Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
Fahmi Salim
NIM : 107046101824
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan
hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, 22 Juni 2011
Fahmi Salim
i
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa manusia keluar dari zaman jahiliyah ke
zaman ilmiah seperti sekarang ini.
Selanjutnya, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang paling dalam
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik secara
langsung atau tidak langsung dalam pembutan skripsi ini. Oleh Karen itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan
Bapak Mu’min Rauf, MA selaku Sekretaris Program Studi Muamalat.
3. Bapak Prof. Fathurrahman Djamil, MA, selaku dosen pembimbing
pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberikan pemikiran, arahan,
koreksi serta saran hingga penulisan skripsi dapat selesai.
4. Bapak Odjo Kusnara, selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa kuliah dan
ii
6. Keluarga tercinta, terutama untuk Ayah dan Ibu yang telah memberikan kasih
sayang, semangat, serta pengorbanan baik berupa materil maupun moril
selama ini.
7. Antika Velashifa, yang selalu membantu, memberikan semangat dan doa
kepada penulis.
8. Teman - teman seperjuangan (PS C 07) atas doa dan dukungannya.
9. Semua pihak yang ikut serta membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis tuliskan satu per satu.
Semoga semua bantuan, pengorbanan serta yang telah diberikan mendapat
imbalan pahala dari Allah SWT. Dan penulis juga berharap semoga karya tulis ini
dapat bermanfaat. Amin.
iii
DAFTAR ISI………..iii
DFTAR GAMBAR DAN TABEL……….v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……...1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...9
D. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) ...9
E. Kerangka Teori...12
F. Metode Penelitian...14
G. Sistematika Penulisan………....16
BAB II SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SUKUK) A. Tinjauan Umum Tentang Sukuk 1. Pengertian Sukuk………18
2. Tujuan Penerbitan Sukuk………....22
3. Jenis - Jenis Sukuk………..23
4. Pihak - Pihak yang Terlibat Dalam Penerbitan Sukuk…………...…31
B. Dasar Hukum Penerbitan Sukuk………....34
iv
B. Sukuk di Beberapa Negara………....48
B. Perkembangan Sukuk Negara di Indonesia...53
BAB IV APLIKASI PENGELOLAAN SUKUK NEGARA DI INDONESIA
A. Mekanisme Penerbitan Sukuk Negara...59
B. Jenis Akad yang Digunakan Dalam Menerbitkan Sukuk………...72
C. Penggunaan Barang Milik Negara Sebagai Underlying Asset………….….77 D. Penggunaan Manfaat Sukuk yang Diterbitkan...81
E. Risiko Yang Terdapat Pada Sukuk Negara...82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...91
B. Saran...93
v
Gambar 2.2 Skema Sukuk Mudharabah……….……… 27
Tabel 2.3 Perbedaan Sukuk dan Obligasi………... 45
Tabel 3.1 Rinkasan APBN 2005 - 2011………. 46
Tabel 3.2 Data Penerbitan Sukuk………... 55
Tabel 3.3 Asumsi Makro Ekonomi 2005 - 2011……… 57
Gambar 4.1 Skema Lelang………... 61
Gambar 4.2 Skema Bookbuilding……….. 67
Gambar 4.3 Skema Ijarah Sale and Leaseback………. 73
1
Islam adalah agama yang lengkap dan merupakan cara hidup yang terbaik.
Ia dapat dipraktekkan oleh seluruh umat manusia tanpa memandang ras, waktu,
dan batas-batas geografis. Islam juga mencakup seluruh aspek kehidupan termasuk politik, sosial, dan ekonomi. Kita sebagai khalifah di bumi seharusnya
mewujudkan petunjuk-petunjuk sistem tersebut ke dalam realitas kehidupan.
Sistem keuangan merupakan akar kekuatan bagi sebuah negara terhadap
negara lainnya. Dengan kata lain, dalam dunia modern, sebuah negara yang
keuangannnya kuat memiliki keunggulan kompetitif terhadap negara yang lemah. Sehingga salah satu aspek penting yang harus dipertimbangkan secara serius oleh
muslim di seluruh dunia adalah sistem keuangan mereka.
Dunia barat dalam sepuluh tahun terakhir sudah memulai mencari model pendekatan baru dalam sistem ekonomi. Bukti kegagalan konsep ekonomi yang diberlakukan oleh barat sudah bermunculan di mana-mana. Sebagian ilmuwan barat sudah mengakui dan sebagian lagi sudah memperbaiki konsep
yang salah dengan pendekatan baru yaitu Barat membangun
ekonomi kapitalis dengan model ekonomi yang komprehensif dan holistik. hal
ini dilakukan untuk mendapatkan solusi yang lebih baik dalam menghadapi
masalah perekonomian. Islam punya solusi lain untuk memperoleh jalan keluar
A. Latar Belakang Masalah
dengan mengembangkan sistem keuangan berlandaskan bagi hasil atau tanpa
bunga yang dikenal dengan ekonomi Islam. Di dalam Islam terdapat sistem keuangan yang lebih baik. Makna Islam di dalamnya juga berisikan solusi dari
semua masalah yang ada. Islam mampu memberikan kontribusi dalam
memperbaiki sistem dunia dengan pendekatan menyeluruh. Dengan kata lain
dalam Islam terdapat pendekatan yang lebih komprehensif dan holistik.
Perkembangan ekonomi Islam dewasa ini kian mengesankan. Hal tersebut bisa dilihat dengan banyaknya negara yang mulai beralih menggunakan prinsip -prinsip Islam dalam melakukan kegiatan ekonominya. Ijtihad dalam bidang ekonomi, finansial, dan perbankan kontemporer telah memperlihatkan
kebangkitan yang luar biasa, baik dalam level pribadi n dalam level
lembaga dan dalam dunia Islam, terutama setelah
berdirinya lembaga-lembaga keuangan Islam.1 Tidak hanya negara-negara Timur Tengah saja yang mengembangkan sistem ekonomi Islam ini. Akan tetapi,
negara-negara seperti kawasan Asia, Eropa bahkan Amerika pun serta dalam
mengembangkan sistem ekonomi ini.
Sudah banyak sekali jenis produk atau instrumen keuangan syariah
sekarang ini. Mulai dari tabungan, asuransi, saham, reksadana sampai obligasi
(sukuk). Salah satu instrumen keuangan syariah yang telah banyak diterbitkan
adalah sukuk. Sukuk bisa disebut juga obligasi syariah, merupakan salah satu
1
Husein Syahatah & Athiyyah Fayyadh,
, (Surayabaya: Pustaka Progressif, 2004), hal.83. munadhamat al-Islamiyah
Bursa Efek Tuntutan Islam Dalam Trasnsaksi di Pasar Modal
instrumen pasar modal syariah di samping saham dan reksadana syariah. Pada
awalnya banyak pihak yang masih meragukan keabsahan dari obligasi syariah.
Mengingat obligasi merupakan surat bukti pemilikan utang, yang dalam Islam itu
sendiri hal itu tidak diakui. Namun, sebagaimana pengertian bank syariah adalah
bank yang menjalankan prinsip syariah, tetap menghimpun dan menyalurkan dana, tetapi tidak menggunakan instrumen bunga. Hal tersebut juga berlaku pada
obligasi syariah yang mengalami pergeseran makna, berbeda dengan obligasi
pada umumnya (obligasi konvensional).2 Sukuk tidak hanya diterbitkan oleh negara saja, banyak juga korporasi atau perusahaan yang telah menerbitkan
sukuk sebagai sumber permodalan dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya.
Di beberapa negara, sukuk telah menjadiinstrumen pembiayaan anggaran negara yang penting, misalnya Malaysia, Bahrain, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
Pada kebayakan negara yang mengadopsi sukuk, instrumen lazimnya diposisikan
sebagai alat kebijakan fiskal untuk membiayai pembangunan. Kebijakan fiskal adalah adalah suatu kebijakan terkait dengan aspek pengelolaan anggaran
pemerintah. Kebijakan ini merupakan salah satu kebijakan ekonomi makro dalam
mengendalikan stabilitas ekonomi dan mendorong pertumb n ekonomi.3
2
Firdaus, dkk, , (Jakarta: PT Renaisan, 2005), hal.13.
