TINJAUAN PUSTAKA
F. Perencanaan Audit Atas Laporan Keuangan
1. Tujuan Audit Konvensional
Berdasarkan SA Seksi 110 Paragraf 1, menjelaskan bahwa: Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Baik dalam
32
hal auditor menyatakan pendapat maupun menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia mengharuskan auditor menyatakan apakah, menurut pendapatnya, laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan jika ada, menunjukkan adanya ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
2. Tanggung Jawab Auditor Konvensional
Berdasarkan SA Seksi 110 Paragraf 2, menjelaskan bahwa: Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan. Oleh karena sifat bukti audit dan karakterisitik kecurangan, auditor dapat memperoleh keyakinan memadai, namun bukan mutlak, bahwa salah saji material terdeteksi.
Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan bahwa salah saji terdeteksi, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan, yang tidak material terhadap laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen. Tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang
sehat dan untuk membangun dan memelihara pengendalian intern yang akan, di antaranya, mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi (termasuk peristiwa dan kondisi) yang konsisten dengan asersi manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan. Transaksi entitas dan aktiva, utang, dan ekuitas yang terkait adalah berada dalam pengetahuan dan pengendalian langsung manajemen.
Pengetahuan auditor tentang masalah dan pengendalian intern tersebut terbatas pada yang diperolehnya melalui audit. karena itu, penyajian secara sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia merupakan bagian yang tersirat dan terpadu dalam tanggung jawab manajemen.
Auditor independen dapat memberikan saran tentang bentuk dan sisi laporan keuangan atau membuat draft laporan keuangan, seluruhnya atau sebagian, berdasarkan informasi dari manajemen dalam pelaksanaan audit. Namun, tanggung jawab auditor atas laporan keuangan auditan terbatas pada pernyataan pendapatnya atas laporan keuangan tersebut.
3. Ruang Lingkup Audit Konvensional
“Ruang lingkup jasa yang diberikan oleh auditor independen tergantung pada jenis laporan yang akan dikeluarkan. Pada awal penugasan, auditor independen harus memperoleh pemahaman dengan manajemen bank untuk menentukan ruang lingkup penugasan dan laporan-laporan yang akan diterbitkan, termasuk audit atas laporan keuangan bank berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.”
34
(PABK, 2003:18) Paragraf 05 dari SA Seksi 310,Penunjukan Auditor Independen, menyatakan bahwa:Pemahaman tersebut harus mencakup tujuan perikatan,tanggung jawab manajemen, tanggung jawab auditor, dan batasan perikatan. Auditor independen harus mendokumentasikan pemahaman tersebut dalam kertas kerjanya, lebih baik dalam bentuk komunikasi tertulis dengan klien. Jika auditor yakin bahwa pemahaman dengan klien belum terbentuk, auditor independen tersebut harus menolak untuk menerima atau menolak untuk melaksanakan perikatan.
Ruang lingkup audit pada bank (konvensional) sekurang-kurangnya mencakup:
a. Penggolongan kualitas aktiva produktif dan kecukupan penyisihan kerugian aktiva produktif yang dibentuk bank, yang didasarkan atas penilaian sekurang- kurangnya mencakup presentasi tertentu dari setiap jenis aktiva produktif bank dengan sekurang-kurangnya mencakup jumlah tertentu debitur terbesar atau berdasarkan hasil komunikasi antara Bank Indonesia dengan akuntan publik.
b. Penilaian terhadap rupa-rupa aktiva termasuk tidak terbatas pada agunan yang diambil alih oleh bank.
c. Hal-hal lain yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) yang berlaku, termasuk catatan atas laporan keuangan.
d. Pengungkapan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa maupun transaksi yang dilakukan dengan perlakuan
khusus sesuai dengan PSAK No. 7 Pengungkapan Pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa.
e. Jumlah dan kualitas penyediaan dana kepada pihak terkait. 4. Audit Syariah
1. Tujuan Audit Syariah
Tujuan audit syariah adalah: Tujuan audit adalah agar auditor mampu menyatakan suatu pendapat apakah laporan keuangan yang disusun oleh lembaga itu, dari semua aspek yang bersifat material, “true and fair” atau benar dan wajar sesuai dengan aturan dan prinsip syariah, standar akuntansi IIAOFI, serta standar dan praktek akuntansi nasional yang berlaku di negara itu. Pendapat audit tidak memberikan keyakinan yang menyakngkut kesehatan suatu lembaga dimasa yang akan datang dan juga tidak menilai efisiensi atau efektivitas pelaksanaan tugas manajemen.
2. Tanggung jawab Audit Syariah
Tanggung Jawab audit adalah:Auditor bertanggungjawab untuk menetapkan dan menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Sedangkan manajemen bertanggungjawab menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan aturan dan prinsip syariah dan peraturan resmi lainnya. Pelaksanaan audit tidak berarti melepaskan tanggungjawab manajemen terhadap penyajian laporan keuangan.
3. Ruang Lingkup Audit Syariah
Ruang lingkup audit termasuk sebagaimana yang ditetapkan oleh ASIFI dan standar audit nasional yang berlaku dalam pelaksanaan audit yaitu:
36
1. Audit akan dilakukan sesuai dengan standar ASIFIs. Standar Audit Internasional (International Standards on Auditing), standar nasional harus diikuti sepanjang tidak bertentangan dengan aturan, Prinsip Syariah.
2. Auditor perlu mendapatkan pemahaman mengenai sistem akuntansi untuk menilai kecukupan sistem itu sebagai dasar dalam penyajian laporan keuangan.
3. Auditor perlu mendapatkan bukti yang cukup, relevan dan terpercaya sebagai dasar baginya untuk mengambil kesimpulan.
37