• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SUKUK)

C. Perbedaan Sukuk dan Obligasi

fee

Aspek Hukum Obligasi & Sukuk

1) Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain:

2) Jenis usaha yang dilakukan em iten ( ) tidak boleh bertentangan dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI Nomor

20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk

Reksadana Syariah

3) Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan emiten ( ) kepada pemegang Obligasi Syariah ( ) harus bersih dari unsur nonhalal

4) Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai

dengan akad yang digunakan

5) Pemindahan pemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang

digunakan

Obligasi syariah (sukuk) memiliki beberapa karakteristik.3 9

obligasi syariah menekankan pendapatan investasi bukan berdasar tingkat bunga (kupon) yang telah ditentukan sebelumnya. Tingkat pendapatan obligasi syariah berdasar atas rasio bagi hasil (nisbah) yang besarannya telah disepakati oleh pihak emiten dan investor. dalam sistem pengawasannya, selain diawasi oleh pihak wali amanat maka mekanisme obligasi syariah juga diawasi oleh Dewan Pengawas Syar (DPS) sejak dari

39

Adrian Sutedi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 127-128

Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Salam, Istishna, Ijarah Mudharib

mudharib shahibul mal

Pertama,

Kedua,

Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk,

penerbitan obligasi tersebut. Dengan adanya sistem ini maka prinsip kehati-hatian dan perlindungan kepada investor obligasi syariah diharapkan bisa lebih terjamin. , jenis industri yang dikelola oleh emiten serta hasil pendapatan perusahaan penerbit obligasi harus terhindar dari unsur nonhalal. Adapun lembaga Profesi Pasar Modal yang terkait dengan penerbitan obligasi syariah masih sama seperti obligasi biasa pada umumnya.

Dana yang terhimpun disalurkan untuk mengembangkan usaha lama atau pembangunan unit baru yang benar-benar berbeda dengan usaha lama. Bentuk alokasi dana yang khusus dalam syariah dikenal

dengan istilah . Atas penyertaannya, investor berhak

mendapatkan nisbah keuntungan tertentu yang secara proporsional dan dibayarkan secara periodik.4 0

2. Obligasi

Obligasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan obligasi yang berart kontrak. Dalam Keputusan Presiden RI Nomor 775/KMK 001/1982 disebutkan bahwa obligasi adalah jenis efek berupa surat pengakuan utang atas pinjaman uang dari masyrakat (investor) dalam bentuk tertentu, untuk jangka waktu

sekurang-kurangnya tiga tahun dengan menjanjikan imbalan bunga yang jumlah serta saat pembayarannya telah ditentukan terlebih dahulu oleh emiten.

40

Abdul Manan,

(Jakarta: Kencana, 2009), hal.126 Ketiga

(special dedicated) mudharabah muqayyadah

obligate

Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia,

Pada hakikatnya, obligasi adalah suatu tagihan uang atau beban/tanggungan pihak yang menerbitkan obligasi tersebut. Pemegang obligasi memperoleh keuntungan berupa tingkat bunga tertentu yang dibayarkan oleh perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut.4 1 Berdasarkan penerbit obligasi dapat dibagi 3 jenis, yaitu:4 2

a. Obligasi Pemerintah

b. Obligasi Perusahaan Milik Negara ( )

c. Obligasi Perusahaan Swasta

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh em iten (bisa berupa badan hukum atau perusahaan, bisa juga dari pemerintah) yang memerlukan dana untuk kebutuhan operasional maupun ekspansi dalam mengajukan investasi yang mereka laksanakan. Keuntungan berinvestasi dengan cara menerbitkan obligasi akan memperoleh bunga dan kemungkinan adanya

(keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham di Pasar Modal atau Bursa Efek).4 3

41

Pandji Anoraga & Piji Pakarti, cet V, (Jakarta: Rineka Citra, 2006), h.57

42

Sunariyah, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen, 2006), h. 215

43

Abdul Manan,

, cet.I, (Jakarta: Kencana, 2009), h.118.

