan waktu pengiriman data. Dengan terkumpulnya data tersebut maka perhitungan throughput dan delay dapat dilakukan. Dalam melakukan perhitungan pengambilan data dari Wireshark yang nantinya akan disimpan dalam bentuk format file CSV yang dapat diakses melalui excel agar mempermudah dalam melakukan perhitungan.

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kinerja otomasi jaringan BGP menggunakan library Paramiko dan Napalm. Data yang diperlukan dalam melakukan pengukuran kinerja pada penelitian ini berupa waktu yang diperlukan dalam memberikan perintah konfigurasi BGP ke jaringan menggunakan library

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kinerja otomasi jaringan BGP menggunakan library Paramiko dan Napalm. Data yang diperlukan dalam melakukan pengukuran kinerja pada penelitian ini berupa waktu yang diperlukan dalam memberikan perintah konfigurasi BGP ke jaringan menggunakan library