• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep dan aplikasi sukuk negara dalam kebijakan fiskal di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsep dan aplikasi sukuk negara dalam kebijakan fiskal di Indonesia"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

Fahmi Salim

NIM : 107046101824

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan

hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, 22 Juni 2011

Fahmi Salim

(5)

i

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa manusia keluar dari zaman jahiliyah ke

zaman ilmiah seperti sekarang ini.

Selanjutnya, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang paling dalam

kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik secara

langsung atau tidak langsung dalam pembutan skripsi ini. Oleh Karen itu, penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan

Bapak Mu’min Rauf, MA selaku Sekretaris Program Studi Muamalat.

3. Bapak Prof. Fathurrahman Djamil, MA, selaku dosen pembimbing

pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberikan pemikiran, arahan,

koreksi serta saran hingga penulisan skripsi dapat selesai.

4. Bapak Odjo Kusnara, selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa kuliah dan

(6)

ii

6. Keluarga tercinta, terutama untuk Ayah dan Ibu yang telah memberikan kasih

sayang, semangat, serta pengorbanan baik berupa materil maupun moril

selama ini.

7. Antika Velashifa, yang selalu membantu, memberikan semangat dan doa

kepada penulis.

8. Teman - teman seperjuangan (PS C 07) atas doa dan dukungannya.

9. Semua pihak yang ikut serta membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat

penulis tuliskan satu per satu.

Semoga semua bantuan, pengorbanan serta yang telah diberikan mendapat

imbalan pahala dari Allah SWT. Dan penulis juga berharap semoga karya tulis ini

dapat bermanfaat. Amin.

(7)

iii

DAFTAR ISI………..iii

DFTAR GAMBAR DAN TABEL……….v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……...1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...9

D. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) ...9

E. Kerangka Teori...12

F. Metode Penelitian...14

G. Sistematika Penulisan………....16

BAB II SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SUKUK) A. Tinjauan Umum Tentang Sukuk 1. Pengertian Sukuk………18

2. Tujuan Penerbitan Sukuk………....22

3. Jenis - Jenis Sukuk………..23

4. Pihak - Pihak yang Terlibat Dalam Penerbitan Sukuk…………...…31

B. Dasar Hukum Penerbitan Sukuk………....34

(8)

iv

B. Sukuk di Beberapa Negara………....48

B. Perkembangan Sukuk Negara di Indonesia...53

BAB IV APLIKASI PENGELOLAAN SUKUK NEGARA DI INDONESIA

A. Mekanisme Penerbitan Sukuk Negara...59

B. Jenis Akad yang Digunakan Dalam Menerbitkan Sukuk………...72

C. Penggunaan Barang Milik Negara Sebagai Underlying Asset………….….77 D. Penggunaan Manfaat Sukuk yang Diterbitkan...81

E. Risiko Yang Terdapat Pada Sukuk Negara...82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...91

B. Saran...93

(9)

v

Gambar 2.2 Skema Sukuk Mudharabah……….……… 27

Tabel 2.3 Perbedaan Sukuk dan Obligasi………... 45

Tabel 3.1 Rinkasan APBN 2005 - 2011………. 46

Tabel 3.2 Data Penerbitan Sukuk………... 55

Tabel 3.3 Asumsi Makro Ekonomi 2005 - 2011……… 57

Gambar 4.1 Skema Lelang………... 61

Gambar 4.2 Skema Bookbuilding……….. 67

Gambar 4.3 Skema Ijarah Sale and Leaseback………. 73

(10)

1

Islam adalah agama yang lengkap dan merupakan cara hidup yang terbaik.

Ia dapat dipraktekkan oleh seluruh umat manusia tanpa memandang ras, waktu,

dan batas-batas geografis. Islam juga mencakup seluruh aspek kehidupan termasuk politik, sosial, dan ekonomi. Kita sebagai khalifah di bumi seharusnya

mewujudkan petunjuk-petunjuk sistem tersebut ke dalam realitas kehidupan.

Sistem keuangan merupakan akar kekuatan bagi sebuah negara terhadap

negara lainnya. Dengan kata lain, dalam dunia modern, sebuah negara yang

keuangannnya kuat memiliki keunggulan kompetitif terhadap negara yang lemah. Sehingga salah satu aspek penting yang harus dipertimbangkan secara serius oleh

muslim di seluruh dunia adalah sistem keuangan mereka.

Dunia barat dalam sepuluh tahun terakhir sudah memulai mencari model pendekatan baru dalam sistem ekonomi. Bukti kegagalan konsep ekonomi yang diberlakukan oleh barat sudah bermunculan di mana-mana. Sebagian ilmuwan barat sudah mengakui dan sebagian lagi sudah memperbaiki konsep

yang salah dengan pendekatan baru yaitu Barat membangun

ekonomi kapitalis dengan model ekonomi yang komprehensif dan holistik. hal

ini dilakukan untuk mendapatkan solusi yang lebih baik dalam menghadapi

masalah perekonomian. Islam punya solusi lain untuk memperoleh jalan keluar

A. Latar Belakang Masalah

(11)

dengan mengembangkan sistem keuangan berlandaskan bagi hasil atau tanpa

bunga yang dikenal dengan ekonomi Islam. Di dalam Islam terdapat sistem keuangan yang lebih baik. Makna Islam di dalamnya juga berisikan solusi dari

semua masalah yang ada. Islam mampu memberikan kontribusi dalam

memperbaiki sistem dunia dengan pendekatan menyeluruh. Dengan kata lain

dalam Islam terdapat pendekatan yang lebih komprehensif dan holistik.

Perkembangan ekonomi Islam dewasa ini kian mengesankan. Hal tersebut bisa dilihat dengan banyaknya negara yang mulai beralih menggunakan prinsip -prinsip Islam dalam melakukan kegiatan ekonominya. Ijtihad dalam bidang ekonomi, finansial, dan perbankan kontemporer telah memperlihatkan

kebangkitan yang luar biasa, baik dalam level pribadi n dalam level

lembaga dan dalam dunia Islam, terutama setelah

berdirinya lembaga-lembaga keuangan Islam.1 Tidak hanya negara-negara Timur Tengah saja yang mengembangkan sistem ekonomi Islam ini. Akan tetapi,

negara-negara seperti kawasan Asia, Eropa bahkan Amerika pun serta dalam

mengembangkan sistem ekonomi ini.

Sudah banyak sekali jenis produk atau instrumen keuangan syariah

sekarang ini. Mulai dari tabungan, asuransi, saham, reksadana sampai obligasi

(sukuk). Salah satu instrumen keuangan syariah yang telah banyak diterbitkan

adalah sukuk. Sukuk bisa disebut juga obligasi syariah, merupakan salah satu

1

Husein Syahatah & Athiyyah Fayyadh,

, (Surayabaya: Pustaka Progressif, 2004), hal.83. munadhamat al-Islamiyah

Bursa Efek Tuntutan Islam Dalam Trasnsaksi di Pasar Modal

(12)

instrumen pasar modal syariah di samping saham dan reksadana syariah. Pada

awalnya banyak pihak yang masih meragukan keabsahan dari obligasi syariah.

Mengingat obligasi merupakan surat bukti pemilikan utang, yang dalam Islam itu

sendiri hal itu tidak diakui. Namun, sebagaimana pengertian bank syariah adalah

bank yang menjalankan prinsip syariah, tetap menghimpun dan menyalurkan dana, tetapi tidak menggunakan instrumen bunga. Hal tersebut juga berlaku pada

obligasi syariah yang mengalami pergeseran makna, berbeda dengan obligasi

pada umumnya (obligasi konvensional).2 Sukuk tidak hanya diterbitkan oleh negara saja, banyak juga korporasi atau perusahaan yang telah menerbitkan

sukuk sebagai sumber permodalan dalam melaksanakan kegiatan

operasionalnya.

Di beberapa negara, sukuk telah menjadiinstrumen pembiayaan anggaran negara yang penting, misalnya Malaysia, Bahrain, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

Pada kebayakan negara yang mengadopsi sukuk, instrumen lazimnya diposisikan

sebagai alat kebijakan fiskal untuk membiayai pembangunan. Kebijakan fiskal adalah adalah suatu kebijakan terkait dengan aspek pengelolaan anggaran

pemerintah. Kebijakan ini merupakan salah satu kebijakan ekonomi makro dalam

mengendalikan stabilitas ekonomi dan mendorong pertumb n ekonomi.3

2

Firdaus, dkk, , (Jakarta: PT Renaisan, 2005), hal.13.