State Owned Company

capital gain

Pengantar Pasar Modal,

Pengantar Pengetahuan Pasar Modal,

Apek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia

Obligasi adalah suatu janji untuk membayar bunga secara berkala dan jumlah pokok pada akhir jatuh tempo. Instrumen ini adalah suatu instrumen utang yang pemegangnya menerima pembayaran kupon secara berkala dan pada fakta sebenarnya merupakan suatu riba ( ). Oleh karena itu, hamper

semua ulama berpendapat bahwa produk ini tidak halal.4 4

Ada beberapa perbedaan antara obligasi syariah (sukuk) dengan obligasi konvensional, antara lain:4 5

a. Tingkat pendapatan dalam obligasi syariah berdasarkan tingkat rasio bagi hasil (nisbah) yang besarannya telah disepakati oleh pihak emiten dan investor, sedangkan pada obligasi konvensional menekankan pendapatan investasi berdasarkan tingkat suku bunga.

b. Sistem pengawasan obligasi syariah selain diawasi oleh pihak wali amanat, mekanismenya juga diawasi oleh Dewan Pengawas (DPS) sejak dari penerbitan obligasi sampai akhir dari masa penerbitan obligasi tersebut. Dengan sistem ini, maka prinsip kehati-hatian dan perlindungan kepada investor obligasi syariah diharapkan bisa lebih terjamin, sedangkan obligasi konvensional pengawasannya hanya dilakukan oleh pihak wali amanat.

44

Billah, Mohd Ma’sum, (Jakarta: Pakusengkunyit, 2008),hal.90

45

Nurul Huda & Mustafa Edwin Nasution, (Jakarta: Kencana, 2009), hal.316

usury

Penerapan Pasar Modal Islam,

Current Issues Lembaga Keuangan Syariah,

c. Jenis industri yang dikelola oleh emiten obligasi syariah serta hasil

pendapatan perusahaan penerbit obligasi harus terhindar dar unsur non

halal dan juga harus berdasarkan transaksi riil, mengandung asas manfaat, dengan dasar uang bukan komoditas, serta tidak mengenal

. Sedangkan pada obligasi konvensional tidak terdapat apakah industri yang dikelola penerbit sesuai syariah atau tidak, tidak diharuskan berdasarkan transaksi riil, berdasar atas asas utilitas, serta uang menjadi komoditas dan menganut

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa obligasi adalah surat utang, di mana pemegangnya berhak atas bunga tetap, prinsip obligas syariah (sukuk) tidak mengenal adanya utang, tetapi mengenal adanya kewajiban yang timbul akibat adanya transaksi atas aset/produk maupun jasa yang tidak tunai sehingga terjadi transaksi pembiayaan. Obligasi syariah lebih merupakan penyertaan dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasi Transaksinya bukan akad utang piutang, melainkan penyertaan. Obligasi sejenis ini sejenis ini

lazim disebut di mana adalah nama lain dari

.4 6

Dalam harga penawaran, jatuh tempo pokok obligasi, saat jatuh tempo, dan antara obligasi syariah dengan obligasi konvensional idak ada

46

Abdul Manan,

(Jakarta: Kencana, 2009), hal.126

time value of money

time value of money & opportunity cost.

muqaradhah bond, muqaradhah mudharabah

rating

Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar ModalSyariah Indonesia,

perbedaannya. Perbedaan yang mendasar antara obligasi ah dengan obligasi konvensional terletak pada penetapan bunga yang besarnya sudah ditetapkan di awal transaksi dilakukan. Sedangkan pada obligasi syariah saat dilakukan transaksi (jual beli) belumdi tentukan besarnya bunga, yan ditentukan adalah berapa proporsi pembagian hasil apabila mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.4 7

Namun, dalam obligasi syariah (sukuk) lebih kompetitif dibandingkan dengan obligasi konvensional, sebab: kemungkinan perolehan dari bagi hasil pendapatan lebih tinggi daripada obligasi konvensional.

