BAB II
BAB II
STUDI PUSTAKA
STUDI PUSTAKA
2.1
2.1 TINJAUAN UMUMTINJAUAN UMUM
Pada bab ini dibahas mengenai landasan teori perencanaan dan Pada bab ini dibahas mengenai landasan teori perencanaan dan perhitungan
perhitungan yang yang akan akan dipakai dipakai pada pada perencanaan perencanaan Pelabuhan Pelabuhan Batubara Batubara PLTUPLTU Rembang. Studi pustaka merupakan suatu pembahasan materi berdasarkan Rembang. Studi pustaka merupakan suatu pembahasan materi berdasarkan sumber dari referensi-referensi yang dijadikan sebagai dasar acuan untuk sumber dari referensi-referensi yang dijadikan sebagai dasar acuan untuk perhitungan
perhitungan perencanaan perencanaan agar agar dapat dapat terwujud terwujud bangunan bangunan yang yang sesuai sesuai dengandengan ketentuan umum yang berlaku. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam ketentuan umum yang berlaku. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam pelaksanaan
pelaksanaan suatu suatu pekerjaan pekerjaan dituntut dituntut adanya adanya perencanaan perencanaan yang yang matang matang dengandengan dasar-dasar perencanaan yang baik.
dasar-dasar perencanaan yang baik.
2.2
2.2 PELABUHAN BATUBARAPELABUHAN BATUBARA
Pelabuhan batubara termasuk pelabuhan barang curah hasil tambang, di Pelabuhan batubara termasuk pelabuhan barang curah hasil tambang, di mana pelabuhan ini merupakan pelabuhan khusus yang hanya melayani kegiatan mana pelabuhan ini merupakan pelabuhan khusus yang hanya melayani kegiatan pemuatan
pemuatan atau atau pembongkaran batubara. pembongkaran batubara. Hal Hal ini ini sesuai sesuai dengan dengan UU UU No. No. 69 69 tahuntahun 2001 tentang Kepelabuhan, Bab I Pasal 1, ayat 5, yang menyebutkan bahwa 2001 tentang Kepelabuhan, Bab I Pasal 1, ayat 5, yang menyebutkan bahwa pelabuhan khusus adalah pelabuhan yang dikelola untuk kepentingan sendiri guna pelabuhan khusus adalah pelabuhan yang dikelola untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. Oleh karena itu, pelabuhan ini mempunyai fasilitas menunjang kegiatan tertentu. Oleh karena itu, pelabuhan ini mempunyai fasilitas khusus yang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fasilitas pelabuhan hanya khusus yang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fasilitas pelabuhan hanya untuk pemuatan dan fasilitas pelabuhan hanya untuk pembongkaran.
untuk pemuatan dan fasilitas pelabuhan hanya untuk pembongkaran.
Dalam melakukan kegiatan pembongkaran maupun pemuatan batubara Dalam melakukan kegiatan pembongkaran maupun pemuatan batubara dari dan atau ke kapal, dapat
dari dan atau ke kapal, dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu:dilakukan dengan dua macam cara, yaitu: 1.
1. Pembongkaran muatan sendiriPembongkaran muatan sendiri (self-unloading vessel),(self-unloading vessel), yaitu pembongkaranyaitu pembongkaran muatan batubara yang dilakukan sendiri oleh kapal pengangkut batubara muatan batubara yang dilakukan sendiri oleh kapal pengangkut batubara dengan menggunakan
dengan menggunakan belt conveyor belt conveyor pada kapal.pada kapal. Self-unloading vessel Self-unloading vessel ditunjukkan pada gambar 2.1 berikut ini.
ditunjukkan pada gambar 2.1 berikut ini. (Sumber:
2. 2. PemuataPemuata menjadi menjadi a. a. Fix-lo Fix-lo Fix-lo Fix-lo batub batub melak melak pemu pemu loade loade hilir S hilir S Gambar 2. Gambar 2. maupun maupun ua macam ua macam ader/unloa ader/unloa ader/unloa ader/unloa ra di mana ra di mana ukan kegia ukan kegia tan bersifa tan bersifa pada termi pada termi ungai Missi ungai Missi 2
2 Fixed Loa Fixed Loa
Gambar 2.1 Gambar 2.1 embongka embongka ara berdasa ara berdasa er er er
er adalahadalah diperlukan diperlukan tannya. D tannya. D tetap atau tetap atau al peminda al peminda ssippi. (Ga ssippi. (Ga er er dandan CoCo Belt conv Belt conv Self-unloa Self-unloa an oleh su an oleh su rkan sifat g rkan sifat g uatu cara uatu cara pergeraka pergeraka lam hal lam hal tidak bisa tidak bisa han pengan han pengan bar 2.2) bar 2.2) tinuous Bu tinuous Bu eyor eyor ing Vessel ing Vessel atu menara atu menara rakannya, rakannya, embongka embongka kapal sepa kapal sepa ni alat p ni alat p bergerak. bergerak. gkutan gkutan (tran(tran
ket Ladder ket Ladder yang bisa yang bisa aitu: aitu: an maupun an maupun njang der njang der mbongkara mbongkara ontohnya ontohnya sshipment) sshipment) Unloader Unloader didi dibedakan dibedakan pemuatan pemuatan aga dalam aga dalam maupun maupun adalah adalah fix-
fix-atubara di atubara di
Terminal Terminal
b.