3

Khairunnisa Musari, “Sukuk Untuk Fiscal Sustainability”, (Majalah Sharing, Edisi 35, 2009), hal.22.

(13)

Secara umum, pasar keuangan syariah internasional terus mengalami

perkembangan yang sangat pesat. Sampai dengan triwulan III tahun 2009, nilai

aset industri perbankan syariah mencapai sekitar USD1 iliun,

sekitar USD70 m iliar, dan premium Takaful global sekitar USD4,3 m iliar.

Kawasan Gulf Cooperation Council (GCC) masih mendominasi

dengan 42,9%. Kontributor terbesar kedua adalah

Iran dengan 35,6%. Di luar kawasan Timur Tengah, Asia memiliki

sekitar 20%, dengan pemain utama Malaysia sebesar 10,5%.

Iran dan Saudi Arabia. Di Eropa, sekitar 114 lembaga keuangan syariah menjadi

pelaku di pasar keuangan syariah Eropa yang terkonsentrasi di Inggris.

Sedangkan di Amerika Utara, jumlah lembaga keuangan syariah masih relatif

sedikit, yaitu sekitar 44 yang tersebar di AS dan Kanada

Secara global, sampai dengan Juli 2010 total em isi sukuk internasional

mencapai sekitar USD213 miliar. Berkembang secara pesat dari semula sekitar

USD4 miliar pada tahun 2002

Islamic funds

shariah compliant aset market share

(14)

Adapun investor sukuk pada saat ini tidak lagi terbatas pada investor

muslim saja, karena pada saat ini sebagian besar investor sukuk merupakan

investor konvensional.4

Pengembangan sukuk sangat didukung regulator dan pemerintah di

kawasan Teluk dan Asia. Kini, semakin banyak negara yang telah menerbitkan

sukuk sebagai instrumen pembiayaan. Pada tahun 2007, telah ada 10 negara yang

menerbitkan sukuk, padahal pada tahun 2001 baru ada 2 negara. Uni Em irat Arab

(UEA) dan Malaysia masih mempertahankan sebagai negara penerbit sukuk

terbesar di dunia. Dubai adalah satu dari tujuh emirat dan kota terpadat di Uni Emirat Arab (UEA). Terletak di sepanjang pantai selatan Teluk Persia di Jazirah

Arab. Pada tahun 2007, lebih dari US$25 miliar sukuk (atau sekitar 75% dari

seluruh sukuk yang diterbitkan di seluruh dunia pada tahun itu) adalah sukuk

yang diterbitkan oleh UEA dan Malaysia.5

S&P6 memperkirakan Malaysia dan UEA akan tetap memegang posisinya sebagai penguasa pasar, karena ditopang oleh regulator dan status UEA sebagai

4

Direktorat Pembiayaan Syariah, Direktorat Jendaral Pengelolaan Utang (DJPU),

Departemen Keuangan RI, (Jakarta: Direktorat

Pembiayaan Syariah Departemen Pembiayaan Syariah Departemen Keuangan RI, 2008)

5

http://dinaseptariani.blogspot.com/2010/03/sukuk.html. Artikel ini diakses pada tanggal 4 Februari 20011

6

atau juga dikenal dengan sebutan ( ) adalah merupakan salah satu anak perusahaan dari McGraw-Hill yang merupakan perusahaan pemeringkat atas saham dan obligasi, yang merupakan salah satu dari 3 perusahaan besar dalam industri pemeringkatan efek bersama Moody's dan Fitch Ratings.

Mengenal Sukuk, Instrumen Invesatasi Berbasi Syariah

(15)

pintu masuk para investor global. Selain dukungan yang kuat dari

pemerintah setempat, perkembangan pesat tersebut juga tidak terlepas dari

kinerja sukuk itu sendiri. Berdasarkan data dari Dow Jones terlihat bahwa di

seluruh dunia indeks surat berharga yang berbasis syar (saham dan sukuk),

kinerjanya lebih baik dibandingkan indeks konvensional. Hal yang sama juga

terjadi di Malaysia, sebagai negara terbesar dalam hal pangsa pasar penerbitan

sukuk di dunia.

Indonesia yang kita tahu sistem ekonominya bukan sistem ekonomi Islam juga ikut menerapkan instrumen sukuk dalam hal pembiayaan beberapa

infrastrukturnya. Di Indonesia, pasar keuangan syariah termasuk pasar sukuk juga tumbuh secara cepat, meskipun proporsinya masih relatif dibandingkan

pasar konvensional.

Penerbitan perdana sukuk negara terjadi ketika dampak is ekonomi global mulai terasa di negara ini sehingga kehadirannya benar-benar mendapat respon yang luar biasa dari masyarakat dan investor. Pada tanggal 26 Agustus

2008 untuk pertama kalinya sukuk negara (SBSN) diterbitkan. SBSN yang

diterbitkan adalah seri IFR001 dan IFR002. Pemerintah kembali menerbitkan

SBSN pada tanggal 25 Februari 2009 dengan seri SR001 dan disusul dengan

penerbitan seri lainnya.

Secara umum penerbitan sukuk di Indonesia mengalami peningkatan

setiap tahunnya. Ini juga tidak terlepas dari peran re i pemerintah yang telah

(16)

membuat Undang-Undang No.19 Tahun 2008 tentang SBSN, sehingga mampu

mendorong pertumbuhan penerbitan sukuk di Indonesia.

Beberapa alasan mengapa pemerintah perlu menerbitkan sukuk.

perusahaan Indonesia belum banyak dikenal di pasar global sehingga

pemahaman investor akan risiko masing-masing individu masih sangat minim. Masuknya pemerintah dalam pasar obligasi akan mendorong investor

mengetahui lebih jauh bukan saja tentang risiko investasi di Indonesia, namun

juga risiko beberapa perusahaan di Indonesia. penerbitan sukuk oleh pemerintah meningkatkan investor global karena merefleksikan

adanya perangkat ketentuan hukum yang pasti. Sebagian investor sampai ini

masih menunggu adanya dasar hukum yang kuat untuk obli syariah (sukuk).

untuk dapat terlihat di pasar modal, jumlah obligasi diterbitkan

harus cukup signifikan, misalnya 1 juta dolar AS. Diakui pada level global

jumlah tersebutbelu dapat dikatakan besar.7

Harus diakui bahwa sukuk atau obligasi syariah ini adalah salah satu

bentuk terobosan baru dalam dunia keuangan Islam, meskipun istilah tersebut

adalah istilah yang memiliki akar sejarah yang panjang. Inilah salah satu produk

yang paling inovatif dalam pengembangan sistem keuangan syariah kontemporer.

Sukuk dapat menjadi instrumen keuangan publik yang berkontribusi

dalam menjaga perekonomian Indonesia. Sukuk memang

77

(17)

diakui sebagai instrumen keuangan publik yang disarankan dalam ekonomi

Islam. Sukuk berperan besar dalam menyeimbangkan neraca keuangan pemerintah, otoritas moneter, perusahaan, bank, dan lembaga keuangan serta

berbagai bentuk entitas lain yang memobilisasi dana masyarakat.

Idealnya penggunaan dana sukuk harus digunakan untuk sektor-sektor

penting yang produktif. Dalam Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara (UU SBSN), disebutkan sukuk adalah surat utang negara yang dananya digunakan untuk membiayai defisit APBN dan pembiayaan oyek. Kita tahu

dalam APBN terdapat berbagai macam anggaran belanja baik yang sifatnya rutin

konsumtif, seperti pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipi , gaji Pejabat Negara,

maupun yang sifatnya produktif untuk kemaslahatan bersama, seperti

pembangunan proyek infrastruktur, lapangan pekerjaan, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka penulis ingin

mengetahui dan mendalami lebih jauh tentang bagaimana mekanisme penerbitan

sukuk, pemanfaatan dana sukuk yang telah diperoleh dari masyarakat selama ini, dan risiko apa saja yang terdapat dalam pengelolaan sukuk sehingga penulis

menuliskan skripsi ini dengan judul: “KONSEP DAN APLIKASI SUKUK

(18)

Dilihat dari subjek yang menerbitkan sukuk (emiten) terdapat dua

jenis sukuk, yaitu sukuk negara dan sukuk korporasi. Sukuk negara merupakan sukuk yang diterbitkan negara yang menjadi sumber pembiayaan

negara dalam meningkatkan sisi pembangunan ekonomi. Sedangkan sukuk

korporasi merupakan sukuk yang diterbitkan oleh perusa sebagai sumber

permodalan bagi perusahaan. Agar penelitian pada skripsi dapat berfokus terhadap permasalahan yang akan dibahas, maka penulis membatasi penelitian

hanya pada pengelolaan sukuk negara sebagai salah satu instrumen fiskal di

Indonesia.