obligasi syariah (sukuk) lebih aman karena untuk membiayai proyek prospektif. bila terjadi kerugian (di luar kontrol), investor tetap memperoleh aktiva. , terobosan paradigma, bukan lagi surat utang tapi surat investasi.4 8

47 48 hal.127 pertama, Kedua, Ketiga, Keempat Ibid Ibid,

Secara ringkas, perbandingan obligasi syariah (sukuk) obligasi konvensional sebagai berikut:4 9

49 Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah,

Brosur Departemen Keuangan Republik Indonesia

Pemerintah, Korporasi Pemerintah, Korporasi

Sertifikat

kepemilikan/penyertaan atas

suatu aset

Instrumen Pengakuan

Utang

Bagi hasil, Bunga/kupon,

Pendek - mengengah Menengah - panjang

Harus Tidak harus

Obligor Obligor/

Islam i, konvensional Konvensional

atau atau

Harus sesuai syariah Bebas Gamabar 2.3

Perbedaan Sukuk & Obligasi

Dekripsi Sukuk Obligasi Konvensional

Penerbit Sifat Instumen

Penghasilan Jangka Waktu

Pihak yang Terkait Haraga/ Investor Pembayaran Pokok Penggunaan Hasil Penerbitan

Mengenal Sukuk Instrumen Keuangan Berbasis Syariah,

margin, fee capital gain

, SPV, investor, trustee issuer, investor

Market Price Market Price

Bullet amortisasi Bullet amortisasi Underlying Asset

Dalam pengelolaan kebijakan fiskal suatu negara dikenal istilah

. Hal ini terjadi karena pendapatan lebih kecil daripada pengeluaran. ini dialami oleh Indonesia setiap tahunnya. Berdasarkan data dari 1984 - 2004 tercatat hanya 5 tahun saja Indonesia bebas dari keadaan defisit.

Kondisi meningkat tajam sejak terjadinya resesi di tahun 1997.5 0

50

Adiwarman A. Karim, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 244

BAB III

GAMBARAN UMUM SUKUK

A. Kedudukan Sukuk Dalam Kebijakan Fiskal

Tabel 3.1

budget deficit

Budget deficit

budget deficit

Ekonomi Makro Islam,

Dari tabel di atas terlihat bahwa dalam 6 tahun terakhir pun, Indonesia, masih mengalam i defisit anggaran. Hal tersebut dipaparkan dalam ringkasan APBN 2005 - 2011.

Hal ini yang melatarbelakangi strategi dan kebijakan pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera serta untuk memulihkan sektor ekonomi. Salah satu strategi dan kebijakan itu berupa pengelolaan keuangan negara secara optimal melalui peningkatan efisiensi dalam pengelolaan Barang Milik Negara dan sumber pembiayaan negara. Dalam rangka pengelolaan keuangan negara untuk meningkatan daya dukung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam menggerakkan perekonomian nasional secara berkesinambungan, diperlukan pengembangan berbagai instrumen keuangan yang mampu memobilisasi dana publik secara luas dengan memperhatikan nilai-nilai ekonomi, sosial, budaya yang berkembang dalam masyarakat. Potensi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang menggunakan instrumen keuangan berbasis syariah yang memiliki peluang besar

belum dimanfaatkan secara optimal.

Sektor ekonomi dan keuangan syariah perlu ditumbuhkembangkan melalui pengembangan instrumen keuangan syariah sebagai bagian dari sistem perekonomian nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Instrumen keuangan berdasarkan prinsip syariah mempunyai karakteristik yang berbeda dengan instrumen ngan

konvensional, sehingga perlu pengelolaan dan pengaturan secara khusus, baik yang menyangkut instrumen maupun hukum yang diperlukan.5 1

Dari paparan di atas secara eksplsit dijelaskan bahwa instrumen keuangan syariah, dalam hal ini sukuk, merupakan salah satu sum alternatif pembiayaan pembangunan negara yang diharapkan mampu memobilisasi publik secara luas yang dikelola sesuai prinsip syariah sehingga terhindar dari unsur riba.

