PERANCANGAN ULANG TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN PROCESS LAYOUT DAN PRODUCT LAYOUT PADA PT.
ANDALAS CITRA ELEKTRINDO
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
BUDI MANGOLOI NIM :120403148
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
2 0 1 7
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 01Desember 2015; Revisi : 00
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN PROCESS
LAYOUT DAN PRODUCT LAYOUT PADA PT.
ANDALAS CITRA ELEKTRINDO
DRAFT TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
BUDI MANGOLOI NIM : 120403148
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
(Ir. Ukurta Tarigan, M.T)
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2017
No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 01Desember 2015; Revisi : 00
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan baik.
Tugas Sarjana ini merupakan langkah awal bagi penulis untuk mengenal dan memahami lingkungan kerja serta menerapkan ilmu yang telah dipelajari dan diperoleh selama perkuliahan dan ditujukan untuk memenuhi syarat dalam mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas sarjana ini adalah
“PERANCANGAN ULANG TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN PROCESS LAYOUT DAN PRODUCT LAYOUT PADA PT.
ANDALAS CITRA ELEKTRINDO”.
Penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga pembaca lainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENULIS MEDAN, JANUARI 2017
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah memberikan nikmat kesehatan dan ilmu kepada penulis selama masa kuliah dan dalam penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.
Dalam penulisan Tugas Sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, M.T., selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, M.T selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri dan juga dosen Pembimbing atas waktu, bimbingan, arahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
3. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, Msc selaku Koordinator Tugas Akhir atas saran, nasihat dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama penyelesaian Tugas Sarjana ini.
4. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran selama perkuliahan yang
menjadi bekal penulis dalam meyelesaikan penulisan Tugas Sarjana ini.
5. Seluruh staff dan karyawan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang banyak membantu dalam penyelesaian administrasi untuk melaksanakan Tugas Sarjana ini.
6. PT. Andalas Citra Elektrindo yang telah membantu penulis untuk memberikan akses dan informasi tentang perusahaan yang diteliti penulis.
7. Kedua orangtua terkasih, Ir. Parulian Situmorang, M.Kes dan Betty Debataraja yang telah mendukung penulis baik dari segi moril dan materil selama menjalani perkuliahan hingga tugas sarjana ini dapat diselesaikan.
8. Adik terkasih, David Situmorang yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana ini.
9. Rekan penulis di laboratorium Tata Letak Pabrik yang membantu dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tugas sarjana Dika Ayu Hardianti, Aulia Sani Lubis, ST, Apriliene Sidabutar ST, Sarah O. Siregar, ST, Elsa Putri, ST, Mega Yudia L. Tobing, ST.
10. Sahabat penulis yang selalu menemani dalam menjalani kehidupan kampus yang berat Josep Subastian, ST , Defri Nael Sianipar, ST , Meirin Catherina, ST , Johan Wirawan Purba, Jeremy L. Purba, Febry Eudina.
11. Teman-teman di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
SumateraUtara khususnya angkatan 2012 (Duabelati) yang telah memberikan
dukungan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI DRAFT TUGAS SARJANA iii KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xxv
DAFTAR LAMPIRAN ... xxvi
I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Rumusan Masalah... I-8 1.3. Tujuan Penelitian ... I-8 1.4. Asumsi dan Batasan Penelitian... I-9 1.5. Manfaat Penelitian ... I-10 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-10
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1
2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1
2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2
2.4. Daerah Pemasaran ... II-2
2.5. Proses Produksi ... II-2
2.5.1. Standar Mutu Produk ... II-2
2.5.2. Bahan yang Digunakan ... II-3
2.5.2.1. Bahan Baku ... II-3
2.5.2.2. Bahan Penolong ... II-3
2.5.2.3. Bahan Tambahan ... II-4
2.5.3. Uraian Proses Produksi ... II-4
2.6. Mesin dan Peralatan ... II-6
2.6.1. Mesin Produksi ... II-6
2.6.2. Peralatan ... II-11
2.6.3. Utilitas ... II-13
2.6.4. Safety and Fire Protection ... II-14
2.6.5. Waste Treatment ... II-15
2.7. Tata Letak Perusahaan ... II-11
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Tata Letak Fasilitas ... III-1 3.2. Tujuan Tata Letak Pabrik ... III-3 3.3. Perencanaan Layout ... III-5 3.4. Tipe-Tipe Tata Letak Pabrik ... III-7 3.5. Kuntungan dan Kerugian Tipe-Tipe Tata Letak ... III-13 3.5.1. Keuntungan dan Kerugian Product Layout... III-13 3.5.2. Keuntungan dan Kerugian Process Layout ... III-14 3.5.3. Keuntungan dan Kerugian Group Technology
Layout ... III-15 3.5.4. Keuntungan dan Kerugian Fixed Position
Layout ... III-16
3.6. Tipe-Tipe Produk dan Proses ... III-17
3.7. Permasalahan Material Handling ... III-20
3.7.1. Material Handling ... III-21
3.7.2. Tujuan Kegiatan Pemindahan Bahan ... III-22
3.7.3. Sistem Pengukuran Jarak Material Handling .. III-23
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
3.8. Metode Grafik... III-25 IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-1 4.5. Kerangka Konseptual ... IV-3 4.6. Rancangan Penelitian ... IV-4 4.7. Pengolahan Data ... IV-6 4.8. Kesimpulan dan Saran... IV-8
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.2. Pengolahan Data ... V-4 5.2.1. Tata Letak Lantai Produksi Aktual ... V-4
5.2.1.1. Perhitungan Momen dan Biaya Per-
pindahan Awal ... V-4 5.2.1.2. Perhitungan Biaya Material Handling. V-5 5.2.2. Perancangan Tata Letak Berorientasi Process
Layout ... V-8
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.2.1. Pembentukan Multi Product Process
Chart ... V-8 5.2.2.2. Pembentukan From to Chart ... V-8 5.2.2.3. Pengolahan Data dengan Metode
Grafik ... V-9 5.2.2.4. Perhitungan Biaya Material Handling
