2.4 PERENCANAAN PELABUHANPERENCANAAN PELABUHAN 2.4.1
2.4.1 Perencanaan Alur PelayaranPerencanaan Alur Pelayaran
Alur pelayaran adalah bagian perairan pelabuhan yang berfungsi sebagai Alur pelayaran adalah bagian perairan pelabuhan yang berfungsi sebagai jalan
jalan keluar keluar masuk masuk kapal-kapal kapal-kapal yang yang berlabuh berlabuh di di pelabuhan. pelabuhan. Perencanaan Perencanaan alur alur pelayaran
pelayaran terdiri terdiri dari dari kedalaman kedalaman alur alur dan dan lebar lebar alur. alur. Alur Alur pelayaran pelayaran dan dan kolamkolam pelabuhan
pelabuhan harus harus cukup cukup tenang tenang terhadap terhadap pengaruh pengaruh gelombang gelombang dan dan arus.arus. Perencanaan alur pelayaran dan kolam pelabuhan ditentukan oleh kapal terbesar Perencanaan alur pelayaran dan kolam pelabuhan ditentukan oleh kapal terbesar yang akan masuk ke pelabuhan dan kondisi meteorologi dan oceanografi. Adapun yang akan masuk ke pelabuhan dan kondisi meteorologi dan oceanografi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karakteristik alur masuk ke faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karakteristik alur masuk ke pelabuhan adalah sebagai ber
pelabuhan adalah sebagai berikut :ikut : a.
a. Keadaan trafik kapalKeadaan trafik kapal b.
b. Keadaan geografi dan meteorologi di daerah alur (bathimetri laut)Keadaan geografi dan meteorologi di daerah alur (bathimetri laut) c.
c. Kondisi pasang surut, arus dan gelombangKondisi pasang surut, arus dan gelombang d.
d. Karakteristik maksimum kapal-kapal yang Karakteristik maksimum kapal-kapal yang menggunakan pelabuhanmenggunakan pelabuhan
2.4.1.1
2.4.1.1 Kedalaman AlurKedalaman Alur
Untuk mendapatkan kondisi kedalaman alur pelayaran dan kedalaman Untuk mendapatkan kondisi kedalaman alur pelayaran dan kedalaman kolam pelabuhan yang ideal, digunakan dasar perhitungan dengan formula (dalam kolam pelabuhan yang ideal, digunakan dasar perhitungan dengan formula (dalam Triatmodjo, 1996 ) : Triatmodjo, 1996 ) : H = d + G + R + P + S + K H = d + G + R + P + S + K (2.29)(2.29) di mana : di mana :
H = Kedalaman alur pelayaran (meter) H = Kedalaman alur pelayaran (meter) d =
d = Draft Draft kapal (meter)kapal (meter) G = Gerak vertikal kapal
G = Gerak vertikal kapal karena gelombangkarena gelombang R = Ruang kebebasan bersih
R = Ruang kebebasan bersih
G + R = ruang kebebasan bruto = 20% x B G + R = ruang kebebasan bruto = 20% x B P = Ketelitian pengukuran = 0,25 m
S = Pengendapan sedimen antara dua
S = Pengendapan sedimen antara dua pengerukan = 0,25 mpengerukan = 0,25 m K= Toleransi pengerukan = 0,25 m
K= Toleransi pengerukan = 0,25 m
Gambar 2.38 Kedalaman Alur Pelayaran Gambar 2.38 Kedalaman Alur Pelayaran
2.4.1.2
2.4.1.2 Lebar Alur PelayaranLebar Alur Pelayaran
Lebar alur biasanya diukur pada kaki sisi-sisi miring saluran ataupada Lebar alur biasanya diukur pada kaki sisi-sisi miring saluran ataupada kedalamam yang
kedalamam yang direncanakan. Lebar direncanakan. Lebar alur pelayaran alur pelayaran tergantung pada tergantung pada beberapabeberapa faktor, yaitu :
faktor, yaitu : 1.
1. Lebar, kecepatan dan gerakan kapalLebar, kecepatan dan gerakan kapal 2.
2. Trafik kapal, apakah alur direncanakan untuk satu atau dua Trafik kapal, apakah alur direncanakan untuk satu atau dua jalur jalur 3.