Perkembangan yang signifikan terhadap kinerja sukuk secara global membuat banyak negara di dunia menggunakan instrumen berbasis syariah sebagai sumber penyaerap dana. Untuk mengetahui perkembangan negara-negara

yang menerbitkan sukuk, di bawah ini akan dipaparkan perkembangan sukuk di

beberapa Negara.

1. Malaysia

Malaysia merupakan negara yang pertama kali menerbitkan sukuk di kawasan Asia. Malaysia telah menjadi yang terdepan dalam pengembangan keuangan syariahnya.hal ini terlihat dari sistem pernbankan yang telah lama dan maju dalam mengadopsi . Dari sisi penggunaan instrumen keuangan, pemerintah dan swasta juga aktif menggunakan sukuk dalam

51

Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat berharga Syariah Negara

B. Sukuk di Beberapa Negara

dual banking

fund

mereka. Pada tahun 2002, pemerintah Malaysia telah menerbitkan sebesar US$600 juta.5 2

Kemudian pada tahun 2005, kalangan swasta di Malaysia idaknya telah menerbitkan dan mengumumkan penerbitan sukuk sekitar US$4.545 juta. Sedangkan di tahun 2006, diketahui Rantau Abang Sukuk telah menerbitkan sukuk senilai US$2.762 juta pada buan Maret 2006. Malaysia pertama kali menerbitkan sukuk pada tahun 2002 dengan 5 tahun dan jatuh tempo pada tahun 2007, dengan jumlah sukuk yang sebesar US$600 juta, dan struktur yang digunakan adalah menggunkan akad ijarah. Penerbit yang ditunjuk pemerintah Malaysia bernama Global Sukuk Inc. dan saat ini Malaysia merupakan negara penerbit sukuk terbesar di dunia bersama

dengan UEA. 2. Qatar

Qatar merupakan anggota organisasi pengekspor minyak di kawasan Teluk yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council (GCC). Pada umumnya Qatar adalah negara yang memiliki perekonomian kuat, di mana Qatar adalah pengekspor minyak dan gas ke berbagai negara. Qatar merupakan negara petrodollar yan pertama kali menerbitakan sukuk di GCC

52

Roikhan Muhammad Aziz,

(Hasil Penelitian Mengenai Sukuk 2007). rising

global sukuk

”Tinjauan Komparatif Obligasi Syariah Antara Malaysia n Indonesia: Pendekatan System Dynamic.”

dengan menggunakan struktur ijarah, dan menggunakan spesifik proyek.5 3 Dalam menrbitkan sukuk, Qatar menggunakan tenor 7 tahun yaitu pada tahun 2003 dan jatuh tempo pada tahun 2010. Qatar mampu menggalang dana sebesar US$700 juta yang digunakan untuk pembiayaan proyek infrastruktur negara. Dalam hal ini yang menjadi penrrbit sukuk adalah Qatar Global Sukuk dan tentunya yang menjadi obligor adalah pemerintah Qatar.5 4 Dalam hal kualitas peringkat Qatar dilihat sebagai salah satu yang terkuat diantara

negara-negara di Teluk. Qatar memperoleh peringkat kredit AA i Standard & Poor’s dan Aa2 dari Moody’s Investors.5 5

Dalam penerbitan sukuk ini juga sangat diminati oleh korporasi di negara Qatar, di mana dalam negara ini sukuk pemerintah maupun sukuk korporasi berkembang dengan baik. Dapat dilihat melalu data yang ada bahwa sebuah perusahaan yang bernama Qatar Real Estate Invesment Company (QREIC) adalah perusahaan pertama yang menerbitkan sukuk dan total dari penerbitan sukuk tersebut sebesar US$375 miliar. Ini menunjukkan bahwa sukuk merupakan instrumen keuangan yang likuid bagi pemerintah Qatar. Dalam 2 tahun terakhir ini, Qatar termasuk negara yang mendapatkan

53

Nibra Hosen, ”Dampak Global Penerbitan Sukuk Dalam Perkembangan Ekonomi Syariah”, http://nibrahosen.multiply.com. Artikel ini diakses pada tanggal 25 Juni 2011

54

Rahmat Walu yanto, ”Potensi Sukuk Negara (Surat Berharga Syariah Negara) Sebagai sumber Pembiayaan dan Investasi.