Pada Lantai Produksi Alternatif I ... V-19 5.2.3. Perancangan Tata Letak Berorientasi Product V-20 5.2.3.1. Operation Process Chart ... V-20 5.2.3.2. Activity Relationship Chart dan Work-
Sheet ... V-21 5.2.3.3. Block Template dan Activity Rela -
Tionship Diagram ... V-22 5.2.3.4. Perhitungan Biaya Material Handling
Pada Lantai Produksi Alternatif I ... V-27
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
VI ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1. Analisis Kondisi Awal ... VI-1 6.2. Analisis Tata Letak Lantai Produksi Aktual, Alter-
natif I ( P r o c e s s L a y o u t ) d a n A l t e r n a t i f I I
( P r o d u c t L a y o u t ) . . . V I - 1 6.2.1. Tipe Layout ... VI-1 6.2.2. Kontribusi Metode Perancangan pada Layout VI-3 6.2.3. Pola Aliran Bahan ... VI-3 6.2.4. Momen Perpindahan ... VI-4 6.2.3. Efisiensi Material Handling ... VI-5 VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1.1. Data Mesin pada Ruang Produksi ... I-3 1.2. Data Jarak Material Handling pada Lantai Produksi ... I-4 2.1. Spesifikasi Mesin Shearing... II-7 2.2. Spesifikasi Mesin Punch ... II-8 2.3. Spesifikasi Mesin Bending ... II-9 2.4. Spesifikasi Mesin Powder Coating ... II-10 3.1. Keterkaitan Tipe Produk, Tipe Proses dan Tipe Tata Letak ... III-19 5.1. Data Jenis Mesin dan Jumlah Mesin ... V-1 5.2. Luas Mesin ... V-2 5.3. Luas Stasiun Kerja ... V-2 5.4. Legenda Layout Lantai Produksi ... V-4 5.5. Data Jarak dan Momen Perpindahan pada Lantai Produksi
Aktual ... V-5
5.6. From to Chart Frekuansi Perpindahan ... V-6
5.7. Pembobotan untuk Memilih Stasiun Kerja Ketiga ... V-7
5.8. Pembobotan untuk Memilih Stasiun Kerja Keempat... V-8
5.9. Pembobotan untuk Memilih Stasiun Kerja Kelima ... V-9
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.10. Pembobotan untuk Memilih Stasiun Kerja Keenam ... V-10 5.11. Pembobotan untuk Memilih Stasiun Kerja Ketujuh ... V-11 5.12. Pembobotan untuk Memilih Stasiun Kerja Kedelapan ... V-12 5.13. Data Jarak Material Handling pada Lantai Produksi Process
Layout Alternatif I ... V-14 5.14. Data Jarak Material Handling pada Lantai Produksi Process
Layout Alternatif II ... V-14 5.15. Worksheet ... V-19 5.16. Data Jarak Material Handling pada Lantai Produksi
Alternatif II ... V-23 6.1. Perbedaan Layout Aktual, Layout Alternatif I dan Layout
Alternatif II ... VI-6
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
1.1. Box Panel Listrik ... I-2
1.2. Layout Lantai Produksi PT. Andalas Citra Elektrindo ... I-3
2.1. Block Diagram Proses Pembuatan Panel Listrik ... II-5
2.2. Mesin Shearing ... II-6
2.3. Mesin Farley-laser ... II-7
2.4. Mesin Punch ... II-8
2.5. Mesin Bending ... II-9
2.6. Mesin Powder Coating ... II-10
2.7. Peralatan Perkakas ... II-11
2.8. Stacker dan Hand Jet ... II-12
2.9. Crane ... II-12
2.10. Generator ... II-14
3.1. Product Layout ... III-8
3.2. Process Layout ... III-10
3.3. Group Technology Layout ... III-12
3.4. Fixed Position Layout ... III-13
3.5. Hubungan Tipe Produk, Tipe Proses dan Tipe Tata Letak ... III-20
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
3.6. From-To Chart ... III-26
3.7. Grafik Kedekatan Terakhir ... III-27
4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3
4.2. Blok Diagram Proses Penelitian ... IV-5
4.3. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-7
5.1. Layout Bagian Produksi PT. Andalas Citra Elektrindo ... V-3
5.2. Multi Product Process Chart ... V-6
5.3. Grafik Kedekatan Stasiun Kerja G dan H ... V-7
5.4. Bidang Segitiga Stasiun Kerja G-H-F ... V-8
5.5. Stasiun E dalam Bidang Segitiga Stasiun Kerja G-H-F ... V-8
5.6. Stasiun D dalam Bidang Segitiga Stasiun Kerja E-F-G ... V-9
5.7. Stasiun C dalam Bidang Segitiga Stasiun Kerja D-F-G... V-10
5.8. Stasiun A dalam Bidang Segitiga Stasiun Kerja C-F-G... V-11
5.9. Stasiun B dalam Bidang Segitiga Stasiun Kerja E-F-G ... V-12
5.10. Block Layout Process Layout Alternatif I ... V-13
5.11. Block Layout Process Layout Alternatif II ... V-13
5.12. Layout dengan Pendekatan Process Layout ... V-15
5.13. Operation Process Chart ... V-17
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
5.14. Activity Relationship Chart ... V-18 5.15. Block Template ... V-20 5.16. Activity Relationship Diagram ... V-21 5.17. Layout dengan Pendekatan Product Layout ... V-22 6.1. Tipe Layout (A) Layout Aktual (B) Layout Alternatif I
(C) Layout Alternatif II ... VI-2 6.2. Pola Aliran Bahan (A) Layout Aktual (B) Layout Alternatif
I (C) Layout Alternatif II... VI-4
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Layout PT Andalas Citra Elektrindo ... L-1
2. Layout Alternatif I ... L-2
3. Layout Alternatif II ... L-3
4. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-4
5. Formulir Penetapan Tugas Sarjana ... L-5
6. Surat Permohonan Riset Tugas Sarjana ... L-6
7. Surat Balasan Penerimaan Riset Tugas Sarjana ... L-7
8. Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa ... L-8
9. Form Asistensi Dosen Pembimbing ... L-9
ABSTRAK
Pengaturan tata letak lantai produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu perusahaan. Hal utama yang perlu diperhatikan dalam merancang suatu tata letak lantai produksi adalah mengenai sistem pemindahan bahan. Tata letak yang baik adalah tata letak yang dapat menangani sistem material handling secara menyeluruh. Sistem material handling yang kurang sistematis menjadi masalah yang cukup besar dan menggangu kelancaran proses produksi sehingga mempengaruhi sistem secara keseluruhan. Layout lantai produksi aktual pada PT. Andalas Citra Elektrindo sebesar 43380 meter per tahun.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan perbaikan tataletak fasilitas pabrik yang lebih baik yang memberikan momen perpindahan minimal dengan membandingkan layout awal dengan layout usulan dengan pendekatan Process Layout dan Product Layout. Process layout dirancang dengan menggunakan metode grafik sedangkan product layout dirancang menggunakan metode systematic layout planning. Setelah dilakukan perancangan, tata letak lantai produksi dengan pendekatan product layout dengan momen perpindahan 37000 lebih baik dibandingkan dengan process layout yang memiliki momen perpindahan 29740 dan aktual, sehingga yang menjadi perbaikan tata letak lantai produksi PT. Andalas Citra Elektrindo adalah tata letak lantai produksi dengan pendekatan product layout.
