• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Jadwal Induk Produksi

LANDASAN TEORI

3. Metode Dekomposisi

3.2. Perencanaan Jadwal Induk Produksi

Perencanaan produksi adalah perencanaan yang dibuat untuk menentukan total permintaan dari seluruh elemen produksi dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Perencanaan ini merupakan perencanaan produksi jangka panjang. Horizon perencanaannya biasanya berkisar antara 1 sampai 24 bulan atau bisa bervariasi dari 1 tahun sampai 3 tahun. Horizon tersebut tergantung pada karakteristik produk dan jangka waktu produksi. Periode perencanaan disesuaikan dengan periode peramalan, biasanya 1 bulan.

Tujuan perencanaan produksi adalah menyusun suatu rencana produksi untuk memenuhi permintaan pada waktu yang tepat dengan menggunakan sumber-sumber atau alternatif-alternatif yang tersedia dengan biaya yang paling minimum keseluruhan produk. Perencanaan ini merupakan langkah awal aktivitas perencanaan produksi yang dipakai sebagai pedoman untuk langkah selanjutnya, yaitu penyusunan jadwal induk produksi (JIP).

3.2.1. Proses Perencanaan Jadwal Induk Produksi

Perencanaan produksi dimulai dengan meramalkan permintaan secara tepat sebagai input utamanya. Selain peramalan, input-input untuk pesanan tersebut juga harus memasukkan pesanan-pesanan aktual yang telah dijanjikan, kebutuhan persediaan gudang, dan penyesuaian tingkat persediaan. Perencanaan kemudian dikembangkan untuk merencanakan kebutuhan produksi bulanan atau triwulan bagi kelompok-kelompok produk sebagaimana yang telah diperkirakan dalam peramalan permintaan. Setelah perencanaan dibuat, maka hasilnya akan didisagregasikan ke dalam kebutuhan-kebutuhan berdasarkan tahapan waktu untuk masing-masing jenis produk. Perencanaan ini disebut Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedulling / MPS). MPS biasanya menunjukkan kebutuhan produksi mingguan selama periode waktu antara 6 sampai 12 bulan. MPS bukan merupakan peramalan, tetapi lebih merupakan suatu jadwal yang berisikan informasi tentang “kapan” produksi harus diselesaikan.

Pada umumnya ada empat jenis strategi yang dapat dipilih dalam membuat perencanaan produksi, antara lain :

1. Memproduksi banyak barang pada saat permintaan rendah, dan menyimpan kelebihannya sampai saat yang dibutuhkan. Alternatif ini akan menghasilkan tingkat produksi relatif konstan, tetapi mengakibatkan ongkos persediaan yang tinggi.

2. Menambah tenaga kerja pada saat permintaan tinggi dan memberhentikannya pada saat permintaan rendah.

3. Melemburkan pekerja. Alternatif ini sering dipakai dalam perencanaan jadwal induk produksi, tetapi ada keterbatasannya dalam menjadwalkan kapasitas mesin dan tenaga kerja yang ada. Jika permintaan naik, maka kapasitas produksi dapat dinaikkan dengan melemburkan pekerja.

4. Mensubkontrakkan sebagian pekerjaan pada saat sibuk. Alternatif ini akan mengakibatkan tambahan ongkos karena subkontrak dan ongkos kekecewaan konsumen bila terjadi kelambatan penyerahan barang yang disubkontrakkan.

3.2.2. Metode-metode Perencanaan Jadwal Induk Produksi

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada peencanaan produksi agregat antara lain :

1. Program linier

a. Linier Decision Rule b. Search Decision Rule 2. Pendekatan Heuristik

a. Metode grafik

b. Metode koefisien manajemen c. Metode parametric

Metode grafis ini merupakan metode yang paling sederhana tetapi tidak menghasilkan keputusan yang optimal. Metode ini memerlukan ketelitian dalam perhitungannya, karena sekali langkah awal salah, maka langkah berikutnya akan salah. Dasar dari metode ini sebenarnya trial dan error dengan melihat gambaran antara permintaan kumulatif dan rata-rata permintaan kumulatifnya.

Secara garis besar langkah perencanaan metode grafis yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Gambarkan histogram permintaan dan tentukan kecepatan produksi (Pt) rata-rata yang diperlukan untuk memenuhi permintaan

2. Gambarkan grafik permintaan kumulatif terhadap waktu serta grafik permintaan rata-rata kumulatif terhadap waktu.

3. Tentukan strategi yang akan digunakan untuk menanggulangi kekurangan dan kelebihan barang tersebut.

4. Hitung ongkos yang ditimbulkan oleh setiap strategi dan pilih yang memberikan ongkos terkecil.

Metode transportasi untuk program linier melakukan perhitungan dengan variabel yang relatif kecil. Jika variabel penambahan pengurangan tenaga kerja dilibatkan, maka model transportasi akan menggunakan biaya denda akibat aktivitas tersebut. Dengan menggunakan program linier, biaya-biaya tersebut dapat dihitung secara eksplisit. Program linier memberi solusi startegi hibrid sehingga biaya total minimum.