b. Moving-loader/ unloader Moving-loader/ unloader Moving
Moving loader/ loader/ unloader unloader adalah salah satu cara pembongkaran maupunadalah salah satu cara pembongkaran maupun pemuatan
pemuatan muatan muatan di di mana mana alat alat pembongkaran pembongkaran maupun maupun pemuatan pemuatan akanakan bergerak
bergerak dari dari satu satu palka palka ((hold hold ) ke palka yang lainnya dengan kapal tetap) ke palka yang lainnya dengan kapal tetap tinggal pada suatu posisi yang
tinggal pada suatu posisi yang tetap. (Tsinker, 2004)tetap. (Tsinker, 2004)
2.2.1
2.2.1 Pelabuhan Pelabuhan Muat/ Muat/ Loading Loading
Pelabuhan muat biasanya dilengkapi dengan alat pemuat yang berada di Pelabuhan muat biasanya dilengkapi dengan alat pemuat yang berada di tepi pantai untuk menuangkan muatan yang dibawanya dengan
tepi pantai untuk menuangkan muatan yang dibawanya dengan belt conveyor belt conveyor keke badan
badan kapal. kapal. Untuk Untuk menjaga menjaga keseimbangan keseimbangan kapal kapal saat saat muat muat ataupun ataupun bongkar,bongkar, harus ditentukan palka mana yang dimuat atau dibongkar terlebih dahulu. Palka harus ditentukan palka mana yang dimuat atau dibongkar terlebih dahulu. Palka ((hold hold ) merupakan semacam lubang pada ruang kapal yang berfungsi menyimpan) merupakan semacam lubang pada ruang kapal yang berfungsi menyimpan barang-barang, termasuk batubara.
barang-barang, termasuk batubara. Misal pada Misal pada kapal tersebut kapal tersebut ada sembilan ada sembilan palka,palka, maka pemuatan atau pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga maka pemuatan atau pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga keseimbangan kapal tetap terjaga.
keseimbangan kapal tetap terjaga. Ada tiga metode
Ada tiga metode loading loading yang digunakan pada pemuatan batubara, yaitu:yang digunakan pada pemuatan batubara, yaitu: pemuatan
pemuatan homogen homogen ((homogeneous loading homogeneous loading ), pemuatan metode palka bergantian), pemuatan metode palka bergantian ((alternate hold loading alternate hold loading ), dan pemuatan blok (), dan pemuatan blok (block loading block loading ).).
(Sumber:
(Sumber: www.shipstructure.org www.shipstructure.org , 2008), 2008) a.
a. MetodeMetode homogeneous loading homogeneous loading ditunjukkan pada gambar 2.3 adalah salah satuditunjukkan pada gambar 2.3 adalah salah satu cara di mana jumlah yang sama dari muatan diisi seragam pada cara di mana jumlah yang sama dari muatan diisi seragam pada masing-masing
masing hold hold . Metode ini adalah yang paling sering digunakan pada pemuatan. Metode ini adalah yang paling sering digunakan pada pemuatan batubara. Hal
batubara. Hal yang perlu yang perlu diperhatikan adalah diperhatikan adalah pada perencanaan pada perencanaan muatan yangmuatan yang homogen untuk mengurangi resiko muatan bergeser.
homogen untuk mengurangi resiko muatan bergeser.
Gambar 2.3 Metode Pemuatan Homogen (
b.
b. MetodeMetode alternate hold loading alternate hold loading ditunjukkan pada gambar 2.4 digunakan ketikaditunjukkan pada gambar 2.4 digunakan ketika muatan dengan kepadatan tinggi diangkut untuk menaikkan titik pusat muatan dengan kepadatan tinggi diangkut untuk menaikkan titik pusat gravitasi. Yang perlu diperhatikan pada metode
gravitasi. Yang perlu diperhatikan pada metode alternate hold loading alternate hold loading adalahadalah pada
pada tahapan tahapan desain. desain. Struktur Struktur lokal, lokal, dinding dinding pemisah pemisah kapal kapal ((bulkheadsbulkheads),), puncak
puncak tangki tangki ((tanktoptanktop), dan corong tuang (), dan corong tuang (hopper hopper ) harus berukuran cukup) harus berukuran cukup untuk menerima penambahan berat. Supaya ketinggian dinding baja aman untuk menerima penambahan berat. Supaya ketinggian dinding baja aman dan tidak dibangun berlebihan pada semua
dan tidak dibangun berlebihan pada semua hold hold , hanya, hanya hold hold ini yang akanini yang akan diisi dan diperkuat. Sebagai tambahan pada struktur lokal, pemuatan ini bisa diisi dan diperkuat. Sebagai tambahan pada struktur lokal, pemuatan ini bisa mempengaruhi tinggi dan kekuatan pada dinding pemisah kapal (
mempengaruhi tinggi dan kekuatan pada dinding pemisah kapal ( bulkheadsbulkheads).).