Kata kunci : Process layout, product layout, metode grafik, systematic layout
planning
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
Tata latak fasilitas dapat didefinisikan sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti aturan atau logika tertentu. Tata letak fasilitas merupakan bagian perancangan fasilitas yang lebih fokus pada pengaturan unsur- unsur fisik. Unsur-unsur fisik dapat berupa mesin, peralatan, meja, bangunan, dan sebagainya. Aturan atau logika pengaturan dapat berupa ketetapan fungsi tujuan misalnya total jarak atau total biaya perpindahan bahan.
Pengaturan tata letak lantai produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu perusahaan. Pengaturan tataletak lantai produksi meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan, dan semua peralatan yang digunakan dalam setiap stasiun kerja di lantai produksi.
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam merancang suatu tata letak lantai produksi adalah mengenai sistem pemindahan bahan. Tata letak yang baik adalah tata letak yang dapat menangani sistem material handling secara menyeluruh. Sistem material handling yang kurang sistematis menjadi masalah yang cukup besar dan
menggangu kelancaran proses produksi sehingga mempengaruhi sistem secara keseluruhan.
PT. Andalas Citra Elektrindo adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi panel listrik. PT. Andalas Citra Elektrindo
1 Rika Ampuh Hadiguna ST, MT dan Heri Setiawan ST, MT. 2008. Tata Letak
didirikan pada tahun 2001 dan mulai beroperasi pada bulan Oktober tahun 2002.
Demikian juga untuk pengadaan serta control listrik perusahaan memilih beberapa komponen serta material yang memiliki kualitas terbaik agar mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan oleh konsumen.
Produk yang dihasilkan berupa panel listrik dengan masing-masing kriteria yang diinginkan konsumen. Kriteria atau jenis panel listrik yang diinginkan dapat diproduksi sesuai dengan dimensi serta daya yang diinginkan oleh konsumen.
Produk panel listrik perusahaan ini dapat dilihat pada Gambar.1.1
Gambar 1.1. Box Panel Listrik
PT. Andalas Citra Elektrindo menyusun mesin-mesin yang ada
berdasarkan mesin-mesin yang memiliki fungsi yang sama (process layout)
dimana keadaan lantai produksi di PT. Andalas Citra Elektrindo saat ini masih
belum tersusun dengan baik disebabkan adanya stasiun kerja yang terlalu rapat
sehingga ruang lintasan material handling (Forklift) menjadi sempit, selain itu ada
juga stasiun kerja yang letaknya terlalu jauh sehingga menimbulkan ruang kosong
di area lantai produksi. Jarak yang jauh ini mengakibatkan momen perpindahan menjadi besar sehingga berimbas pada besarnya biaya material handling. Layout lantai produksi PT. Andalas Citra Elektrindo dapat dilihat pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2. Layout Lantai Produksi PT. Andalas Citra Elektrindo
Forklift memiliki panjang 2,5 meter dan lebar 1 meter, sedangkan lebar
gang terkecil pada lantai produksi perusahaan ini memiliki lebar 2 meter, hal ini
menyulitkan forklift untuk bermanufer maupun memutar. Gambaran kondisi lantai
produksi pada perusahaan ini dapat dilihat pada Gambar 1.3.
Gambar 1.3. Gang pada lantai produksi yang dilewati material Handling (Forklift)
Terdapat area kosong pada lantai produksi yang berasal dari jarak antar mesin yang jauh. Area kosong ini berukuran ± (15 x 13) meter. Area Kosong pada Lantai Produksi dapat dilihat pada Gambar 1.4.
Gambar 1.4. Area Kosong pada Lantai Produksi
Data yang diperlukan untuk membuat tata letak usulan salah satunya adalah mesin-mesin yang ada di lantai produksi yang dapat dilihat pada Tabel 1.1, selain itu data jarak dan biaya material handling juga menjadi patokan untuk membandingkan tata letak lama dengan tata letak usulan nantinya.
Tabel 1.1. Data Mesin pada Ruang Produksi N
o .
Stasiun Kerja
Nama Mesin / Peralatan
Jum lah Mes in 1
.
Pemoton gan I
Mesin Shearing
3
2 .
Pemoton gan II
Mesin Farley- laser
2
3 .
Perluban gan
Mesin Punch
6
4 .
Penekuk an
Mesin Bending
3
5 .
Pengelas an
Mesin Las 1
6 .
Pengeca tan
Powderco ating
3
7 .
Pengerin gan
Oven 1
8 .