55

http://m.republika.co.id/berita/bisnis-syariah/berita/10/09/25/136374-qatar-islamic-bank -mulai-roadshow-sukuk. Artikel ini diakses pada tanggal 25 Juni 2011

keuntungan yang luar biasa, d mana harga minyak duniayang meningkat secara signifikan mempengaruhi kondisi ekonomi negara tersebut dan akhirnya begitu banyak dana yang mengalir, sehingga pada akhirnya Qatar akan mengaliri dananya kepada negara-negara yang membutuhkan untuk mendanai proyek.5 6

3. Bahrain

Pemerintah kerajaan Bahrain menerbitkan sukuk negara pada tahun 2004 dengan total USD250 juta. Dalam penerbitannya pemerintah Bahrain menggunakan struktur ijarah (headlease & sublease) dengan tenor 5 tahun dan jatuh tempo pada tahun 2009. Pemerintah Bahrain menunjuk BMA

International Sukuk Company (SPC) untuk menjadi penerbit dan tentunya yang menjadi obligor adalah pemerintah Bahrain.5 7

Perkembangan sukuk di Bahrain pun berkembang baik, di Bank Sentral Bahrain (CBB) memastikan rencana penerbitan instrumen obligasi

syariah atau sukuk berbasis ijarah. Instrumen itu dikenal dengan sebutan (ISLI). Penerbitan sukuk bertujuan untuk menyediakan instrumen manajemen likuiditas bagi berbagai lembaga keuangan syariah. ISLI merupakan hasil pengembangan bersama CBB dan pusat manajemen likuiditas atau Liquidity Management Center (LMC)

56

”Sukuk Qatar”, http://www.cert.org. Artikel ini diakse pada tanggal 25 Juni 2011

57

Rahmat Walu yanto, ”Potensi Sukuk Negara (Surat Berharga Syariah Negara) Sebagai sumber Pembiayaan dan Investasi.

(issuer)

Islamic Sukuk Liquidity Instrument

Bahrain. ISLI sengaja didesain bagi lembaga keuangan konvensional maupunsyariah untuk mengakses instrumen likuiditas jangka pendek dengan menggunakan skim sukuk ijarah.5 8

4. Uni Em irat Arab (UEA)

Sukuk negara yang diterbitkan pertama kali pada tahun 4 ole dan yang menjadi emiten adalah pemertintah UEA. Struktur

yang digunakan pada dalam penerbitan sukuk di negara tersebut adalah ijarah (sale and lease back) yang berjumlah USD 1 m iliar.5 9

UEA merupakan penerbit sukuk terbesar bersama Malaysia dan dapat dipastikan sukuk di Timur Tengah akan terus berkembang pesat dalam beberapa tahun mendatang. Hal tersebut dipicu oleh tingginya harga minyak dunia dan pada akhirnya tinnginya harga minyak menyebabkan wilayah Timur Tengah mengalami kelebihan dana investasi.6 0

Dana-dana sukuk yang berasal baik dari penrbitan sukuk rite global, IFR, dan SDHI secara keseluruhan digunakan untuk menam pembiayaan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang semuanya sudah tertuang dalam

APBN

58

Aru, ”Bank Sentral Bahrain terbitkan Sukuk Ijarah”, Republika, Jumat 13 Juni 2008

59

Rahmat Walu yanto, ”Potensi Sukuk Negara (Surat Berharga Syariah Negara) Sebagai sumber Pembiayaan dan Investasi.