Gambar 2.4 Metode Palka Bergantian (
Gambar 2.4 Metode Palka Bergantian ( alternate hold loading alternate hold loading )) c.
c. MetodeMetode block loading block loading ditunjukkan pada gambar 2.5 adalah serupa denganditunjukkan pada gambar 2.5 adalah serupa dengan metode
metode alternate hold loading alternate hold loading kecuali padakecuali pada hold hold yang bersebelahan bisa diisiyang bersebelahan bisa diisi pada blok rencana. Dengan kata lain,
pada blok rencana. Dengan kata lain, dua pasang daridua pasang dari hold hold yang bersebelahanyang bersebelahan akan diisi dengan satu
akan diisi dengan satu hold hold kosong di antara mereka. Skema pemuatan inikosong di antara mereka. Skema pemuatan ini digunakan ketika sebuah kapal terisi sebagian. Ketika merencanakan
digunakan ketika sebuah kapal terisi sebagian. Ketika merencanakan block block loading,
loading, hal ini sangat penting, mengingat akan berat dan distribusi dayahal ini sangat penting, mengingat akan berat dan distribusi daya apung pada blok kargo.
apung pada blok kargo.
Gambar 2.5 Metode Pemuatan Blok (
Gambar 2.5 Metode Pemuatan Blok (block loading block loading ))
Pada proses pemuatan batubara sendiri dapat dilakukan dengan dua cara, Pada proses pemuatan batubara sendiri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
yaitu: a.
a. fix-loader, fix-loader, yaituyaitu caracara pemuatan batubara pemuatan batubara di di mana diperlukan mana diperlukan pergerakan kapalpergerakan kapal sepanjang dermaga dalam melakukan kegiatannya. Dalam hal ini alat sepanjang dermaga dalam melakukan kegiatannya. Dalam hal ini alat
b.
b. moving-loader,moving-loader, yaitu cara pemuatan batubara di mana alat pemuatan akanyaitu cara pemuatan batubara di mana alat pemuatan akan bergerak
bergerak dari dari satu satu palka palka ((hold hold ) ke palka yang lainnya dengan kapal tetap) ke palka yang lainnya dengan kapal tetap tinggal pada suatu posisi yang tetap.
tinggal pada suatu posisi yang tetap. Pada cara
Pada cara moving-loader moving-loader ini dapat dikelompokan lagi menjadiini dapat dikelompokan lagi menjadi traveling loader traveling loader ,, radial loader
radial loader , dan, dan linier loader linier loader , dengan banyak variasi dari tiap-tiap jenisnya., dengan banyak variasi dari tiap-tiap jenisnya. (Tsinker, 2004)
(Tsinker, 2004) 1.
1. SebuahSebuah traveling loader traveling loader bergerak pada rel sepanjang dermaga yang paralelbergerak pada rel sepanjang dermaga yang paralel dengan posisi kapal, yang dipasang untuk memindahkan muatan dari
dengan posisi kapal, yang dipasang untuk memindahkan muatan dari mainmain conveyor
conveyor pada dermaga kepada dermaga ke conveyor conveyor pada lenganpada lengan traveling loader traveling loader .. SebuahSebuah traveling loader
traveling loader untuk pemuatan batubara ke dalam kapal yang berkapasitasuntuk pemuatan batubara ke dalam kapal yang berkapasitas 150.000 DWT ditunjukkankan pada gambar 2.6.
150.000 DWT ditunjukkankan pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 Traveling
Gambar 2.6 Traveling Ship Loader Ship Loader di Terminal Pemindahan Muatan Hilir di Terminal Pemindahan Muatan Hilir Sungai Mississippi (Tsinker, 2004)
Sungai Mississippi (Tsinker, 2004)
2.
2. SebuahSebuah radial loader radial loader berputar pada titik di manaberputar pada titik di mana main conveyor main conveyor memindahkanmemindahkan muatan ke lengan pemuat.
muatan ke lengan pemuat. Loader Loader bergerak pada suatu jalur yang melingkar,bergerak pada suatu jalur yang melingkar, dan lengan pemuat tetap keluar masuk untuk menjangkau kapal ketika
dan lengan pemuat tetap keluar masuk untuk menjangkau kapal ketika loader loader bergerak sepanjang
bergerak sepanjang jalur lingkar jalur lingkar itu.itu. Radial ship Radial ship loader loader berporos berporos pada pada bagianbagian pangkal dan memungkinkan
pangkal dan memungkinkan ship loader ship loader untuk mengakses keseluruhan panjanguntuk mengakses keseluruhan panjang kapal. Untuk melayani kapal yang sangat besar,
kapal. Untuk melayani kapal yang sangat besar, radial loader radial loader digunakandigunakan berpasangan.
berpasangan. Radial loader Radial loader ditunjukkan pada gambar 2.7 dan 2.8.ditunjukkan pada gambar 2.7 dan 2.8.
