• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan dan pengembangan objek wisat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perencanaan dan pengembangan objek wisat"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Timor-Leste merupakan salah satu Negara yang baru merestaurasikan kemerdekaannya pada tahun 2002, tentunya sangat memerlukan pembangunan yang maksimal di berbagai sektor, seperti sektor sumber daya manusia dan sektor sumber daya alam yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Berdasarkan sumber daya alam yang yang dimiliki Negara ini diantaranya adalah sektor pariwisata yang dapat dijadikan sebagai suatu sektor produktif yang perlu dikembangkan sebagai suatu daya tarik yang bisa menarik perhatian banyak orang untuk mengunjungi pada suatu destinasi pariwisata yang ada khususnya suatu obyek wisata yang memiliki nilainya tersendiri. Jadi sebenarnya Negara Timor-Leste benar-benar memiliki sumber daya alamnya yang sangat berpotensi di sektor pariwisata karena diketahui bahwa pariwisata merupakan suatu industri yang dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan atas perekonomian Negara Timor-Leste dan juga dapat menciptakan lapangan kerja.

(2)

juga untuk sektor swasta belum dapat mengambil suatu peluang dengan baik untuk berpartisipasi dalam pengembangan sektor pariwisata.

(3)

kepercayaan secara adat-istiadat yang dimiliki sehingga sampai saat ini masyarakat yang terdiri dari tiga desa selalu bersatu dalam menkonservasi lingkungan alam yang dimiliki. Berdasarkan beberapa potensi yang dimiliki danau Ira-Lalaru tersebut dapat dikatakan bahwa belum cukup untuk menjamin kehadirannya wisatawan jika ingin berkunjung pada danau tersebut sebabnya danau tersebut sampai saat ini belum adanya suatu tempat akomodasi untuk setiap wisatawan serta fasilitas-fasilitas wisata lainya yang di butuhkan untuk menjamin kebutuhannya wisatawan.

Jadi secara umum dalam pengembangan suatu obyek wisata yang dapat dijadikan suatu daya tarik wisata baik itu alam, budaya maupun sejarah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat maupun wisatawan yang berkunjung pada daerah tersebut maka dalam hal ini jika daerah tersebut ingin dikembangkan dengan baik maka perlu dikembangkan berdasarkan syarat-syarat suatu daya tarik wisata. Maka dalam ini ada Seorang Ahli bernama Yoeti menyatakan bahwa suatu daerah tujuan wisata harus dikembangkan berdasarkan tiga syarat daya tarik wisata yaitu 1) harus adanya sesuatu yang dapat dilihat (something too see), sesuatu yang dapat di lakukan (something to do) dan juga harus ada sesuatu yang bisa dibeli (something to buy).

(4)

adanya tempat-tempat akomodasi seperti tempat penginapan bagi wisatawan, belum adanya juga fasilitas-fasilitas rekreasinya tersendiri untuk wisatawan dan juga belum adanya suatu kreativitas yang maksimal dari masyarakat sendir danjuga perlengkapan lain yang diperlukan wisatawan. Maka berdasarkan beberapa masalah yang ada ingin dikatakan bahwa belum adanya inisiatif yang baik secara serius dari pihak pemerintah maupun sector swasta dalam mengembangkan daerah tersebut.

Dengan beberapa alasan diatas maka penulis merasa tertarik dalam merancang dan membuat suatu perencanan pengembangan yang dapat dijadikan sebagai suatu motivasi bagi pihak-pihak tertentu, sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang “Perencanaan Pengembangan Danau Ira-Lalaru sebagai Daya Tarik Wisata Alam di Suco Mehara Posto Administrativu Tutuala Municipio Lautem”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut :

(5)

1.3 Tujuan Penelitian.

Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pengembangan obyek wisata Danau Ira-Lalaru sebagai daya Tarik Wisata di Suco Mehara Posto Administrativu Tutuala Municipio Lautem

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai suatu dorongan bagi penulis untuk mengetahui dan mempelajari lebih mendalam tengtan suatu cara melakukan Perencanaan Pengembangan obyek wisata Danau Ira-Lalaru sebagai daya Tarik Wisata Alam di Suco Mehara Posto Administrativu Tutuala Municipio Lautem

1.4.2 Manfaat Praktis

(6)

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Timor-Leste khususnya Kementrian Pariwisata dan budaya dalam pengambilan kebijakan pengembangan dan pembangunan obyek wisata.

1.5 Sistematik Penulisan

Adapun sistematik penulisan dalam penulusan ini adalah:

Bab I Pendahuluan

Berisi uraian mengenai, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematik penulisan.

Bab IILandasan Teori

Berisi uraian mengenaipengertin pariwista, konsep perencanaan, konsep pengembangan, pengertian danau dan juga pengertian daya tarik wisata alam.

Bab III Metodologi penelitian

(7)

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Menguraikan dan menjelaskan tentang Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Karakteristik Informan Kunci, Pembahasan.

BAB V : PENUTUP

Menguraikan dan menjelaskan tentang Kesimpulan Dan Saran.

(8)

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pariwisata

Pariwisata merupakan perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan dengan maksud bukan berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekresi atau untuk memenuhi keingian yang beraneka ragam.

Menurut Marpaung dan Bahar (2000:46-47) menjelaskan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk bersenang-senang.

Syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan sementara waktu, dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud tujuan bukan untuk berusaha (bisnis) atau mencari nafkah di tempat yang Ia kunjungi, tapi semata-mata sebagai konsumen menikmati perjalan tersebut untuk memenuhi keinginan yang bermacam-macam; (Yoeti: 2006).

