• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Pengetahuan HIV AIDS antara Sebelum dan Setelah Pendidikan kesehatan pada Kelompok Metode Ceramah Dengan

HASIL PENELITIAN

A. Analisa Univariat

2. Perbedaan Pengetahuan HIV AIDS antara Sebelum dan Setelah Pendidikan kesehatan pada Kelompok Metode Ceramah Dengan

Audio Visual

Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam usaha menularkan pengetahuan secara lisan atau ceramah. Cara ini terkadang membosankan maka dalam pelaksanaannya memerlukan keterampilan tertentu. Cara mengajar cermah dapat dikatakan juga sebagai tehnik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok permasalahan secara lisan (Roestyah, 2001).

Seperti halnya curah pendapat di ceramah dengan audio visual sebelum menentukan uji apa yang dipakai maka peneliti sebelumnya melakukan uji normalitas setiap variabel. Hasil uji dapat didapatkan informasi pada nilai pretes ceramah audio visualkolmogorov-sminornov Z, dengan nilai 0.423, sedangkan hasil posttest kolmmogorov-Smirnov adalah 0.851. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan harga Z tabel (1,96), dengan demikian Z hitung < Z tabel dengan demikian Ho diterima yang artinya data berdistribusi normal.

Pada uji normalitas diatas didapat pula pada uji pretes ceramah dengan audio visual harga signifikan yang ada besarnya adalah 0.994, sedangkan pada postes ceramah audio visual didapatkan harga signifikan

75

yang ada sebesar 0.464, sehingga signifikasi (p>0.05) dengan demikian H0 diterima yang artinya data berdistribusi normal. Maka dengan mengetahui hasil tersebut data berdistribusi normal peneliti menggunakan uji T.

Rata-rata pengetahuan siswa tentang HIV AIDS pada pretest adalah 6,25 dengan standar deviasi 0,93. Pada saat posttest didapat rata-rata pengetahuan siswa adalah 7,59 dengan standar deviasi 1.05. Dari tabel diatas kita bisa mendapatkan informasi perbedaan nilai mean antara pretest dan posttest adalah 1,34 dengan standar deviasi 0.12.

Hasil uji T dependen didapatkan nilai p=0,000. Nilai ini lebih kecil dari nilai α (alpha) sebesar 0,05. Dengan demikian maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan pengetahuan siswa antara sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok ceramah dengan media audio visual.

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Ernawati (2008) dimana pada penelitian tersebut didapatkan rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi yang berbeda. Pada kelompok intervensi hasil pengukuran pengetahuan mengalami peningkatan yang bermakna dimana rata-rata skor pretes adalah 71,21 dan postes 91,34, uji statistic membuktikan bahwa peningkatan tersebut bermakna dengan nilai p = 0.000 artinya intervensi yang diberikan berupa edukasi dengan menggunakan pedoman osteoporosis dapat meningkatkan pengetahuan.

75

Metode ceramah ini diberikan pada kelompok responden yang bersekolah tingkat pertama (kelas X) yang notabene adalah respon yang berpendidikan. Menurut Notoatmodjo (2003) cermah baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

3. Perbedaan Peningkatan Pengetahuan HIV AIDS Siswa antara Kedua Kelompok

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara peningkatan pengetahuan HIV AIDS siswa (selisih skor pegetahuan HIV AIDS sebelum dan setelah intervensi pendidikan kesehatn) pada kelompok siswa yang mendapatkan intervensi pendidikan kesehatan HIV AIDS dengan metode curah pendapat dan ceramah dengan media audio visual (Pvalue = 0,566).

Rata-rata selisih skor pengetahuan HIV AIDS sebelum dan setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan HIV AIDS dengan metode curah pendapat adalah 1,5. Sedangkan pada kelompok ceramah dengan audio visual rata-rata selisih skor pengetahuan HIV AIDS sebelum dan setelah penyuluhan adalah 1,34. Dengan demikian ada perbedaan rata-rata selisih skor pengetahuan HIV AIDS di antara keduanya walaupun hanya sebesar 0,16.

75

Jumlah responden yang mengalami peningkatan pengetahuan pada kelompok curah pendapat pada kelompok curah pendapat adalah sebanyak 16 orang. Berdasarkan perhitungan rumus efektivitas, maka nilai efektivitas kelompok curah pendapat adalah 100%. Sedangkan jumlah responden yang mengalami peningkatan pengetahuan pada kelompok ceramah dengan media audio visual sebanyak 15 orang, maka milai efektivitas pada kelompok ini adalah 93,75 %. Dengan demikian selisih efektivitas metode curah pendapat dan ceramah dengan media audio visual adalah sebesar 6,25 %. Agar peningkatan pengetahuan lebih efektif maka responden hendaknya mempunyai kesadaran sikap serta prilaku sehat serta menghindari dari prilaku menyimpang yang dapat mendekatkan diri kearah HIV AIDS. Diperlukan pula langkah preventiv dari pihak terkait yang lebih terencana serta berkesinambungan untuk mencegah masyarakat umumnya dan remaja pada khususnya ke arah HIV AIDS.