Perakita n
Obeng -
Jumlah 19
Tabel 1.2. Data Jarak dan Frekuensi Perpindahan Material Handling pada Lantai Produksi
No Stasiun Kerja
Jarak ( m et er )
Frekuensi Perpin
dahan (Unit/T ahun) 1. Pemotongan I-
Perlubangan
12,2 400
2. Pemotongan II- Pengelasan
27,1 200
3. Perlubangan- Penekukan
15,3 400
4. Penekukan-
Pengelasan
10,4 400
5. Pengelasan- Pengecatan
20,6 600
6. Pengecatan-
Pengeringan
10,2 600
7. Pengeringan- Perakitan
7,2 600
Pengaturan fasilitas pada PT. Andalas Citra Elektrindo saat ini menyebabkan semakin besarnya jarak perpindahan sehingga momen perpindahan menjadi besar. Melihat kondisi tersebut, perlu dilakukan evaluasi terhadap layout lantai produksi dengan menghitung momen perpindahan yang terjadi di lantai produksi, dan dicari alternatif layout baru yang memiliki momen perpindahan yang minimum.
Untuk mempersingkat jarak perpindahan tersebut dilakukan perancangan
ulang tata letak lantai produksi dengan menggunakan pendekatan Process Layout
dan Product Layout. Process Layout merupakan tata letak fasilitas bersadarkan
proses dimana semua operasi dengan sifat yang sama dikelompokkan dalam
departemen yang sama pada suatu pabrik/industri. Kelebihan menggunakan layout tipe ini antara lain yaitu total investasi yang rendah karena digunakan mesin yang umum (general purpose), tenaga kerja dan fasilitas produksi lebih fleksibel karena sanggup mengerjakan berbagai macam jenis dan model produk, pengendalian dan pengawasan lebih mudah dan lebih baik, dan yang terakhir adalah mudah untuk mengatasi breakdown dari pada mesin.
Product Layout merupakan tata letak berdasarkan urutan proses dimana mesin-mesin atau alat bantu disusun menurut urutan proses dari suatu produk.
Product Layout memiliki beberapa kelebihan yaitu penggunaan mesin dapat digunakan dengan efektif, fleksibilitas tenaga kerja dan proses produksi besar dan sanggup berbagai jenis dan model produk, dan juga investasi mesin relatif kecil.
2
Hendry Sugianto Setiawan, dkk. melakukan penelitian yang berhubungan dengan tata letak lantai produksi pada PT. Almicos Pratama. Permasalahan terjadi pada PT. Almicos Pratama yaitu pengaturan tata letak yang kurang baik sehingga banyak terjadi backtrack. Contohnya pada proses penyimpanan bahan baku dan proses produksi pada mesin pounding besar, aliran material dan operator tidak ber-jalan searah dan berulang-ulang. Kerugian yang ditimbulkan dengan adanya backtrack adalah waktu transportasi yang besar dan adanya kemungkinan tabrakan ketika operator membawa barang. Permasalahan lain yang dihadapi oleh perusahaan adalah peletakan bahan baku dan barang jadi yang tidak mem-punyai tempat
2 Hendry Sugianto Setiawan, dkk. 2016. Perbandingan Product Layout dan Process Layout dalam
khusus. Perbaikan yang dilakukan adalah merancang ulang layout dengan pendekatan process layout dan product layout.
3
Ainur Rodliyah, dkk. melakukan penelitian yang berhubungan dengan tata letak lantai produksi pada PT. Indomarine.
Tata letak fasilitas pada lantai produksi PT. Indomarine saat ini belum menerapkan salah satu dari empat jenis layout yang umum digunakan (process layout, product layout, fixed position layout, group technology layout) sehingga terja di perpindahan material yang cukup jauh dari workshop satu ke workshop lain dan akan menyebabkan adanya aliran material kurang teratur, frekuensi perpindahan material lebih tinggi dan jarak perpindahan material yang lebih panjang. Untuk itu perlu dilakukan pengelompokan mesin berdasarkan kemiripan komponen yang diproduksi dengan menggunakan pendekatan group technology untuk mengurangi jarak perpindahan material. Penelitian ini menggunakan pendekatan group technology dengan metode clustering. Untuk mengoptimalkan layout usulan yang mencakup sel- sel mesin dan departemen lain terkait dengan aliran material digunakan algoritma CRAFT dengan bantuan software WinQsb.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah adanya gang antar mesin yang
3 Ainur Rodliyah, dkk. 2015. Perancangan Tata Letak Lantai Produksi dengan Pendekatan Group Technology untuk Mengurangi Jarak Material Handling
terlalu sempit sehingga menyulitkan material handling (forklift) untuk melintas, selain itu, besarnya total jarak perpindahan bahan sehingga momen perpindahan dan biaya material handling menjadi besar . Untuk memecahkan masalah tersebut dilakukan perancangan ulang yang memberikan minimal momen perpindahan dengan meminimumkan jarak perpindahan sehingga dapat mengurangi biaya material handling.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan perbaikan tataletak fasilitas pabrik yang lebih baik yang memberikan momen perpindahan minimal dengan membandingkan layout awal dengan layout usulan dengan pendekatan Process Layout dan Product Layout. Tujuan khusus dilakukannya penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui jumlah momen perpindahan dan biaya material handling yang terjadi saat ini sebelum dilakukan perbaikan tataletak pada PT. Andalas Citra Elektrindo.
2. Merancang usulan tataletak yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tataletak pada PT. Andalas Citra Elektrindo.
3. Mengetahui besar pengurangan jumlah momen perpindahan dan biaya material handling setelah dirancang alternatif usulan.
1.4. Asumsi dan Batasan Penelitian
Adapun yang menjadi asumsi dalam penelitian yang dilakukan adalah :
1. Tidak terjadi perubahan proses produksi dan penambahan produk baru selama penelitian berlangsung.
2. Tidak ada penambahan ataupun pengurangan mesin dan peralatan selama penelitian berlangsung.
3. Frekuensi perpindahan material sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan tataletak tetap sama.
Adapun batasan dalam penelitian ini adalah :
1. Hanya membahas masalah perpindahan material dalam kaitannya dengan menentukan momen perpindahan dan biaya material handing pada lantai pabrik
2. Perhitungan momen perpindahan hanya berdasarkan jarak pemindahan bahan dan frekuensi pemindahan bahan dimana bentuk, berat dan sifat komponen yang diangkut tidak mempengaruhi kapasitas pemindahan.