Apabila terdapat bahasan penulis yang berada di luar aspek tersebut di

atas, seperti produksi, konsumsi, dan distribusi, hal bertujuan untuk

mempertajam analisa dalam penelitian tersebut.

Melalui pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah

penulisan skripsi ini, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana mekanisme penerbitan sukuk negara di Indonesia? b. Bagaimana penggunaan manfaat dana sukuk negara di Indonesia? c. Bagaimana risiko pengelolaansukuk negara di Indonesia?

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

(19)

Terdapat beberapa tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian

ini, di antaranya sebagai berikut:

a. Mengetahui mekanisme penerbitan sukuk negara di Indonesia b. Mengetahui penggunaan manfaat sukuk negara di Indonesia c. Mengetahuirisiko pengelolaan sukuk negara di Indonesia

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bag :

a. Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang konsep dan aplikasi

sukuk negara dalam kebijakan fiskal di Indonesia

b. Pihak Akademisi

Sebagai kontribusi ilm iah, menambah wawasan pengetahua dan sebagai

referensi bagi civitas akademika lainnya.

c. Masyarakat

Menambah referensi pengetahuan dan bermanfaat sebagai bahan

perbandingan bagi penelitian - penelitian selanjutnya.

1. Fadlyka Himmah Syahputera Harahap (Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta) yang berjudul ”Kebijakan Penerbitan Surat Berharga

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

2. Manfaat Penelitian

(20)

Syariah Negara Sebagai Instrumen Pembiayaan Defisit APBN”, 2009. Dalam

Penelitian ini dirumuskan untuk mengetahui bagaimana kedudukan SBSN

sebagai instrumen pembiayaan defisit APBN dalam kebija Fiskal Islam

dan untuk mengetahui bagaimana seharusnya prioritas pembiayaan dana asing

yang didapatkan melalui kebijakan penerbitan SBSN tersebut. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kepustakaan ( ). Dari

penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kebijakan pemerintah

menerbitkan SBSN dapat ditempuh ketika pendapat negara tidak bisa

menutupi kekurangan atau defisit pada APBN.

2. Reva Arbano (Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta) yang berjudul ”Penerbitan SBSN Sebagai Alternatif Pembiayaan Pembangunan

Negara”, 2009. Dalam penelitian ini dirumuskan untuk mengetahui

bagaimana mekanisme penerbitan SBSN, kemudian untuk mengetahui

analisis SWOT penerbitan SBSN serta untuk mengetahui alternatif strategi

penerbitan SBSN sebagai alternatif pembiayaan negara. itian ini

menggunakan penelitian kepustaan ( ) dan penelitian

lapangan. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa penerbitan perdana SBSN di Indonesia menggunakan akad yang metode

penerbitannya dengan cara . Dari analisis SWOT yang

dilakukan, SBSN memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dalam

membiayai pembangunan negara.

library research

library research

(21)

3. Diyanti

(Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta) yang berjudul

”Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Alokasi Dana Sukuk Dalam APBN”,

2010. Dalam penelitian ini dirumuskan untuk mengetahui apakah pengelolaan

dana sukuk di Indonesia telah sesuai dengan ekonomi Islam. Penelitian ini

menggunakan penelitian kepustaan ( ) dan penelitian lapangan

. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa

pengelolaan dana sukuk di Indonesia digunakan untuk membiayai defisit pada

APBN, yang penggunaan dananya bersifat umum. Negara sebisa mungkin

menghindari defisit dalam mengelola keuangan publik karena dalam

keuangan publik Islam belanja negara disesuaikan dengan pemasukan.

Sedangkan pada skripsi yang Penulis angkat dengan berjudul: ”KONSEP DAN APLIKASI SUKUK DALAM KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA”,

Penulis akan membahas bagaimana mekanisme penerbitan sukuk di pasar perdana kemudian penggunaan dana sukuk dalam kebijakan fiskal di Indonesia

sertarisiko pengelolaan sukuk negara di Indonesia.

Sukuk (Bahasa Arab: ???? , jamak of ?? Sakk, "instrumen legal, amal,

cek") adalah istilah dalam bahasa Arab yang digunakan uk obligasi yang

berdasarkan prinsip syariah. Sukuk dapat pula diartikan dengan efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian

library research (field research)

(22)

penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas:8 kepemilikan aset

berwujud tertentu; nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau itas

investasi tertentu; atau kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas

investasi tertentu.

Istilah sukuk merupakan istilah yang lebih spesifik dari istilah obligasi

syariah yang lazim dipergunakan sebelumnya. Sukuk ini bukan merupakan istilah yang baru dalam sejarah islam. Istilah tersebut sudah dikenal sejak abad pertengahan, di mana umat Islam menggunakannya dalam konteks perdagangan internasional. Sukuk merupakan bentuk jama dari kata . Kata tersebut dipergunakan oleh para pedagang pada masa itu sebagai yang

menunjukkan kewajiban finansial yang timbul dari usaha perdagangan dan aktivitas komersial lainnya.9

Di Indonesia Surat Berharga Syariah Negara atau sukuk

diperkenalkan pada tahun 2008 melalui UU Nomor 19 Tahun 2008. Pengertian

SBSN menurut Undang-undang tersebut adalah:

Instrumen ini

8

httpid.wikipedia.orgwikiSukuk. Artikel ini diakses pada tanggal 1 Februari 2010

9

Nurul Huda dan Edwin Nasution, , cet.II, (Jakarta: Perdana Media Group, 2008), hal.136.

10

Pasal 1 Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara “sakk”

“Surat Berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti tas bagian penyertaan terhadap asset SBSN, baik dalam bentuk uang rupiah mau n valuta asing, di mana asset SBSN itu adalam Barang Milik Negara (BMN).”1 0

(23)

dimaksudkan untuk membiayai proyek - proyek negara yang telah disetujui oleh

Pemerintah.

Sedangkan definisi Sukuk menurut Fatwa DSN MUI No.69 Tentang Surat

Berharga Syariah Negara adalah “Surat Berharga Syariah Negara atau dapat disebut sukuk negara adalah Surat Berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan

prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian kepemilikan asaet SBSN, baik dalam

mata uang rupiah maupun valuta asing.”

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

bersifat kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data dskriptif mengenai

kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang - orang yang diteliti.1 1 Peneitian yang tidak mengadakan penghitungan matematik, statistik, dan lain sebagainya tetapi menggunakan penekanan

ilmiah atau penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dicapai dengan menggunakan prosedur - prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi.

Dalam penulisan skripsi ini, hanya digunakan 2 (dua) jenis sumber

data, yaitu:

11

Bagong Su yanto & Sutinah, cet.IV, (Jakarta: Kencana, 2005), hal. 166

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

2. Jenis dan Sumber Data

(24)

a. Sumber Data Primer

Data yang diperoleh berupa data penerbitan sukuk di Indonesia. Berupa

hasil wawancara dengan lembaga terkakait, dalam hal ini Direktorat

Pembiayaan Syariah, Departemen Keuangan.

b. Sumber Data Sekunder

Data yang diperoleh dari penelusuran dokumen-dokumen khususnya yang

diterbitkan Departemen Keuangan sebagai lembaga yang menerbitkan

SBSN, media massa (surat kabar, majalah, jurnal, dan internet) serta buku -buku yang membahas masalah terkait.

Melalui penelitian lapangan ( ) yang dilakukan dengan

melakukan wawancara (data primer) dengan pimpinan dan taf ahli di

Direktorat Pembiayaan Syariah, Departemen Keuangan.