3. Kedalaman alur Kedalaman alur 4.
4. Apakah alur sempit atau lebar Apakah alur sempit atau lebar 5.
5. Stabilitas tebing alur Stabilitas tebing alur 6.
6. Angin, gelombang, arus dan arus melintang dalam alur Angin, gelombang, arus dan arus melintang dalam alur
Tidak ada rumus yang memuat faktor-faktor tersebut secara explisit, tetapi Tidak ada rumus yang memuat faktor-faktor tersebut secara explisit, tetapi beberapa kriteria
beberapa kriteria telah telah ditetapkan berdasarkan ditetapkan berdasarkan pada pada lebar lebar kapal dan kapal dan faktor-faktor faktor-faktor tersebut secara implisit. Pada alur untuk satu jalur (tidak ada persimpangan), lebar tersebut secara implisit. Pada alur untuk satu jalur (tidak ada persimpangan), lebar alur adalah tiga sampai empat kali lebar kapal. Jika kapal boleh bersimpang, lebar alur adalah tiga sampai empat kali lebar kapal. Jika kapal boleh bersimpang, lebar alur adalah enam sampai tujuh kali lebar kapal. Gambar 2.39 menunjukan cara alur adalah enam sampai tujuh kali lebar kapal. Gambar 2.39 menunjukan cara menentukan lebar alur untuk satu jalur.
menentukan lebar alur untuk satu jalur.
d d G G R R H H KAPAL KAPAL Elevasi
Elevasi pengerukanpengerukan aluralur LLWL LLWL P P K K S S Elevasi
Gambar 2.39 Lebar Alur Satu Jalur Gambar 2.39 Lebar Alur Satu Jalur
2.4.2
2.4.2 Coal Unloading SystemCoal Unloading System
PLTU Rembang berlokasi di pinggir pantai dan dilengkapi dengan PLTU Rembang berlokasi di pinggir pantai dan dilengkapi dengan pelabuhan
pelabuhan batubara batubara (( jetty jetty). Kapal pengangkut ini bisa membawa 24.5000 ton). Kapal pengangkut ini bisa membawa 24.5000 ton batubara
batubara dan dan membutuhkan membutuhkan waktu waktu 13 13 sampai sampai 15 15 jam jam untuk untuk membongkar membongkar muatannya. PLTU dilengkapi dengan fasilitas bongkar (
muatannya. PLTU dilengkapi dengan fasilitas bongkar ( ship ship unloader unloader ) dan) dan conveyor belt
conveyor belt untuk membawa batubara ke lokasi penyimpanan (untuk membawa batubara ke lokasi penyimpanan ( coal yard coal yard ).).
2.4.2.1
2.4.2.1 Coal UnloadingCoal Unloading
Batubara dengan jenis batubara
Batubara dengan jenis batubara low rank low rank (batubara berkalori rendah)(batubara berkalori rendah) dikirim ke PLTU Rembang dengan kapal berkapasitas 12.000 DWT sebagai dikirim ke PLTU Rembang dengan kapal berkapasitas 12.000 DWT sebagai bahan
bahan bakar bakar pada pada PLTU PLTU tersebut. tersebut. Batubara Batubara ini ini berukuran berukuran 0 0 – – 300 300 mm mm dengandengan kepadatan 0,8 – 0,95 t/m³. Adapun spesifikasi dari kapal angkut batubara ini kepadatan 0,8 – 0,95 t/m³. Adapun spesifikasi dari kapal angkut batubara ini adalah:
adalah: a.
a. DWT DWT : : 1200012000 b.
b. Length Length (panjang) (panjang) : : 120,03 120,03 mm c.
c. Breadth Breadth (luas) (luas) : : 27,42 27,42 mm d.
d. Depth Depth (kedalaman) (kedalaman) : : 6,10 6,10 mm e.
e. Draught Draught (full) (full) : : 5,25 5,25 mm f.