Lengan Lengan Travelling Loader Travelling Loader Belt Conveyor Belt Conveyor
Gambar xxx Loader kapal dual radial Gambar xxx Loader kapal dual radial
Gambar 2.7
Gambar 2.7 Dual Radial Ship Loader Dual Radial Ship Loader (Tsinker, 2004)(Tsinker, 2004)
Pemuatan tipe
Pemuatan tipe radial loader radial loader ini telah diterapkan pada Port Hedland.ini telah diterapkan pada Port Hedland.
Gambar 2.8
Gambar 2.8 Radial Ship Loader Radial Ship Loader pada Port Hedlandpada Port Hedland (Sumber:
(Sumber: www.austman.net.auwww.austman.net.au, 2009), 2009)
3.
3. SedangkanSedangkan linier loader linier loader juga bergerak darijuga bergerak dari main conveyor main conveyor pada satu titik,pada satu titik, tetapi
tetapi loader loader berjalan sepanjang jalur yang lurus pada geladak dermaga,berjalan sepanjang jalur yang lurus pada geladak dermaga, dengan sebuah pintalan
dengan sebuah pintalan conveyor conveyor yang terhubung denganyang terhubung dengan main conveyor main conveyor .. Prinsip kerja dari sebuah
Prinsip kerja dari sebuah linier loader linier loader ditunjukkan pada gambar 2.9.ditunjukkan pada gambar 2.9.
Gambar 2.9
Pemuatan tipe
Pemuatan tipe linear loader linear loader ini telah diterapkan pada pelabuhan di Teluk ini telah diterapkan pada pelabuhan di Teluk Sepetiba, Brazil yang ditunjukan pada gambar 2.10.
Sepetiba, Brazil yang ditunjukan pada gambar 2.10.
Gambar 2.10
Gambar 2.10 Shiploader Dual Linear Shiploader Dual Linear di Teluk Sepetiba, Brazildi Teluk Sepetiba, Brazil (Sumber:
(Sumber: www.elginindustries.comwww.elginindustries.com, 2009), 2009)
Berikut ini adalah contoh-contoh pelabuhan muat batubara di Indonesia : Berikut ini adalah contoh-contoh pelabuhan muat batubara di Indonesia : a.
a. Pelabuhan Khusus Batubara Sungai Putting Kabupaten Tapin KalimantanPelabuhan Khusus Batubara Sungai Putting Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan. Pelabuhan ini dilengkapi dengan 4 (empat) buah
Selatan. Pelabuhan ini dilengkapi dengan 4 (empat) buah conveyor conveyor sehinggasehingga memungkinkan 4 tongkang (dengan panjang ± 300 feet – 320 feet) bersandar memungkinkan 4 tongkang (dengan panjang ± 300 feet – 320 feet) bersandar di pelabuhan ini secara bersamaan dengan kecepatan angkut terpasang di pelabuhan ini secara bersamaan dengan kecepatan angkut terpasang rata-rata 300 MT / jam untuk masing-masing
rata 300 MT / jam untuk masing-masing conveyor conveyor . Pelabuhan khusus. Pelabuhan khusus batubara Sungai Putting Kalimantan Selatan d
Gambar 2.11 Pelabuhan Khusus Batubara Sungai Putting
Gambar 2.11 Pelabuhan Khusus Batubara Sungai Putting Kalimantan SelatanKalimantan Selatan (Sumber:
(Sumber: tambangkalimantan.blogspot.comtambangkalimantan.blogspot.com, 2008), 2008) b.
b. Pelabuhan Pelindo, Trisakti, Banjarmasin, Kalimantan Selatan denganPelabuhan Pelindo, Trisakti, Banjarmasin, Kalimantan Selatan dengan panjang
panjang ±300 ±300 feet feet dapat dapat dilihat dilihat pada pada gambar gambar 2.12. 2.12. Pelabuhan Pelabuhan ini ini dilengkapidilengkapi dengan 2 buah
dengan 2 buah conveyor conveyor dengan kecepatan angkut terpasang masing-masingdengan kecepatan angkut terpasang masing-masing 300 MT /jam.
300 MT /jam.
Gambar 2.12 Pelabuhan Muat Batubara Pelindo, Trisakti, Gambar 2.12 Pelabuhan Muat Batubara Pelindo, Trisakti,
Banjarmasin, Kalimantan Selatan Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Sumber:
(Sumber: www.banjarmasinpost.co.id www.banjarmasinpost.co.id , 2009), 2009) c.
c. Pelabuhan Mandiri, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, KalimantanPelabuhan Mandiri, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan dengan panjang ±300 feet. Pelabuhan ini dilengkapi dengan 2 buah Selatan dengan panjang ±300 feet. Pelabuhan ini dilengkapi dengan 2 buah conveyor
d.
d. Pelabuhan Pelabuhan Samudera di Samudera di Muara Sabak, Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Kabupaten Tanjung Jabung Timur,Jabung Timur, Jambi. Pelabuhan ini dapat dilihat pada
Jambi. Pelabuhan ini dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut ini.gambar 2.13 berikut ini.