Dokumentasi (data sekunder) yaitu proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian yang berasal dari data yang berbentuk arsip

(dokumen) yang dimiliki Direktorat Pembiayaan Syariah, buku-buku,

majalah, dan catatan yang sudah disediakan BPS baik me lui media

elektronik maupun media lainnya. Data yang diperoleh berupa d book,

diklat, , Peraturan Menteri Keuangan, dan artikel-artikel yang

dimuat di internet.

3. Teknik Pengumpulan Data

field research

(25)

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

analisis. Deskriptif berarti menjelaskan dan menggambarkan bagaimana

mekanisme pengeloaan sukuk, mulai dari mekanisme penerbitan, penggunaan

manfaat, dan perkembangan sukuk di Indonesia saat ini. Selanjutnya dari penjabaran tersebut penulis mengambil kesimpulan yang disesuaikan dengan

masalah yang diteliti.

Adapun teknik penulisan skripsi ini adalah mengacu pada “Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syari Hidayatullah

Jakarta 2007”

BAB I yang berisi tentang Latar Belakang Masalah,

Pembatasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Rev Studi,

Kerangka Teori, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan

BAB II yang berisi tentang

Pengerian Sukuk, Jenis-Jenis Sukuk, Tujuan dan Manfaat Sukuk, Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Penerbitan Sukuk, Dasar Hukum

Penerbitan Sukuk serta Perbedaan Sukuk dan Obligasi

4. Metode Analisa Data

5. Teknis Penulisan

G. Sistematika Penulisan Pendahuluan,

(26)

BAB III yang berisi tentang Kedudukan Sukuk

Negara Dalam Kebijakan Fiskal, Perkembangan Sukuk di Beberapa

Negara, dan Perkembangan Sukuk di Indonesia

BAB IV yang berisi

tentang Mekanisme Penerbitan Sukuk Negara, Jenis Akad yang

Digunakan Dalam Penerbitan Sukuk, Penggunaan BMN Sebagai

Penggunaan Manfaat Sukuk yang diterbitkan serta

Risiko Pengelolaan Sukuk Negara di Indonesia

BAB V berisi Kesimpulan dan Saran

Gamabaran Umum Sukuk,

Aplikasi Pengelolaan Sukuk Negara di Indonesia,

Penutup,

(27)

Surat berharga yang dikelola oleh pemerintah atau negara ada

beberapa macam, yang di dalamnya terdapat SBSN (sukuk) sebagai salah satu

dari surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah.

Sukuk (Bahasa Arab: ???? , jamak dari ?? Sakk, "instrumen legal, amal, cek") adalah istilah dalam bahasa Arab yang digunakan untuk obligasi

yang berdasarkan prinsip syariah. Sukuk dapat pula diartikan dengan efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas:

kepemilikan aset berwujud tertentu; nilai manfaat dan jasa atas aset proyek

tertentu atau aktivitas investasi tertentu; atau kepemilikan atas aset proyek

tertentu atau aktivitas investasi tertentu.

Sejumlah penulis barat tentang sejarah perdagangan Arab abad

pertengahan memberikan kesimpulan bahwa kata shakk merupakan kata dari

suara Latin yang biasa digunakan pada perbankan kontemporer.1 2

12

Nurul Huda dan Edwin Nasution, , cet.II, (Jakarta: Perdana Media Group, 2008), h.136.

BAB II

SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SUKUK NEGARA)

A. Tinjauan Umum Tentang Sukuk 1.Pengertian Sukuk

“cheque”

(28)

Ada beberapa pengertian secara terminologi yang didefinisikan

beberapa lembaga terkait dengan penerbitan sukuk di antaranya: a. Undang - Undang Nomor 19 Tahun 20081 3

Definisi SBSN menurut UU No.19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga

Syariah Negara adalah: “Surat Berharga Negara yang diterbitkan

berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian terhadap

aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing, yang

aset SBSN itu sendiri adalah Barang Milik Negara (BMN)

b.

(AAOIFi)1 4

Sukuk adalah sertifikat dengan nilai yang sama dengan atau

seluruhnya dari kepemilikan harta berwujud untuk mendapatkan hasil dan

jasa di dalam kepemilikan asset dari proyek tertentu atau aktivits investasi

khusus, sertifikat ini berlaku setelah menerima nilai sukuk saat jatuh

tempo dengan menerima dana seutuhnya sesuai dengan tujuan sukuk

13

Pasal 1 UU Nomor 19 Tahun 2008 Tentang SBSN

14

httpwww.dmo.or.iddmodataIVPublikasiBrosurSukuk.pdf. Artikel ini diakses pada tanggal 10 Maret 2011

Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions

certificates of equal value representing undivided shares in ownership of tangible assets, usufruct and services or (in the ownership of) the assets of particular projects or special investment activity”

(29)

c. Bapepam LK1 5

Sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan

atau tidak terbagi atas kepemilikan aset berwujud tertentu, nilai manfaat

dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu, atau

kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.

d. Dewan Syariah Nasional1 6

Definisi Sukuk menurut Fatwa DSN MUI No.69 Tentang Surat Berharga

Syariah Negara adalah: “Surat Berharga Syariah Negara atau dapat

disebut sukuk negara adalah Surat Berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian kepemilikan asaet

SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.”

e. Direktorat Pembiayaan Syariah Departemen Keuangan1 7

Sukuk adalah sertifikat yang bernilai sama yang mewakili kepemilikan

yang tidak dibagikan atas suatu asset berwujud, nilai manfaat ,

atau kepemilikan atas aset dari proyek tertentu atau kegiatan investasi

tertentu dan sukuk tidak memberikan bunga melainkan imbalan, margin,

15

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan LembagaKeuangan (Bapepam – LK) Nomor KEP-181/BL/2009

16

Fatwa DSN MUI NO: 69/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara.

(30)

atau bagi hasil dan penerbitannya sukuk memerlukan

sehingga benar-benar aman dari riba.

Dari bebrapa pengertian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa sukuk

merupakan sertifikat atau bukti kepemilikan suatu aset atau proyek yang

dikelola dengan prinsip syariah yang memberikan keuntungan berupa bagi

hasil/fee/marjin sehingga terhindar dari praktek riba.

Sukuk pada prinsipnya mirip seperti obligasi konvensional, dengan

perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi

hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi ng (

) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan

sukuk, dan adanya akad atau perjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari

dan .1 8Sukuk memiliki beberapa karakteristik, antara lain:19

a. merupakan bukti kepemilikan suatu aset, hak manfaat, jasa atau kegiatan investasi tertentu

b. pendapatan yang diberikan berupa imbalan, margin, bagi hasil, sesuai

dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan

18

http://dinaseptariani.blogspot.com/2010/03/sukuk.html. Artikel ini diakses pada tanggal 4 Februari 20011

19

Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah, , Edisi Kedua, hal.8.

Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara.pdf

(31)

c. terbebas dari unsur riba, gharar dan maysir

d. memerlukan adanya penerbitan

e. penggunaan harus sesuai dengan prinsip syariah

Pada dasarnya tujuan dari penerbitan sukuk adalah untuk memperoleh

sumber alternatif dalam permodalan. Penerbitan sukuk bagi pemerintah sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008, ditujukan untuk membiayai anggaran belanja Negara yang tercantum dalam APBN termasuk membiayai

proyek-proyek negara yang telah disetujui oleh negara. Ada beberapa tujuan lain mengapa sukuk negara diterbitkan, antara lain:2 0

a. memperluas basis sumber pembiayaan anggaran negara; b. mendorong pengembangan pasar keuangan syariah;

c. menciptakan di pasar keuangan syariah; d. diversifikasi basis investor;

e. mengembangkan alternatif instrumen investasi;

f. mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Negara; dan

g. memanfaatkan dana-dana masyarakat yang belum terjaring oleh sistem b

perbankan konvensional

20

Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah, Brosur Departemen Keuangan Republik Indonesia.

underlying asset proceeds

benchmark

Mengenal Sukuk Instrumen Keuangan Berbasis Syariah,

2.Tujuan Penerbitan Sukuk

(32)

Selain memberikan manfaat kepada negara, sukuk juga memberikan

manfaat kepada para investor yang melakukan investasi instrumen ini,

yaitu:2 1

a. memberikan imbalan yang dibayarkan secara periodik

b. pembayaran imbalan dan nilai nominal di jam in oleh negara c. dapat diperjual-belikan di pasar sekunder pada harga pasar

d. terdapat potensi bagi

e. instrumen investasi yang sesuai dengan prinsip syariah

Untuk memenuhi kebutuhan investor dan emiten yang beraneka

ragam, maka para ekonmom Islam telah menyusun berbagai macam akad

(perjanjian) yang dapat digunakan dalam penerbitan sukuk.