3
Khairunnisa Musari, “Sukuk Untuk Fiscal Sustainability”, (Majalah Sharing, Edisi 35, 2009), hal.22.
Secara umum, pasar keuangan syariah internasional terus mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Sampai dengan triwulan III tahun 2009, nilai
aset industri perbankan syariah mencapai sekitar USD1 iliun,
sekitar USD70 m iliar, dan premium Takaful global sekitar USD4,3 m iliar.
Kawasan Gulf Cooperation Council (GCC) masih mendominasi
dengan 42,9%. Kontributor terbesar kedua adalah
Iran dengan 35,6%. Di luar kawasan Timur Tengah, Asia memiliki
sekitar 20%, dengan pemain utama Malaysia sebesar 10,5%.
Iran dan Saudi Arabia. Di Eropa, sekitar 114 lembaga keuangan syariah menjadi
pelaku di pasar keuangan syariah Eropa yang terkonsentrasi di Inggris.
Sedangkan di Amerika Utara, jumlah lembaga keuangan syariah masih relatif
sedikit, yaitu sekitar 44 yang tersebar di AS dan Kanada
Secara global, sampai dengan Juli 2010 total em isi sukuk internasional
mencapai sekitar USD213 miliar. Berkembang secara pesat dari semula sekitar
USD4 miliar pada tahun 2002
Islamic funds
shariah compliant aset market share
Adapun investor sukuk pada saat ini tidak lagi terbatas pada investor
muslim saja, karena pada saat ini sebagian besar investor sukuk merupakan
investor konvensional.4
Pengembangan sukuk sangat didukung regulator dan pemerintah di
kawasan Teluk dan Asia. Kini, semakin banyak negara yang telah menerbitkan
sukuk sebagai instrumen pembiayaan. Pada tahun 2007, telah ada 10 negara yang
menerbitkan sukuk, padahal pada tahun 2001 baru ada 2 negara. Uni Em irat Arab
(UEA) dan Malaysia masih mempertahankan sebagai negara penerbit sukuk
terbesar di dunia. Dubai adalah satu dari tujuh emirat dan kota terpadat di Uni Emirat Arab (UEA). Terletak di sepanjang pantai selatan Teluk Persia di Jazirah
Arab. Pada tahun 2007, lebih dari US$25 miliar sukuk (atau sekitar 75% dari
seluruh sukuk yang diterbitkan di seluruh dunia pada tahun itu) adalah sukuk
yang diterbitkan oleh UEA dan Malaysia.5
S&P6 memperkirakan Malaysia dan UEA akan tetap memegang posisinya sebagai penguasa pasar, karena ditopang oleh regulator dan status UEA sebagai
4
Direktorat Pembiayaan Syariah, Direktorat Jendaral Pengelolaan Utang (DJPU),
Departemen Keuangan RI, (Jakarta: Direktorat
Pembiayaan Syariah Departemen Pembiayaan Syariah Departemen Keuangan RI, 2008)
5
http://dinaseptariani.blogspot.com/2010/03/sukuk.html. Artikel ini diakses pada tanggal 4 Februari 20011
6
atau juga dikenal dengan sebutan ( ) adalah merupakan salah satu anak perusahaan dari McGraw-Hill yang merupakan perusahaan pemeringkat atas saham dan obligasi, yang merupakan salah satu dari 3 perusahaan besar dalam industri pemeringkatan efek bersama Moody's dan Fitch Ratings.
Mengenal Sukuk, Instrumen Invesatasi Berbasi Syariah
pintu masuk para investor global. Selain dukungan yang kuat dari
pemerintah setempat, perkembangan pesat tersebut juga tidak terlepas dari
kinerja sukuk itu sendiri. Berdasarkan data dari Dow Jones terlihat bahwa di
seluruh dunia indeks surat berharga yang berbasis syar (saham dan sukuk),
kinerjanya lebih baik dibandingkan indeks konvensional. Hal yang sama juga
terjadi di Malaysia, sebagai negara terbesar dalam hal pangsa pasar penerbitan
sukuk di dunia.
Indonesia yang kita tahu sistem ekonominya bukan sistem ekonomi Islam juga ikut menerapkan instrumen sukuk dalam hal pembiayaan beberapa
infrastrukturnya. Di Indonesia, pasar keuangan syariah termasuk pasar sukuk juga tumbuh secara cepat, meskipun proporsinya masih relatif dibandingkan
pasar konvensional.
Penerbitan perdana sukuk negara terjadi ketika dampak is ekonomi global mulai terasa di negara ini sehingga kehadirannya benar-benar mendapat respon yang luar biasa dari masyarakat dan investor. Pada tanggal 26 Agustus
2008 untuk pertama kalinya sukuk negara (SBSN) diterbitkan. SBSN yang
diterbitkan adalah seri IFR001 dan IFR002. Pemerintah kembali menerbitkan
SBSN pada tanggal 25 Februari 2009 dengan seri SR001 dan disusul dengan
penerbitan seri lainnya.
Secara umum penerbitan sukuk di Indonesia mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Ini juga tidak terlepas dari peran re i pemerintah yang telah
membuat Undang-Undang No.19 Tahun 2008 tentang SBSN, sehingga mampu
mendorong pertumbuhan penerbitan sukuk di Indonesia.
Beberapa alasan mengapa pemerintah perlu menerbitkan sukuk.
perusahaan Indonesia belum banyak dikenal di pasar global sehingga
pemahaman investor akan risiko masing-masing individu masih sangat minim. Masuknya pemerintah dalam pasar obligasi akan mendorong investor
mengetahui lebih jauh bukan saja tentang risiko investasi di Indonesia, namun
juga risiko beberapa perusahaan di Indonesia. penerbitan sukuk oleh pemerintah meningkatkan investor global karena merefleksikan
adanya perangkat ketentuan hukum yang pasti. Sebagian investor sampai ini
masih menunggu adanya dasar hukum yang kuat untuk obli syariah (sukuk).
untuk dapat terlihat di pasar modal, jumlah obligasi diterbitkan
harus cukup signifikan, misalnya 1 juta dolar AS. Diakui pada level global
jumlah tersebutbelu dapat dikatakan besar.7
Harus diakui bahwa sukuk atau obligasi syariah ini adalah salah satu
bentuk terobosan baru dalam dunia keuangan Islam, meskipun istilah tersebut
adalah istilah yang memiliki akar sejarah yang panjang. Inilah salah satu produk
yang paling inovatif dalam pengembangan sistem keuangan syariah kontemporer.
Sukuk dapat menjadi instrumen keuangan publik yang berkontribusi
dalam menjaga perekonomian Indonesia. Sukuk memang
77
diakui sebagai instrumen keuangan publik yang disarankan dalam ekonomi
Islam. Sukuk berperan besar dalam menyeimbangkan neraca keuangan pemerintah, otoritas moneter, perusahaan, bank, dan lembaga keuangan serta
berbagai bentuk entitas lain yang memobilisasi dana masyarakat.