f. Draught Draught (empty) (empty) : : 0,70 0,70 mm
Batubara dibongkar dari kapal menggunakan
(gambar 2.40) yang bergerak di atas rel sepanjang dermaga pelabuhan. Batubara (gambar 2.40) yang bergerak di atas rel sepanjang dermaga pelabuhan. Batubara dari kapal diambil menggunakan
dari kapal diambil menggunakan grab grab bucket bucket (gambar 2.41) tipe(gambar 2.41) tipe unloadersunloaders berkapasitas
berkapasitas 25 25 ton ton tiap tiap genggamannya.genggamannya. Ship unloader Ship unloader ini mempunyaiini mempunyai produktifitas rata-rata 1750 ton/jam dengan bera
produktifitas rata-rata 1750 ton/jam dengan berat total 1000 ton. Part total 1000 ton. Par ametameter ter t ekniekniss utama dari
utama dari crane ship unloader crane ship unloader ini adalah:ini adalah: a.
a. Produktifitas Produktifitas rata-rata rata-rata pembongkarpembongkaran an kapal: kapal: 1750 1750 t/ht/h b.
b. Jarak Jarak track track : : 20 20 mm c.
c. KapasitasKapasitas gra grab bucb bucket ket per per genggaman genggaman : : 25 25 tt d.
d. Cakupan gerak Cakupan gerak ship ship unlounloader ader : : 132 132 mm e.
e. Kecepatan gerak Kecepatan gerak ship ship unloaunloader der : : 180 180 m/menitm/menit f.
f. Berat totalBerat total ship ship unlounloader ader : : 1000 1000 tt
Pembongkaran batubara dilakukan dengan sistem curahan ke
Pembongkaran batubara dilakukan dengan sistem curahan ke belt belt conveyor
conveyor yang dilengkapi denganyang dilengkapi dengan dust suppression systemdust suppression system yaitu suatu sistemyaitu suatu sistem penyemprotan
penyemprotan air air pada pada butiran butiran batubara batubara agar agar debu debu tidak tidak beterbangan beterbangan dandan mencegah terjadinya kebakaran karena gesekan antar butiran batubara. Sebelum mencegah terjadinya kebakaran karena gesekan antar butiran batubara. Sebelum batubara
batubara daridari grab grab bucket bucket dicurahkan kedicurahkan ke belt conveyor belt conveyor , batubara dimasukan ke, batubara dimasukan ke corong tuang batubara (
corong tuang batubara (hopper hopper ) yang berada pada) yang berada pada ship ship unloader unloader (gambar 2.42).(gambar 2.42). Di dalam
Di dalam hopper hopper inilah dilakukaninilah dilakukan dust suppression systemdust suppression system. Selain di dalam. Selain di dalam hopper
hopper ,, dust suppression systemdust suppression system juga dilakukan pada saat batubara disimpan dijuga dilakukan pada saat batubara disimpan di lapangan penimbunan (
lapangan penimbunan (coal yard)coal yard) (gambar 2.43). Dari(gambar 2.43). Dari hopper ship unloader hopper ship unloader ,, batubara
batubara dicurahkan dicurahkan keke belt conveyor belt conveyor yang berada di bawahnya. Dariyang berada di bawahnya. Dari belt belt conveyor
Gambar 2.40
Gambar 2.40 Ship Unloader Ship Unloader Gambar 2.41Gambar 2.41 Grab Bucket Grab Bucket
2.4.2.2
2.4.2.2 Coal HandlingCoal Handling
Salah satu peralatan yang penting guna menunjang kelancaran operasi Salah satu peralatan yang penting guna menunjang kelancaran operasi pada
pada unit unit PLTU PLTU adalahadalah belt conveyor belt conveyor (gambar 2.44 dan 2.45). Proses untuk (gambar 2.44 dan 2.45). Proses untuk pemindahan
pemindahan material material dari dari satu satu tempat tempat ke ke tempat tempat lain lain maka maka di di perlukan perlukan alatalat pemindah material secara
pemindah material secara terus menerus tanpa terus menerus tanpa ada pemindahan peralatan. Alat ada pemindahan peralatan. Alat iniini disebut
