Bab II Pengelolaan Status
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kasus
4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional
Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Bambang, 2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan klien disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan harus mencakup elemen-elemen berikut ini :
1. Perumusan tujuan
Perumusan tujuan ini adalah sebagai patokan untuk mencapai hasil yang sudah ditetapkan.
2. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
Adapun langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan antara lain sebagai berikut :
• Identifikasi tindakan alternatif keperawatan
• Tetapkan tekhnik dan prosedur yang akan dilakukan
• Tindakan yang akan dilaksanakan harus memenuhi
kebutuhan klien
• Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
• Tindakan harus bersifat realistis 3. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
Kriteria hasil adalah suatu hasil yang diharapkan dari suatu tujuan dan rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan.
Asuhan Keperawatan Kasus pada Klien TB Paru di Komunitas 1. Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN KASUS:
Seorang klien bernama Tn.R, umur 44 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama Islam, suku bangsa Sunda, sehari-hari menggunakan Bahasa Indonesia, pendidikan SMA, profesi sebagai tukang becak, status sudah menikah, alamat jalan Garu 2b Gg. Cempaka Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas.
Saat dikaji klien mengeluh batuk lebih dari 30 hari dan mengeluarkan sputum, batuk dengan rasa panas ditenggorokan, kadang Tn.R mengalami sesak nafas serta nyeri dada. Setelah lewat dari 30 hari terdapat darah segar berwarna merah muda pada batuknya. Selain itu Tn.R mengalami demam pada sore hari dan malam hari disertai dengan keringat malam, anoreksia, penurunan BB serta malaise selama 2 hari sebelum ia berobat.
Tn.R sudah mendapatkan obat TBC dari dokter 2 hari yang lalu, sehari-hari klien bekerja sebagai tukang becak baik siang maupun malam tanpa menggunakan safety yang memadai. Tn.R kadang-kadang batuk ketika bekerja disertai nyeri dada. Tn.R juga merupakan pecandu rokok yang berat, pasien selalu merokok 2 bungkus/hari dan sering jajan sembarangan.
Klien hidup di tempat tinggalnya ada 6 orang yaitu klien sendiri, istrinya, beserta 4 orang anaknya. Rumah pasien tergolong tidak sehat dan sempit, karena
berukuran panjang 9 m dan lebar 5 m, jadi luas rumahnya hanya 45m2 saja.
Setelah ditanyakan riwayat kesehatan keluarga, klien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang menderita TB paru.
Klien terlihat letargi dengan BB klien sekarang 48 kg, TB 162 cm, TD klien saat itu 110/80 mmHg, suhu 38,40C, denyut nadi 71x/menit dan frekuensi nafas 18x/menit. Status gizi klien kurang baik / malnutrisi, mukosa bibir kering, turgor
kulit baik. Setelah klien berobat 2 hari yang lalu klien diberikan terapi isoniazid, rifamfisin, etambutol, pirazinamid dan disertai dengan multivitamin tambahan.
I. BIODATA
IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.R
Tempat/ tanggal lahir : Surabaya, 14 Maret 1969 Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah Agama : Islam Suku : Jawa Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tukang Becak
Alamat : Jln. Garu 2b Gg. Cempaka, Kelurahan Harjosari Kecamatan Medan Amplas.
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh batuk lebih dari 30 hari dengan mengeluarkan sputum, batuk dengan rasa panas ditenggorokan, kadang mengalami sesak nafas serta nyeri dada. Setelah lewat 30 hari terdapat darah segar berwarna merah muda pada batuknya. Selain itu klien mengalami demam pada sore hari dan malam hari disertai dengan keringa malam, anoreksia, penurunan BB serta malaise selama 2 hari sebelum ia berobat.
III. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA :
Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan yang diderita keluarganya, dan keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit TB paru.
IV. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI : Klien menderita penyakit TB paru
V. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU :
Klien mengatakan ia tidak pernah menderita penyakit parah dan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit, klien hanya menderita demam-demam biasa saja.
VI. RIWAYAT SEHARI-HARI
a. Persepsi klien terhadap sehat sakit
Klien mengatakan bahwa sakit yang dideritanya akan dapat segera sembuh, karna ia yakin bahwa obat yang diberikan oleh dokter tersebut bisa menyembuhkan penyakit yang dideritanya.
b. Kebiasaan
Klien sering sekali tidak menggunakan safety yang aman ketika bekerja, sering jajan sembarangan dan merokok sampai 2 bungkus perhari.
c. Pola nutrisi
Klien makan 3 kali sehari dengan porsi yang sedikit dan sering tidak habis, sebab klien tidak begitu selera makan setelah menderita penyakit TB paru tersebut. Klien minum sebanyak 5-6 gelas sehari
d. Pola istirahat atau tidur
Klien tidur ± 7-8 jam/hari dari jam 22.00-06.00 WIB dan sebelum tidur klien mempunyai kebiasaan menonton TV.
e. Pola eliminasi
Klien mengatakan BAB 1-2 kali/hari dan BAK 5-6 kali/hari
f. Kebiasaan olahraga
g. Kemampuan melakukan aktifitas
Klien masih mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa dibantu orang lain, klien masih mampu mencari nafkah dengan bekerja sebaga tukang becak.
h. Rekreasi
Klien mengatakan apabila ada hari libur klien dan keluarganya pergi mengunjungi tempat rekreasi,seperti ke kolam renang.