(9)

dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan lingkungan.

Spillane (2001) mengatakan bahwa pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan lain-lain. Lain halnya, Dengan Donald E. Lundberg et al (1995) yang menyatakan bahwa pariwisata adalah konsep yang dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Pariwisata adalah kegiatan dimana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari tempat tinggal terutama untuk bisnis atau kesenangan. Pariwisata adalah bisnis dimana menyediakan barang dan jasa untuk wisatawan dan melibatkan setiap pengeluaran yang dikeluarkan oleh atau untuk pengunjung untuk perjalanannya.

2.2 Konsep perencanaan.

Perencaanaan merupakan sala satu proses cara untuk mengevaluasi atau membandinkan dengan kenyataan yang ada yang harus di identifikasi.

Menurut Paturusi (2008:10) mengungkapkan bahwa syarat-syarat perencanaan antara lain sebagai berikut :

1. Logis, bisa dimengerti dan sesuai dengan kenyataan yang berlaku.

(10)

3. Objektif, didasari tujuan dan sasaran yang dilandasi pertimbangan yang bersistem dan ilmiah.

Hal senada juga disampaikan oleh Siagian (1994:108) perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Inskeep (1991) menjelaskan bahwa perencanaan pariwisata pada dasarnya mengaplikasikan konsep dan pendekatan yang sama dengan perencanaan lainnya, tetapi perencanaan pariwisata menyesuaikan dan beradaptasi dengan karakteristik sistem pariwisata

1). Menpertahangkan kelestarian lingkungannya

2). Meningkatkan kesejateraan masyarakat di kawasan tersebut

3). Menjamin kepuasan pengunjung

4).Meningkatkan keterpaduan dan unit pembangunan masyarakat di sekitar kawasan dan zone pengembangannya.

(11)

1.Pendekatan yang berkesinambungan, incremental, dan fleksibel (Continuous, incremental, andflexible approach). Perencanaan pariwisata dipandang sebagai suatu proses yang berlangsung terus-menerus dengan dimungkinkan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan berdasarkan hasil monitoring dan umpan balik (feedback) dalam kerangka pemeliharaan tujuan dasar dan kebijakan pengembangan pariwisata. 2.Pendekatan sistem (Systems approach).Pariwisatadipandang sebagai suatusistem yang saling terkaitdan harus direncanakan menggunakan teknik analisis sistem.

3.Pendekatan komprehensif (Comprehensive approach). Berkaitan dengan pendekatan sistem, seluruh aspek pengembangan pariwisata, termasuk unsur-unsur institusional, implikasi sosio-ekonomi dan lingkungan dianalisis dan direncanakan secara komprehensif.Karena itu pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan holistik.

4.Pendekatan yang terintegrasi (Integrated approach). Berkaitan dengan pendekatan sistem dan komprehensif, pariwisata direncanakan dan dikembangkan sebagai suatu sistem terintegrasi, baik antar unsur di dalam sistem itu sendiri maupun dengan rencana dan pola-pola pembangunan secara keseluruhan.

(12)

atau menurun, tetapi terpelihara sebagai sumber daya yang hidup terus menjadi dasar permanen untuk penggunaan terus-menerus di masa depan. Analisis daya angkut/muat (carrying capacity analysis) merupakan suatu teknik yang penting digunakan dalam pendekatan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan ini.

6.Pendekatan komunitas (Community approach). Terdapat keterkaitan maksimum komunitas lokal dalam perencanaan dan pengambilan keputusan kepariwisataandan, lebih jauh lagi, terdapat partisipasi maksimum komunitas dalam pengembangan dan anajemen pariwisata, serta keuntungan - keuntungan sosio ekonominya.

7.Pendekatan implementable (Implementable approach). Kebijakan, rencana dan rekomendasi pengembangan pariwisata diformulasikan menjadi realistik dan dapat di implementasikan. Formulasi kebijakan dan rencana itu menggunakan teknik-teknik implementasi, yang mencakup estrategi atau program aksi dan pengembangan.

(13)

pada derajat kekhususan yang berbeda. Perencanaan tersebut hendaknya dipersiapkan dalam urutan dari yang umum ke yang spesifik, sebab tingkatan yang umum memberikan kerangka dan arahan untuk mempersiapkan rencana-rencana spesifik. Urutan tingkatan itu dimulai dari tingkat perencanaan internasional, perencanaan nasional, perencanaan regional/provinsial, perencanaan subregional / provinsial, perencanaan daerah wisata, perencanaan fasilitas pariwisata, dan design fasilitas pariwisata.

Menurut (Paturusi,2001) mengatakan bahwa Proses perencanaan adalah menggambarkan lingkungan yang meliputi elemen-elemen : politik, fisik, sosial, budaya dan ekonomi, sebagai komponen atau elemen yang saling berhubungan dan saling tergantung, yang memerlukan berbagai pertimbangan

Perencanaan adalah sesuatu proses penyusunan tindakan-tindakan yang mana tindakan tersebut digambarkan dalam suatu tujuan (jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang) yang didasarkan kemampuan-kemampuan fisik, ekonomi, social budaya,dan tenaga yang terbatas.Perencanaan sebagai suatu alat atau cara harus memiliki 3 (tiga) kemampuan (the three brains) yaitu

1. Kemampuan melihat ke depan. 2. Kemampuan menganalisis.

(14)

Dengan demikian hakikat perencanaan (planning) adalah decision making. Pengertian perencanaan tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini ; Proses Perencanaan Tindakan/ Sasaran-sasaran PhisikKegiatan Sistem Input Kemampuan Ekonomi Sosial Budaya.