disebut belt conveyor belt conveyor , yaitu alat angkut berupa sabuk yang bisa berjalan untuk , yaitu alat angkut berupa sabuk yang bisa berjalan untuk memindahkan material dengan muatan tertentu sekaligus dalam suatu unit yang memindahkan material dengan muatan tertentu sekaligus dalam suatu unit yang berlangsung
berlangsung secara secara terus terus menerus. menerus. Alat Alat ini ini memiliki memiliki berat berat ±500 ±500 kg/m. kg/m. DalamDalam pencurahan batubara dari
pencurahan batubara dari ship unloader ship unloader , laju, laju belt conveyor belt conveyor diatur sedemikian rupadiatur sedemikian rupa sehingga mampu menampung curahan batubara dengan kapasitas rata-rata
sehingga mampu menampung curahan batubara dengan kapasitas rata-rata sebesar sebesar 1250 ton/jam. Setelah batubara dicurahkan dari
1250 ton/jam. Setelah batubara dicurahkan dari ship unloader ship unloader ,, belt convbelt conveyor akaneyor akan
Belt conve Belt conve or or Crane
Crane
Gambar 2.42
Gambar 2.42 Dust Suppression System Dust Suppression System Pada
Pada Ship Unloader Ship Unloader
Gambar 2.43
Gambar 2.43 Dust Suppression System Dust Suppression System Pada
berjalan
berjalan menujumenuju junction junction tower tower (gambar 2.46) untuk memindahkan batubara ke(gambar 2.46) untuk memindahkan batubara ke belt conveyor
belt conveyor lainnya. Hal ini dilakukan karenalainnya. Hal ini dilakukan karena belt conveyor belt conveyor tidak bisa berbelok tidak bisa berbelok sehingga harus dipindahkan ke
sehingga harus dipindahkan ke belt conveyor belt conveyor lain untuk dibawa ke lokasi yanglain untuk dibawa ke lokasi yang akan dituju. Sehingga
akan dituju. Sehingga junction junction tower tower ini berfungsi sebagai persimpanganini berfungsi sebagai persimpangan transportasi batubara.
transportasi batubara.
Gambar 2.44
Gambar 2.44 Belt Conveyor Belt Conveyor (tampak luar)
(tampak luar)
Gambar 2.45
Gambar 2.45 Belt Conveyor Belt Conveyor (tampak dalam)
(tampak dalam)
Gambar 2.46
Gambar 2.46 Junction Tower Junction Tower
Selanjutnya dari
Selanjutnya dari belt conveyor belt conveyor ini batubara dibawa ke lokasi penyimpananini batubara dibawa ke lokasi penyimpanan ((coal yard)coal yard) (gambar 2.47) yang berada di luar (gambar 2.47) yang berada di luar pelabuhan maupun langsung masuk pelabuhan maupun langsung masuk
Junction tower Junction tower
langsung, penghamparan batubara ke
langsung, penghamparan batubara ke coal yard coal yard juga dilakukan olehjuga dilakukan oleh stack stack reclaimer
reclaimer (gambar 2.48) yang berada di tengah(gambar 2.48) yang berada di tengah coal yard coal yard .. Stack reclaimer Stack reclaimer iniini bergerak di
bergerak di atas atas rel rel sepanjangsepanjang coal coal yard yard dan dapat berputar ke kiri dan ke kanandan dapat berputar ke kiri dan ke kanan untuk menghampar maupun mengeruk kembali batubara. Selain itu
untuk menghampar maupun mengeruk kembali batubara. Selain itu stack stack reclaimer
reclaimer juga berfungsi sebagai pengambilan batubara darijuga berfungsi sebagai pengambilan batubara dari coal yard coal yard ke PLTU.ke PLTU. Dalam prosess pengambilan batubara ini,
Dalam prosess pengambilan batubara ini, stack reclaimer stack reclaimer akan mengeruk batubaraakan mengeruk batubara kemudian akan dibawa
kemudian akan dibawa belt belt conveyor conveyor ke proses pembakaran di PLTU. Sepertike proses pembakaran di PLTU. Seperti proses
proses transportasi transportasi batubara batubara sebelumnya,sebelumnya, belt conveyor belt conveyor ini juga melaluiini juga melalui junction junction tower
tower untuk duntuk dapat sampai apat sampai ke ke lokasi.lokasi.