Gambar 2.13
Gambar 2.13 Pelabuhan Pelabuhan Samudera di Samudera di Muara Sabak,Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi (Sumber:
(Sumber: rosenmanmanihuruk.blogspot.comrosenmanmanihuruk.blogspot.com, 2010), 2010)
2.2.2
2.2.2 Pelabuhan Pelabuhan Bongkar/ Bongkar/ UnloadingUnloading
Pelabuhan pembongkaran dilengkapi dengan kran yang dapat bergerak di Pelabuhan pembongkaran dilengkapi dengan kran yang dapat bergerak di sepanjang dermaga dengan menggunakan rel. Pada kran tersebut digantungkan sepanjang dermaga dengan menggunakan rel. Pada kran tersebut digantungkan ember (
ember (bucket bucket ) yang dapat diturunkan di kapal untuk mengeruk muatan.) yang dapat diturunkan di kapal untuk mengeruk muatan. Kemudian ember dan isinya bergerak untuk menuangkan isinya di lapangan Kemudian ember dan isinya bergerak untuk menuangkan isinya di lapangan penimbunan,
penimbunan, atau atau langsung langsung ke ke alat alat pengangkut pengangkut di di darat darat seperti seperti truk, truk, kereta kereta api,api, atau
atau belt conveyor belt conveyor . Meskipun muatan bisa langsung dipindah dari kapal ke alat. Meskipun muatan bisa langsung dipindah dari kapal ke alat pengangkut
pengangkut di di darat, darat, namun namun sebaiknya sebaiknya juga juga tetap tetap disediakan disediakan lapanganlapangan penimbunan sementara di belakang
penimbunan sementara di belakang dermaga supaya pembongkaran di kapal dermaga supaya pembongkaran di kapal tidak tidak terganggu apabila terjadi keterlambatan/ kerusakan alat.
terganggu apabila terjadi keterlambatan/ kerusakan alat.
Berikut ini adalah contoh aktivitas pembongkaran batubara pada Berikut ini adalah contoh aktivitas pembongkaran batubara pada Pelabuhan Batubara PLTU Tanjung Jati yang dapat dilihat
Gambar 2.14 Pembongkaran Batubara di Pelabuhan Batubara PLTU Tanjung Jati Gambar 2.14 Pembongkaran Batubara di Pelabuhan Batubara PLTU Tanjung Jati
(Sumber:
(Sumber: www.plntjb.co.id www.plntjb.co.id , 2007), 2007)
Beberapa cara pembongkaran batubara antara lain, (Tsinker, 2004): Beberapa cara pembongkaran batubara antara lain, (Tsinker, 2004): a.
a. Pembongkaran muatan sendiri (Pembongkaran muatan sendiri (Self-unloader)Self-unloader), yaitu kapal yang bisa, yaitu kapal yang bisa membongkar mautan sendiri untuk dikeluarkan ke pantai (Gambar 2.1). membongkar mautan sendiri untuk dikeluarkan ke pantai (Gambar 2.1). Self- Self-unloader ship
unloader ship dapat memindahdapat memindahkan batubakan batubara pada ra pada suatu dok suatu dok tanpa bantutanpa bantuanan peralatan
peralatan dari dari tepi tepi pantai. pantai. PanjangPanjang self-unloader self-unloader shipship berkisar dari 500 kakiberkisar dari 500 kaki sampai 1,000 kaki, dapat mengangkut ke manapun dari 5,700 sampai 70,000 sampai 1,000 kaki, dapat mengangkut ke manapun dari 5,700 sampai 70,000 ton tiap perjalanan, dan dapat
ton tiap perjalanan, dan dapat self-discharge self-discharge muatan rata-rata hingga 10,000muatan rata-rata hingga 10,000 ton per jam. Salah satu contoh dari
ton per jam. Salah satu contoh dari self-unloader self-unloader vessel vessel adalah kapal Energyadalah kapal Energy Enterprise yang spesifikasinya akan dijelaskan pada sub-bab kapal-kapal Enterprise yang spesifikasinya akan dijelaskan pada sub-bab kapal-kapal pengangkut batubara.
pengangkut batubara. b.