VII. RIWAYAT SOSIAL :
Klien mengikuti kegiatan sosial yang ada di lingkungan rumahnya tersebut, seperti perwiritan pada malam rabu. Hubungan dengan keluarga dan orang lain baik.
VIII. RIWAYAT SPIRITUAL DAN CULTURAL :
Klien melaksanakan sholat 5 waktu di rumah, dan klien sering ke mesjid apabila sholat maghrib serta mengikuti perwiritan yang ada di lingkungan rumahnya.
Klien biasanya suka berkumpul-kumpul dengan tetangganya apabila ada waktu luang, klien lebih senang bersosialisasi daripada di rumah saja.
IX. PEMERIKSAAN FISIK :
a. Keadaan umum
Klien tampak lemah, kurus, dan sering batuk-batuk. b. Tanda- tanda vital
TD : 110/80 mmHg suhu : 38,4oC BB : 48 kg RR : 18 x/ menit TB : 161 cm HR : 71 x/ menit
c. Pemeriksaan hidung
- Tulang hidung dan septumnasi : normal dengan letak medial
- Cuping hidung : normal, klien bernafas tidak menggunakan cuping hidung.
d. Mulut
- Keadaan bibir : simetris dengan keadaan mukosa bibir kering
- Keadaan gusi dan gigi : normal dan tidak ada pembengkakan
- Keadaan lidah : normal
e. Pemeriksaan thoraks atau dada - Bentuk dada : simetris
- Pernafasan : frekuensi bernafas 18x/menit
- Tanda kesulitan bernafas : klien tampak sulit bernafas akibat
batuk dan sesak.
f. Pemeriksaan paru
- Palpasi getaran suara : normal
- Auskultasi suara nafas : ada suara tambahan yaitu wheezing.
X. RIWAYAT TERAPI
Klien diberikan obat oleh dokter sebanyak 5 macam,yaitu: isoniazid, pirazinamid, etambutol, rifamfisin dan multivitamin tambahan.
2. ANALISA DATA
No. DATA MASALAH KEPERAWATAN
1. DS : Klien mengatakan sesak dan
nyeri dada
DO : Terdengar suara tambahan whezing , klien tampak lemas dan terdapat penarikan intercosta
TTV:
TD : 110/80 mmHg S : 38,40C RR : 18x/menit HR : 71x/menit
Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. DS: Klien mengatakan tidak selera
makan dan nafsu makan menurun DO: Klien tampak lemah, kurus dan bibir tampak kering
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. DS: Klien mengatakan badan terasa
panas
DO: Klien tampak lemah,kulit teraba panas dan mukosa tampak kering TTV:
TD: 110/80 mmHg Suhu : 38,40C RR : 18x/menit HR : 71x/menit
3. RUMUSAN MASALAH
Masalah Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Peningkatan suhu tubuh
Diagnosa Keperawatan ( Prioritas)
1. Gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan sputum d/d
klien mengatakan sesak dan terdengar suara tambahan wheezing.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
intake in adekuat d/d nafsu makan klien menurun, klien tampak lemah dan bibir tampak kering.
3. Gangguan peningkatan suhu tubuh b/d eksotoksin kuman pada saluran
nafas dan paru d/d badan klien terasa panas dengan suhu 38,40C, tampak lemas dan mukosa kering.
4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/ tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan 17 Juni 2013
1 Tujuan dan Kriteria Hasil :
Tujuan : Mempertahankan jalan nafas klien tetap efektif
KH : Klien tidak sesak, klien mampu mengeluarkan sekret tanpa bantuan dan tidak terdapat otot intercosta.
Rencana Tindakan Rasional
- Observasi fungsi pernafasan klien
- Kaji suara nafas klien
- Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai penyakit TBC, dan bagaimana cara penularannya
- Anjurkan klien posisi semi fowler atau fowler apabila tidur dan anjurkan untuk teknik nafas dalam
- Anjurkan klien untuk intake cairan minimal 2500ml per hari
- Kaji kemampuan klien untuk mengeluarkan sekret, batuk efektif, catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptosis
- Penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektasis
- Wheezing menunjukkan adanya penyempitan jalan nafas
- Klien mengerti tentang penyakit TBC dan cara penularan ke orang lain
- Posisi membantu mamaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan
- Membantu mengencerkan sekret sehingga mudah dikeluarkan
- Pengeluaran sulit bila sekret tebal, sputum berdarah akibat kerusakan paru atau luka bronkial yang memerlukan evaluasi/intervensi lanjut