Perencanaan menurut Tjokroaminoto dalam Husaini Usman (2008:60) adalah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Prajudi Atmosudirjo dalam Husaini Usman (2008:60) juga berpendapat bahwa perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, di mana, dan bagaimana cara melakukannya.

2.3 Konsep Pemgembangan

(15)

Menurut Poerwa (2002:474) pengembangan adalah suatu proses atau cara menjadikan sesuatu menjadi maju,baik, sempurna, dan berguna. Pengembangan dalam penelitian ini diartikan sebagai proses atau perbuatan pengembangan dari belum ada, dari yang sudah ada menjadi lebih baik dan dari yang sudah baik menjadi lebih baik, demikian seterusnya. Tahapan pengembangan merupakan tahapan siklus evolusi yang terjadi dalam pengembangan pariwisata, sejak suatu daerah tujuan wisata baru ditemukan (discovery), kemudian berkembang dan pada akhirnya terjadi penurunan (decline).

Juga menurut Yoeti (2004: 2-3) mengatakan bahwa, pengembangan pariwisata perlu memperhatikan beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Wisatawan (Tourist)

Harus diketahui karakteristik dari wisatawan, dari negara mana mereka datang, usia, hobi, dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan.

2. Transportasi

Harus dilakukan penelitian bagaimana fasilitas transportasi yang tersedia untuk membawa wisatawan ke daerah tujuan wisata yang dituju.

3. Atraksi/obyek wisata

(16)

4. Fasilitas pelayanan

Fasilitas apa saja yang tersedia di DTW tersebut, bagaimana akomodasi perhotelan yang ada, restaurant, pelayanan umum seperti Bank/moneychangers, kantor pos, telepon/teleks yang ada di DTW tersebut.

5. Informasi dan promosi

Diperlukan publikasi atau promosi, kapan iklan dipasang, kemana leaflets/ brosur disebarkan sehingga calon wisatawan mengetahui tiap paket wisata dan wisatawan cepat mengambil keputusan pariwisata di wilayahnya dan harus menjalankan kebijakan yang paling menguntungkan bagi daerah dan ilayahnya, karena fungsi dan tugas dari organisasi pariwisata pada umumnya

1. Berusaha memberikan kepuasan kepada wisatawan kedaerahannya dengan segala fasilitas dan potensi yang dimilikinya. 2. Melakukan koordinasi di antara bermacam-macam usaha,

lembaga, instansi dan jawatan yang ada dan bertujuan untuk mengembangkan industri pariwisata.

(17)

4. Mengadakan program riset yang bertujuan untuk memperbaiki produk wisata dan pengembangan produk-produk baru guna dapat menguasai pasaran di waktu yang akan datang.

6. Merumuskan kebijakan tentang pengembangan kepariwisataan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan secara teratur dan berencana. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan merupakan salah satu hal utama dalam pengembangan pariwisata di suatu daerah. Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan strategi pengembangan daya tarik wisata dalam penelitian ini adalah usaha-usaha terencana yang disusun secara sistimatis yang dilakukan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam usaha meningkatkan dan memperbaiki daya tarik wisata sehingga keberadaan daya tarik wisata itu lebih diminati oleh wisatawan.

Di sampaikan juga oleh Suwantoro (1977) bahwa, ada(4) empat faktor yang mempengaruhi penetuan daerah tujuan wisata,

1. Yang pertama adalah fasilitas yaitu akomodasi, atraksi, jalan, dan tanda-tanda penunjuk arah.

2. Kedua adalah nilai estetis seperti pemandangan (panorama), iklim santa/terpencil, dan cuaca.

3. Ketiga adalah waktu dan biaya seperti jarak, waktu dan biaya perjalanan, dan tarif pelayanan.

(18)

2.4 Pengertian Obyek Wisata.

Norwal dalam buku munadi,1953:39 dalam skripsi Alianca2012 mengatakan bahwa obyek wisata adalah suatu tempat yang memiliki daya tarik baik itu keindahannya ataupun nilai historis yang terkandung di dalamnya.

Menurut Cooper 1995:81 dalam skripsi Alianca mengemukakan bahwa ada empat komponen yang harus dimiliki oleh obyek wisata yaitu:

1. Atraksi (atraction) seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang menawan, dan seni pertunjukan.

2. Aksesibilitas (accessibilities) seperti transportasi lokal dan adanya terminal.

3. Amenitas atau fasilitas (amenities) seperti tersedianya akomodasi, rumah makan, dan agen perjalanan.

4. Ancilliary services yaitu organisasi kepariwisataan yang tang dibutuhkan untuk pelayanan wisata. Dari definisi diatas disimpulkan bahwa obyek wisata adalah suatu tempat yang memiliki keindahan dan keunikan yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut.

Menurut Spillane (: 63-72) dalam skripsi alianca suatu obyek wisata atau destination, harus meliputi lima unsur yang penting agar wisatawan dapat merasa puas dalam menikmati perjalanannya, maka obyek wisata harus meliputi :

(19)

5) Ethnicity-sifat kesukuan

Fandeli (2000: 58) dalam skripsi Alianca 2012 menjelaskan bahwa obyek wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan tuhan, tata hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang menpunyai daya tarik untuk di kunjungi wisatawan. Sedankan obyek wisata alam merupakan obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan sumber daya alam dan tata lingkungannya. Sementara itu Suwantaro (1997:19) menyebutkan obyek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tertentu.