Gambar 2.47
Gambar 2.47 Coal Yard Coal Yard Gambar 2.48Gambar 2.48 Stack Reclaimer Stack Reclaimer
2.4.3
2.4.3 Perencanaan DermagaPerencanaan Dermaga
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat turunkan. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut. Dalam mempertimbangkan ukuran dan bertambat pada dermaga tersebut. Dalam mempertimbangkan ukuran dermaga harus didasarkan pada ukuran-ukuran minimal sehingga kapal dapat dermaga harus didasarkan pada ukuran-ukuran minimal sehingga kapal dapat bertambat
bertambat atau atau meninggalkan meninggalkan dermga dermga maupun maupun melakukan melakukan bongkar bongkar muat muat barangbarang dengan aman, cepat dan lancar. Perencanaan dermaga meliputi elevasi dermaga, dengan aman, cepat dan lancar. Perencanaan dermaga meliputi elevasi dermaga, dimensi, pembebanan, jenis konstruksi, dan turap.
dimensi, pembebanan, jenis konstruksi, dan turap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan tipe dermaga adalah Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan tipe dermaga adalah sebagai berikut :
sebagai berikut : 1.
2.
2. Jenis kapal yang dilayaniJenis kapal yang dilayani 3.
3. Daya dukung tanahDaya dukung tanah
Dermaga direncanakan menggunakan tipe
Dermaga direncanakan menggunakan tipe Pier Pier atauatau Jetty Jetty.. Pier Pier atauatau jetty jetty adalah dermaga yang dibangun dengan membentuk sudut terhadap terhadap garis adalah dermaga yang dibangun dengan membentuk sudut terhadap terhadap garis pantai.
pantai. Pier Pier dapat digunakan untuk merapat kapal pada satu sisi atau keduadapat digunakan untuk merapat kapal pada satu sisi atau kedua sisinya.
sisinya. Pier Pier berbentuk jari lebih efisien karena dapat digunakan untuk merapatberbentuk jari lebih efisien karena dapat digunakan untuk merapat kapal pada kedua sisinya untuk panjang
kapal pada kedua sisinya untuk panjang dermaga yang sama.dermaga yang sama.
Pada perencanaan Pelabuhan Batubara PLTU Rembang ini digunakan tipe Pada perencanaan Pelabuhan Batubara PLTU Rembang ini digunakan tipe dermaga berbentuk
dermaga berbentuk jetty jetty dengan pondasi tiang pancang, dikarenakan :dengan pondasi tiang pancang, dikarenakan : a.
a. Pelabuhan berada Pelabuhan berada di di perairan yang danperairan yang dangkal sedangkan kedalaman gkal sedangkan kedalaman yang cukupyang cukup berada jauh dari darat.
berada jauh dari darat. b.
b. Kemiringan dasar yang curam baru terjadi pada jarak ±400 meter dariKemiringan dasar yang curam baru terjadi pada jarak ±400 meter dari pelabuhan.
pelabuhan. c.
c. Dermaga melayani kapal barang curah yang mempunyai konstruksi ringanDermaga melayani kapal barang curah yang mempunyai konstruksi ringan dibandingkan dibanding dengan dermaga
dibandingkan dibanding dengan dermaga general general cargocargo, karena dermaga, karena dermaga tersebut tidak memerlukan peralatan bongkar barang yang besar (kran), jalan tersebut tidak memerlukan peralatan bongkar barang yang besar (kran), jalan kereta api, gudang-gudang, dan sebagainya.
kereta api, gudang-gudang, dan sebagainya.
2.4.3.1
2.4.3.1 Dimensi DermagaDimensi Dermaga
Dimensi dermaga yang akan direncanakan adalah panjang dan lebar Dimensi dermaga yang akan direncanakan adalah panjang dan lebar dermaga.
dermaga. a.
a. Panjang DermagaPanjang Dermaga
Perencanaan panjang dermaga disesuaikan dengan jumlah kapal yang Perencanaan panjang dermaga disesuaikan dengan jumlah kapal yang mendarat dalam waktu yang bersamaan.
mendarat dalam waktu yang bersamaan.