b. Clamshell unloader Clamshell unloader yang menjulang di atas kuda-kuda yang berjalan di atas relyang menjulang di atas kuda-kuda yang berjalan di atas rel paralel di muka dermaga (Gambar 2.15). Ini adalah
paralel di muka dermaga (Gambar 2.15). Ini adalah cara yang tradisional untuk cara yang tradisional untuk membongkar muatan suatu kapal. Metode ini bekerja dengan menggunakan membongkar muatan suatu kapal. Metode ini bekerja dengan menggunakan sebuah
sebuah bucket bucket dengan kapasitas yang sesuai di mana mesin ini bergerak dengan kapasitas yang sesuai di mana mesin ini bergerak sepanjang kapal sehingg
sepanjang kapal sehingga bucket a bucket ini bisa mengambil muatan pada tiap palkaini bisa mengambil muatan pada tiap palka untuk dibongkar. Pembongkaran kapal gaya ini tersedia pada kapasitas sampai untuk dibongkar. Pembongkaran kapal gaya ini tersedia pada kapasitas sampai 5.000 t/h dengan daya muat hingga sebesar 85
5.000 t/h dengan daya muat hingga sebesar 85 ton.ton. Salah satu contoh dari metode ini adalah
Salah satu contoh dari metode ini adalah KONE KONE Shipunloader Shipunloader dari Rodsondari Rodson Universal dengan kapasitas pembongkaran batubara 20 ton tiap genggaman Universal dengan kapasitas pembongkaran batubara 20 ton tiap genggaman bucket
Tahun
Tahun pembuatan pembuatan : : 19781978 Berat
Berat total total : : 1000 1000 tt Kapasitas
Kapasitas bongkar bongkar : : 20 20 t t tiaptiap bucket bucket Kecepatan
Kecepatan bongkar bongkar : : 120 120 m/minm/min Kecepatan gerak
Kecepatan gerak cranecrane : 30 m/min: 30 m/min Ketinggian
Ketinggian bongkar bongkar : : 20 20 m+18 m+18 mm Waktu
Waktu bongkar bongkar lengan lengan : : 5 5 minmin
Gambar 2.8
Gambar 2.8 Traveling clamshell unloader Traveling clamshell unloader di Ashkelon, Israeldi Ashkelon, Israel
Gambar 2.15
Gambar 2.15 Traveling Clamshell Unloader Traveling Clamshell Unloader di Ashkelon, Israeldi Ashkelon, Israel (Tsinker, 2004)
(Tsinker, 2004)
Gambar 2.16.
c.
c. Bucket-ladder continuous unloaders Bucket-ladder continuous unloaders, yang mana terdiri dari sebuah garis sabuk , yang mana terdiri dari sebuah garis sabuk dari
dari bucket bucket yang dihubungkan lewat kawat tali atau rantai dan bersuspensi dariyang dihubungkan lewat kawat tali atau rantai dan bersuspensi dari sebuah
sebuah lengan berengsel dan sistem elevator lengan berengsel dan sistem elevator bucket bucket untuk menyediakanuntuk menyediakan continuous unloading
continuous unloading pada kapal (gambar 2.2).pada kapal (gambar 2.2). Bucket-ladder continuousBucket-ladder continuous unloaders
unloaders ini secara struktural didesain dengan koneksi bidang yang tetap danini secara struktural didesain dengan koneksi bidang yang tetap dan diperlukan desain tiang topang tanpa mengganggu kebebasan pergerakan yang diperlukan desain tiang topang tanpa mengganggu kebebasan pergerakan yang lebih ketika tongkang dipindahkan keluar dan masuk.
lebih ketika tongkang dipindahkan keluar dan masuk. Bucket-ladder Bucket-ladder continuous unloaders
continuous unloaders berada tergantung di atas tiang topang sedangkan kapalberada tergantung di atas tiang topang sedangkan kapal yang berisi muatan berada di bawahnya.
yang berisi muatan berada di bawahnya. Unloader Unloader bergerak sepanjang kapalbergerak sepanjang kapal dan memiliki lengan yang bergerak sehingga memungkinkan akses ke seluruh dan memiliki lengan yang bergerak sehingga memungkinkan akses ke seluruh area palka (
area palka (hold hold ) kapal.) kapal. Bucket-ladder Bucket-ladder continuous continuous unloadersunloaders ini bergerak ini bergerak berputar, naik turun, ke kanan dan ke kiri untuk mengeruk muatan. Dari
berputar, naik turun, ke kanan dan ke kiri untuk mengeruk muatan. Dari bucket bucket ini muatan dibawa ke sistem
ini muatan dibawa ke sistem conveyor conveyor untuk dibongkar dan dibawa ke lokasiuntuk dibongkar dan dibawa ke lokasi selanjutnya.
selanjutnya. Contoh pengunaanContoh pengunaan bucket-ladder continuous unloadersbucket-ladder continuous unloaders adalahadalah pada
pada terminalterminal transshipment transshipment batubara batubara di di hilir hilir Sungai Sungai Mississippi. Mississippi. (Gambar.(Gambar. 2.1) dan
2.1) dan bucket-ladder continuous unloadersbucket-ladder continuous unloaders di Ghent, KY berkapasitas 3600di Ghent, KY berkapasitas 3600 t/h yang dapat dilihat pada
t/h yang dapat dilihat pada gambar 2.17.gambar 2.17.