Idealnya penggunaan dana sukuk harus digunakan untuk sektor-sektor
penting yang produktif. Dalam Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara (UU SBSN), disebutkan sukuk adalah surat utang negara yang dananya digunakan untuk membiayai defisit APBN dan pembiayaan oyek. Kita tahu
dalam APBN terdapat berbagai macam anggaran belanja baik yang sifatnya rutin
konsumtif, seperti pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipi , gaji Pejabat Negara,
maupun yang sifatnya produktif untuk kemaslahatan bersama, seperti
pembangunan proyek infrastruktur, lapangan pekerjaan, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka penulis ingin
mengetahui dan mendalami lebih jauh tentang bagaimana mekanisme penerbitan
sukuk, pemanfaatan dana sukuk yang telah diperoleh dari masyarakat selama ini, dan risiko apa saja yang terdapat dalam pengelolaan sukuk sehingga penulis
menuliskan skripsi ini dengan judul: “KONSEP DAN APLIKASI SUKUK
Dilihat dari subjek yang menerbitkan sukuk (emiten) terdapat dua
jenis sukuk, yaitu sukuk negara dan sukuk korporasi. Sukuk negara merupakan sukuk yang diterbitkan negara yang menjadi sumber pembiayaan
negara dalam meningkatkan sisi pembangunan ekonomi. Sedangkan sukuk
korporasi merupakan sukuk yang diterbitkan oleh perusa sebagai sumber
permodalan bagi perusahaan. Agar penelitian pada skripsi dapat berfokus terhadap permasalahan yang akan dibahas, maka penulis membatasi penelitian
hanya pada pengelolaan sukuk negara sebagai salah satu instrumen fiskal di
Indonesia.
Apabila terdapat bahasan penulis yang berada di luar aspek tersebut di
atas, seperti produksi, konsumsi, dan distribusi, hal bertujuan untuk
mempertajam analisa dalam penelitian tersebut.
Melalui pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah
penulisan skripsi ini, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimana mekanisme penerbitan sukuk negara di Indonesia? b. Bagaimana penggunaan manfaat dana sukuk negara di Indonesia? c. Bagaimana risiko pengelolaansukuk negara di Indonesia?
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Terdapat beberapa tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian
ini, di antaranya sebagai berikut:
a. Mengetahui mekanisme penerbitan sukuk negara di Indonesia b. Mengetahui penggunaan manfaat sukuk negara di Indonesia c. Mengetahuirisiko pengelolaan sukuk negara di Indonesia
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bag :
a. Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang konsep dan aplikasi
sukuk negara dalam kebijakan fiskal di Indonesia
b. Pihak Akademisi
Sebagai kontribusi ilm iah, menambah wawasan pengetahua dan sebagai
referensi bagi civitas akademika lainnya.
c. Masyarakat
Menambah referensi pengetahuan dan bermanfaat sebagai bahan
perbandingan bagi penelitian - penelitian selanjutnya.
1. Fadlyka Himmah Syahputera Harahap (Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta) yang berjudul ”Kebijakan Penerbitan Surat Berharga
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
Syariah Negara Sebagai Instrumen Pembiayaan Defisit APBN”, 2009. Dalam
Penelitian ini dirumuskan untuk mengetahui bagaimana kedudukan SBSN
sebagai instrumen pembiayaan defisit APBN dalam kebija Fiskal Islam
dan untuk mengetahui bagaimana seharusnya prioritas pembiayaan dana asing
yang didapatkan melalui kebijakan penerbitan SBSN tersebut. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kepustakaan ( ). Dari
penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kebijakan pemerintah
menerbitkan SBSN dapat ditempuh ketika pendapat negara tidak bisa
menutupi kekurangan atau defisit pada APBN.
2. Reva Arbano (Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta) yang berjudul ”Penerbitan SBSN Sebagai Alternatif Pembiayaan Pembangunan
Negara”, 2009. Dalam penelitian ini dirumuskan untuk mengetahui
bagaimana mekanisme penerbitan SBSN, kemudian untuk mengetahui
analisis SWOT penerbitan SBSN serta untuk mengetahui alternatif strategi
penerbitan SBSN sebagai alternatif pembiayaan negara. itian ini
menggunakan penelitian kepustaan ( ) dan penelitian
lapangan. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa penerbitan perdana SBSN di Indonesia menggunakan akad yang metode
penerbitannya dengan cara . Dari analisis SWOT yang
dilakukan, SBSN memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dalam
membiayai pembangunan negara.
library research
library research
3. Diyanti
(Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta) yang berjudul
”Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Alokasi Dana Sukuk Dalam APBN”,
2010. Dalam penelitian ini dirumuskan untuk mengetahui apakah pengelolaan
dana sukuk di Indonesia telah sesuai dengan ekonomi Islam. Penelitian ini
menggunakan penelitian kepustaan ( ) dan penelitian lapangan
. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa
pengelolaan dana sukuk di Indonesia digunakan untuk membiayai defisit pada
APBN, yang penggunaan dananya bersifat umum. Negara sebisa mungkin
menghindari defisit dalam mengelola keuangan publik karena dalam
keuangan publik Islam belanja negara disesuaikan dengan pemasukan.
Sedangkan pada skripsi yang Penulis angkat dengan berjudul: ”KONSEP DAN APLIKASI SUKUK DALAM KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA”,
Penulis akan membahas bagaimana mekanisme penerbitan sukuk di pasar perdana kemudian penggunaan dana sukuk dalam kebijakan fiskal di Indonesia
sertarisiko pengelolaan sukuk negara di Indonesia.
Sukuk (Bahasa Arab: ???? , jamak of ?? Sakk, "instrumen legal, amal,
cek") adalah istilah dalam bahasa Arab yang digunakan uk obligasi yang
berdasarkan prinsip syariah. Sukuk dapat pula diartikan dengan efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian
library research (field research)
penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas:8 kepemilikan aset
berwujud tertentu; nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau itas
investasi tertentu; atau kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas
investasi tertentu.
Istilah sukuk merupakan istilah yang lebih spesifik dari istilah obligasi
syariah yang lazim dipergunakan sebelumnya. Sukuk ini bukan merupakan istilah yang baru dalam sejarah islam. Istilah tersebut sudah dikenal sejak abad pertengahan, di mana umat Islam menggunakannya dalam konteks perdagangan internasional. Sukuk merupakan bentuk jama dari kata . Kata tersebut dipergunakan oleh para pedagang pada masa itu sebagai yang
menunjukkan kewajiban finansial yang timbul dari usaha perdagangan dan aktivitas komersial lainnya.9
Di Indonesia Surat Berharga Syariah Negara atau sukuk
diperkenalkan pada tahun 2008 melalui UU Nomor 19 Tahun 2008. Pengertian
SBSN menurut Undang-undang tersebut adalah:
Instrumen ini
8
httpid.wikipedia.orgwikiSukuk. Artikel ini diakses pada tanggal 1 Februari 2010
9
Nurul Huda dan Edwin Nasution, , cet.II, (Jakarta: Perdana Media Group, 2008), hal.136.
10
Pasal 1 Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara “sakk”
“Surat Berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti tas bagian penyertaan terhadap asset SBSN, baik dalam bentuk uang rupiah mau n valuta asing, di mana asset SBSN itu adalam Barang Milik Negara (BMN).”1 0
dimaksudkan untuk membiayai proyek - proyek negara yang telah disetujui oleh
Pemerintah.
Sedangkan definisi Sukuk menurut Fatwa DSN MUI No.69 Tentang Surat
Berharga Syariah Negara adalah “Surat Berharga Syariah Negara atau dapat disebut sukuk negara adalah Surat Berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan
prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian kepemilikan asaet SBSN, baik dalam
mata uang rupiah maupun valuta asing.”
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah
bersifat kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data dskriptif mengenai
kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang - orang yang diteliti.1 1 Peneitian yang tidak mengadakan penghitungan matematik, statistik, dan lain sebagainya tetapi menggunakan penekanan
ilmiah atau penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dicapai dengan menggunakan prosedur - prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi.
Dalam penulisan skripsi ini, hanya digunakan 2 (dua) jenis sumber
data, yaitu:
11
Bagong Su yanto & Sutinah, cet.IV, (Jakarta: Kencana, 2005), hal. 166
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
2. Jenis dan Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Data yang diperoleh berupa data penerbitan sukuk di Indonesia. Berupa
hasil wawancara dengan lembaga terkakait, dalam hal ini Direktorat
Pembiayaan Syariah, Departemen Keuangan.
b. Sumber Data Sekunder
Data yang diperoleh dari penelusuran dokumen-dokumen khususnya yang
diterbitkan Departemen Keuangan sebagai lembaga yang menerbitkan
SBSN, media massa (surat kabar, majalah, jurnal, dan internet) serta buku -buku yang membahas masalah terkait.