••
Panjang kapal.Panjang kapal.••
Perhitungan jumlah kapal yang menambat dalam waktu yang bersamaanPerhitungan jumlah kapal yang menambat dalam waktu yang bersamaan••
Ruang gerak bebas sampingRuang gerak bebas samping••
Perhitungan Panjang DermagaPerhitungan Panjang DermagaAdapun rumus panjang dermaga tersebut adalah: Adapun rumus panjang dermaga tersebut adalah:
Lp
Lp = = n.Loa n.Loa + + (n+1).Rb (n+1).Rb (2.30)(2.30) di mana:
n
n = = jumlah jumlah kapal kapal yang yang menambat menambat dalam dalam waktu waktu yang yang bersamaanbersamaan Loa
Loa = = panjang panjang kapal kapal saat menasaat menambatmbat Rb
Rb = = ruang ruang gerak gerak bebas bebas kapalkapal
Gambar 2.49 Panjang Dermaga Gambar 2.49 Panjang Dermaga
b.
b. Lebar DermagaLebar Dermaga
Lebar dermaga disesuaikan dengan aktifitas yang terjadi di dermaga yang Lebar dermaga disesuaikan dengan aktifitas yang terjadi di dermaga yang dibutuhkan 1 kapal untuk melakukan bongkar muat. Adapun aktifitas yang terjadi dibutuhkan 1 kapal untuk melakukan bongkar muat. Adapun aktifitas yang terjadi di dermaga adalah pembongkaran batubara dari kapal ke
di dermaga adalah pembongkaran batubara dari kapal ke jetty jetty dengandengan menggunakan
menggunakan conveyor conveyor .. Perhitungan Lebar Dermaga: Perhitungan Lebar Dermaga:
L
Ldd= 2(R = 2(R b b) + L) + Lkr kr (2.31)(2.31) di mana :
di mana : L
Ldd = Lebar dermaga (meter)= Lebar dermaga (meter) R
R b b = Lebar jagaan= Lebar jagaan L
Gambar 2.50 Lebar Dermaga Gambar 2.50 Lebar Dermaga
2.4.3.2
2.4.3.2 Elevasi DermagaElevasi Dermaga Elv
Elvdermagadermaga= = MHWL MHWL + + H/2 H/2 + + w w (2.33)(2.33) di mana :
di mana :
MHWL
MHWL = = tinggi tinggi muka muka air air rata-ratarata-rata H
H = = tinggi tinggi gelombang gelombang di di dermagadermaga w
w = = tinggi tinggi jagaan jagaan = = 0,3 0,3 mm
2.4.3.3
2.4.3.3 Pembebanan DermagaPembebanan Dermaga
Pembebanan yang terjadi pada struktur dermaga dijelaskan sebagai Pembebanan yang terjadi pada struktur dermaga dijelaskan sebagai berikut:
berikut: 1.
1. Beban horisontal (Beban horisontal ( Lateral Loads Lateral Loads))
Beban horisontal yang bekerja pada dermaga terdiri dari gaya benturan kapal Beban horisontal yang bekerja pada dermaga terdiri dari gaya benturan kapal saat bersandar dan gaya tarik kapal saat melakukan penambatan di dermaga. saat bersandar dan gaya tarik kapal saat melakukan penambatan di dermaga. Untuk mencegah hancurnya dermaga karena pengaruh benturan kapal, maka Untuk mencegah hancurnya dermaga karena pengaruh benturan kapal, maka gaya benturan kapal diperhitungkan berdasarkan bobot kapal dengan muatan gaya benturan kapal diperhitungkan berdasarkan bobot kapal dengan muatan penuh dan dengan m
Gambar 2.51 Skema Pembebanan Horisontal Pada Dermaga Gambar 2.51 Skema Pembebanan Horisontal Pada Dermaga
2.
2. Beban vertikal (Beban vertikal (Vertical LoadsVertical Loads))
Beban vertikal terdiri dari total jumlah beban mati konstruksi dermaga yang Beban vertikal terdiri dari total jumlah beban mati konstruksi dermaga yang meliputi berat sendiri plat lantai,
meliputi berat sendiri plat lantai, belt conveyor belt conveyor , batubara dalam, batubara dalam belt conveyor belt conveyor dan
dan unloader coal unloader coal ; serta total berat hidup yang bekerja pada konstruksi; serta total berat hidup yang bekerja pada konstruksi dermaga tersebut yang berupa beban manusia.
dermaga tersebut yang berupa beban manusia.