Gambar 2.17
Gambar 2.17 Bucket-ladder Unloaders Coal Unloader Bucket-ladder Unloaders Coal Unloader di Ghent, KYdi Ghent, KY (Sumber:
Salah satu contoh dari metode ini adalah
Salah satu contoh dari metode ini adalah bucket-ladder continuous unloadersbucket-ladder continuous unloaders dari Kawasaki Heavy Industries, Ltd. (KHI) yang dipesan oleh Electric Power dari Kawasaki Heavy Industries, Ltd. (KHI) yang dipesan oleh Electric Power Development Co., Ltd. (EPDC), Jepang untuk
Development Co., Ltd. (EPDC), Jepang untuk unloadersunloaders dengan kapasitasdengan kapasitas pembongkaran
pembongkaran batubara batubara 2.200 2.200 t/h t/h yang yang dapat dapat dilihat dilihat pada pada gambar gambar 2.18.2.18. Spesifikasi dari mesin tersebut adalah sebagai berikut (SEA-Japan, No.279 Spesifikasi dari mesin tersebut adalah sebagai berikut (SEA-Japan, No.279 Feb-Mar 2000):
Feb-Mar 2000):
Kapasitas Unloading : 2.200 t/h
Kapasitas Unloading : 2.200 t/h untuk batubarauntuk batubara Outreach
Outreach : : 50,6 50,6 m m ( ( rel rel sisi sisi laut laut sampai sampai tepi tepi bucket)bucket) Kapal
Kapal : : 30.000 30.000 DWT DWT sampai sampai 130.000 130.000 DWTDWT
Gambar 2.18
Gambar 2.18 Screw Conveyor Unloader Screw Conveyor Unloader dari Kawasaki Heavy Industries, Ltd. (KHI) dari Kawasaki Heavy Industries, Ltd. (KHI)
Contoh lain dari metoda ini adalah
Contoh lain dari metoda ini adalah bucket-ladder continuous unloadersbucket-ladder continuous unloaders daridari Rodson Universal
Rodson Universal dengan kapasitas pembongkaran batubara 1.000 t/h yangdengan kapasitas pembongkaran batubara 1.000 t/h yang dapat dilhat pada gambar 2.19. Spesifikasi dari mesin tersebut adalah sebagai dapat dilhat pada gambar 2.19. Spesifikasi dari mesin tersebut adalah sebagai berikut (www.rodson.com, 18 Agustu
berikut (www.rodson.com, 18 Agustus 2010):s 2010): Tahun
Tahun pembuatan pembuatan : : 19891989 Kapasitas
Kapasitas bongkar bongkar maksimum maksimum : : 1.300 1.300 t/ht/h Kapasitas
Kapasitas bongkar bongkar rata-rata rata-rata : : 1.000 1.000 t/ht/h Material
Material bongkar bongkar : : batubarabatubara Ukuran
Ukuran butiran butiran : : 63 63 mmmm Berat
Berat jenis jenis material material : : 0,8 0,8 ton/mton/m33 Ukuran
Ukuran kapal kapal : : 2.500-5000 2.500-5000 DWTDWT Berat
Gambar 2.19
Gambar 2.19 Bucket-Ladder Continuous Unload Bucket-Ladder Continuous Unloadersers dari Kawasaki Heavy Industries, Ltd. (KHI) dari Kawasaki Heavy Industries, Ltd. (KHI)
Pelabuhan batubara PLTU Rembang dalam hal ini termasuk pelabuhan Pelabuhan batubara PLTU Rembang dalam hal ini termasuk pelabuhan pembongkaran batubara. Pelabuhan ini
pembongkaran batubara. Pelabuhan ini dilengkapi dengan fasilitas dilengkapi dengan fasilitas pembongkaranpembongkaran batubara
batubara ((coal unloading systemcoal unloading system) dengan metoda) dengan metoda Clamshell unloader Clamshell unloader . Sistem. Sistem pembongkaran
pembongkaran batubara batubara PLTU PLTU Rembang Rembang dijelaskan dijelaskan pada pada sub-bab sub-bab perencanaanperencanaan pelabuhan.
pelabuhan.
2.2.3
2.2.3 Kapal-Kapal Pengangkut BatubaraKapal-Kapal Pengangkut Batubara
Kapal-kapal pengangkut batubara biasanya berukuran besar yang Kapal-kapal pengangkut batubara biasanya berukuran besar yang bervariasi
bervariasi antara antara 20.000 20.000 DWT DWT dan dan 100.000 100.000 DWT DWT dan dan untuk untuk kapal kapal raksasa raksasa bisabisa mencapai 270.000 DWT sampai 350.000 DWT. Biasanya biaya operasi mencapai 270.000 DWT sampai 350.000 DWT. Biasanya biaya operasi kapal-kapal tersebut sangat mahal, oleh karena itu operasi bongkar muat di pelabuhan kapal tersebut sangat mahal, oleh karena itu operasi bongkar muat di pelabuhan harus secepat mungkin. Untuk itu peralatan bongkar muat harus mempunyai harus secepat mungkin. Untuk itu peralatan bongkar muat harus mempunyai kapasitas tinggi.
Beberapa contoh kapal pengangkut batubara adalah sebagai berikut: Beberapa contoh kapal pengangkut batubara adalah sebagai berikut: 1.