3. Penelitian membahas mengenai momen perpindahan bahan dan biaya material handling sebagai acuan dalam membuat layout lantai produksi yang baru 4. Tidak memperhitungkan waktu pemakaian terhadap mesin produksi.
5. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Process Layout dan Product Layout.
6. Tidak memperhitungkan biaya re-layout.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Meningkatkan keterampilan dalam menerapkan teori dan metode ilmiah yang diperoleh di bangku kuliah untuk memecahkan masalah yang ada di perusahaan serta menambah pengalaman dalam memahami dunia kerja khususnya pada perusahaan manufaktur.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai masukan bagi pihak perusahaan untuk perbaikan tataletak bagian produksi.
3. Bagi Departemen Teknik Industri USU
Mempererat kerjasama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri USU dan untuk menambah referensi perpustakaan.
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Untuk memudahkan penulisan, pembahasan dan penelitian Tugas Akhir ini maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dangan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan, dan sistematika penulisan Tugas Akhir.
BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini memuat secara ringkas dan padat berbagai atribut dari perusahaan yang
menjadi objek studi seperti struktur organisasi dan manajemen perusahaan, jenis
produk dan uraian mengenai bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong, proses produksi serta mesin dan peralatan yang digunakan dalam menunjang proses produksi.
BAB III : LANDASAN TEORI
Bab ini diuraikan menganai tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi tentang teori-teori dan pemikiran-pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan serta pemesahan permasalahan. Landasan teori yang digunakan adaah bertujuan untuk menguatkan metode yang digunakan dalam memecahkan persoalan perusahaan.
BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi thapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.
BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini menjelaskan tentang jenis-jenis data, baik data primer maupun data sekunder yang perlu dikumpulkan, lokasi data dan metode pengumpulan data.
Data primer pada umumnya dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Data sekunder dikumpulkan dengan mencatat data dari laporan yang ada.
BAB VI : ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Bab ini menjelaskan analisa terhadap data termasuk pengoperasian konsep ilmiah yang digunakan dalam metode pendekatan serta teori-teori yang dijadikan landasan dalam pemecahan masalah.
BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian kesimpulan berisikan butir-butir penting dari masing-masing bab,
mulai dari rumusan masalah hingga hasil-hasil analisa dan diskusi
secara ringkas dan padat.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Andalas Citra Elektrindo adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi panel listrik. PT. Andalas Citra Elektrindo didirikan pada tahun 2001 dan mulai beroperasi pada bulan Oktober tahun 2002.
Demikian juga untuk pengadaan serta control listrik perusahaan memilih beberapa komponen serta material yang memiliki kualitas terbaik agar mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan oleh konsumen.
Komponen-komponen serta material bahan panel listrik di import dari Negara luar seperti Tiongkok, Malaysia, dan Jepang. Akan tetapi ada juga sebagian komponen dan bahan dari daerah medan yang di pakai untuk pembuatan panel listrik ini, seperti kayu yang digunakan sebagai packing panel yang listrik yang akan di kirimkan ke konsumen, baik di luar kota Medan, maupun yang di kota Medan.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Andalas Citra Elektrindo adalah perusahaan yang bergerak
di industri manufaktur dengan hasil produksi Panel Listrik. Produk
yang dihasilkan berupa panel listrik dengan masing-masing kriteria
yang diinginkan konsumen. Kriteria atau jenis panel listrik yang
diinginkan dapat di produksi sesuai dengan dimensi serta daya yang diinginkan oleh konsumen.
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Andalas Citra Elektrindo berlokasi di Jl. Siswa Sumber Daya Dusun IX Tanjung Morawa. Medan
2.4. Daerah Pemasaran
PT. Andalas Citra Elektrindo memasarkan produknya di dalam negeri dan seperti di Sumatera Utara khususnya kota Medan, Pekan Baru dan Pulau Jawa.
Pemasaran produk dari PT. Andalas Citra Elektrindo juga dilakukan ke luar negeri seperti Singapura dan Filipina. Dalam pemasarannya, panel listrik yang dihasilkan oleh PT. Andalas Citra Elektrindo menggunakan promosi melalui iklan media elektronik dan juga pabrik memperoleh pesanan langsung dari distributor atau konsumen dalam jumlah besar.
2.5. Proses Produksi 2.5.1. Standar Mutu Produk
Tugas utama dari manajemen perusahaan adalah untuk
menghasilkan dan mengembangkan produk dan pelayanan bermutu
dibidang industri peralatan listrik. Perwujudan mutu produk
dapat dilihat dari produk yang dapat berfungsi sesuai spesifikasi
teknis, regulasi yang berlaku, persyaratan pelanggan lainnya dan
biaya yang disepakati.
Hal tersebut diwujudkan dalam rangka menerapkan standar internasional ISO 9001 secara menyeluruh. Seluruh karyawan pada setiap manajemen bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan mutu dan secara terus menerus memperbaiki efektifitas sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.
Produksi panel yang dihasilkan sesuai standarisasi IEC dari jepang dan standar ANSI-NEMA dari Amerika.
2.5.2. Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan terdiri dari tigajenis yang satu sama lainnya saling membutuhkan dalam kelancaran proses produksi.Bahan-bahan tersebut diantaranya:
2.5.2.1.Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan persentasenya terbesar dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Tanpa adanya bahan baku, produk tersebut tidak akan dapat dihasilkan. Bahan baku yang digunakan adalah plat besi.
2.5.2.2.Bahan Penolong
Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar
proses produksi dan ikut dalam proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian
akhir produk. Komposisi bahan penolong ini lebih sedikit dibandingkan dengan
bahan baku. Bahan penolong yang digunakan pada produk adalah kabel yang digunakan pada proses wiring.
2.5.2.3.Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir.
Bahan tambahan yang digunakan adalah cat, digunakan untuk memberikan warna pada box panel.