Selanjutnya obyek wisata dapat di kelompokkan menjadi tiga golongan yaitu:

1. obyek wisata dan daya tarik wisata alam obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan dan kekayan alam.

2. Obyek wisata dan daya tarik budaya dan daya tarik bersumber pada kebudayaan, seperti peningalan sejarah, museum, atraksi kesenian, dan obyek lain yang berkaitan dengan budaya.

3. Obyek wisata dan daya tarik pada minat khusus obyek wisata daya tariknya bersumber pada minat khusus wisatawan itu sendiri, misalnya olaraga, memancin dan lainnya.

(20)

menurut Spilanne (2002) dalam skripsi Alianca mengatakan bahwa daya tarik obyek wisata adalah hal-hal yang menarik perhatian wisatawan yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata. Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang dapat di kembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek wisata.

Menurut Darmadjati (2010:1987) dalam skripsi alianca (2012) member batasan tentang pengertian obyek wisata yaitu pada garis besarnya berwujud obyek baik yang di ciptakan oleh manusia sebagai hasil seni budaya, atau yang berupa gejalah-gejalah alam yang di miliki daya tarik kepada para wisatawan untuk mengunjunginya agar dapat menyaksikan, mengagumi, menikmati sehingan terpenuhi rasa kepuasaan wisatawan sesuai dengan motif kunjungannya.

Menurut Spillane (2001) dalam skripsi Alianca 2012 mengatakan bahwa obyek wisata merupakan suatu potensi yang pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Kemudian Ahli ini juga mengatakan bahwa obyek wisata umumnya berdasarkan:

1.Adanya sumber daya alam yang menimbulkan rasa senang, indah, nyaman, dan bersih.

2.Adanya aksebilitas yang baik untuk dapat mengunjunginya 3.Adanya cirri khusus atau spesifikasi yang langkah

(21)

2.5 Pegertian Danau

Danau merupakan daratan cekungan yang di genangi air yang cukup banyak. Air mengenangi danau yang berasal dari mata air, air tanah, air sungai, yang berlepasan atau bermuara di danau tersebut atau bisa juga berasal dari air hujang.

Menurut gunawan graha dalam skripsinya (2014) alianca mengatakan bahwa Secara logis danau adalah cekungan luas di muka bumi yang di batasi oleh daratan dan terisi oleh air. Air danau berasal dari air hujan, air tanah, air sungai, dan mata air. Berdasarkan skripsi gunawan graham(2014), Ada beberapa manfaat danau bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya sebagai berikut :

1. Memenuhi Kebutuhan Air Sehari-Hari

Keberadaan danau sangatlah penting, apalagi disaat musim kemarau sedang melanda. Tak jarang danau digunakan sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk di sekitarnya. Manfaat air putih bagi kehidupan manusia sangat penting untuk minum, memasak, mencuci, dan lainnya.

2. Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

(22)

listrik. Manfaat pembangkit listrik yang nantiinya akan disalurkan ke rumah-rumah penduduk.

3. Sarana Irigasi

Luasnya lahan pertanian dan perkebunan memberikan andil tersendiri bagi keberadaan sebuah danau. Pada masa-masa musim kemarau dimana tidak ada curah hujan sedikitpun, tak jarang air danau digunakan untuk mengaliri lahan-lahan pertanian dan perkebunan penduduk sekitar.

4. Membantu Proses Produksi Barang

Di pabrik-pabrik besar yang biasanya membutuhkan jumlah suplai air yang sangat besar, biasanya air danau akan sangat membantu untuk mensuplai kebutuhan tersebut. Misalnya saja untuk pabrik pengolahan makanan dan lain sebagainya.

5. Sarana Rekreasi Menarik

Kita bisa memanfaatkan danau sebagai tempat untuk berlibur dan bersantai bersama keluarga. Udara sejuk yang ada di sana dapat membuat pikiran kembali segar setelah aktivitas sehari-hari. Kita bisa memancing, berenang, berselancar, dan menikmati keindahan alam sekitar danau tersebut.

(23)

6. Memelihara Ikan Air Tawar

Kebanyakan danau merupakan danau air tawar. Hal ini juga sangat berguna untuk sarana pemeliharaan air tawar baik dibuat tambak atau hanya sekedar menangkap ikan. Hal ini tentu saja dapat menunjang manfaat ikan, yang akan menunjang perekonomian penduduk sekitarnya

7. Pengembangan Nilai Budaya

Sebuah danau terkadang digunakan sebagai sarana untuk pelaksanaan upacara adat bagi sebagian penduduk. Misalnya saja untuk upacara adat larung sesajen, dan sebagainya.

Danau merupakan salah satu kekayaaan alam yang harus dilestarikan dan kita jaga keberadaannya, karena di sana terdapat banyak sekali manfaat untuk kehidupan.

(24)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penilitian

Suco Mehara Posto Administrativo Tutuala Municipio Lautem .Sesuai dengan judul proposal perencanaan pengembangan obyek wisata danau Ira-Lalaru sebagai daya tarik wisata alam.

3.1.2 Waktu Penilitian

(25)

melaksanakan kegiatan penelitian ini adalah selama dua bulan yaitu mulai dari bulan april sampai dengan bulan september 2016. Dalam bulan april kegiatan yang dilaksanakan adalah para-peneliti yang akan mengenal kondisi lapangan secara rinci, observasi dan wawancara untuk pengumpulan data. Pada bulan september kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis, menulis, memperbaiki dan memeriksa keabsahan data. Alasan dalam penentuan waktu yang singkat ini karena subtansi yang dikembangkan masih terbatas atau dalam kuantitas yang sedikit.

