BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian
4.2.1 Perencanaan Objek Wisata
Menurut (Paturusi,2001) mengatakan bahwa Proses perencanaan adalah menggambarkan lingkungan yang meliputi elemen-elemen : politik, fisik, sosial, budaya dan ekonomi, sebagai komponen atau elemen yang saling berhubungan dan saling tergantung, yang memerlukan berbagai pertimbangan
Perencanaan adalah sesuatu proses penyusunan tindakan-tindakan yang mana tindakan tersebut digambarkan dalam suatu tujuan (jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang) yang didasarkan kemampuan-kemampuan fisik, ekonomi, social budaya,dan tenaga yang terbatas.Perencanaan sebagai suatu alat atau cara harus memiliki 3 (tiga) kemampuan (the three brains) yaitu
1. Kemampuan melihat ke depan. 2. Kemampuan menganalisis.
3.Kemampuan melihat interaksi-interaksi, antara permasalahan.
Dengan demikian hakikat perencanaan (planning) adalah decision making. Pengertian perencanaan tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini ; Proses Perencanaan Tindakan/ Sasaran-sasaran PhisikKegiatan Sistem Input Kemampuan Ekonomi Sosial Budaya.
Tuir Sr Ze Meigo neto hateten katak wainhira iha plano atu halo dezemvolve Lagoa Ira-Lalaro atu sai hanesan fatin turismo maka presija
estabelese regulamentu hodi nune’e bele kuidadu animail fuik nebe’e besik iha Lagoa refere tamba ne’e hanesan imagen ne’ebe bele atria turista sira hodi mai vizita, tenke proteze lagoa ne’e no animal sira seluk, tenke promove natureza no balada sira tamba ne’e riqueza sosio economio prioridade governo nian. Sector turismo mos hanesan sector ida ne’ebe longo prazo presija mos acomodasaun hodi nune bele garantia ba plano no dezemvolvimento.
Proses pengembangan adalah suatu aktivitas yang berjalan melaluui suatu perencanaan dan penkoordinasi dalam mengembangkan apa yang suda ada sekarang untuk menjadi lebih baik agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses pengembangan dan koordinasi tersebut menyangkut masa depan dari suatu destinasi pariwisata ( Patusuri,20001).
Menurut Eugenio do C.Araujo mengatakan bahwa pengembangan danau ira-lalaro adalah hal yang luar biasa dan sebagai masyarakat local harus kreaktif membagi informasi agar dapat menarik minat wisatawan yang ingin berkunjung ke objek wisata danau ira-lalaro.
Perencanaan yang di lakukan olehpemerintah local dan masyarakat Mehara untuk menyediakan fasilitas perlengkanpan sarana dan prasarana di obyek wisata Danau Ira-lalaro untuk sebagai fasilitas pelengkap bagi para wisatawan yang melakukan perjalanan di obyek wisata tersebut.
Dalam perncanaan pengembangan pariwisata pelu ditingkatkan langkah-langkah yang terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan teneg-tenega
kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Kedual hal tersebut hendaknya saling
terkait sehingga pengembangan tersebut menjadi realistis dan proporsional(Yoe ti,1985’p.164)
Hal ini di sampaikan oleh Bapak Ze meigo neto mengatakan bahwa dalam suatu perencanaan dan pengembangan suatu destinasi seperti danau ira-lalaro harus ada aturan agar dapat menjaga kelestarian, keindahan, perlu adanya akomodasi yamg memadai agar dapat terjamin. Ze Meigo neto mengatakan Pemerintah harus mengutamakan pariwisara, karena pariwisata sebagai asset pemerintahan untuk masa yang akan dating dan masa kini. kurangnya pengetahuan masyarakat dalam bidang pariwisata berpengaruh juga terhadap proses pengembangan yang akan di lakukan. Sehingga saat ini masyarakat Mehara mendapatkan pelatihan mengenai hospitality, dan usaha-usaha kecil lainnya untuk masyarakat yang di fasilitaskan dari pihak NGO haburas untuk menambah pengetahuan masyrakat dalam bidang kepariwisataan.
Inisiatif dari pemerintah local dalam melekukan perencanaan untuk mengembangkan obyek wisata Danau Ira-lalaro menjadi suatu daerah tujuan wisata merupakan suatu wewenang dari pemerintah local untuk mengembangkan potensi pariwisata yang ada di wilayah kekuasaannya dengan kepedulian terhadap obyek wisata ini dapat memberikan manfaat bagi masyrakat dan perencanaan tersebut mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat.
Pengebangan obyek wisata diartikan usaha atau cara untuk membuat jadi lebih baik segala sesuatu yang dapat dilihat dan dinikmati oleh manusia sehingga semakin menimbulkan perasaan senang dengan demikian akan menarik
wisatawan untuk berkunjung. Gamal Suwantoro ( 1997:57 ) menulis mengenai pola kebijakan pengembangan obyek wisata yang meliputi :
1. Prioritas pengembangan obyek
2. Pengembangan pusat-pusat penyebaran kegiatan wisatawan 3. Memungkinkan kegiatan penunjang pengembangan obyek wisata.
Hal ini di sampaikan oleh kepala kampung Mateus pedro mengatakan bahwa untuk mengembankan danau ira-lalaro pentingnya aturan agar menjaga kelestarian, sebagai kepala kampung butuh aturaan atau undang-undang mengenai kepariwisataan agar melangar orang yang datang tampa senpengetahuan dari kepala desa. Masyarak local juga ada inisiatif dan berkontribusi agar objek wisata Danau Ira-lalaro dikembangkan sebagai tempat tujuan wisata yang bisa memberi pendapatan bagi masyarakat.
Menurt yoeti dalam bukunnya pengantar ilmu pariwisata ( 1985, p.181 ), mengatakan : “prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang
memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam’’.
Hal ini menurut Arlinda da Costa bahwa pemerintah local dan masyarakat merencanakan akan meyediakan sarana seperti akomodasi, trasportasi atau tempat penjual cinderamata khas atau produk local dari wilayah suco Mehara sendiri sebagai sarana pendukung di obyek wisata Danau Ira-lalaro. Karena saat ini belum ada restoran, dan tempat penginapan yang tersedia di wilayah tersebut untuk wisatawan yang mengunjungi obyek wisata Danau Ira-lalaro.
Dalam perencanaan pengembangan ini untuk menjalangkan proses pengembangan suatu obyek wisata harus memiliki sumber daya manusia supaya dapat menjamin pengembangan pariwisata di wilayah tersebut. Dalam
pengembangan pariwisata sumber daya manusia juga merupakan suatu tahap yang menentukan suksesnya suatu pengembangan, jika tidak ada sumber daya manusia yang cukup akan mempengaruh juga terhadap proses pengembangan yang akan di lakukan.
Bentuk masyarakat yang berinisiatif untuk melakukan perencanaan pengembangan obyek wisata Danau Ira-lalaro adalah
1. Masyarakat yang berinisiatif untuk melakukan perencanaan penge mbangan.
2. Bagi masyrakat ynag memiliki modal dapat meninvestasikan untuk membukan usaha-usaha baik secara individual maupun kelompok seperti membuka kios, menyiapkan tempat penjualan souvenir dari produk local untuk wisatawan,membuka tempat penginapan dan kebutuhan lainnya yang di butuhkan wisatawan.