Pada penelitian ini pemberi informasi (penyuluh) pada kedua kelompok adalah orang yang belum mereka kenal dengan baik, sehingga hal ini juga dapat mempengaruhi tidak adanya perbedaan efektivitas penyuluhan yang bermakna di antara kedua media tersebut. Pendapat ini didasarkan pada Ludlow (2000) dalam nurfitrianie (2008), yang menyatakan bahwa keberhasilan dalam menyampaikan informasi sangatlah ditentukan oleh sifat dan mutu informasi yang

75

diterima dan ini pada gilirannya ditentukan oleh sifat dan mutu hubungan di antara pribadi yang terlibat.

Dalam penelitian ini juga didapatkan informasi bahwa tidak adanya perbedaan peningkatan pengetahuan HIV AIDS siswa.Hal ini sejalan dengan hasil uji statistik pengetahuan HIV AIDS siswa pada saat sebelum dan setelah pendidikan kesehatan. Karena berdasarkan uji statistik diperoleh hasil tidak adanya perbedaan pengetahuan HIV AIDS yang bermakna antara kelompok curah pendapat dengan kelompok ceramah dengan menggunakan media audio visual pada saat sebelum dan setelah penyuluhan. Hal tersebut dikarenakan salah satunya ada faktor lain yang tidak di teliti dalam penelitian ini yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya persepsi, motivasi dan pengalaman. Dalam penelitian ini juga dalam pemberian intervensi curah pendapat dilakukan dalam satu kelas yang seharusnya hanya dilakukan intervensi dengan 16 responden saja.

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Salmah (1995) dengan judul pengaruh metode permainan dan ceramah terhadap pendidikan kesehatan reproduksi didapatkan hasil kedua kelompok dapat meningkatkan pengetahuan responden, namun ceramah lebih efektif meningkatkan pengetahuan dibandingkan metode simulasi dan kedua kelompok tidak berperngaruh kepada retensi memori responden.

75

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Salamah (1995), yang berjudul pengaruh penggunaan metode pengembangan keterampilan dan metode ceramah dalam penyuluhan AIDS terhadap pengetahuan dan sikap pencegahan AIDS siswa SLTA BPK Penabur. Hasil yang didapat menunjukan bahwa ternyata eksperimen ini berhasil meningkatkan pengetahuan siswa mengenai AIDS dan sikap terhadap pencegahan dan penderita HIV AIDS. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah pengembangan keterampilan dan ceramah dimana pada pengembangan keterampilan peneliti berusaha untuk mengikutserkan siswa agar lebih aktif dalam proses pendidikan kesehatan tersebut. Sedangkan ceramah juaga mengalami peningkatan pengetahuan walaupun tidak lebih tinggi dari pada pengembangan keterampilan. hal ini membuktikan pengembangan keterampilan lebih efektif dari pada ceramah. Pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh salamah hanya metode yang dipakai adalah curah pendapat dan ceramah. Berbeda dengan penelitian salamah pada penelitian ini ceramah disini menggunakan media audio visual.

88 A. Kesimpulan

1. Skor pengetahuan tertinggi sebelum dilaksanakan intervensi pendidikan kesehatan HIV AIDS dengan metode curah pendapat adalah 7 dan skor terendahnya adalah 5 dengan nilai rata-ratanya adalah 6,03.

2. Skor pengetahuan tertinggi sebelum dilaksanakan intervensi pendidikan kesehatan HIV AIDS dengan metode ceramah dengan media audio visual adalah 8 skor dan skor terendah 4,5 dengan nilai rata-ratanya adalah 6,25. 3. Skor pengetahuan tertinggi setelah dilaksanakan intervensi pendidikan

kesehatan HIV AIDS dengan metode curah pendapat adalah 8,5 dan skor terendahnya adalah 7 dengan nilai rata-ratanya adalah 7,53.

4. Skor pengetahuan tertinggi setelah dilaksanakan intervensi pendidikan kesehatan HIV AIDS dengan metode ceramah dengan media audio visual adalah 9 skor dan skor terendah 6 dengan nilai rata-ratanya adalah 7,59. 5. Ada perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum dan setelah

intervensi pendidikan kesehatan HIV AIDS pada kelompok siswa yang mendapatkan intervensi pendididkan kesehatan HIV AIDS dengan metode curah pendapat (Pvalue = 0,000).

6. Ada perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum dan setelah intervensi pendidikan kesehatan HIV AIDS pada kelompok siswa yang

mendapatkan intervensi pendididkan kesehatan HIV AIDS dengan metode ceramah dengan media audio visual (Pvalue = 0,000).

7. Tidak ada perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan HIV AIDS dengan metode curah pendapat dan ceramah dengan audio visual siswa SMAN 4 Tangerang Selatan (Pvalue = 0,566).

8. nilai efektivitas kelompok curah pendapat adalah 100%. Sedangkan jumlah responden yang mengalami peningkatan pengetahuan pada kelompok ceramah dengan media audio visual sebanyak 15 orang, maka nilai efektivitas pada kelompok ini adalah 93,75 %. Dengan demikian selisih efektivitas metode curah pendapat dan ceramah dengan media audio visual adalah sebesar 6,25 %.

B. Saran

Dokumen terkait