3.2 Definisi Operasional

Ada beberapa definisi yang perlu di definisikan secara operasional yaitu sebagai berikut :

(26)

sebagai kegiatan pariwisata adalah perjalanan tersebut dilakukan untuk bersenang-senang.

2.Perencanaan pada Danau Ira-Lalaro ingin kembangkan cara, teknik atau metode untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara tepat, terarah dan efisien sesuai dengan sumber daya yang tersedia.

3.Pengembangan adalah Pengembangan Danau Ira-Lalaro merupakan suatu perencanaan masyarakat untuk di kembangkan sebagai suatu daya tarik wisata agar menarik wisatawan untuk berkunjung. Dengan demikian kunjugan wisatawan ke tempat tersebut maka akan memberi pendapatan ekonomi kepada masyarakat setempat, yang tidak berguna menjadi berguna dan bernilai bagi kebutuhan manusia dengan memperhatikan faktor internal dan faktor eksternal yang ada, agar pengimplementasinya dapat memberikan keuntungan kepada wisatawan, masyarakat maupun Negara.

4. obyek wisata alam merupakan :

Obyek wisata alam merupakan tempat suatu daerah atau tempat yang memiliki keunikan tersendiri yang menjadi daya tarik wisata untuk dikunjungi oleh wisatawan.

(27)

3.3 Jenis dan sumber Data

3.3.1 JenisData

Berdasarkan persoalan dan tujuan penelitian maka jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif (deskriptif research) yang mengambarkan suatu fenomena apa adanya dengan menelah secara detail, mengutamakan obyektivitas, yang dilakukan secara cermat. Moleong (2007).

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:

1. Data Primer data yang diperoleh secara langsun dari sumber asli atau dari responden (tidak melalui media perantara) karena peneliti secara langsun melakukan pengambilan data pada objek penelitian. Misalnya

2. Pemerintah daerah

3. Masyarakat lokal yang ada di sekitar obyek wisata Danau Ira-Lalaro dan sebagai selaku Tokoh adat yang melakukan acara ritual dalam setahun sekali.

2.Data sekunder data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian seperti : Koran, majalah, arsip, buku-buku cetak dan internet.

3.4 Teknik Informan Kunci.

(28)

obyek penelitian. Menurut Lexi J. Meleong (2006:132), informan kunci adalah orang yang dapat memberi informasi tentang situasi dan kodisi dari latar penelitian. Selain itu informan akan memberikan pandangan dari segi sisi orang tentang nilai, sikap, proses dan kebudayaan yang menjadi latar dari lingkungan penelitian yang dilakukan. Informan kunci adalah ditentukan untuk memberikan informasi mengenai masalah yang diteliti. Untuk menjamin pengumpulan data yang tidak keliru maka para peneliti terlebih dahulu menentukan informasi kunci yang dianggap mengetahui masalah yang diteliti. Adapaun informan kunci dalam penelitian ini untuk memberikan informasi tentang masalah yang diteliti atau informan kunci yang akan diwawancarai oleh para peneliti, dalam penelitian ini mengunakan teknik dengan Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, antara lain sebagai berikut : perlu adanya jalinan baik antara Autoridade local, Toko adat, Masyarakat local dan kepala desa un, informen kunci peneliti yang di wawancarai adalah 2 orang perwakilan pemerintah, 2 orang masyarakat, 1 orang sebagai tokoh adat di wilaya suco mehara yang memiliki informasi mengenai obyek tersebut, Jadi total informen kunci adalah 5 orang.

Tabel 1 : Jumlah informen Kunci berdasarkan status Pekerjaan

N

o Nama Jenis kelamin pendidikan profesi alamat jumlah

1 Ze Meigo neto Laki Kepala

(29)

2 Mateus Pedro Laki SD/4 Kepala kampu ng

Poros 1

3 Eugenio do Carno Laki SD/1 - Poros 1 4 Venancio ferreira Laki SD/4 Lia

nain Poros 1 5 Arlinda da Costa peremp

uan _ - Poros 1

5 Sumber : Suco Mehara 2016

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Teknik observasi ini yaitu teknik penelitian yang dilakukan pengamatan langsun di lokasi penelitian.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan jalan wawancara langsung pada informan kunci yang telah di tetapkan dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perencanaan kementrian pariwisata timor-leste dalam mengembangkan objek wisata.

(30)

Dokumen merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mengambil document-dokument dan literature yang berhubungan dengan masalah penelitian, ketika penelitian sedang berlansung.

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh data akan dikelompokan dan di buat kategori berdasarkan masalah di lapangan. Setelah itu data dianalisa hasil dari pada pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Ada tiga unsur utama dalam proses analisa data yaitu: reduksi data, sajian data (data display) dan penarikan kesimpulan atau verifikasi ( mile dan huberman, 1984)

Gambar : teknik analisis data (Mile dan Huberman 1984)

1. Pengumpulan data: merupakan kumpulan dat-data mentah atau data kasar yang di dapatkan oleh peneliti di lapangan melalui informan

Pengumpulan data

Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Penyajian data

(31)

2. Reduksi data: dapat diartikan prose pemilihan di lapangan atau rumusan perhatian pada penyederhanaan,pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan

3. Sajian data : kumpulan informasi tersususn yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan dengan melihat pengajiadata. Penulis akan memahami tentang apa yang terjadi dan yang harus dilakuakan serta menganalisis dan mengambil tindakan.