Menurut AAOIFI standard, terdapat 14 jenis akad yang dapat

digunakan untuk mengeluarkan sukuk, yaitu

21

Fatati Sriwahyuni, ”Sukuk Sebagai Instrumen Investasi Syariah”, Disampaikan pada Temu Ilmiah Nasional IX, Medan, 1 Maret 2010

capital gain sukuk holder

sukuk al-ijarah, sukuk ijarah mausufa bitsma, sukuk manfaah al-ijarah, sukuk manfaat al-ijarah mausufa bithima, sukuk milkiyat al-khadamat, sukuk al-salam, sukuk istisna’, sukuk al -murabahah, sukuk al-musyarakah, sukuk al-mudharabah, sukuk al-wakalah, sukuk al-mudaraah, sukuk al-musaqah, dan sukuk al-muqarasah.

3. Jenis - Jenis Sukuk

(33)

Meskipun banyak jenisnya, namun ada beberapa jenis sukuk yang

sering digunakan di pasaran, di antaranya:

Secara Etimologi, adalah ??????? (menjual manfaat). ???

Demikian pula artinya menurut terminologi syara’.2 2 Dalam beberapa hal

kontrak, kontrak Islam sedikit berbeda dengan kontrak

tersebut. Sebuah variasi dari prinsip dasar peminjaman adalah

, yaitu sebuah kesepakatan beli-sewa ( :

harga sewa dihitung sebagai bagian dari harga beli) yang pada akhir

waktu penyewaan, penyewa menjadi pemilik asset.2 3

Bentuk sukuk ini terdiri dari (a) di mana

investor memiliki bagian dari asset dan pendapatan yang berhubungan

dengan , (b) kepentingan yang bermanfaat bagi investor

mendapatkan sewa atas asset yang dengan kontrak sukuk dapat

memperoleh manfaat

Sukuk merupakan sertifikat sukuk yang dikeluarkan

berdasarkan asset-aset tertentu yang sah mempunyai nilai ekonomis, terdiri dari petak tanah, bangunan, dan barang-barang lainyan masuk ke

22

Rahmat Syafei, cet III, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006), hal.121

23

Ibrahim Warde, Cet I,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal.286

24

a. Ijarah (Sale and Lease Back)

(34)

dalam kategori asset berharga.nilai keuntungan sewa terhadap sukuk ini

dapat bersifat tetap maupun berubah tergantung pada keinginan penerbit

dan permintaan pasar.2 5

25

Nazaruddin Abdul Wahid,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hal.117 Gambar 2.1

Skema sukuk ijarah sebagai berikut (Fatwa DSN-MUI No.41)

(35)

Ciri - ciri pokok yang dim iliki sukuk , antara lain:2 6

1) Dalam kontrak aset yang disewa beli dan jumlah yang disewa harus diketahui dengan jelas oleh pihak-pihak terkait pada saat

lain sebagai pembayaran rekening yang dilakukan penyewa pada

biaya yang berhubungan dengan pemilikan aset

3) Adanya pembentukan SPV sebagai perwaliamanatan yang akan

menjembatani emiten dan investor

4) Pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan aset merupakan

tanggung jawab pemilik, sementara pengeluaran untuk pemeliharaan

yang berhubungan dengan operasionalnya ditanggung penyewa.

adalah akad kerja sama usaha anta dua pihak yaitu

pihak pertama sebagai (penyedia modal) dan pihak kedua

sebagai (pengelola usaha) untuk memperoleh keuntungan

dengan menggunakan kaidah mengikuti nisbah

Investasi Pada pasar Modal Syariah, b. Mudharabah (Profit and Loss Sharing )

(36)

yang telah disepakati di dalam akad. Jika terjadi kerugian akan

ditanggung oleh investor saja sehingga pengusaha akan tenaga

dan waktunya saja.

Secara rinci pokok-pokok sukuk mudharabah berdasarkan fatwa

DSN-MUI No.33 Tahun 2002 Tentang Obligasi Syariah Mudharabah, adalah sebagai berikut:

1. Akad yang digunakan dalam obligasi syariah adalah akad

2. Jenis usaha yang dilakukan em iten ( ) tidak boleh bertentangan dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa

Gambar 2.2

Skema Sukuk Mudharabah

mudharabah mudharabah

(37)

DSN-MUI Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Pedoman

Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah

3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan emiten ( ) kepada

pemegang obligasi syariah ( ) harus bersih

dari unsur non halal

4. Nisbah keuntungan dalam obligasi syariah ditentukan sesuai kesepakatan, sebelum emisi (penerbitan) obligasi syariah

5. Pembagian pendapatan (hasil) dapat dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan, dengan ketentuan pada saat jatuh tempo diperhitungkan

secara keseluruhan

6. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional

MUI, sejak proses emisi Obligasi Syariah dimulai

7. Apabila emiten ( ) lalai dan/atau melanggar syarat perjanjian

dan/atau melampaui batas, berkewajiban menjamin

pengembalian dana Mudharabah, dan dapat meminta

untuk membuat surat pengakuan utang

8. Apabila emiten ( ) diketahui lalai dan/atau melanggar syarat perjanjian dan/atau melampaui batas kepada pihak lain, pemegang

Mudharib

mudharabah shahibul mal

(38)

obligasi syariah ( ) dapat menarik dana

obligasi syariah

9. Kepemilikan obligasi syariah dapat dialihkan kepada

pihak lain, selama disepakati dalam akad.

Musyarakah merupakan organisasi bisnis di mana dua orang atau

lebih menyumbang pembiayaan dan manajemen bisnis, dengan proporsi

sama atau tidak sama. Keuntungan dibagikan menrut perbandingan yang

sama (tetapi tidak selalu demikian) antara para mitra, namun kerugian

akan dibagikan menurut proporsi kepada modal.2 7

Sukuk yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan

perjanjian atau akad Musyarakah di mana dua pihak atau lebih bekerja

sama menggabungkan modal untuk membangun proyek baru,

mengembangkan proyek yang telah ada, atau membiayai ke iatan usaha.

Keuntungan maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai

dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak.

Sukuk Musyarakah adalah sertifikat nilai yang sama yang

diterbitkan untuk memobilisasi dana yang digunakan berdasarkan

27

Umer Chapra, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), hal.36 mudharabah shahibul mal

mudharabah

mudharabah

Musyarakah,

Sistem Moneter Islam, c. Musyarakah (Penyertaan Modal)

(39)

persekutuan atau firma sehingga para pemegangnya menjadi pemilik

proyek atau aset berdasarkan bagian masing-masing.2 8

adalah jual beli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang disepakati. dalam sukuk murabahah, investor

membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah

disepakatikualifikasinya dengan emiten. Sedangkan keuntungan investor

diperoleh dari selisih harga beli dari produsen dengan harga jual kepada

emiten.

Sukuk lebih memungkinkan digunakan untuk hal

yang berhubungan dengan pembelian barang untuk sektor publik, misalnya pemerintah membutuhkan barang-barang dengan harga tinggi maka dimungkinkan membelinya dengan cara kredit dengan membayar

angsuran.2 9

merupakan kontrak penjualan antara (pembeli

akhir) dan ( ), dalam akad ini menerima pesanan dari yang nantinya harga ataupun spesifikasi barang yang dipesan

28

(40)

sesuai dengan kedua belah pihak.3 0 Ketentuan akad terdapat dalam fatwa DSN MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2008

Dari berbagai jenis sukuk, beberapa jenis yang popular di

kalangan investor sukuk, yaitu:3 1

1. Sukuk , kemiripan strukturnya dengan obligasi konvensional yang cenderung memberikan keuntungan tetap, karena transaksi yang

bersifat sewa

2. Sukuk , memiliki potensi keuntungan yang jauh lebih besar dari pada obligasi konvensional karena sifat bagi hasilnya,

namun tetap memiliki derajat pengembalian pokok yang cukup tinggi

Eksplorasi pada jenis-jenis instrumen di atas dapat dilakukan dengan

membangun struktur - struktur instrumen yang bervariasi dan menarik. Selam tetap berada pada jalur yang bersifat syar’i dan tetap menunjukkan perbedaan

konsep dan penerapan dari investasi syariah.