60

”Konferensi IBA di Timur Tengah: Perlu Standardisasi Keuangan Islam”. www.Zawya.com. Artikel ini diakses pada tanggal 25 Juni 2011

Debt of Civil Aviation

Pasar keuangan di Indonesia baru saja mencatat sejarah baru. Pada Mei 2008 lalu, Pemerintah telah mengundangkan Undang-Undang No. 19/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau UU Sukuk Negara . Meski terlambat, kita patut memberikan apresiasi tinggi atas upaya pemerintah dan DPR yang berhasil menghasilkan UU Sukuk Negara ini. Dikatakan terlambat, karena perkembangan sukuk di Indonesia, sesungguhnya sudah dimulai oleh swasta, meskipun pangsanya masih kecil.

Fakta menunjukkan perkembangan sukuk memang dimulai dengan adanya . Berdasarkan data dari Standard & Poor’s (S&P), bila pada tahun 2003, sovereign sukuk masih mendominasi pasar sukuk global yaitu sebesar 42% dan sukuk yang diterbitkan oleh lembaga keuangan sebesar 58%, maka sejak saat itu komposisinya mengalami pergeseran. Pada tahun 2007, kini justru sukuk korporasi yang mendominasi pasar sukuk global, yaitu sekitar 71%, lembaga keuangan 26%, dan pemerintah tinggal 3%.

Pengembangan sukuk sangat didukung regulator dan pemerintah di kawasan Teluk dan Asia. Kini, semakin banyak negara yang telah menerbitkan sukuk sebagai instrumen pembiayaan. Pada tahun 2007, telah ada 10 negara yang menerbitkan sukuk, padahal pada tahun 2001 baru ada 2 negara. Uni Em irat Arab (UEA) dan Malaysia masih mempertahankan sebagai negara penerbit sukuk terbesar di dunia. Pada tahun 2007, lebih dari US$25 miliar sukuk (atau sekitar

C. Perkembangan Sukuk di Indonesia

(sovereign sukuk)

75% dari seluruh sukuk yang diterbitkan di seluruh dunia pada tahun itu) adalah sukuk yang diterbitkan oleh UEA dan Malaysia. Sementara itu, Malaysia sendiri menguasai sekitar 66% dari seluruh penerbitan sukuk di dunia.6 1

Sebagaimana disebut di atas, perkembangan sukuk di Indonesia sesungguhnya bermula karena adanya inisiatif dari swasta. Dukungan yang kurang dari pemerintah dan regulator terhadap perkembangan sukuk ini, menyebabkan posisi Indonesia dalam pasar keuangan syariah global tidak mendapatkan tempat yang semestinya. Hingga saat ini, baru terdapat sekitar 20 sukuk yang diakui sebagai emiten syariah oleh Bapepam.

Dengan diberlakukannya UU Sukuk Negara, diperkirakan perkembangan pasar sukuk di Indonesia bakal lebih semarak dibandingkan sebelumnya. Terlebih lagi, minat investor terhadap sukuk ini sangat besar, sebagaimana ditunjukan dari perkembangan sukuk global saat ini. Tahun ini pemerintah memang memfokuskan diri untuk pengembangan pasar sukuk domestik. Jika penerbitan perdana ini sukses, diperkirakan akan semakin menarik investor asing, khususnya dari Timur Tengah, untuk masuk ke pasar keuangan syariah di Indonesia.6 2 Berikut ini data mengenai perkembangan penerbitan sukuk di Indonesia.

61

Dimuat oleh harian ekonomi & bisnis Kontan, Kamis, 26 Juni 2008.