4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi : peneliti akan melakukan verifikasi atau kesimpulan terhadap data yang telah dikumpulkan dari awal pengumpulan data hingga akir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian

4.1.1 gambaran umum lokasi penelitian objek wisata danau ira-lalaro. Objek wisata danau ira-lalaro merupaka sala satu danau terbesar di timor leste yang terletak di suco mehara, sub-distritu tutuala distritu lautem yang memiliki keunikan dan keindahan tersendiri yang menjadi daya tarik utama bagi para wistawan manca Negara maupun wisatawan local yang ingin mengujunginya. 4.1.2 sejarah simgkat objek wisata danau ira-lalaro

(32)

adalah tempat dimana dihuni oleh sekelompok warga desa yang tingal di tempat tersebut yang mengatakan sejarah tersebut adalah lia nain danau ira-lalaro Sr venancio Ferreira hateten katak lagoa ira-lalaro iha tempo uluk ne hanesan aldeia ida nebe’e ema hela ba mak hanesan uma lisan soloro, uma

lisan masipan, uma lisan home, uma lisan serlau no seluk tan. Sr venancio

Ferreira hak tuir tan katak iha momento ne mos iha samea ida (lorasa) nia

lor-loron mai tata fahi, bibi no ema entaun iha momentu ne m,os ema ne buka

tuir no hakarak hatene semak halo entaun ema ho naran kikipai ho makapai ne

mak ba hein iha fatuk kuak ne no samea ne’e sai tan husi fatuk kuak ne entaun

kikipai ho makapai ho tia samea ne’e entau iha ne kikipai ho makapai fila ba

uma maibe iha momentu ne mos seremonia ida iha aldeia ne no iha kalan ne

udan komesa tun maibe ema sira ne la sente tamba dansa no tebe dahur, iha

momentu ne’e kalan jam 12 manu aman ida kokorek no hateten koko… re…

ko…le lata tira lata tu titi chane, pokon ili ichulmolo ira tutu ufate10X iha

oras ne mos iha feto ida mak rona no dehan ba sira katak rona mai orsida be

okupante ona, iha momento ne mos be sae no ema barak mak mate no barak

mak halai sai husi fatin ne’e no iha akontesimento n’e iha uma lisan

tolu(3)mak konsegue moris mak hanesan uma lisan masipan, uma lisan soloro

no uma lisan lato loho, depois de halai sai maibe iha feto ida husi uma lisan

soloro mak se hela entaun mane husi uma lisan soloro ba ajuda nia maluk feto

ne’e no iha tempo ne’e mos feto ho mane ne’e lamoso nemak ema bolu dehan

lafaek ne lafaek ne’e mak ema ne’ebe uluk mout iha be laran ne no ira-lalar ne

(33)

4.1.3 Letak Geografis Suco Mehara

Secara administratif suco mehara termasuk sub-distritu tutuala distritu lautem yang memiliki tiga(3) aldeia yakni aldeia poros, aldeia porlamano dan aldeia loiquero.

Batasan batasan wilaya suco mehara antara lain :

1. Pada bagian timur berbatasan dengan posto administrative tutuala. 2. Pada bagian barat berbatasan dengan Suco aldeia somoco

3. Pada bagian selatan berbatasan dengan Suco muapitine 4. Pada bagian utara berbatasan dengan suco com.

Gambar 1 Peta umum posto administrative Tutuala

4.1.4 Penduduk

Jumlah total penduduk suco mehara berjiwa 3106, yang terdiri dari perempuan berjiwa 1’516 dan laki-laki berjiwa 1’590, dan masyarakat suco mehara digolongkan menjadi 3 aldeia yakni; poros, loiquero, dan porlamano yang terdapat pada suco mehara.

33

No Nama aldeia Jenis kelamin Total Persentase

% perempuan Laki-laki

1 Poros 430 431 861 27.73%

(34)

Table 2: jumlah penduduk suco mehara berdasarkan aldeia ;

Sumber data : statistik sensus penduduk suco mehara 2016

Berdasarkan pada tabel yang ada maka di suco mehara masyarakat yang berdominasi dari ketiga aldeia tersebut adalah Aldeia porlamano.

4.1.5 keadaan iklim

Iklim di wilayah Suco Mehara bersifat tropis dengan curah yang berbeda-beda yaitu musim hujan mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Julho dan musim hujan mulai dari bulan agustos sampai dengan bulan November.

4.1.6. Mata Pencaharian.

Masyarakat sub-Distrito tutuala Suco Mehara mata pencahariannya sebagian besar adalah Petani.

4.1.7 Kondisi Umum Kepariwisataan Suco Mehara

Suco mehara terletak di sub-distrik Tutuala distrik lautem merupakan salah satu suco yang memiliki potensi pariwisata yang menjadi daya tarik wisata serta menjadi target pengembangan oleh pemerintah Timor-Leste melalui kementrian kepariwisataan dan budaya. Diantaranya :

a. Obyek wisata danau Ira-lalaro

(35)

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Perencanaan Objek Wisata

Menurut (Paturusi,2001) mengatakan bahwa Proses perencanaan adalah menggambarkan lingkungan yang meliputi elemen-elemen : politik, fisik, sosial, budaya dan ekonomi, sebagai komponen atau elemen yang saling berhubungan dan saling tergantung, yang memerlukan berbagai pertimbangan

Perencanaan adalah sesuatu proses penyusunan tindakan-tindakan yang mana tindakan tersebut digambarkan dalam suatu tujuan (jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang) yang didasarkan kemampuan-kemampuan fisik, ekonomi, social budaya,dan tenaga yang terbatas.Perencanaan sebagai suatu alat atau cara harus memiliki 3 (tiga) kemampuan (the three brains) yaitu

1. Kemampuan melihat ke depan. 2. Kemampuan menganalisis.

3.Kemampuan melihat interaksi-interaksi, antara permasalahan.