Dalam mekanisme penerbitan sukuk terdapat beberapa pihak yang

terlibat sebagai aktor utama terwujudnya pelaksanaan kegiatan transaksi jual

30

Sofiniyah Ghufron dkk, hal.34

31

Muhammad Touriq, “Prospek dan Tantangan Pasar Modal S ariah”, disampaikan pada Kajian Ekonomi Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 28 Januari 2009

Istishna

ijarah

mudharabah

Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah Cara Mudah Memahami Akad- Akad Syariah,

3. Pihak - Pihak yang Terlibat Dalam Penerbitan Sukuk

(41)

beli. Untuk itu perlu melihat beberapa pihak yang terlibat dan bagaimana

peranannya:3 2

Adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran imbalan dan nilai

nominal sukuk yang diterbitkan sampai dengan sukuk jatuh tempo. Dalam

hal sukuk, obligornya adalah Pemerintah.

Adalah pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan, in, dan

nilai nominal sukuk sesuai partisipasi masing-masing.

Adalah badan hukum yang didirikan khusu untuk penerbitan sukuk dengan fungsi: sebagai penerbit sukuk, menjadi

pemerintah dalam transaksi pengalihan aset, bertindak sebagai wali

amanat ( ) untuk mewakili kepentingan investor. Beberapa

pengertian mengenai SPV:3 3

32

Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah, Brosur Departemen Keuangan Republik Indonesia

33

Fatati Sriwahyuni, ”Sukuk Sebagai Instrumen Investasi Syariah”, Disampaikan pada Temu Ilmiah Nasional IX, Medan, 1 Maret 2010

a. Obligor case of sukuk Issuance, it is the entity that issues sukuk certificates”.

Mengenal Sukuk Instrumen Keuangan Berbasis Syariah,

(42)

Perusahaan Penerbit adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan

ketentuan Undang-Undang ini untuk melaksanakan kegiatan

penerbitan SBSN.

Fungsi SPV dalam penerbitan sukuk:3 4

a. Menerbitkan Sukuk

b.Menjadi Wali Amanat untuk kepentingan pemegang Sukuk

-mengawasi Aset SBSN;

- memastikan terpenuhinya hak-hak Pemegang SBSN; -mewakili kepentingan lain Pemegang SBSN, misalnya

c. (Mudharib)

d. pemerintah dalam transaksi

e. Merupakan badan hukum; f. Berkedudukan di dalam negeri;

g. Pendirian, Organ, dan Permodalan diatur dengan PP; h.Pemerintah dapat mendirikan lebih dari satu SPV

34

(Suatu badan hukum yang didirikan khusus untuk melaksa an kegiatan tertentu. Dalam hal penerbitan sukuk, badan hukum ini bertugas melakukan penerbitan)

2) UU No. 19/2008

in the event of default

Managing partner Counter part

Ibid

(43)

i. Kebijakan terkait penerbitan & pengelolaan SBSN ditetapkan oleh

Menteri.

Mekanisme pengelolaan sukuk di Indonesia telah diatur Undang

-Undang Nomor 19 Tahun 2008 Tentang SBSN. Beberapa peraturan terkaiat yang

dijadikan dasar hukum penerbitan sukuk di Indonesia:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 56/2008 Tentang Perusahaan Penerbit SBSN

2. Peraturan Pemerintah Nomor 57/2008 Tentang Pendirian Perusahaan Penerbit

SBSN Indonesia

3. Peratran Menteri Keuangan Nomor 118/2008 Tentang Penerbitan dan

Penjualan SBSN dengan Cara Bookbuilding di Pasar Perdana Dalam Negeri

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/2008 Tentang Penerbitan dan

Penjualan SBSN Ritel di Pasar Perdana Dalam Negeri

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/2009 Tentang Penerbitan dan

Penjualan SBSN di Pasar Perdana Dalam Negeri Dengan Cara Lelang

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/2009 Tentang Penerbitan dan

Penjualan SBSN Dengan Cara Penempatan Langsung B. Dasar Hukum Penerbitan Sukuk

(44)

DSN-MUI pun mengeluarkan dan fatwa mengenai hal

-hal yang menyangkut penerbitan sukuk SBSN. Ada 4 fatwa yang telah

dikeluarkan sampai saat ini, yaitu:

1. Fatwa Nomor 69/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN)

2. Fatwa Nomor 70/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Metode Penerbitan SBSN 3. Fatwa Nomor 71/DSN-MUI/VI/2008 Tentang

4. Fatwa Nomor 72/DSN-MUI/VI/2008 Tentang SBSN

Menurut yang dikeluarkan oleh Tim Ahli Syariah untuk

penerbitan SBSN, bahwa penerbitan SBSN tidak bertentangan dengan syariah

sebagaimana diatur dalam Fatwa DSN-MUI tentang penerbitan surat berharga syariah negara adalah akad dan

Dalil-dalil lain yang digunakan dasar hukum dalam penerbitan SBSN adalah sebagai berikut:

1. Al-Quran

Firman Allah SWT pada surat Al-Baqarah ayat 275:

35

(45)

)

berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang kian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS: Al-Baqarah: 275)

Dalam ayat ini menjelaskan bahwa riba adalah haram dan dilarang

kegiatan apapun, terutama dalam kegiatan ekonomi (perdagangan dan jual

beli). Begitu juga dengan SBSN yang dalam pengambilan imbal hasil

diharamkan menggunakan bunga, tetapi yang didapatkan dari

pembayaran hak manfaat, sewa, upah ataupun bagi hasil. Karena dalam SBSN terdapat akad jual beli dan sewa, maka penggunaan instrumen ini harus jelas

dan harus berdasrkan prinsip syariah.

2. Hadits

Penerbitan SBSN juga diperkuat oleh hadits Nabi riwayat Imam

al-Tirmidzi dari Amr bin ‘Auf al-Muzani, Nabi SAW bersabda:

(46)

??? ??? ???? ?? ???????? ??? ???? ?????

Hadits ini menegaskan bahwa segala perjanjian yang dilakukan oleh

umat Islam adalah boleh selama tidak keluar dari koridor syariah, seperti SBSN

misalnya. Investor yang membeli instrumen ini bukan hanya umat Islam saja

tetapi masyarakat non muslim pun dapat berinvestasi di sini. Model penerbitan

SBSN ini sebenarnya memiliki kesamaan dengan obligasi konvensional, tetapi selama instumen keuangan syariah ini sesuai dengan prinsip syariah maka

dibolehkan.

3. Kaidah Fiqih

Terdapat pula kaidah fiqih yang mendasari dibolehkannya penerbitan

SBSN, yaitu:

Muhammad Ibn al-Khalani, (Bandung: Dahlan TT), Jilid 3, hal.59.

37

Abdul Wahab Khallaf (Jakarta: Majelis Ala Indonesia Liddawah Islamiyyah, 1972), hal.91.

Perdamaian boleh dilakukan antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang menghalalkan yang haram, dan kaum muslim terkait dengan syarat - syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkan.”

(47)

Kaidah fiqih di atas menunjukkan bahwa asal hukum dari segala

bentuk muamalah adalah boleh sampai ditemukan dalil yang menunjukkan

pengharaman atas kegiatan tersebut. Berlaku juga dengan SBSN kerena

penerbitannya menggunakan akad-akad yang sesuai dengan prinsip-prinsip

syariah.

1. Sukuk (Obligasi Syariah)

Di dalam obligasi syariah (sukuk) terdapat beberapa pokok ketentuan, yaitu:3 8

a. Ketentuan Umum

1) Obligasi yang tidak dibenarkan menrut syariah, yaitu obligasi yang bersifat utang dengan kewajiban membayar berdasarkan bunga.