2.5.3. Uraian Proses Produksi
Proses produksi pembuatan panelpada PT. Andalas Citra Elektrindo dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:
1. Pemotongan
Proses pemotongan adalah langkah awal di mulainya proses produksi.
Material plat dilakukan pengukuran dimensi dan pemotongan sesuai gambar kerja.
2. Proses Perlubangan
Material plat yang sudah dipotong dilakukan proses perlubangan dengan menggunakan mesin punch.
3. Penekukan
Proses selanjutnya adalah penekukan dengan mesin tekuk. Dalam pengoperasiannya operator melakukan setting sesuai gambar kerja.
4. Pengelasan
Proses pengelasan dilakukan untuk menyatukan beberapa part setelah proses potong dan tekuk sehingga membentuk sebuah box panel. Dalam proses ini juga dilakukan penghalusan terhadap permukaan yang kasar.
5. Pengecatan
Proses pengecatan terdiri dari tiga tahapan yaitu proses pendempulan untuk permukaan yang tidak rata, pengecatan dengan cat powder, dan proses oven agat cat menempel dengan sempurna.
6. Perakitan
Proses perakitan box panel adalah proses terakhir dengan merakit semua part sehingga membentuk sebuah box panel lengkap sesuai spesifikasi yang dikehendaki.
Block diagram proses produksi panel pada PT. Andalas Citra Elektrindo dapat dilihat pada Gambar 2.1. berikut.
Pemotongan
Proses Perlubangan
Penekukan
Pengelasan
Pengecatan
Perakitan
Gambar 2.1. Block Diagram Proses Pembuatan Panel Listrik
2.6. Mesin dan Peralatan 2.6.1. Mesin Produksi
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Mesin yang digunakan pada PT. Andalas Citra Elektrindo adalah :
1. Bagian Pemotongan
Bagian pemotongan menggunakan mesin shearing. Mesin Shearing memiliki fungsi untuk memotong lembaran plat yang sudah dilakukan pengukuran. PT.
Andalas Citra Elektrindo juga memiliki mesin Farley-laser untuk proses pemotongan tetapi hanya digunakan bila ada permintaan khusus dari pelanggan.
Gambar 2.2. Mesin Shearing
Spesifikasi Mesin Shearing dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Spesifikasi Mesin Shearing
Rincian Deskripsi
Model QC12Y
Max. Thickness 4 mm
Max. Width 2600 mm
Gambar 2.3. Mesin Farley-laser
2. Bagian Proses Perlubangan
Bagian proses perlubangan menggunakan mesin punch. Mesin ini memiliki fungsi
untuk melubangi plat yang telah dilakukan pemotongan.
Gambar 2.4. Mesin Punch
Spesifikasi Mesin Punch dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Spesifikasi Mesin Punch
Rincian Deskripsi
Type Hydraulic
Max. Punch Thickness 10 mm
Max. Hole 20.5 mm
3. Bagian Penekukan
Bagian penekukan menggunakan mesin bending. Mesin ini
berfungsi untuk menekuk lembaran plat yang sudah dipotong dan
dilubangi.
Gambar 2.5. Mesin Bending
Spesifikasi Mesin Bending dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Spesifikasi Mesin Bending
Rincian Deskripsi
Model WC67Y
Berat 63 ton
Panjang 2500 mm
Daya 630kN
4. Bagian Pengecatan
Bagian pengecatan menggunakan mesin powder coating. Mesin ini
berfungsi untuk memberi warna pada box panel listrik.
Gambar 2.6. Mesin Powder Coating
Spesifikasi Mesin Powder Coating dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Spesifikasi Mesin Powder Coating
Rincian Deskripsi
Model KJ-201
Berat 35 kg
Daya 45 W
Max. Output Volume Powder 550 gr/min
Wire Gun Powder 5 m
2.6.2. Peralatan
Peralatan adalah alat perlengkapan yang mendukung dalam proses produksi. Peralatan yang digunakan pada PT. Andalas Citra Elektrindo adalah :
1. Perlatan perkakas
Peralatan perkakas merupakan alat yang berfungsi membantu operator merakit bagian dalam box panel listrik, pada proses perakitan. Peralatan perkakas dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 2.7. Peralatan Perkakas
2. Stacker dan Hand Jet
Stacker dan hand jet merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memindahkan box panel yang sudah jadi ke tempat penyimpanan sementara.
Gambar stacker dan hand jet dapat dilihat pada gambar 3.7.
Gambar 2.8. Stacker dan Hand Jet
3. Crane
Crane merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk memindahkan box panel yang sudah jadi kedalam truk untuk diangkut.Crane dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 2.9.Crane
4. Generator
Generator merupakan sumber tegangan listrik yang diperoleh melalui perubahan energi mekanik menjadi energi listrik. PT. Andalas Citra Elektrindo menggunakan generator sebagai bentuk tambahan pasokan listrik dan menjadi sumber listrik utama apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN.Generator dapat dilihat pada Gambar 3.9.
2.6.3. Utilitas
Unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air dan listrik. Penyediaan utilitas dapat dilakukan secara langsung di mana utilitas diproduksi di dalam pabrik tersebut, atau secara tidak langsung yang diperoleh dari pembelian ke perusahaan-perusahaan yang menjualnya. Utilitas adalah segala kelengkapan yang berhubungan dengan jalannya proses produksi dan kebutuhan yang diperlukan. Unit-unit pendukung pada PT. Andalas Citra Elektrindo, adalah sebagai berikut:
1. Listrik, yang diperoleh dari PT. PLN dan mesin generator yang dimiliki perusahaan sendiri. Pembangkit listrik ini digunakan sebagai:
a. Penggerak mesin
b. Penerangan kantor dan sumber daya peralatan elektronik kantor
Gambar 2.10.Generator
2. Air, yang diperoleh dari PDAM. Selain itu PT. Andalas Citra Elektrindo juga mempunyai pompa air sendiri. Air digunakan sebagai :
a. Keperluan karyawan di pabrik b. Keperluan seluruh bagian pabrik
2.6.4. Safety and Fire Protection
Safety and Fire Protection adalah tindakan pencegahan terhadap risiko kecelakaan kerja di pabrik, baik terhadap tenaga kerja maupun lingkungan kerja. 1. Keamanan
Dari segi keamanan, fasilitas yang diberikan oleh PT. Andalas Citra Elektrindo adalah penjagaan atau pengamanan yang dilaksanakan oleh petugas keamanan atau satpam yang dilaksanakan sebanyak dua shift.
