• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Pada triwulan II tahun 2017, nilai Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Motor dan Mobil adasebesar RP326,9 triliun atau tumbuh 3,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2016. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Motor dan Mobil menyumbangkan proporsi sebesar 13,0 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB).

Tabel 36. Perkembangan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sampai dengan Triwulan II 2017 Uraian Harga Berlaku (Triliun Rp) Harga Konstan (Triliun Rp) Pertumbuhan YoY (%) Proporsi (%) Triw I-17 Triw II-17 Triw I-17 Triw II-17 Triw I-17 Triw II-17 Triw I-17 Triw II-17 Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

426,5 438,8 317,9 326,9 4,96 3,78 13,22 13,03 1 Perdagangan Mobil, Sepeda

Motor dan Reparasinya 85,9 87,4 60,7 61,6 3,11 3,10 2,66 2,60 2 Perdagangan Besar dan

Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor

340,7 351,4 257,2 265,3 5,41 3,94 10,56 10,44 Produk Domestik Bruto (PDB) 3.227,1 3.366,8 2.377,6 2.472,8 5,01 5,01 100,00 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah)

Perkembangan Koefisien Variasi Antar Waktu Dan Wilayah

Sepanjang bulan Januari hingga Juni tahun 2017, koefisien variasi harga antar waktu dari sepuluh komoditas tertentu, koefisien rata-rata sebesar 3,0 persen atau masih dibawah target sebesar 9,0

Sepanjang bulan Januari-Juni tahun 2017

mencatatkan rata-rata koefisien variasi harga antar waktu sebesar 3,0 Pada triwulan II tahun 2017, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Motor dan Mobil tumbuh 3,8 persen (YoY)

persen pada tahun 2017 sesuai yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019. Komoditas tepung terigu merupakan komoditas penyumbang koefisien variasi harga antarwaktu paling tinggi dengan koefisien sebesar 8,8 persen, diikuti dengan komoditas daging sapi dan daging ayam ras masing-masing sebesar 8,5 persen dan 4,0 persen. Sementara itu, susu kental manis merupakan komoditas dengan koefisien variasi antar waktu paling rendah dengan koefisien sebesar 0,2 persen Tabel 37. Koefisien Variasi Harga Antar Waktu Periode Bulan Januari-Juni Tahun 2017

Komoditas Unit Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 Mei-17 Jun-17

Beras Medium Rp/kg 10.729,0 10.713,0 10.552,0 10.559,0 10.596,0 10.563,0 Gula Pasir Rp/kg 13.893,0 13.800,0 13.823,0 13.676,0 13.467,0 13.417,0 Jagung Pipilan Rp/kg 7.071,0 7.011,0 7.107,0 7.134,0 7.096,0 7.167,0 Kedelai Impor Rp/kg 10.658,0 10.736,0 10.958,0 10.805,0 10.622,0 10.678,0 Tepung Terigu Rp/kg 10.052,0 9.995,0 10.637,0 8.821,0 8.723,0 8.735,0 Minyak Goreng Curah Rp/ltr 11.796,0 12.007,0 11.479,0 11.551,0 11.469,0 11.529,0 Susu kental Manis Rp/385g

r

10.405,0 10.418,0 10.396,0 10.447,0 10.447,0 10.413,0 Daging Ayam Ras Rp/kg 31.619,0 29.549,0 29.760,0 30.314,0 31.563,0 32.686,0 Daging Sapi Rp/kg 115.032,0 115.548,0 114.775,0 114.971,0 115.464,0 140.000,0 Telur Ayam Ras Rp/kg 22.856,0 22.093,0 21.731,0 22.160,0 23.114,0 23.049,0 Rata-rata

Sumber : Kementerian Perdagangan, diolah

Komoditas Standar Deviasi Rata-rata Jan-Jun 17 Koef. Variasi

Beras Medium 80,9 10.618,70 0,80

Gula Pasir 197,4 13.679,30 1,40

Jagung Pipilan 53,7 7.097,70 0,80

Kedelai Impor 123,5 10.742,80 1,10

Tepung Terigu 835,7 9.493,80 8,80

Minyak Goreng Curah 216,5 11.638,50 1,90

Susu kental Manis 21,5 10.421,00 0,20

Daging Ayam Ras 1.233,90 30.915,20 4,00

Daging Sapi 10.146,10 119.298,30 8,50

Sepanjang bulan Januari hingga Juni tahun 2017, koefisien variasi harga antar wilayah dari sepuluh komoditas tertentu rata-rata koefisien sebesar 15,8 persen atau melebihi batas target maksimal 13,8 persen pada tahun 2017 sesuai yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019. Pada bulan Juni mencatatkan koefisien variasi harga antar wilayah tertinggi yaitu sebesar 17,5 persen dibandingkan bulan lainnya. Sementara itu, koefisien variasi harga antar wilayah paling rendah dari sepuluh komoditas tertentu pada bulan Januari yaitu sebesar 14,8 persen.