2) Obligasi yang dibenarkan menurut syariah, yaitu obligasi yang berdasarkan

dengan prinsip-prinsip syariah

3) Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah

berupa bagi hasil/marjin/ serta membayar kembali dana obligasi pada

saat jatuh tempo

b. Ketentuan Khusus

38 Adrian Sutedi, , (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal.96

C. Perbedaan Sukuk dan Obligasi

fee

(48)

1) Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain:

2) Jenis usaha yang dilakukan em iten ( ) tidak boleh bertentangan

dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI Nomor

20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk

Reksadana Syariah

3) Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan emiten ( ) kepada pemegang Obligasi Syariah ( ) harus bersih dari unsur

nonhalal

4) Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai

dengan akad yang digunakan

5) Pemindahan pemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang

digunakan

Obligasi syariah (sukuk) memiliki beberapa karakteristik.3 9

obligasi syariah menekankan pendapatan investasi bukan berdasar tingkat

bunga (kupon) yang telah ditentukan sebelumnya. Tingkat pendapatan

obligasi syariah berdasar atas rasio bagi hasil (nisbah) yang besarannya telah

disepakati oleh pihak emiten dan investor. dalam sistem

pengawasannya, selain diawasi oleh pihak wali amanat maka mekanisme

obligasi syariah juga diawasi oleh Dewan Pengawas Syar (DPS) sejak dari

39

(49)

penerbitan obligasi tersebut. Dengan adanya sistem ini maka prinsip

kehati-hatian dan perlindungan kepada investor obligasi syariah diharapkan bisa

lebih terjamin. , jenis industri yang dikelola oleh emiten serta hasil

pendapatan perusahaan penerbit obligasi harus terhindar dari unsur nonhalal.

Adapun lembaga Profesi Pasar Modal yang terkait dengan penerbitan obligasi

syariah masih sama seperti obligasi biasa pada umumnya.

Dana yang terhimpun disalurkan untuk mengembangkan usaha lama

atau pembangunan unit baru yang benar-benar berbeda dengan usaha lama. Bentuk alokasi dana yang khusus dalam syariah dikenal

dengan istilah . Atas penyertaannya, investor berhak

mendapatkan nisbah keuntungan tertentu yang secara proporsional dan

dibayarkan secara periodik.4 0

2. Obligasi

Obligasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu yang dalam

bahasa Indonesia disebut dengan obligasi yang berart kontrak. Dalam

Keputusan Presiden RI Nomor 775/KMK 001/1982 disebutkan bahwa

obligasi adalah jenis efek berupa surat pengakuan utang atas pinjaman uang

dari masyrakat (investor) dalam bentuk tertentu, untuk jangka waktu

sekurang-kurangnya tiga tahun dengan menjanjikan imbalan bunga yang jumlah serta saat pembayarannya telah ditentukan terlebih dahulu oleh emiten.

40

Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia,

(50)

Pada hakikatnya, obligasi adalah suatu tagihan uang atau

beban/tanggungan pihak yang menerbitkan obligasi tersebut. Pemegang

obligasi memperoleh keuntungan berupa tingkat bunga tertentu yang

dibayarkan oleh perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut.4 1

Berdasarkan penerbit obligasi dapat dibagi 3 jenis, yaitu:4 2

a. Obligasi Pemerintah

b. Obligasi Perusahaan Milik Negara ( )

c. Obligasi Perusahaan Swasta

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa obligasi adalah surat

utang yang dikeluarkan oleh em iten (bisa berupa badan hukum atau

perusahaan, bisa juga dari pemerintah) yang memerlukan dana untuk kebutuhan operasional maupun ekspansi dalam mengajukan investasi yang

mereka laksanakan. Keuntungan berinvestasi dengan cara menerbitkan

obligasi akan memperoleh bunga dan kemungkinan adanya

(keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham di Pasar Modal atau Bursa

Pengantar Pengetahuan Pasar Modal,

Apek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia

(51)

Obligasi adalah suatu janji untuk membayar bunga secara berkala dan

jumlah pokok pada akhir jatuh tempo. Instrumen ini adalah suatu instrumen

utang yang pemegangnya menerima pembayaran kupon secara berkala dan

pada fakta sebenarnya merupakan suatu riba ( ). Oleh karena itu, hamper

semua ulama berpendapat bahwa produk ini tidak halal.4 4

Ada beberapa perbedaan antara obligasi syariah (sukuk) dengan

obligasi konvensional, antara lain:4 5

a. Tingkat pendapatan dalam obligasi syariah berdasarkan tingkat rasio bagi hasil (nisbah) yang besarannya telah disepakati oleh pihak

emiten dan investor, sedangkan pada obligasi konvensional menekankan

pendapatan investasi berdasarkan tingkat suku bunga.

b. Sistem pengawasan obligasi syariah selain diawasi oleh pihak wali amanat, mekanismenya juga diawasi oleh Dewan Pengawas

(DPS) sejak dari penerbitan obligasi sampai akhir dari masa penerbitan

obligasi tersebut. Dengan sistem ini, maka prinsip kehati-hatian dan perlindungan kepada investor obligasi syariah diharapkan bisa lebih terjamin, sedangkan obligasi konvensional pengawasannya hanya

dilakukan oleh pihak wali amanat.

Penerapan Pasar Modal Islam,

(52)

c. Jenis industri yang dikelola oleh emiten obligasi syariah serta hasil

pendapatan perusahaan penerbit obligasi harus terhindar dar unsur non

halal dan juga harus berdasarkan transaksi riil, mengandung asas manfaat,

dengan dasar uang bukan komoditas, serta tidak mengenal

. Sedangkan pada obligasi konvensional tidak terdapat

apakah industri yang dikelola penerbit sesuai syariah atau tidak, tidak

diharuskan berdasarkan transaksi riil, berdasar atas asas utilitas, serta

uang menjadi komoditas dan menganut

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa obligasi adalah surat

utang, di mana pemegangnya berhak atas bunga tetap, prinsip obligas syariah

(sukuk) tidak mengenal adanya utang, tetapi mengenal adanya kewajiban

yang timbul akibat adanya transaksi atas aset/produk maupun jasa yang tidak

tunai sehingga terjadi transaksi pembiayaan. Obligasi syariah lebih merupakan

penyertaan dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasi Transaksinya bukan

akad utang piutang, melainkan penyertaan. Obligasi sejenis ini sejenis ini

lazim disebut di mana adalah nama lain dari

.4 6

Dalam harga penawaran, jatuh tempo pokok obligasi, saat jatuh tempo,

dan antara obligasi syariah dengan obligasi konvensional idak ada

Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar ModalSyariah Indonesia,

(53)

perbedaannya. Perbedaan yang mendasar antara obligasi ah dengan

obligasi konvensional terletak pada penetapan bunga yang besarnya sudah

ditetapkan di awal transaksi dilakukan. Sedangkan pada obligasi syariah saat

dilakukan transaksi (jual beli) belumdi tentukan besarnya bunga, yan

ditentukan adalah berapa proporsi pembagian hasil apabila mendapatkan

keuntungan di masa yang akan datang.4 7

Namun, dalam obligasi syariah (sukuk) lebih kompetitif dibandingkan

dengan obligasi konvensional, sebab: kemungkinan perolehan dari

bagi hasil pendapatan lebih tinggi daripada obligasi konvensional.

obligasi syariah (sukuk) lebih aman karena untuk membiayai proyek prospektif. bila terjadi kerugian (di luar kontrol), investor tetap

memperoleh aktiva. , terobosan paradigma, bukan lagi surat utang

tapi surat investasi.4 8

47 48

hal.127

pertama,

Kedua,

Ketiga,

Keempat

Ibid Ibid,

(54)

Secara ringkas, perbandingan obligasi syariah (sukuk) obligasi konvensional

sebagai berikut:4 9

49 Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah,

(55)

Dalam pengelolaan kebijakan fiskal suatu negara dikenal istilah

. Hal ini terjadi karena pendapatan lebih kecil daripada pengeluaran.

ini dialami oleh Indonesia setiap tahunnya. Berdasarkan data dari

1984 - 2004 tercatat hanya 5 tahun saja Indonesia bebas dari keadaan defisit.