62

Dimuat oleh harian ekonomi & bisnis Kontan, Kamis, 26 Juni 2008

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto menyebutkan, nilai total surat berharga syariah negara (SBSN/nama lain sukuk) yang sudah diterbitkan pada tahun 2011 adalah Rp 13,341 triliun. Itu terdiri atas sukuk dana haji Indonesia (SDHI) Rp 6 triliun dan ukuk ritel seri

SR-003 sebesar Rp 7,341 triliun. SR-003 baru saja ditetapkan penjatahannya

pada 21 Februari 2011. Jadi, sejak tahun 2008 total sukuk yang sudah diterbitkan

pemerintah (baik sukuk ritel maupun reguler) mencapai Rp 59,051 triliun.

Dengan demikian, hanya dalam tiga tahun, pertumbuhan sukuk begitu pesat.

Tabel 3.2

Data Penerbitan Sukuk

Apalagi, pada tahun 2008 Indonesia adalah negara yang kali

menerbitkan sukuk berdenominasi dollar AS sejak krisis keuangan global.6 3

Indonesia, negara dengan pertumbuhan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, berencana menerbitkan sukuk global pada semester satu 2011 dan sukuk ritel pada kuartal pertama 2011. Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto, dikutip laman Bloomberg, Kamis (23/9) menyebut sukuk akan diterbitkan melalui private placement sebesar Rp 2 triliun di tahun ini.6 4

Perkembangan sukuk negara di Indonesia dipengaruhi oleh stabilitas kondisi ekonomi makro. Mulai dari peningkatan Produk Domestik Bruto dan pertumbuhan ekonomi, stabilnya nilai inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

63

httpbisniskeungan.kompas.comread.Stok.Aset.Dasar.Transaksi.Semakin.Menipis. Artikel ini diakses pada tanggal 30 April 2011

64

http://zonaekis.com/daftar-negara-penerbitkan-sukuk-global. Artikel ini diaksespad tanggal 30 April 2011

Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan sukuk negara di Indonesia adalah peningkatan sumber pembiayaan yang berasal dari Surat Berharga Negara (SBN) dalam menutupi defisit anggaran pada APBN tiap tahunnya. Dari laporan ringkasan APBN 2005-2011, SBN yang salah satu komponennya berupa sukuk

menjadi sumber pembiayaan utama dalam menutupi defisit pada APBN tiap tahunnya.

Perkembangan sukuk ke depan akan maju pesat. Hal ini terlihat dari besarnya respon masyarakat saat peluncuran sukuk oleh Kementerian Keuangan. Semua ini tidak terlepas bahwa berinvestasi dengan sukuk akan aman karena ditanggung pemerintah. Harus lebih banyak diberikan sosialisasi tentang aman dan untungnya berinvestasi dengan sukuk. Terlebih saat ini untuk legalitas dalam

bertransaksi dengan produk syariah khususnya sukuk sudah ada jaminan, terbukti

Tabel 3.3

dengan adanya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang SBSN, dan dari segi institusi diatur oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang. Untuk perkembagan ke depan sangat bisa menyeimbangkan dengan obligasi konvensional, dengan catatan adanya akuntabilitas,

dan transparansi pengelolaan dari sukuk ke mana arahnya, sehingga akan mampu

menyaingi dengan konvensional.

Secara umum, ketentuan mekanisme mengenai obligasi syariah (sukuk) sebagai berikut:6 5

1. Obligasi syariah haruslah berdasarkan konsep syariah yang hanya memberikan pendapatan kepada pemegang obligasi dalam bentuk bagi hasil

atau serta pembayaran kewajiban pada saat jatuh tempo

2. Obligasi syariah yang diterbitkan harus berdasarkan pada bentuk pembagian hasil keuntungan yang telah disepakati sebelumnya serta pendapatan tang deterima harus bersih dari unsur nonhalal

3. (rasio) bai hasil harus ditentukan sesuai kesepakatan sebelum penerbitan obligasi tersebut

4. Pembagian pendapatan dapat dilakukan secara periodik atau sesuai dengan ketentuan bersama, dan pada saat jatuh tempo hal itu diperhitungkan secara

keseluruhan

5. Sistem pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) atau Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh DSN-MUI

65

Adrian Sutedi, , (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal.128

Dokumen terkait