Tabel 38. Koefisien Variasi Harga Antar Wilayah Bulan Januari-Juni Tahun 2017

Komoditas Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 Mei-17 Jun-17

Beras Medium 12,9 12,6 14,1 14,3 14,2 13,9

Gula Pasir 8,3 8,1 8,8 9,7 8,4 8,4

Jagung Pipilan 24,0 24,5 25,9 25,4 25,2 24,8

Kedelai Impor 17,9 19,6 20,0 20,4 25,9 19,7

Tepung Terigu 16,8 27,7 20,0 14,0 14,3 14,3

Minyak Goreng Curah 9,1 9,3 9,4 9,8 10,3 11,0

Susu kental Manis 13,2 13,2 13,0 13,9 12,8 13,3

Daging Ayam Ras 15,2 14,5 17,6 17,3 15,2 18,1

Daging Sapi 12,7 19,6 11,3 11,4 11,0 36,4

Telur Ayam Ras 18,2 18,1 17,5 17,2 12,7 14,7

Rata-Rata Per Bulan 14,8 16,7 15,7 15,3 15,0 17,5

Rata-Rata Jan-Mar 2017 15,8

Sumber : Kementerian Perdagangan, diolah

Sepanjang bulan Januari-Juni tahun 2017, rata-rata koefisien variasi harga antar wilayah sebesar 15,8 persen.

Box 1. Kemungkinan Perselisihan Perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok

Amerika Serikat mengancam akan menghentikan aktivitas perdagangannya dengan negara yang masih memiliki hubungan dengan Korea Utara. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menuliskan dalam akun twitternya bahwa Amerika Serikat telah membuat kesepakatan perdagangan terburuk dalam sejarah dunia dan mempertanyakan mengapa mereka harus melanjutkan kesepakatan dagang tersebut dengan negara yang tidak memberikan bantuan kepada Amerika Serikat. Presiden Trump kemudian menyebutkan bahwa Tiongkok merupakan sekutu utama dari Korea Utara yang mana nilai perdagangan diantara kedua negara tumbuh sebesar hampir 40 persen pada triwulan pertama.

Salah satu alasan yang mendasari hal tesebut adalah Amerika Serikat merasa frustasi karena telah kehabisan cara untuk menghentikan program nuklir dan rudal dari Korea Utara. Presiden Trump kemudian berusaha menekan Tiongkok dengan memberikan sanksi pada sebuah perusahaan besar serta dua warga Tiongkok yang berhubungan dengan Korea utara. Hal ini dilakukan karena Amerika Serikat merasa Tiongkok tidak banyak membantu dalam memaksa pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, untuk menghentikan ambisinya. Selain itu, saat ini Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk menetapkan tarif pada baja dari Tiongkok serta beberapa komoditas lainnya yang mana beresiko pada munculnya perselisihan perdagangan diantara kedua negara.

Menanggapi hal tersebut, pihak Tiongkok menjelaskan bahwa sebagai negara partner dagang terbesar dari Korea Utara, mereka telah mengorbankan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan masalah terkait Korea Utara. Salah satunya adalah dengan menurunnya jumlah Impor batubara Tiongkok dari Korea Utara lebih dari 2,7 juta ton pada Januari-Februari dan telah berhenti melakukan impor pada Februari 2017 sesuai dengan sanksi dari UN. Selain itu, pada triwulan I tahun 2017 perdagangan Tiongkok dengan Korea Utara hanya sebesar 1,23 miliar dolar Amerika yang mana ekspornya meningkat lebih dari 50 persen dan impornya meningkat kurang dari 20 persen.

Tiongkok sebenarnya memiliki kepentingan untuk menghindari perselisihan hubungan ekonomi dengan Amerika Serikat karena Tiongkok merupakan negara sumber impor terbesar Amerika Serikat tahun 2016. Pada awal masa kepemimpinanya, Presiden Trump menyebutkan bahwa Tiongkok merupakan salah satu negara yang curang dalam perdagangan karena Amerika Serikat terus mengalami defisit. Oleh sebab itu, dalam hal ini Tiongkok bersedia untuk mengurangi surplus perdagangannya dengan Amerika Serikat namun jika Amerika Serikat tetap menerapkan sanksi pada Tiongkok maka Tiongkok akan mengajukan tuntutan hukum padaWorld Trade Organisation.

Sumber: http://www.scmp.com/news/asia/east-asia/article/2101205/key-dates-north-koreas-missile-development https://www.theguardian.com/world/2017/jun/28/donald-trump-considering-china-sanctions-over-north-korea-say-officials https://www.cnbc.com/2017/07/05/trump-north-korea-tweets-suggest-more-action-against-china-may-come.html

Dokumen terkait