Kondisi meningkat tajam sejak terjadinya resesi di tahun 1997.5 0

50

Adiwarman A. Karim, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 244

BAB III

GAMBARAN UMUM SUKUK

A. Kedudukan Sukuk Dalam Kebijakan Fiskal

Tabel 3.1

budget deficit

Budget deficit

budget deficit

Ekonomi Makro Islam,

(56)

Dari tabel di atas terlihat bahwa dalam 6 tahun terakhir pun, Indonesia, masih mengalam i defisit anggaran. Hal tersebut dipaparkan dalam ringkasan

APBN 2005 - 2011.

Hal ini yang melatarbelakangi strategi dan kebijakan pembangunan

nasional untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera serta untuk

memulihkan sektor ekonomi. Salah satu strategi dan kebijakan itu berupa

pengelolaan keuangan negara secara optimal melalui peningkatan efisiensi dalam

pengelolaan Barang Milik Negara dan sumber pembiayaan negara.

Dalam rangka pengelolaan keuangan negara untuk meningkatan daya dukung

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam menggerakkan perekonomian

nasional secara berkesinambungan, diperlukan pengembangan berbagai

instrumen keuangan yang mampu memobilisasi dana publik secara luas dengan memperhatikan nilai-nilai ekonomi, sosial, budaya yang berkembang dalam masyarakat. Potensi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang

menggunakan instrumen keuangan berbasis syariah yang memiliki peluang besar

belum dimanfaatkan secara optimal.

Sektor ekonomi dan keuangan syariah perlu ditumbuhkembangkan

melalui pengembangan instrumen keuangan syariah sebagai bagian dari sistem

perekonomian nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia. Instrumen keuangan berdasarkan prinsip syariah

mempunyai karakteristik yang berbeda dengan instrumen ngan

(57)

konvensional, sehingga perlu pengelolaan dan pengaturan secara khusus, baik

yang menyangkut instrumen maupun hukum yang diperlukan.5 1

Dari paparan di atas secara eksplsit dijelaskan bahwa instrumen keuangan

syariah, dalam hal ini sukuk, merupakan salah satu sum alternatif pembiayaan

pembangunan negara yang diharapkan mampu memobilisasi publik secara

luas yang dikelola sesuai prinsip syariah sehingga terhindar dari unsur riba.

Perkembangan yang signifikan terhadap kinerja sukuk secara global

membuat banyak negara di dunia menggunakan instrumen berbasis syariah

sebagai sumber penyaerap dana. Untuk mengetahui perkembangan negara-negara

yang menerbitkan sukuk, di bawah ini akan dipaparkan perkembangan sukuk di

beberapa Negara.

1. Malaysia

Malaysia merupakan negara yang pertama kali menerbitkan sukuk di

kawasan Asia. Malaysia telah menjadi yang terdepan dalam pengembangan

keuangan syariahnya.hal ini terlihat dari sistem pernbankan yang telah lama

dan maju dalam mengadopsi . Dari sisi penggunaan instrumen

keuangan, pemerintah dan swasta juga aktif menggunakan sukuk dalam

51

Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat berharga Syariah Negara

B. Sukuk di Beberapa Negara

dual banking

fund

(58)

mereka. Pada tahun 2002, pemerintah Malaysia telah menerbitkan

sebesar US$600 juta.5 2

Kemudian pada tahun 2005, kalangan swasta di Malaysia idaknya

telah menerbitkan dan mengumumkan penerbitan sukuk sekitar US$4.545

juta. Sedangkan di tahun 2006, diketahui Rantau Abang Sukuk telah

menerbitkan sukuk senilai US$2.762 juta pada buan Maret 2006. Malaysia

pertama kali menerbitkan sukuk pada tahun 2002 dengan 5 tahun dan

jatuh tempo pada tahun 2007, dengan jumlah sukuk yang sebesar

US$600 juta, dan struktur yang digunakan adalah menggunkan akad ijarah.

Penerbit yang ditunjuk pemerintah Malaysia bernama Global Sukuk Inc. dan

saat ini Malaysia merupakan negara penerbit sukuk terbesar di dunia bersama

dengan UEA. 2. Qatar

Qatar merupakan anggota organisasi pengekspor minyak di kawasan

Teluk yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council (GCC). Pada

umumnya Qatar adalah negara yang memiliki perekonomian kuat, di mana

Qatar adalah pengekspor minyak dan gas ke berbagai negara. Qatar

merupakan negara petrodollar yan pertama kali menerbitakan sukuk di GCC

52

Roikhan Muhammad Aziz,

(Hasil Penelitian Mengenai Sukuk 2007). rising

global sukuk

”Tinjauan Komparatif Obligasi Syariah Antara Malaysia n Indonesia: Pendekatan System Dynamic.”

(59)

dengan menggunakan struktur ijarah, dan menggunakan spesifik proyek.5 3

Dalam menrbitkan sukuk, Qatar menggunakan tenor 7 tahun yaitu pada tahun

2003 dan jatuh tempo pada tahun 2010. Qatar mampu menggalang dana

sebesar US$700 juta yang digunakan untuk pembiayaan proyek infrastruktur

negara. Dalam hal ini yang menjadi penrrbit sukuk adalah Qatar Global Sukuk

dan tentunya yang menjadi obligor adalah pemerintah Qatar.5 4 Dalam hal

kualitas peringkat Qatar dilihat sebagai salah satu yang terkuat diantara

negara-negara di Teluk. Qatar memperoleh peringkat kredit AA i Standard & Poor’s dan Aa2 dari Moody’s Investors.5 5

Dalam penerbitan sukuk ini juga sangat diminati oleh korporasi di

negara Qatar, di mana dalam negara ini sukuk pemerintah maupun sukuk

korporasi berkembang dengan baik. Dapat dilihat melalu data yang ada

bahwa sebuah perusahaan yang bernama Qatar Real Estate Invesment

Company (QREIC) adalah perusahaan pertama yang menerbitkan sukuk dan

total dari penerbitan sukuk tersebut sebesar US$375 miliar. Ini menunjukkan

bahwa sukuk merupakan instrumen keuangan yang likuid bagi pemerintah

Qatar. Dalam 2 tahun terakhir ini, Qatar termasuk negara yang mendapatkan

53

Nibra Hosen, ”Dampak Global Penerbitan Sukuk Dalam Perkembangan Ekonomi Syariah”, http://nibrahosen.multiply.com. Artikel ini diakses pada tanggal 25 Juni 2011

54

Rahmat Walu yanto, ”Potensi Sukuk Negara (Surat Berharga Syariah Negara) Sebagai sumber Pembiayaan dan Investasi.

55

http://m.republika.co.id/berita/bisnis-syariah/berita/10/09/25/136374-qatar-islamic-bank -mulai-roadshow-sukuk. Artikel ini diakses pada tanggal 25 Juni 2011

Gambar

Gambar 2.1 Skema Sukuk Ijarah……………………………………………… 25
Skema sukuk ijarah sebagai berikut (Fatwa DSNGambar 2.1-MUI No.41)
Gambar 2.2Skema Sukuk Mudharabah
GAMBARAN UMUM SUKUK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Langkah III : Merincikan kegiatan dari pengembangan teknologi untuk setiap devisi yang berhubungan pentinh, membuat analisa input dan output yang

Pendokumentasian merupakan salah satu cara yang dilakukan pengurus kesenian Kubro Siswo dengan merekam menggunakan kamera lalu dimasukkan dalam bentuk kaset CD

Strategi pengembangan yang hanya dapat dikembangkan pada kondisi skenario supply side adalah konservasi sumberdaya hutan dan lingkungan, yang dapat dilakukan dengan

dipilih yang menghasilkan kuat tekan geopolimer paling tinggi sehingga rasio tersebut dapat digunakan sebagai komposisi amobilisasi kation Cd 2+ pada

Enumerasi merupakan salah satu inferensi yang ada pada bayesian networks dimana pengambilan keputusannya dilakukan dengan cara menjumlahkan semua parameter yang ada

Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dengan

Dalam konteks ini, visi yang dapat ditawarkan adalah visi pembebasan, dengan orientasi dan metode pertama, mendudukan derajat perempuan secara sama dengan laki-laki,

Simulasi dilakukan pada berbagai skenario untuk menggambarkan potensi manfaat lingkungan dan manfaat finansial yang dapat diperoleh pada berbagai skenario tersebut,