Gambar 2.52 Skema Pembebanan Vertikal Pada Dermaga Gambar 2.52 Skema Pembebanan Vertikal Pada Dermaga
2.4.3.4
2.4.3.4 Pondasi DermagaPondasi Dermaga
Perhitungan tiang pancang akan menggunakan program SAP, di mana dari Perhitungan tiang pancang akan menggunakan program SAP, di mana dari hasil SAP tersebut berupa
hasil SAP tersebut berupa axial load axial load yang akan digunakan untuk menentukan tipeyang akan digunakan untuk menentukan tipe tiang pancang.
tiang pancang.
Pada umumnya tiang pancang dipancang tegak lurus ke dalam tanah, Pada umumnya tiang pancang dipancang tegak lurus ke dalam tanah, tetapi apabila diperlukan untuk dapat menahan gaya- gaya horisontal maka tiang tetapi apabila diperlukan untuk dapat menahan gaya- gaya horisontal maka tiang pancang
pancang akan akan dipancang dipancang miring. miring. Agar Agar dapat dapat merencanakan merencanakan pondasi pondasi tiangtiang pancang
pancang yang yang benar, benar, maka maka perlu perlu mengetahui mengetahui beban beban – – beban beban yang yang bekerja bekerja padapada konstruksi di atas bangunan tersebut.
konstruksi di atas bangunan tersebut.
Beban Mati dan Beban Hidup Beban Mati dan Beban Hidup
Beban horisontal Beban horisontal
a.
a. Perhitungan daya dukung tiang pancang.Perhitungan daya dukung tiang pancang. 1.
1. Berdasarkan Kekuatan BahanBerdasarkan Kekuatan Bahan
Dengan menggunakan rumus (dalam Sardjono
Dengan menggunakan rumus (dalam Sardjono , , 1991) :1991) : P
Ptiangtiang ==
σ σ
b bx Ax Atiangtiang = 0,33 f’c x A= 0,33 f’c x A tiangtiang (2.34)(2.34) di mana :
di mana : A
A tiangtiang = Luas penampang dasar tiang pancang= Luas penampang dasar tiang pancang P
Ptiangtiang = Kekuatan tiang yang diijinkan (kg)= Kekuatan tiang yang diijinkan (kg) b
b
σ
σ
= Tegangan tiang terhadap permukaan (N/mm= Tegangan tiang terhadap permukaan (N/mm22)) f’cf’c = Mutu = Mutu beton beton (N/mm(N/mm22))
2.
2. Berdasarkan PemancanganBerdasarkan Pemancangan
Dengan rumus pancang A. Hiley dengan tipe
Dengan rumus pancang A. Hiley dengan tipe single single acting dracting drop hammer.op hammer. (Bowles, 1993, dalam Sardjono, 1996) :
(Bowles, 1993, dalam Sardjono, 1996) :
( ( ))
WW WpWp x Wp x Wp ee W W x x C3 C3 C2 C2 C1 C1 2 2 1 1 H H x W x x W x Ef Ef Qu Qu 2 2++
++
++
++
++
==
δ δ (2.35) (2.35) di mana : di mana : EfEf = = Efisiensi Efisiensi alat alat pancang pancang (%)(%) Wp
Wp = Berat sendiri tian= Berat sendiri tiang pancang (ton)g pancang (ton) W
W = = BeratBerat hammer hammer (ton)(ton) e
e = = Koefisien Koefisien pengganti pengganti beton beton (%)(%) H
H = = Tinggi Tinggi jatuhjatuh hammer hammer (meter)(meter)
δ
δ = Penurunan tiang akibat pukulan terakhir (meter)= Penurunan tiang akibat pukulan terakhir (meter) C1
C1 = Konstanta = Konstanta tekanan izin tekanan izin sementara pada sementara pada kepala tiang dakepala tiang dan penutupn penutup C2
C2 = Konstanta = Konstanta simpangan tiang simpangan tiang akibat tekanan akibat tekanan izin sementaraizin sementara C3
C3 = = Konstanta Konstanta tekanan tekanan izin semizin sementaraentara Qu
Qu = = Batas mBatas maksimal aksimal beban beban (ton)(ton) Pa
Pa = Batas = Batas beban beban izin izin yang yang diterima diterima tiang tiang (ton)(ton) N
Kapasitas dukung ultimit tiang dengan metode dinamis ada beberapa cara :