3.2.3. Teori Jadwal Induk Produksi

Jadwal Induk Produksi ( JIP ) atau Master Production Schedule ( MPS ) merupakan suatu pernyataan tentang produk akhir dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode jadwal.

Jadwal Induk Produksi (JIP) membentuk jalinan komunikasi antara bagian pemasaran dengan bagian manufacturing, sehingga bagian pemasaran juga mengetahui informasi yang ada dalam Jadwal Induk Produksi, terutama dalam menetapkan janji pengiriman produk kepada konsumen, sehingga untuk pengiriman terhadap produk yang diproduksi dapat dilakukan secara tepat waktu.

Fungsi utama dari Jadwal Induk Produksi (JIP) antara lain adalah :

a. Menyediakan atau memberikan input utama kepada system perencanaan kebutuhan material dan kapasitas.

b. Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian untuk item-item MPS.

c. Memberikan dasar untuk pembuatan janji tentang penyerahan produk kepada

d. Memberikan landasan penentuan kebutuhan sumber daya dan kapasitas. Tugas dan tanggung jawab dari penyusunan Jadwal Induk Produksi (JIP) adalah membuat perubahan-perubahan pada catatan JIP, menjamin bahwa keputusan-keputusan produksi yang ada dalam JIP telah sesuai dengan perencanaan dan membicarakan hal-hal yang utama dalam JIP kepada bagian-bagian yang terkait dalam perusahaan.

3.2.4. Faktor Pertimbangan Penyusunan JIP

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan JIP adalah:

1. Lingkungan Manufaktur

Lingkungan manufaktur yang umum untuk diperhatikan ketika akan menyusun JIP adalah berupa make to stock, make to order, dan assembly to order.

2. Struktur Produk

Struktur produk adalah suatu cara bergabungnya komponen- komponen pembentuk suatu produk selama proses manufacturing.

Struktur produk menggambarkan bahan baku yang akan dikonversikan ke dalam komponen-komponen pabrikasi, kemudian komponen-komponen tersebut bergabung masuk membentuk sub assembly, dan sub assembly bergabung membentuk assembly hingga menjadi produk akhir.

3. Horizon Perencanaan, Waktu Tunggu, dan Production Time Fences.

Horizon perencanaan adalah periode waktu mendatang yang terjauh dari JIP. Horizon perencanaan ini biasanya ditetapkan dengan memperhatikan waktu tunggu produksi.

Waktu tunggu produksi adalah waktu menunggu mulai dari penempatan pesanan atau memesan sampai dengan waktu menunggu diproses, bergerak atau berpindah, antri, set up, dan run time untuk setiap komponen yang diproduksi.

Time Fences adalah suatu kebijakan atau petunjuk yang ditetapkan untuk mencatat dimana terdapat berbagai keterbatasan atau perubahan dalam prosedur operasi manufacturing.

Perubahan-perubahan yang dilakukan dalam JIP akan menjadi sulit, kacau, dan mahal jika dibuat mendekati waktu penyelesaian produk.

4. Pemilihan item-item JIP

Pemilihan item adalah suatu hal yang penting karena tidak hanya mempengaruhi operasi JIP, tetapi juga mempengaruhi system perencanaan dan pengendalian manufacturing secara keseluruhan operasi.

Kriteria-kriteria untuk pemilihan item- item adalah sebagai berikut :

a. Item-item yang dijadwalkan itu merupakan produk akhir, kecuali ada pertimbangan yang jelas menguntungkan untuk menjadwalkan item-item yang lebih kecil daripada produk akhir.

b. Item-item seharusnya memungkinkan untuk meramalkan permintaan dari item-item JIP.

c. Item-item yang dipilih harus dimasukkan dalam perhitungan kapasitas produksi yang dibutuhkan.

d. Item-item dari JIP harus memudahkan dalam menterjemahkan pesanan-pesanan pelanggan ke dalam pembuatan produk yang akan dikirim.

e. Item-item JIP seharusnya dalam jumlah yang sedikit, sehingga manajemen dapat membuat keputusan yang efektif terhadap JIP.

3.2.5. Teknik Penyusunan Jadwal Induk Produksi (JIP)

Data-data inputbyang diperoleh untuk penyusunan JIP berupa :

1. Tingkat permintaan terhadap produk untuk periode yang hendak ditetapkan JIP-nya, yang dapat dilakukan dengan cara peramalan.

2. Kemampuan produksi dari perusahaan manufacturing, yang berupa kapasitas produksi untuk jam kerja lembur dan jam kerja biasa.

3. Tingkat persediaan awal yang dimiliki saat akan menentukan JIP. 4. Banyaknya persediaan akhir yang direncanakan pada periode akhir JIP. 5. Besarnya ongkos simpan produksi yang akan ditentukan JIP-nya. Bentuk umum penentuan JIP dengan menggunakan Metode Transportasi dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Bentuk Umum Penentuan JIP dengan Metode Transportasi

Sumber Persediaan Periode Kapasitas terpasang Kapasitas terpakai Ongkos simpan 1 2 …. n Bulan Persediaan Reguler time Over Time 1 Sub Kontrak Reguler time Over Time N Sub Kontrak Pejualan

Studi Pendahuluan

Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

BAB IV

Dokumen terkait