2. Keselamatan
PT. Andalas Citra Elektrindo menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi para
pekerja. APD yang disediakan berupa kacamata las, masker, sarung tangan
dan safety shoes. Kacamata las digunakan untuk melindungi mata pada saat
menyatukan bagian box panel. Masker digunakan untuk melindungi organ pernafasan pada saat proses pengecatan. Sarung tangan berguna untuk melindungi tangan pekerja dari kontak fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Sedangkan safety shoes berguna untuk melindungi bagian kaki pekerja dari kontak fisikdengan benda-benda tajam.
3. Fire Protection
Fasilitas Fire Protectionyang disediakan oleh PT. Andalas Citra Elektrindo digunakan untuk mencegah terjadinya kebakaran. Fasilitas tersebut adalah Hydrant. Hydrant atau air pemadam terletak di bagian depan pabrik.
2.6.5. Waste Treatment
Proses produksi PT. Andalas Citra Elektrindo menghasilkan limbah padat.
Limbah padat yang dihasilkan berupa sisa-sisa potongan plat besi. Limbah ini tidak mendapat perlakuan khusus dari perusahaan, limbah hanya dijual kepada pihak ketiga.
2.7. Tata Letak Perusahaan
Jenis tata letak susunan mesin dan peralatan pada lantai produksi PT.
Andalas Citra Elektrindo disusun berdasarkan aliran proses (layout by process).
Hal ini dikarenakan pengaturan dan penempatannya dari segala mesin serta
peralatan produksi yang memiliki tipe sama dikelompokkan ke dalam satu
departemen.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Tata Letak Fasilitas
4Tata letak fasilitas adalah susunan fasilitas-fasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi pada suatu produksi. Perancangan tata letak mengikuti pengaturan tata letak fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan, perlengkapan untuk operasi, personalia dan semua peralatan serta fasilitas yang digunakan dalam proses produksi.
Perancangan tata letak juga harus menjamin kelancaran aliran bahan- bahan, penyimpanan bahan, baik bahan baku, bahan setengah jadi, maupun produk-produk jadi.
Tata letak fasilitas yang dirancang dengan baik pada umumnya akan memberi kontribusi yang positif dalam optimalisasi proses operasi perusahaan dan pada akhirnya akan menjaga kelangsungan hidup perusahaan serta keberhasilan perusahaan. Perancangan sistem fasilitas, perancangan tata letak, dan perancangan material handling pada dasarnya mempunyai ikatan dasar yang tak terpisahkan. Yang sering terjadi adalah bahwa perancangan tata letak dan material handling dilakukan terlebih dahulu, sedang perancangan sistem
4 Hari Purnomo. 2004. Perencanaan & Perancangan Fasilitas. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal: 117-120.
fasilitas menyesuaikan dengan tata letak yang dirancang. Untuk itu, perancangan tata letak diusahakan sefleksibel mungkin, karena dengan adanya perubahan permintaan, penemuan produk baru, proses baru, metode kerja baru dan sebagainya, perusahaan terpaksa harus melakukan perancangan tata letak ulang. Untuk itu, perancangan harus melihat jauh ke depan agar perubahan-perubahan tata letak dapat diminimalkan, karena biaya yang digunakan dalam proses perancangan ini relatif cukup besar.
5
Facility layout problem (FLP) adalah penentuan susunan fisik bangunan yang paling efisien dari sejumlah fasilitas yang berinteraksi di lantai pabrik sistem manufaktur dalam rangka memenuhi satu atau lebih tujuan. Fasilitas biasanya merupakan aset terbesar dan paling mahal dari organisasi dan sangat penting untuk organisasi. Antara 20% dan 50% dari biaya operasional bisa digunakan hanya untuk perencanaan fasilitas dan penanganan material, dan biaya tersebut dapat berkurang jauh dengan desain tata letak efektif. Beberapa pendekatan heuristik telah diusulkan dalam literatur dalam beberapa tahun terakhir untuk menemukan solusi optimal untuk FLP.
6
Keuntungan FLP yang menjadi pertimbangan adalah:
• Cepat dan mudah
5Giuseppe Aiello. 2013. A non dominated ranking Multi Objective Genetic Algorithm and
electre method for unequal area facility layout problems.
6 Amir Mohammad Esmaieeli Sikaroudi. 2016. Facility layout by collision detection and force exertion heuristics.
Algoritma seharusnya tidak menghalangi kelayakan dan harus menghasilkan kualitas output yang baik, solusi yang layak dalam waktu yang seminimum mungkin.
• Kompleksitas Minimal dan mudah untuk diterapkan
Meminimalkan jumlah parameter yang digunakan. Selanjutnya, parameter harus diturunkan dari data input fasilitas.
• Dikendalikan dan interaktif
pembuat keputusan harus dapat melihat proses.
• Fleksibel dan improvable
Algoritma harus menghindari prosedur yang konstruktif karena algoritma konstruktif membatasi optimalitas dari masalah total dan fasilitas berhasil.
Selanjutnya, algoritma harus dapat menangani fasilitas yang mungkin ditambahkan setelah tata letak akhir dirancang.
3.2. Tujuan Tataletak Pabrik
7Kegiatan yang berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu berhubungan erat dengan industri manufaktur, dimana penggambaran hasil rancangannya dinamakan tataletak pabrik. Dan tataletak yang baik selalu melibatkan tata cara pemindahan bahan di pabrik, sehingga kemudian disebut tataletak pabrik dan pemindahan bahan.