Melalui penelitian lapangan ( ) yang dilakukan dengan
melakukan wawancara (data primer) dengan pimpinan dan taf ahli di
Direktorat Pembiayaan Syariah, Departemen Keuangan.
Dokumentasi (data sekunder) yaitu proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian yang berasal dari data yang berbentuk arsip
(dokumen) yang dimiliki Direktorat Pembiayaan Syariah, buku-buku,
majalah, dan catatan yang sudah disediakan BPS baik me lui media
elektronik maupun media lainnya. Data yang diperoleh berupa d book,
diklat, , Peraturan Menteri Keuangan, dan artikel-artikel yang
dimuat di internet.
3. Teknik Pengumpulan Data
field research
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analisis. Deskriptif berarti menjelaskan dan menggambarkan bagaimana
mekanisme pengeloaan sukuk, mulai dari mekanisme penerbitan, penggunaan
manfaat, dan perkembangan sukuk di Indonesia saat ini. Selanjutnya dari penjabaran tersebut penulis mengambil kesimpulan yang disesuaikan dengan
masalah yang diteliti.
Adapun teknik penulisan skripsi ini adalah mengacu pada “Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syari Hidayatullah
Jakarta 2007”
BAB I yang berisi tentang Latar Belakang Masalah,
Pembatasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Rev Studi,
Kerangka Teori, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan
BAB II yang berisi tentang
Pengerian Sukuk, Jenis-Jenis Sukuk, Tujuan dan Manfaat Sukuk, Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Penerbitan Sukuk, Dasar Hukum
Penerbitan Sukuk serta Perbedaan Sukuk dan Obligasi
4. Metode Analisa Data
5. Teknis Penulisan
G. Sistematika Penulisan Pendahuluan,
BAB III yang berisi tentang Kedudukan Sukuk
Negara Dalam Kebijakan Fiskal, Perkembangan Sukuk di Beberapa
Negara, dan Perkembangan Sukuk di Indonesia
BAB IV yang berisi
tentang Mekanisme Penerbitan Sukuk Negara, Jenis Akad yang
Digunakan Dalam Penerbitan Sukuk, Penggunaan BMN Sebagai
Penggunaan Manfaat Sukuk yang diterbitkan serta
Risiko Pengelolaan Sukuk Negara di Indonesia
BAB V berisi Kesimpulan dan Saran
Gamabaran Umum Sukuk,
Aplikasi Pengelolaan Sukuk Negara di Indonesia,
Penutup,
Surat berharga yang dikelola oleh pemerintah atau negara ada
beberapa macam, yang di dalamnya terdapat SBSN (sukuk) sebagai salah satu
dari surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah.
Sukuk (Bahasa Arab: ???? , jamak dari ?? Sakk, "instrumen legal, amal, cek") adalah istilah dalam bahasa Arab yang digunakan untuk obligasi
yang berdasarkan prinsip syariah. Sukuk dapat pula diartikan dengan efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas:
kepemilikan aset berwujud tertentu; nilai manfaat dan jasa atas aset proyek
tertentu atau aktivitas investasi tertentu; atau kepemilikan atas aset proyek
tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
Sejumlah penulis barat tentang sejarah perdagangan Arab abad
pertengahan memberikan kesimpulan bahwa kata shakk merupakan kata dari
suara Latin yang biasa digunakan pada perbankan kontemporer.1 2
12
Nurul Huda dan Edwin Nasution, , cet.II, (Jakarta: Perdana Media Group, 2008), h.136.
BAB II
SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SUKUK NEGARA)
A. Tinjauan Umum Tentang Sukuk 1.Pengertian Sukuk
“cheque”
Ada beberapa pengertian secara terminologi yang didefinisikan
beberapa lembaga terkait dengan penerbitan sukuk di antaranya: a. Undang - Undang Nomor 19 Tahun 20081 3
Definisi SBSN menurut UU No.19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga
Syariah Negara adalah: “Surat Berharga Negara yang diterbitkan
berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian terhadap
aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing, yang
aset SBSN itu sendiri adalah Barang Milik Negara (BMN)
b.
(AAOIFi)1 4
Sukuk adalah sertifikat dengan nilai yang sama dengan atau
seluruhnya dari kepemilikan harta berwujud untuk mendapatkan hasil dan
jasa di dalam kepemilikan asset dari proyek tertentu atau aktivits investasi
khusus, sertifikat ini berlaku setelah menerima nilai sukuk saat jatuh
tempo dengan menerima dana seutuhnya sesuai dengan tujuan sukuk
13
Pasal 1 UU Nomor 19 Tahun 2008 Tentang SBSN
14
httpwww.dmo.or.iddmodataIVPublikasiBrosurSukuk.pdf. Artikel ini diakses pada tanggal 10 Maret 2011
Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions
certificates of equal value representing undivided shares in ownership of tangible assets, usufruct and services or (in the ownership of) the assets of particular projects or special investment activity”
c. Bapepam LK1 5
Sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan
atau tidak terbagi atas kepemilikan aset berwujud tertentu, nilai manfaat
dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu, atau
kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
d. Dewan Syariah Nasional1 6
Definisi Sukuk menurut Fatwa DSN MUI No.69 Tentang Surat Berharga
Syariah Negara adalah: “Surat Berharga Syariah Negara atau dapat
disebut sukuk negara adalah Surat Berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian kepemilikan asaet
SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.”
e. Direktorat Pembiayaan Syariah Departemen Keuangan1 7
Sukuk adalah sertifikat yang bernilai sama yang mewakili kepemilikan
yang tidak dibagikan atas suatu asset berwujud, nilai manfaat ,
atau kepemilikan atas aset dari proyek tertentu atau kegiatan investasi
tertentu dan sukuk tidak memberikan bunga melainkan imbalan, margin,
15
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan LembagaKeuangan (Bapepam – LK) Nomor KEP-181/BL/2009
16
Fatwa DSN MUI NO: 69/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara.
atau bagi hasil dan penerbitannya sukuk memerlukan
sehingga benar-benar aman dari riba.
Dari bebrapa pengertian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa sukuk
merupakan sertifikat atau bukti kepemilikan suatu aset atau proyek yang
dikelola dengan prinsip syariah yang memberikan keuntungan berupa bagi
hasil/fee/marjin sehingga terhindar dari praktek riba.
Sukuk pada prinsipnya mirip seperti obligasi konvensional, dengan
perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi
hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi ng (
) berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan
sukuk, dan adanya akad atau perjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari
dan .1 8Sukuk memiliki beberapa karakteristik, antara lain:19
a. merupakan bukti kepemilikan suatu aset, hak manfaat, jasa atau kegiatan investasi tertentu
b. pendapatan yang diberikan berupa imbalan, margin, bagi hasil, sesuai
dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan
18
http://dinaseptariani.blogspot.com/2010/03/sukuk.html. Artikel ini diakses pada tanggal 4 Februari 20011
19
Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah, , Edisi Kedua, hal.8.
Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara.pdf
c. terbebas dari unsur riba, gharar dan maysir
d. memerlukan adanya penerbitan
e. penggunaan harus sesuai dengan prinsip syariah
Pada dasarnya tujuan dari penerbitan sukuk adalah untuk memperoleh
sumber alternatif dalam permodalan. Penerbitan sukuk bagi pemerintah sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008, ditujukan untuk membiayai anggaran belanja Negara yang tercantum dalam APBN termasuk membiayai
proyek-proyek negara yang telah disetujui oleh negara. Ada beberapa tujuan lain mengapa sukuk negara diterbitkan, antara lain:2 0
a. memperluas basis sumber pembiayaan anggaran negara; b. mendorong pengembangan pasar keuangan syariah;
c. menciptakan di pasar keuangan syariah; d. diversifikasi basis investor;
e. mengembangkan alternatif instrumen investasi;
f. mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Negara; dan
g. memanfaatkan dana-dana masyarakat yang belum terjaring oleh sistem b
perbankan konvensional
20
Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah, Brosur Departemen Keuangan Republik Indonesia.
underlying asset proceeds
benchmark
Mengenal Sukuk Instrumen Keuangan Berbasis Syariah,
2.Tujuan Penerbitan Sukuk
Selain memberikan manfaat kepada negara, sukuk juga memberikan
manfaat kepada para investor yang melakukan investasi instrumen ini,
yaitu:2 1
a. memberikan imbalan yang dibayarkan secara periodik
b. pembayaran imbalan dan nilai nominal di jam in oleh negara c. dapat diperjual-belikan di pasar sekunder pada harga pasar
d. terdapat potensi bagi
e. instrumen investasi yang sesuai dengan prinsip syariah
Untuk memenuhi kebutuhan investor dan emiten yang beraneka
ragam, maka para ekonmom Islam telah menyusun berbagai macam akad
(perjanjian) yang dapat digunakan dalam penerbitan sukuk.
Menurut AAOIFI standard, terdapat 14 jenis akad yang dapat
digunakan untuk mengeluarkan sukuk, yaitu
21
Fatati Sriwahyuni, ”Sukuk Sebagai Instrumen Investasi Syariah”, Disampaikan pada Temu Ilmiah Nasional IX, Medan, 1 Maret 2010
capital gain sukuk holder
sukuk al-ijarah, sukuk ijarah mausufa bitsma, sukuk manfaah al-ijarah, sukuk manfaat al-ijarah mausufa bithima, sukuk milkiyat al-khadamat, sukuk al-salam, sukuk istisna’, sukuk al -murabahah, sukuk al-musyarakah, sukuk al-mudharabah, sukuk al-wakalah, sukuk al-mudaraah, sukuk al-musaqah, dan sukuk al-muqarasah.
3. Jenis - Jenis Sukuk
Meskipun banyak jenisnya, namun ada beberapa jenis sukuk yang
sering digunakan di pasaran, di antaranya:
Secara Etimologi, adalah ??????? (menjual manfaat). ???
Demikian pula artinya menurut terminologi syara’.2 2 Dalam beberapa hal
kontrak, kontrak Islam sedikit berbeda dengan kontrak
tersebut. Sebuah variasi dari prinsip dasar peminjaman adalah
, yaitu sebuah kesepakatan beli-sewa ( :
harga sewa dihitung sebagai bagian dari harga beli) yang pada akhir
waktu penyewaan, penyewa menjadi pemilik asset.2 3
Bentuk sukuk ini terdiri dari (a) di mana
investor memiliki bagian dari asset dan pendapatan yang berhubungan
dengan , (b) kepentingan yang bermanfaat bagi investor
mendapatkan sewa atas asset yang dengan kontrak sukuk dapat
memperoleh manfaat
Sukuk merupakan sertifikat sukuk yang dikeluarkan
berdasarkan asset-aset tertentu yang sah mempunyai nilai ekonomis, terdiri dari petak tanah, bangunan, dan barang-barang lainyan masuk ke
22
Rahmat Syafei, cet III, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2006), hal.121
23
Ibrahim Warde, Cet I,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal.286
24
a. Ijarah (Sale and Lease Back)
dalam kategori asset berharga.nilai keuntungan sewa terhadap sukuk ini
dapat bersifat tetap maupun berubah tergantung pada keinginan penerbit
dan permintaan pasar.2 5
25
Nazaruddin Abdul Wahid,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hal.117 Gambar 2.1
Skema sukuk ijarah sebagai berikut (Fatwa DSN-MUI No.41)
Ciri - ciri pokok yang dim iliki sukuk , antara lain:2 6
1) Dalam kontrak aset yang disewa beli dan jumlah yang disewa harus diketahui dengan jelas oleh pihak-pihak terkait pada saat
lain sebagai pembayaran rekening yang dilakukan penyewa pada
biaya yang berhubungan dengan pemilikan aset
3) Adanya pembentukan SPV sebagai perwaliamanatan yang akan
menjembatani emiten dan investor
4) Pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan aset merupakan
tanggung jawab pemilik, sementara pengeluaran untuk pemeliharaan
yang berhubungan dengan operasionalnya ditanggung penyewa.
adalah akad kerja sama usaha anta dua pihak yaitu
pihak pertama sebagai (penyedia modal) dan pihak kedua
sebagai (pengelola usaha) untuk memperoleh keuntungan
dengan menggunakan kaidah mengikuti nisbah
Investasi Pada pasar Modal Syariah, b. Mudharabah (Profit and Loss Sharing )
yang telah disepakati di dalam akad. Jika terjadi kerugian akan
ditanggung oleh investor saja sehingga pengusaha akan tenaga
dan waktunya saja.
Secara rinci pokok-pokok sukuk mudharabah berdasarkan fatwa
DSN-MUI No.33 Tahun 2002 Tentang Obligasi Syariah Mudharabah, adalah sebagai berikut:
1. Akad yang digunakan dalam obligasi syariah adalah akad
2. Jenis usaha yang dilakukan em iten ( ) tidak boleh bertentangan dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa
Gambar 2.2
Skema Sukuk Mudharabah
mudharabah mudharabah
DSN-MUI Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah
3. Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan emiten ( ) kepada
pemegang obligasi syariah ( ) harus bersih
dari unsur non halal
4. Nisbah keuntungan dalam obligasi syariah ditentukan sesuai kesepakatan, sebelum emisi (penerbitan) obligasi syariah
5. Pembagian pendapatan (hasil) dapat dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan, dengan ketentuan pada saat jatuh tempo diperhitungkan
secara keseluruhan
6. Pengawasan aspek syariah dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah atau Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional
MUI, sejak proses emisi Obligasi Syariah dimulai
7. Apabila emiten ( ) lalai dan/atau melanggar syarat perjanjian
dan/atau melampaui batas, berkewajiban menjamin
pengembalian dana Mudharabah, dan dapat meminta
untuk membuat surat pengakuan utang
8. Apabila emiten ( ) diketahui lalai dan/atau melanggar syarat perjanjian dan/atau melampaui batas kepada pihak lain, pemegang
Mudharib
mudharabah shahibul mal
obligasi syariah ( ) dapat menarik dana
obligasi syariah
9. Kepemilikan obligasi syariah dapat dialihkan kepada
pihak lain, selama disepakati dalam akad.
Musyarakah merupakan organisasi bisnis di mana dua orang atau
lebih menyumbang pembiayaan dan manajemen bisnis, dengan proporsi
sama atau tidak sama. Keuntungan dibagikan menrut perbandingan yang
sama (tetapi tidak selalu demikian) antara para mitra, namun kerugian
akan dibagikan menurut proporsi kepada modal.2 7
Sukuk yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan
perjanjian atau akad Musyarakah di mana dua pihak atau lebih bekerja
sama menggabungkan modal untuk membangun proyek baru,
mengembangkan proyek yang telah ada, atau membiayai ke iatan usaha.
Keuntungan maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai
dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak.
Sukuk Musyarakah adalah sertifikat nilai yang sama yang
diterbitkan untuk memobilisasi dana yang digunakan berdasarkan
27
Umer Chapra, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), hal.36 mudharabah shahibul mal
mudharabah
mudharabah
Musyarakah,
Sistem Moneter Islam, c. Musyarakah (Penyertaan Modal)
persekutuan atau firma sehingga para pemegangnya menjadi pemilik
proyek atau aset berdasarkan bagian masing-masing.2 8
adalah jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. dalam sukuk murabahah, investor
membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah
disepakatikualifikasinya dengan emiten. Sedangkan keuntungan investor
diperoleh dari selisih harga beli dari produsen dengan harga jual kepada
emiten.