Dengan demikian hakikat perencanaan (planning) adalah decision making. Pengertian perencanaan tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini ; Proses Perencanaan Tindakan/ Sasaran-sasaran PhisikKegiatan Sistem Input Kemampuan Ekonomi Sosial Budaya.

Tuir Sr Ze Meigo neto hateten katak wainhira iha plano atu halo

(36)

estabelese regulamentu hodi nune’e bele kuidadu animail fuik nebe’e

besik iha Lagoa refere tamba ne’e hanesan imagen ne’ebe bele atria

turista sira hodi mai vizita, tenke proteze lagoa ne’e no animal sira seluk,

tenke promove natureza no balada sira tamba ne’e riqueza sosio

economio prioridade governo nian. Sector turismo mos hanesan sector

ida ne’ebe longo prazo presija mos acomodasaun hodi nune bele

garantia ba plano no dezemvolvimento.

Proses pengembangan adalah suatu aktivitas yang berjalan melaluui suatu perencanaan dan penkoordinasi dalam mengembangkan apa yang suda ada sekarang untuk menjadi lebih baik agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses pengembangan dan koordinasi tersebut menyangkut masa depan dari suatu destinasi pariwisata ( Patusuri,20001).

Menurut Eugenio do C.Araujo mengatakan bahwa pengembangan danau ira-lalaro adalah hal yang luar biasa dan sebagai masyarakat local harus kreaktif membagi informasi agar dapat menarik minat wisatawan yang ingin berkunjung ke objek wisata danau ira-lalaro.

Perencanaan yang di lakukan olehpemerintah local dan masyarakat Mehara untuk menyediakan fasilitas perlengkanpan sarana dan prasarana di obyek wisata Danau Ira-lalaro untuk sebagai fasilitas pelengkap bagi para wisatawan yang melakukan perjalanan di obyek wisata tersebut.

(37)

kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Kedual hal tersebut hendaknya saling

terkait sehingga pengembangan tersebut menjadi realistis dan proporsional(Yoe ti,1985’p.164)

Hal ini di sampaikan oleh Bapak Ze meigo neto mengatakan bahwa dalam suatu perencanaan dan pengembangan suatu destinasi seperti danau ira-lalaro harus ada aturan agar dapat menjaga kelestarian, keindahan, perlu adanya akomodasi yamg memadai agar dapat terjamin. Ze Meigo neto mengatakan Pemerintah harus mengutamakan pariwisara, karena pariwisata sebagai asset pemerintahan untuk masa yang akan dating dan masa kini. kurangnya pengetahuan masyarakat dalam bidang pariwisata berpengaruh juga terhadap proses pengembangan yang akan di lakukan. Sehingga saat ini masyarakat Mehara mendapatkan pelatihan mengenai hospitality, dan usaha-usaha kecil lainnya untuk masyarakat yang di fasilitaskan dari pihak NGO haburas untuk menambah pengetahuan masyrakat dalam bidang kepariwisataan.

Inisiatif dari pemerintah local dalam melekukan perencanaan untuk mengembangkan obyek wisata Danau Ira-lalaro menjadi suatu daerah tujuan wisata merupakan suatu wewenang dari pemerintah local untuk mengembangkan potensi pariwisata yang ada di wilayah kekuasaannya dengan kepedulian terhadap obyek wisata ini dapat memberikan manfaat bagi masyrakat dan perencanaan tersebut mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat.

(38)

wisatawan untuk berkunjung. Gamal Suwantoro ( 1997:57 ) menulis mengenai pola kebijakan pengembangan obyek wisata yang meliputi :

1. Prioritas pengembangan obyek

2. Pengembangan pusat-pusat penyebaran kegiatan wisatawan 3. Memungkinkan kegiatan penunjang pengembangan obyek wisata.

Hal ini di sampaikan oleh kepala kampung Mateus pedro mengatakan bahwa untuk mengembankan danau ira-lalaro pentingnya aturan agar menjaga kelestarian, sebagai kepala kampung butuh aturaan atau undang-undang mengenai kepariwisataan agar melangar orang yang datang tampa senpengetahuan dari kepala desa. Masyarak local juga ada inisiatif dan berkontribusi agar objek wisata Danau Ira-lalaro dikembangkan sebagai tempat tujuan wisata yang bisa memberi pendapatan bagi masyarakat.

Menurt yoeti dalam bukunnya pengantar ilmu pariwisata ( 1985, p.181 ), mengatakan : “prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang

memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam’’.

Hal ini menurut Arlinda da Costa bahwa pemerintah local dan masyarakat merencanakan akan meyediakan sarana seperti akomodasi, trasportasi atau tempat penjual cinderamata khas atau produk local dari wilayah suco Mehara sendiri sebagai sarana pendukung di obyek wisata Danau Ira-lalaro. Karena saat ini belum ada restoran, dan tempat penginapan yang tersedia di wilayah tersebut untuk wisatawan yang mengunjungi obyek wisata Danau Ira-lalaro.

(39)

pengembangan pariwisata sumber daya manusia juga merupakan suatu tahap yang menentukan suksesnya suatu pengembangan, jika tidak ada sumber daya manusia yang cukup akan mempengaruh juga terhadap proses pengembangan yang akan di lakukan.