Jika sebuah tataletak berfungsi untuk menggambarkan sebuah susunan yang ekonomis dari tempat-tempat kerja yang berkaitan dimana bahan yang akan
7 James M. Apple. Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan. (Bandung: Penerbit
diproduksi secara ekonomis maka dirancang dengan memahami tujuan penata letak. Tujuan utamanya ialah:
1. Memudahkan proses manufaktur.
Tataletak harus dirancang sedemikian sehingga proses manufaktur dapat dilaksanakan dengan cara yang sangat efisien. Saran-saran khusus untuk itu adalah:
a. Susun mesin, peralatan, dan tempat kerja sedemikian hingga barang dapat bergerak dengan lancar sepanjang suatu jalur.
b. Hilangkan hambatan-hambatan yang ada.
c. Rencanakan aliran, sehingga pekerjaan yang melalui suatu tempat dapat dikenali dan dihitung dengan mudah, dengan kemungkinan kecil tercampur dengan komponen lain.
d. Jaga mutu pekerjaan dengan merencanakan pemenuhan syarat-syarat yang mengarahkan pada mutu yang baik.
2. Meminimumkan pemindahan bahan
Tataletak yang baik harus dirancang sedemikian sehingga pemindahan bahan harus diturunkan sampai batas minimum. Jika dapat dilaksanakan, pemindahan harus mekanis dan semua pemindahan harus dirancang untuk memindahkan komponen menuju daerah pengiriman.
3. Menjaga keluwesan
Meskipun sebuah pabrik atau departemen dapat dirancang untuk
memproduksi sejumlah barang adakalanya dihadapi dengan beberapa
keadaan yang memerlukan perubahan kemampuan produksinya.
4. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi
Kesangkilan atau efisiensi terbesar operasi hanya dapat diperoleh jika bahan berjalan melewati proses yang diperlukan dengan waktu sesingkat mungkin.
5. Menurunkan penanaman modal dalam peralatan
Susunan mesin yang tepat dapat membantu menurunkan jumlah peralatan yang dibutuhkan. Misalnya dua komponen yang berbeda, kedua-duanya memerlukan pemakaian gerinda mungkin dapat dilewati pada mesin yang sama sehingga dapat mengurangi biaya mesin.
6. Menghemat pemakaian ruang bangunan.
Setiap meter persegi luas lantai dalam sebuah pabrik memakan biaya.
Misalkan saja seorang pengusaha telah menghitung biaya luas lantainya Rp.
18.000 tiap meter persegi tiap bulannya. Jumlah ini termasuk semua biaya tidak langsung. Hanya jika tiap meter persegi digunakan sebaik-baiknya maka ongkos tak langsung untuk setiap satuan produk dapat di tekan.
7. Meningkatkan kesangkilan pemakaian tenaga kerja
Sejumlah tenaga kerja produktif dapat terbuang karena keadaan tataletak yang buruk. Dilai pihak tataletak yang tepat dapat menaikkan pemakaian buruh secara sangkil atau efisien.
8. Memberikan kemudahan, keselamatan dan kenyamanan pada pegawai.
Keselamatan juga dapat dijamin dengan perencanaan tataletak yang tepat.
Mesin-mesin dan peralatan lain harus ditempatkan sedemikian sehingga
dapat mencegah kecelakaan pada pegawai dan kerusakan barang serta
peralatan lainnya.
3.3. Perencanaan Layout
8Sasaran dari perencanaan layout dari fasilitas adalah mendapatkan rancangan susunan atau tataletak fasilitas fisik yang mampu mendukung pelaksanaan seluruh kegiatan dan operasi produksi dalam suatu plant lokasi secara efisien.
Perencanaan layout yang baik akan mengintegrasikan perencanaan produksi, analisis ekonomi, pengendalian persediaan, pemindahan bahan, pengendalian mutu dan lain-lain.
Untuk mengetahui apakah tataletak fasilitas produksi baik atau tidak, dapat dilihat dari beberapa gejala berikut ini.
a. Lantai pabrik dipenuhi oleh work-in-progress b. Pemindahan bahan terjadi secara berlebihan
c. Jarak tempuh dalam pemindahan bahan-bahan relatif besar
d. Para operator dan supervisor banyak melakukan jalan-jalan di lantai pabrik e. Aliran bahan dalam lintasan produksi sering mengalami bottleneck
f. Pengawasan kegiatan dilantai pabrik mengalami kesulitan
Masalah yang ditimbulkan oleh layout yang tidak dirancang dengan baik bukan hanya pada biaya produksi yang tinggi tetapi juga berkontribusi dalam peningkatan waktu proses sehingga mengancam ketepatan waktu pengiriman produk kepada pelanggan.
9
Secara umum komputerisasi tata letak ada empat program yang dikenal dan digunakan dalam tata letak fasilitas yakni:
8 Sukaria Sinulingga. Pengantar Teknik Indusri. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008) h.194-197.
a. Craft
Mempertukarkan lokasi kegiatan pada tataletak awal untuk menemukan pemecahan yang lebih baik berdasarkan aliran bahan. Pertukaran-pertukaran selanjutnya membawa ke arah tataletak yang mendekati biaya minimum (sub- optimum).
b. Corelap
Menempatkan kegiatan yang paling berkaitan, dan kemudian secara progresif menambahkan kegiatan-kegiatan lain, berdasarkan kedekatan yang diinginkan dan menurut ukuran yang dibutuhkan. Ini berlangsung sampai semua kegiatan telah ditempatkan.
c. Aldep
Memilih dan menempatkan kegiatan pertama secara acak. Kegiatan berikutnya menurut ukuran yang dibutuhkan, dipilih dan ditempatkan: (a) menurut kedekatan yang diinginkan, atau (b) secara acak jika tida ada keterkaitan yang berarti. Tataletak pilihan lainnya dibuat dan diberi angka.
d. Planet
Menggunakan data aliran antar departemen, menghitung biaya ‘denda’ yang dikaitkan dengan menjauhkan antar departemen-departemen.
3.4. Tipe-Tipe Tata Letak Pabrik
10Salah satu keputusan penting yang perlu dibuat adalah keputusan-keputusan perancangan proses yang dipilih berdasarkan pada tipe-tipe tata letak. Tipe tata
9 Endro Prihastono. 2014. Komputerisasi Tata Letak Fasilitas Vol 8 No 2 Juli 2014