Sukuk lebih memungkinkan digunakan untuk hal
yang berhubungan dengan pembelian barang untuk sektor publik, misalnya pemerintah membutuhkan barang-barang dengan harga tinggi maka dimungkinkan membelinya dengan cara kredit dengan membayar
angsuran.2 9
merupakan kontrak penjualan antara (pembeli
akhir) dan ( ), dalam akad ini menerima pesanan dari yang nantinya harga ataupun spesifikasi barang yang dipesan
28
sesuai dengan kedua belah pihak.3 0 Ketentuan akad terdapat dalam fatwa DSN MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2008
Dari berbagai jenis sukuk, beberapa jenis yang popular di
kalangan investor sukuk, yaitu:3 1
1. Sukuk , kemiripan strukturnya dengan obligasi konvensional yang cenderung memberikan keuntungan tetap, karena transaksi yang
bersifat sewa
2. Sukuk , memiliki potensi keuntungan yang jauh lebih besar dari pada obligasi konvensional karena sifat bagi hasilnya,
namun tetap memiliki derajat pengembalian pokok yang cukup tinggi
Eksplorasi pada jenis-jenis instrumen di atas dapat dilakukan dengan
membangun struktur - struktur instrumen yang bervariasi dan menarik. Selam tetap berada pada jalur yang bersifat syar’i dan tetap menunjukkan perbedaan
konsep dan penerapan dari investasi syariah.
Dalam mekanisme penerbitan sukuk terdapat beberapa pihak yang
terlibat sebagai aktor utama terwujudnya pelaksanaan kegiatan transaksi jual
30
Sofiniyah Ghufron dkk, hal.34
31
Muhammad Touriq, “Prospek dan Tantangan Pasar Modal S ariah”, disampaikan pada Kajian Ekonomi Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 28 Januari 2009
Istishna
ijarah
mudharabah
Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah Cara Mudah Memahami Akad- Akad Syariah,
3. Pihak - Pihak yang Terlibat Dalam Penerbitan Sukuk
beli. Untuk itu perlu melihat beberapa pihak yang terlibat dan bagaimana
peranannya:3 2
Adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran imbalan dan nilai
nominal sukuk yang diterbitkan sampai dengan sukuk jatuh tempo. Dalam
hal sukuk, obligornya adalah Pemerintah.
Adalah pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan, in, dan
nilai nominal sukuk sesuai partisipasi masing-masing.
Adalah badan hukum yang didirikan khusu untuk penerbitan sukuk dengan fungsi: sebagai penerbit sukuk, menjadi
pemerintah dalam transaksi pengalihan aset, bertindak sebagai wali
amanat ( ) untuk mewakili kepentingan investor. Beberapa
pengertian mengenai SPV:3 3
32
Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah, Brosur Departemen Keuangan Republik Indonesia
33
Fatati Sriwahyuni, ”Sukuk Sebagai Instrumen Investasi Syariah”, Disampaikan pada Temu Ilmiah Nasional IX, Medan, 1 Maret 2010
a. Obligor case of sukuk Issuance, it is the entity that issues sukuk certificates”.
Mengenal Sukuk Instrumen Keuangan Berbasis Syariah,
Perusahaan Penerbit adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan
ketentuan Undang-Undang ini untuk melaksanakan kegiatan
penerbitan SBSN.
Fungsi SPV dalam penerbitan sukuk:3 4
a. Menerbitkan Sukuk
b.Menjadi Wali Amanat untuk kepentingan pemegang Sukuk
-mengawasi Aset SBSN;
- memastikan terpenuhinya hak-hak Pemegang SBSN; -mewakili kepentingan lain Pemegang SBSN, misalnya
c. (Mudharib)
d. pemerintah dalam transaksi
e. Merupakan badan hukum; f. Berkedudukan di dalam negeri;
g. Pendirian, Organ, dan Permodalan diatur dengan PP; h.Pemerintah dapat mendirikan lebih dari satu SPV
34
(Suatu badan hukum yang didirikan khusus untuk melaksa an kegiatan tertentu. Dalam hal penerbitan sukuk, badan hukum ini bertugas melakukan penerbitan)
2) UU No. 19/2008
in the event of default
Managing partner Counter part
Ibid
i. Kebijakan terkait penerbitan & pengelolaan SBSN ditetapkan oleh
Menteri.
Mekanisme pengelolaan sukuk di Indonesia telah diatur Undang
-Undang Nomor 19 Tahun 2008 Tentang SBSN. Beberapa peraturan terkaiat yang
dijadikan dasar hukum penerbitan sukuk di Indonesia:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 56/2008 Tentang Perusahaan Penerbit SBSN
2. Peraturan Pemerintah Nomor 57/2008 Tentang Pendirian Perusahaan Penerbit
SBSN Indonesia
3. Peratran Menteri Keuangan Nomor 118/2008 Tentang Penerbitan dan
Penjualan SBSN dengan Cara Bookbuilding di Pasar Perdana Dalam Negeri
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/2008 Tentang Penerbitan dan
Penjualan SBSN Ritel di Pasar Perdana Dalam Negeri
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/2009 Tentang Penerbitan dan
Penjualan SBSN di Pasar Perdana Dalam Negeri Dengan Cara Lelang
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/2009 Tentang Penerbitan dan
Penjualan SBSN Dengan Cara Penempatan Langsung B. Dasar Hukum Penerbitan Sukuk
DSN-MUI pun mengeluarkan dan fatwa mengenai hal
-hal yang menyangkut penerbitan sukuk SBSN. Ada 4 fatwa yang telah
dikeluarkan sampai saat ini, yaitu:
1. Fatwa Nomor 69/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN)
2. Fatwa Nomor 70/DSN-MUI/VI/2008 Tentang Metode Penerbitan SBSN 3. Fatwa Nomor 71/DSN-MUI/VI/2008 Tentang
4. Fatwa Nomor 72/DSN-MUI/VI/2008 Tentang SBSN
Menurut yang dikeluarkan oleh Tim Ahli Syariah untuk
penerbitan SBSN, bahwa penerbitan SBSN tidak bertentangan dengan syariah
sebagaimana diatur dalam Fatwa DSN-MUI tentang penerbitan surat berharga syariah negara adalah akad dan
Dalil-dalil lain yang digunakan dasar hukum dalam penerbitan SBSN adalah sebagai berikut:
1. Al-Quran
Firman Allah SWT pada surat Al-Baqarah ayat 275:
35
)
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang kian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS: Al-Baqarah: 275)Dalam ayat ini menjelaskan bahwa riba adalah haram dan dilarang
kegiatan apapun, terutama dalam kegiatan ekonomi (perdagangan dan jual
beli). Begitu juga dengan SBSN yang dalam pengambilan imbal hasil
diharamkan menggunakan bunga, tetapi yang didapatkan dari
pembayaran hak manfaat, sewa, upah ataupun bagi hasil. Karena dalam SBSN terdapat akad jual beli dan sewa, maka penggunaan instrumen ini harus jelas
dan harus berdasrkan prinsip syariah.
2. Hadits
Penerbitan SBSN juga diperkuat oleh hadits Nabi riwayat Imam
al-Tirmidzi dari Amr bin ‘Auf al-Muzani, Nabi SAW bersabda:
??? ??? ???? ?? ???????? ??? ???? ?????
Hadits ini menegaskan bahwa segala perjanjian yang dilakukan oleh
umat Islam adalah boleh selama tidak keluar dari koridor syariah, seperti SBSN
misalnya. Investor yang membeli instrumen ini bukan hanya umat Islam saja
tetapi masyarakat non muslim pun dapat berinvestasi di sini. Model penerbitan
SBSN ini sebenarnya memiliki kesamaan dengan obligasi konvensional, tetapi selama instumen keuangan syariah ini sesuai dengan prinsip syariah maka
dibolehkan.
3. Kaidah Fiqih
Terdapat pula kaidah fiqih yang mendasari dibolehkannya penerbitan
SBSN, yaitu:
Muhammad Ibn al-Khalani, (Bandung: Dahlan TT), Jilid 3, hal.59.