Bentuk masyarakat yang berinisiatif untuk melakukan perencanaan pengembangan obyek wisata Danau Ira-lalaro adalah

1. Masyarakat yang berinisiatif untuk melakukan perencanaan penge mbangan.

2. Bagi masyrakat ynag memiliki modal dapat meninvestasikan untuk membukan usaha-usaha baik secara individual maupun kelompok seperti membuka kios, menyiapkan tempat penjualan souvenir dari produk local untuk wisatawan,membuka tempat penginapan dan kebutuhan lainnya yang di butuhkan wisatawan.

1. Aspek social budaya

Sesuai dengan hasil kajian yang telah di lakukan konsep mengenai aspek-aspek social budaya meskipun batas-batasnya tidak tegas benar dapat dibedakan kedalam aspek-aspek social dan aspek-aspek budaya. Maka aspek social budaya yang yang terdapat di suco Mehara adalah

(40)

b. Sistem religi yang dianut masyarakat yaitu Agama yang dianut oleh masyarakat di suco Mehara adalah 95% agama Kristen katholik dan 5% yang menganut agama lain.

c. Mata pencaharian penduduk

Mata pencaharian masyarakat lokal suco Mehara mayoritas

hidup sebagai pertanian dengan menggunakan hasil-hasil bumi atau

memanfaatkan untuk melakukan kegiatan perdagangan atau usaha yang dapat meningkatkan ekonomi. Masyarakat lokal suco mehara diantaranya sebagai berikut :

1. Komoditi perkebunan seperti kelapa, kemiri, sayur-sayuran, jagung, ubi jalar, tembakau, ubi kayu, talas air, tanaman ortikopla seperti mostarda, alfase, bayam, bawang putih, bawang merah juga buah-buahan lainya. 2. Hasil pertanian seperti : padi, jagung kacang-kacangan

3. Peternakan masyarakat memelihara kambing, kerbau, ayam, babi dan binatang-binatang peliharaan lainya.

d. Bahasa

Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan oleh orang untuk melakukan interaksi antara satu individu dengan individu yang lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa bahasa yang digunakan oleh masyarakat di suco Mehara adalah bahasa fataluku sebagai bahasa daerah dan bahasa Tetum sebagai bahasa Nasional.

(41)

Aspek lingkungan pariwisata yang indah dan sangat estrategis untuk membangun atau membangun dan sebagai asset industry bagi pariwisata sehingga dapat bermanfaat di suco Mehara dalam pengembangan obyek wisata Danau Ira-lalaro harus ada pengaruh dari aspek lingkungan yang mendukung proses pengembangan yang akan berjalan dengan baik. f. Aspek ekonomi

Aspek ekonomia pariwisata adalah manfaat atau kontribusi kegiatan pariwisata terhadap kegiatan ekonomi masyarakat saat ini masih minim sehingga di sucu Mehara dapat mengembangkan sumber daya yang ada dalam meningkatkan pendapatan asli dari suco Mehara. Secara garis besar kegiatan perekonomian penduduk suco Mehara masih bersifat temporal, yakni setiap penduduk secara perorangan membawah hasil panennya sesuai dengan musim ke pasar tradisional.

BAB V

PENUTUP

5.1 kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang di sajikan oleh bab IV maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut;

(42)

karena itu masyarakat dan pemerintah ingin mengembangkan obyek wisata ini lebih baik. Karena dilihat dari keadaan yang kurang strategi sehingga masyarakat dan pemerintah pelakukan perencanaan pengembangan terhadap obyek wisata tersebut. Perencanan yang di lakukan adalah jalan raya dan tenaga listrik.Disamping itu masyrakat juga akan menyediakan penginapan, restoran, souvenir produk local serta kios.

5.2 saran

Gambar

Gambar : teknik analisis data (Mile dan Huberman 1984)
Gambar 1 Peta umum posto administrative Tutuala

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan aspek potensi pariwisata yang dimiliki, masyarakat Kandri memiliki peluang untuk berpenghasilan tambahan seperti ikut dalam mendukung kegiatan pariwisata ini

Sejarah Negara Republik Indonesia, Sejarah Negara Republik Demokratik Timor Leste, Konflik yang terjadi di Timor Timur dan akibatnya, status warga masyarakat yang

Kedua, ada lima masalah hukum yang bersifat khusus terutama untuk kepentingan Timor-Leste, yaitu: (1) suksesi negara yang memperhadapkan kepentingan hukum Timor-Leste dengan

1). Kebijakan pemerintah Timor-Leste terhadap hak kepemilikan atas tanah sudah dapat mewujudkan perlindungan hukum kepada warga negara Timor-Leste dengan melihat pada peraturan

Tercatat 2 lembaga yang pernah mengeluarkan aturan perpajakan di Timor Leste yaitu UNTAET (badan PBB yang mengasuh negara baru Timor Leste) yang mengeluarkan sebuah

Jika Direktur/Wakil adalah individu yang residen (warga Negara) Timor-Leste  Lengkapi Formulir Paket C Jika Direktur atau Wakil adalah individu yang tinggal di

Kawasan NTT yang secara geografis berdekatan dengan beberapa negara tetangga seperti Republik Demokratik Timor Leste dan Australia sangat memungkinkan untuk dapat

Bentuk Pengembangan Objek Wisata Kawung Tilu Pengembangan di bidang pariwisata merupakan suatu bentuk cara yang dilakukan dalam upaya memelihara sumber potensi wisata yang dimiliki,