LANDASAN TEORI
3.3. Perencanaan Layout 8
Sasaran dari perencanaan layout dari fasilitas adalah mendapatkan rancangan susunan atau tataletak fasilitas fisik yang mampu mendukung pelaksanaan seluruh kegiatan dan operasi produksi dalam suatu plant lokasi secara efisien.
Perencanaan layout yang baik akan mengintegrasikan perencanaan produksi, analisis ekonomi, pengendalian persediaan, pemindahan bahan, pengendalian mutu dan lain-lain.
Untuk mengetahui apakah tataletak fasilitas produksi baik atau tidak, dapat dilihat dari beberapa gejala berikut ini.
a. Lantai pabrik dipenuhi oleh work-in-progress b. Pemindahan bahan terjadi secara berlebihan
c. Jarak tempuh dalam pemindahan bahan-bahan relatif besar
d. Para operator dan supervisor banyak melakukan jalan-jalan di lantai pabrik e. Aliran bahan dalam lintasan produksi sering mengalami bottleneck
f. Pengawasan kegiatan dilantai pabrik mengalami kesulitan
Masalah yang ditimbulkan oleh layout yang tidak dirancang dengan baik bukan hanya pada biaya produksi yang tinggi tetapi juga berkontribusi dalam peningkatan waktu proses sehingga mengancam ketepatan waktu pengiriman produk kepada pelanggan.
9Secara umum komputerisasi tata letak ada empat program yang dikenal dan digunakan dalam tata letak fasilitas yakni:
8 Sukaria Sinulingga. Pengantar Teknik Indusri. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008) h.194-197.
a. Craft
Mempertukarkan lokasi kegiatan pada tataletak awal untuk menemukan pemecahan yang lebih baik berdasarkan aliran bahan. Pertukaran-pertukaran selanjutnya membawa ke arah tataletak yang mendekati biaya minimum (sub-optimum).
b. Corelap
Menempatkan kegiatan yang paling berkaitan, dan kemudian secara progresif menambahkan kegiatan-kegiatan lain, berdasarkan kedekatan yang diinginkan dan menurut ukuran yang dibutuhkan. Ini berlangsung sampai semua kegiatan telah ditempatkan.
c. Aldep
Memilih dan menempatkan kegiatan pertama secara acak. Kegiatan berikutnya menurut ukuran yang dibutuhkan, dipilih dan ditempatkan: (a) menurut kedekatan yang diinginkan, atau (b) secara acak jika tida ada keterkaitan yang berarti. Tataletak pilihan lainnya dibuat dan diberi angka.
d. Planet
Menggunakan data aliran antar departemen, menghitung biaya ‘denda’ yang dikaitkan dengan menjauhkan antar departemen-departemen.
3.4. Tipe-Tipe Tata Letak Pabrik10
Salah satu keputusan penting yang perlu dibuat adalah keputusan-keputusan perancangan proses yang dipilih berdasarkan pada tipe-tipe tata letak. Tipe tata
9 Endro Prihastono. 2014. Komputerisasi Tata Letak Fasilitas Vol 8 No 2 Juli 2014
letak yang sesuai akan menjadikan efisiensi proses manufaktur untuk jangka waktu yang cukup panjang. Tipe-tipe tata letak secara umum yaitu:
1. Tata Letak Fasilitas berdasarkan Aliran Produksi (Product Layout atau Production Line Layout)
Product Layout dapat didefenisikan sebagai metode atau cara pengaturan dan penempatan semua fasilitas produksi yang diperlukan ke dalam suatu departemen tertentu atau khusus. Suatu produk dapat dibuat atau diproduksi sampai selesai di dalam departemen tersebut. Bahan baku dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya di dalam departemen tersebut, dan tidak perlu dipindahkan ke departemen yang lain.
Dalam Product Layout, mesin-mesin atau alat bantu disusun menurut urutan proses dari suatu produk. Produk-produk bergerak secara terus menerus dalam suatu garis perakitan. Product Layout akan digunakan bila volume produksi cukup tinggi dan variasi produk tidak banyak dan sangat sesuai untuk produksi yang kontinyu. Product Layout digambarkan seperti pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Product Layout
Dari gambar Product Layout di atas terlihat bahwa produk akan dipindahkan oleh ban berjalan dari satu tempat kerja ke tempat kerja lain. Bila pekerjaan adalah manual dan memerlukan bantuan peralatan di hampir semua garis perakitan maka operator bisanya mengerjakan dengan peralatan-peralatan yang mudah dijinjing (portable tools). Sebaliknya jika produksi komponen-komponen berlangsung terus menerus biasanya memerlukan mesin-mesin yang lebih modern misalnya untuk melakukan pengerjaan pemotongan, pengeboran, pengikiran, pengepakan, dan lain sebagainya, untuk mendapatkan hasil sesuai ukuran dan bentuk yang sama, dengan kecepatan yamg sama pula. Tujuan dari tata letak ini pada dasarnya adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan dalam aktivitas produksi, sehingga pada aktivitas terjadi penghematan biaya.
2. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Fungsi atau Macam Proses (Process Layout) Dalam Process/Functional Layout semua operasi dengan sifat yang sama
dikelompokkan dalam departemen yang sama pada suatu pabrik/industri.
Mesin, peralatan yang mempunyai fungsi yang sama dikelompokkan menjadi satu, misalnya semua mesin bubut dijadikan satu departemen, mesin bor dijadikan satu departemen dan mill dijadikan satu departemen. Dengan kata lain, material dipindah menuju departemen-departemen sesuai dengan urutan proses yang dilakukan.
Process Layout dilakukan bila volume produksi kecil, dan terutama untuk jenis produk yang tidak standar, biasanya berdasarkan order. Kondisi ini disebut sebagai job-shop. Tata letak tipe Process Layout banyak dijumpai pada sektor
industri manufaktur maupun jasa, misal, bank, rumah sakit, perguruan tinggi dan industri jasa lainnya yang mengatur segala fasilitas berdasarkan kelompok-kelompok fungsionalnya. Begitu pula pada sektor industri manufaktur, beberapa bengkel permesinan akan mengatur tata letak mesinnya berdasarkan kelompok-kelompok mesin yang memiliki fungsi sejenis.
Kelebihan atau keuntungan menggunakan layout tipe ini antara lain adalah, total investasi yang rendah karena digunakan mesin yang umum (general purpose). Tenaga kerja dan fasilitas produksi lebih fleksibel karena sanggup mengerjakan berbagai macam jenis dan model produk. Pengendalian dan pengawasan lebih mudah dan lebih baik, khususnya untuk pekerjaan yang sulit dan memerlukan ketelitian tinggi, dan yang terakhir adalah mudah untuk mengatasi breakdown dari pada mesin, yaitu dengan cara memindahkannya ke mesin yang lain dan tidak menimbulkan hambatan-hambatan dalam proses produksi. Process Layout digambarkan seperti pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Process Layout
Sedangkan sisi kelemahannya adalah terjadi aktiviatas pemindahan material, karena tata letak mesin tergantung pada macam proses atau fungsi kerjanya
dan tidak tergantung pada urutan proses produksi. Juga memerlukan penambahan space area untuk work-in-process-storage. Waktu yang diperlukan untuk proses produksi pun lebih lama. Selain itu banyaknya macam produk yang harus dibuat menjadikan proses dan pengendalian produksi menjadi lebih kompleks dan diperlukan pula skill operator yang tinggi untuk menangani berbagai macam aktivitas produksi yang memiliki bermacam-macam variasi.
3. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk (Group Technology Layout)
Tipe tata letak ini, biasanya komponen yang tidak sama di kelompokkan ke dalam satu kelompok berdasarkan kesamaan bentuk komponen, mesin atau peralatan yang dipakai. Pengelompokkan bukan didasarkan pada kesamaan penggunaan akhir. Mesin-mesin di kelompokkan dalam satu kelompok dan ditempatkan dalam sebuah manufacturing cell.
Kelebihan tata letak berdasarkan kelompok teknologi ini adalah dengan adanya pengelompokan produk sesuai dengan proses pembuatannya maka akan dapat diperoleh pendayagunaan mesin yang maksimal. Juga lintasan aliran kerja menjadi lebih lancar dan jarak perpindahan material akan lebih pendek bila dibandingkan tata letak berdasarkan fungsi atau macam proses (process layout). Tata letak berdasarkan kelompok teknologi atau produk dapat pula menciptakan suasana kerja yang lebih baik. Selain itu karena pada dasarnya pengaturan tata letak tipe kelompok ini merupakan kombinasi dari Product Layout dan Process Layout maka secara otomatis memiliki
keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh dari Product Layout dan Process Layout.
Seperti halnya tipe tata letak fasilitas yang lain, tipe tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk juga mempunyai kekurangan-kekurangan diantaranya adalah diperlukannya tenaga kerja dengan kemampuan dan keterampilan tinggi untuk mengoperasikan semua fasilitas produksi yang ada.
Kelancaran kerja sangat tergantung pada kegiatan pengendalian produksi khususnya dalam hal menjaga keseimbangan aliran kerja yang bergerak melalui individu-individu sel yang ada. Bila tidak maka diperlukan buffer dan work-in-process-storage. Selain itu, akan dijumpai kerugian-kerugian seperti halnya dalam Product dan Process Layout. Yang perlu diperhatikan pula adalah sulitnya mengaplikasikan fasilitas produk tipe khusus.
Dengan demikian tata letak berdasarkan kelompok produk atau produk teknologi itu mencoba mengkombinasikan efisiensi aliran dari tipe Product Layout dan fleksibilitas dari tipe Process Layout. Group Technology Layout dilihat pada Gambar 3.3.