37
Abdul Wahab Khallaf (Jakarta: Majelis Ala Indonesia Liddawah Islamiyyah, 1972), hal.91.
Perdamaian boleh dilakukan antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang menghalalkan yang haram, dan kaum muslim terkait dengan syarat - syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkan.”
Kaidah fiqih di atas menunjukkan bahwa asal hukum dari segala
bentuk muamalah adalah boleh sampai ditemukan dalil yang menunjukkan
pengharaman atas kegiatan tersebut. Berlaku juga dengan SBSN kerena
penerbitannya menggunakan akad-akad yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah.
1. Sukuk (Obligasi Syariah)
Di dalam obligasi syariah (sukuk) terdapat beberapa pokok ketentuan, yaitu:3 8
a. Ketentuan Umum
1) Obligasi yang tidak dibenarkan menrut syariah, yaitu obligasi yang bersifat utang dengan kewajiban membayar berdasarkan bunga.
2) Obligasi yang dibenarkan menurut syariah, yaitu obligasi yang berdasarkan
dengan prinsip-prinsip syariah
3) Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah
berupa bagi hasil/marjin/ serta membayar kembali dana obligasi pada
saat jatuh tempo
b. Ketentuan Khusus
38 Adrian Sutedi, , (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal.96
C. Perbedaan Sukuk dan Obligasi
fee
1) Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain:
2) Jenis usaha yang dilakukan em iten ( ) tidak boleh bertentangan
dengan syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI Nomor
20/DSN-MUI/IV/2001 Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk
Reksadana Syariah
3) Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan emiten ( ) kepada pemegang Obligasi Syariah ( ) harus bersih dari unsur
nonhalal
4) Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai
dengan akad yang digunakan
5) Pemindahan pemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang
digunakan
Obligasi syariah (sukuk) memiliki beberapa karakteristik.3 9
obligasi syariah menekankan pendapatan investasi bukan berdasar tingkat
bunga (kupon) yang telah ditentukan sebelumnya. Tingkat pendapatan
obligasi syariah berdasar atas rasio bagi hasil (nisbah) yang besarannya telah
disepakati oleh pihak emiten dan investor. dalam sistem
pengawasannya, selain diawasi oleh pihak wali amanat maka mekanisme
obligasi syariah juga diawasi oleh Dewan Pengawas Syar (DPS) sejak dari
39
penerbitan obligasi tersebut. Dengan adanya sistem ini maka prinsip
kehati-hatian dan perlindungan kepada investor obligasi syariah diharapkan bisa
lebih terjamin. , jenis industri yang dikelola oleh emiten serta hasil
pendapatan perusahaan penerbit obligasi harus terhindar dari unsur nonhalal.
Adapun lembaga Profesi Pasar Modal yang terkait dengan penerbitan obligasi
syariah masih sama seperti obligasi biasa pada umumnya.
Dana yang terhimpun disalurkan untuk mengembangkan usaha lama
atau pembangunan unit baru yang benar-benar berbeda dengan usaha lama. Bentuk alokasi dana yang khusus dalam syariah dikenal
dengan istilah . Atas penyertaannya, investor berhak
mendapatkan nisbah keuntungan tertentu yang secara proporsional dan
dibayarkan secara periodik.4 0
2. Obligasi
Obligasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu yang dalam
bahasa Indonesia disebut dengan obligasi yang berart kontrak. Dalam
Keputusan Presiden RI Nomor 775/KMK 001/1982 disebutkan bahwa
obligasi adalah jenis efek berupa surat pengakuan utang atas pinjaman uang
dari masyrakat (investor) dalam bentuk tertentu, untuk jangka waktu
sekurang-kurangnya tiga tahun dengan menjanjikan imbalan bunga yang jumlah serta saat pembayarannya telah ditentukan terlebih dahulu oleh emiten.
40
Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia,
Pada hakikatnya, obligasi adalah suatu tagihan uang atau
beban/tanggungan pihak yang menerbitkan obligasi tersebut. Pemegang
obligasi memperoleh keuntungan berupa tingkat bunga tertentu yang
dibayarkan oleh perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut.4 1
Berdasarkan penerbit obligasi dapat dibagi 3 jenis, yaitu:4 2
a. Obligasi Pemerintah
b. Obligasi Perusahaan Milik Negara ( )
c. Obligasi Perusahaan Swasta
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa obligasi adalah surat
utang yang dikeluarkan oleh em iten (bisa berupa badan hukum atau
perusahaan, bisa juga dari pemerintah) yang memerlukan dana untuk kebutuhan operasional maupun ekspansi dalam mengajukan investasi yang
mereka laksanakan. Keuntungan berinvestasi dengan cara menerbitkan
obligasi akan memperoleh bunga dan kemungkinan adanya
(keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham di Pasar Modal atau Bursa
Pengantar Pengetahuan Pasar Modal,
Apek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia
Obligasi adalah suatu janji untuk membayar bunga secara berkala dan
jumlah pokok pada akhir jatuh tempo. Instrumen ini adalah suatu instrumen
utang yang pemegangnya menerima pembayaran kupon secara berkala dan
pada fakta sebenarnya merupakan suatu riba ( ). Oleh karena itu, hamper
semua ulama berpendapat bahwa produk ini tidak halal.4 4
Ada beberapa perbedaan antara obligasi syariah (sukuk) dengan
obligasi konvensional, antara lain:4 5
a. Tingkat pendapatan dalam obligasi syariah berdasarkan tingkat rasio bagi hasil (nisbah) yang besarannya telah disepakati oleh pihak
emiten dan investor, sedangkan pada obligasi konvensional menekankan
pendapatan investasi berdasarkan tingkat suku bunga.
b. Sistem pengawasan obligasi syariah selain diawasi oleh pihak wali amanat, mekanismenya juga diawasi oleh Dewan Pengawas
(DPS) sejak dari penerbitan obligasi sampai akhir dari masa penerbitan
obligasi tersebut. Dengan sistem ini, maka prinsip kehati-hatian dan perlindungan kepada investor obligasi syariah diharapkan bisa lebih terjamin, sedangkan obligasi konvensional pengawasannya hanya
dilakukan oleh pihak wali amanat.
Penerapan Pasar Modal Islam,
c. Jenis industri yang dikelola oleh emiten obligasi syariah serta hasil
pendapatan perusahaan penerbit obligasi harus terhindar dar unsur non
halal dan juga harus berdasarkan transaksi riil, mengandung asas manfaat,
dengan dasar uang bukan komoditas, serta tidak mengenal
. Sedangkan pada obligasi konvensional tidak terdapat
apakah industri yang dikelola penerbit sesuai syariah atau tidak, tidak
diharuskan berdasarkan transaksi riil, berdasar atas asas utilitas, serta
uang menjadi komoditas dan menganut
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa obligasi adalah surat
utang, di mana pemegangnya berhak atas bunga tetap, prinsip obligas syariah
(sukuk) tidak mengenal adanya utang, tetapi mengenal adanya kewajiban
yang timbul akibat adanya transaksi atas aset/produk maupun jasa yang tidak
tunai sehingga terjadi transaksi pembiayaan. Obligasi syariah lebih merupakan
penyertaan dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasi Transaksinya bukan
akad utang piutang, melainkan penyertaan. Obligasi sejenis ini sejenis ini
lazim disebut di mana adalah nama lain dari
.4 6
Dalam harga penawaran, jatuh tempo pokok obligasi, saat jatuh tempo,
dan antara obligasi syariah dengan obligasi konvensional idak ada
Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar ModalSyariah Indonesia,
perbedaannya. Perbedaan yang mendasar antara obligasi ah dengan
obligasi konvensional terletak pada penetapan bunga yang besarnya sudah
ditetapkan di awal transaksi dilakukan. Sedangkan pada obligasi syariah saat
dilakukan transaksi (jual beli) belumdi tentukan besarnya bunga, yan
ditentukan adalah berapa proporsi pembagian hasil apabila mendapatkan
keuntungan di masa yang akan datang.4 7
Namun, dalam obligasi syariah (sukuk) lebih kompetitif dibandingkan
dengan obligasi konvensional, sebab: kemungkinan perolehan dari
bagi hasil pendapatan lebih tinggi daripada obligasi konvensional.
obligasi syariah (sukuk) lebih aman karena untuk membiayai proyek prospektif. bila terjadi kerugian (di luar kontrol), investor tetap
memperoleh aktiva. , terobosan paradigma, bukan lagi surat utang
tapi surat investasi.4 8
47 48
hal.127
pertama,
Kedua,
Ketiga,
Keempat
Ibid Ibid,
Secara ringkas, perbandingan obligasi syariah (sukuk) obligasi konvensional
sebagai berikut:4 9
49 Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah,
Dalam pengelolaan kebijakan fiskal suatu negara dikenal istilah
. Hal ini terjadi karena pendapatan lebih kecil daripada pengeluaran.
ini dialami oleh Indonesia setiap tahunnya. Berdasarkan data dari
1984 - 2004 tercatat hanya 5 tahun saja Indonesia bebas dari keadaan defisit.
Kondisi meningkat tajam sejak terjadinya resesi di tahun 1997.5 0
50
Adiwarman A. Karim, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 244
BAB III
GAMBARAN UMUM SUKUK
A. Kedudukan Sukuk Dalam Kebijakan Fiskal
Tabel 3.1
budget deficit
Budget deficit
budget deficit
Ekonomi Makro Islam,
Dari tabel di atas terlihat bahwa dalam 6 tahun terakhir pun, Indonesia, masih mengalam i defisit anggaran. Hal tersebut dipaparkan dalam ringkasan
APBN 2005 - 2011.
Hal ini yang melatarbelakangi strategi dan kebijakan pembangunan
nasional untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera serta untuk
memulihkan sektor ekonomi. Salah satu strategi dan kebijakan itu berupa
pengelolaan keuangan negara secara optimal melalui peningkatan efisiensi dalam
pengelolaan Barang Milik Negara dan sumber pembiayaan negara.
Dalam rangka pengelolaan keuangan negara untuk meningkatan daya dukung
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam menggerakkan perekonomian
nasional secara berkesinambungan, diperlukan pengembangan berbagai
instrumen keuangan yang mampu memobilisasi dana publik secara luas dengan memperhatikan nilai-nilai ekonomi, sosial, budaya yang berkembang dalam masyarakat. Potensi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang
menggunakan instrumen keuangan berbasis syariah yang memiliki peluang besar
belum dimanfaatkan secara optimal.
Sektor ekonomi dan keuangan syariah perlu ditumbuhkembangkan
melalui pengembangan instrumen keuangan syariah sebagai bagian dari sistem
perekonomian nasional dalam rangka peningkatan kesejahteraan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Instrumen keuangan berdasarkan prinsip syariah
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan instrumen ngan
konvensional, sehingga perlu pengelolaan dan pengaturan secara khusus, baik
yang menyangkut instrumen maupun hukum yang diperlukan.5 1
Dari paparan di atas secara eksplsit dijelaskan bahwa instrumen keuangan
syariah, dalam hal ini sukuk, merupakan salah satu sum alternatif pembiayaan
pembangunan negara yang diharapkan mampu memobilisasi publik secara
luas yang dikelola sesuai prinsip syariah sehingga terhindar dari unsur riba.
Perkembangan yang signifikan terhadap kinerja sukuk secara global
membuat banyak negara di dunia menggunakan instrumen berbasis syariah
sebagai sumber penyaerap dana. Untuk mengetahui perkembangan negara-negara
yang menerbitkan sukuk, di bawah ini akan dipaparkan perkembangan sukuk di
beberapa Negara.
1. Malaysia
Malaysia merupakan negara yang pertama kali menerbitkan sukuk di
kawasan Asia. Malaysia telah menjadi yang terdepan dalam pengembangan
keuangan syariahnya.hal ini terlihat dari sistem pernbankan yang telah lama
dan maju dalam mengadopsi . Dari sisi penggunaan instrumen
keuangan, pemerintah dan swasta juga aktif menggunakan sukuk dalam
51
Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat berharga Syariah Negara
B. Sukuk di Beberapa Negara
dual banking
fund
mereka. Pada tahun 2002, pemerintah Malaysia telah menerbitkan
sebesar US$600 juta.5 2
Kemudian pada tahun 2005, kalangan swasta di Malaysia idaknya
telah menerbitkan dan mengumumkan penerbitan sukuk sekitar US$4.545
juta. Sedangkan di tahun 2006, diketahui Rantau Abang Sukuk telah
menerbitkan sukuk senilai US$2.762 juta pada buan Maret 2006. Malaysia
pertama kali menerbitkan sukuk pada tahun 2002 dengan 5 tahun dan
jatuh tempo pada tahun 2007, dengan jumlah sukuk yang sebesar
US$600 juta, dan struktur yang digunakan adalah menggunkan akad ijarah.
Penerbit yang ditunjuk pemerintah Malaysia bernama Global Sukuk Inc. dan
saat ini Malaysia merupakan negara penerbit sukuk terbesar di dunia bersama
dengan UEA. 2. Qatar
Qatar merupakan anggota organisasi pengekspor minyak di kawasan
Teluk yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council (GCC). Pada
umumnya Qatar adalah negara yang memiliki perekonomian kuat, di mana
Qatar adalah pengekspor minyak dan gas ke berbagai negara. Qatar
merupakan negara petrodollar yan pertama kali menerbitakan sukuk di GCC
52
Roikhan Muhammad Aziz,
(Hasil Penelitian Mengenai Sukuk 2007). rising
global sukuk
”Tinjauan Komparatif Obligasi Syariah Antara Malaysia n Indonesia: Pendekatan System Dynamic.”
dengan menggunakan struktur ijarah, dan menggunakan spesifik proyek.5 3
Dalam menrbitkan sukuk, Qatar menggunakan tenor 7 tahun yaitu pada tahun
2003 dan jatuh tempo pada tahun 2010. Qatar mampu menggalang dana
sebesar US$700 juta yang digunakan untuk pembiayaan proyek infrastruktur
negara. Dalam hal ini yang menjadi penrrbit sukuk adalah Qatar Global Sukuk
dan tentunya yang menjadi obligor adalah pemerintah Qatar.5 4 Dalam hal
kualitas peringkat Qatar dilihat sebagai salah satu yang terkuat diantara
negara-negara di Teluk. Qatar memperoleh peringkat kredit AA i Standard & Poor’s dan Aa2 dari Moody’s Investors.5 5
Dalam penerbitan sukuk ini juga sangat diminati oleh korporasi di
negara Qatar, di mana dalam negara ini sukuk pemerintah maupun sukuk
korporasi berkembang dengan baik. Dapat dilihat melalu data yang ada
bahwa sebuah perusahaan yang bernama Qatar Real Estate Invesment
Company (QREIC) adalah perusahaan pertama yang menerbitkan sukuk dan
total dari penerbitan sukuk tersebut sebesar US$375 miliar. Ini menunjukkan
bahwa sukuk merupakan instrumen keuangan yang likuid bagi pemerintah
Qatar. Dalam 2 tahun terakhir ini, Qatar termasuk negara yang mendapatkan
53
Nibra Hosen, ”Dampak Global Penerbitan Sukuk Dalam Perkembangan Ekonomi Syariah”, http://nibrahosen.multiply.com. Artikel ini diakses pada tanggal 25 Juni 2011
54
Rahmat Walu yanto, ”Potensi Sukuk Negara (Surat Berharga Syariah Negara) Sebagai sumber Pembiayaan dan Investasi.
55
http://m.republika.co.id/berita/bisnis-syariah/berita/10/09/25/136374-qatar-islamic-bank -mulai-roadshow-sukuk. Artikel ini diakses pada tanggal 25 Juni 2011