1. Kapal Energy EnterpriseKapal Energy Enterprise (sumber:(sumber: International International Shipholding Shipholding CorporationCorporation,, hal 1, 2009)
hal 1, 2009) Nama Kapal
Nama Kapal :: Energy EnterpriseEnergy Enterprise
Tipe :
Tipe : Coal Carrier Coal Carrier K
Keebbaannggssaaaan n :: UUSSAA Ter
Terdafdaftar tar padpada a pelpelabuabuhan han :: New New OrlOrleaneans, s, LALA Pem
Pemililik ik :: EnEnteterprpririse se ShShip ip CoCo. . InInc.c. Pan
Panjanjang g keskeselueluruhruhan an :: 665665’ ’ 11 11 3/13/16”6” Pa
Panjnjanang g B.B.P. P. :: 64643’ 3’ 5”5” Br
Breaeadtdth h MoMoululdeded d :: 9595’ ’ 0000”” De
Deptpth h MoMoululdeded d :: 5656’ ’ 0000”” Dr
Drafaft t (S(S.S.S.W.W.) .) :: 3434’ ’ 1111/1/16”6” De
Deadadweweigight ht (S.(S.S.S.W.W.) ) :: 3838,2,234 34 LTLT Dis
Displplacacememenent t (S(S.S.S.W.W.) .) :: 4848,8,800 00 LTLT Li
Lighghtshtship ip WeWeigight ht :: 1010,5,566 66 LTLT Gro
Gross ss RegRegisteistered red TonTons s :: 24,24,900 900 TonTonss Net Registered Tons
Net Registered Tons :: 16,131 Tons16,131 Tons Ho
Holdlds/s/CaCargrgo o TaTanknks s :: 55 Se
Servrvicice e SpeSpeed ed :: 1414.4.47 7 KnKnototss
2.
2. Kapal Sage SagittariusKapal Sage Sagittarius (Sumber:(Sumber: Japan Japan Ship Ship Exporters' Exporters' AssociationAssociation, hal 1,, hal 1, 2001)
2001) Nama kapal
Nama kapal :: Sage SagittariusSage Sagittarius L (o
L (o.a.) .a.) x L x L (b.p.(b.p.) x ) x B x B x D x D x d d :: 234.234.90m 90m x 2x 226.0026.00m x m x 43.0043.00m x m x 25.4025.40m x m x 15.2515.25mm DW
DWT/T/GT GT :: 10105,5,50500 0 t t / / 7373,4,427 27 tt Ti
Tipe pe :: CoCoal al CCararririer er Ke
Kebabangngsasaan an :: JaJappanan Pem
Pemiliilik k :: NipNippon pon YusYusen en KaiKaisha sha (NYK(NYK).). Pe
Peluluncncururan an :: MaMareret t 20200101 Total kapasitas
Total kapasitas unloading unloading batubara
batubara
Gambar 2.20 Kapal Pengangkut Batubara “Sage Sagittarius” Gambar 2.20 Kapal Pengangkut Batubara “Sage Sagittarius”
3.
3. Kapal Gurita Lintas SamudraKapal Gurita Lintas Samudra ((www.lintassamudra.co.idwww.lintassamudra.co.id, 18 Agustus 2010), 18 Agustus 2010) Nama kapal
Nama kapal : : Kapal Gurita Lintas SamudraKapal Gurita Lintas Samudra L(o.a.)xL(b.p.) L(o.a.)xL(b.p.) : : 185,84 185,84 m m x x 177,00 177,00 mm DWT/Grt/Nrt DWT/Grt/Nrt : : 43.594 43.594 / / 26.014 26.014 / / 13.67313.673 Breadth/Depth/Draft Breadth/Depth/Draft : : 30,44 30,44 m/16,20 m/16,20 m/11,319 m/11,319 mm Kecepatan
Kecepatan : : 13,5 13,5 knotsknots Kebangsaan
Kebangsaan : : IndonesiaIndonesia Tahun
Tahun pembuatan pembuatan : : 19861986 Grain
Grain space space : : 53073,4 53073,4 m³m³ Bale
Bale space space : : 52279,8 52279,8 m³m³
4.
4. Kapal Maple HillKapal Maple Hill(Sumber:(Sumber: Japan Ship Exporters' Association Japan Ship Exporters' Association, hal 2, 2001), hal 2, 2001) Nama kapal
Nama kapal : : MAPLE HILL (HN: 625)MAPLE HILL (HN: 625) L(o.a.)xL(b.p.)xBxDxd
L(o.a.)xL(b.p.)xBxDxd : : 189.94m 189.94m x 182m x 182m x 32.26m x 32.26m x 17.3m x 17.3m x 12.282mx 12.282m DWT/GT
DWT/GT : : 53,452 53,452 t t / / 30,002 30,002 tt Kapasitas
Kapasitas hold hold : : 68,927.4 68,927.4 m³m³ Penyelesaian
Penyelesaian : 30 : 30 Maret Maret 20062006 Kebangsaan
Kebangsaan : : JapanJapan Pemilik
Pemilik : : Ambitious Ambitious Line Line S. S. A.A. Holds/Cargo
Gambar 2.21 Kapal Pengangkut Batubara “Maple Hill” Gambar 2.21 Kapal Pengangkut Batubara “Maple Hill”
2.3
2.3 DASAR-DASAR PERENCANAAN PELABUHAN BATUBARADASAR-DASAR PERENCANAAN PELABUHAN BATUBARA 2.3.1
2.3.1 GelombangGelombang
Gelombang merupakan faktor penting di dalam perencanaan bangunan di Gelombang merupakan faktor penting di dalam perencanaan bangunan di tepi pantai atau yang langsung berhubungan dengan laut. Gelombang di laut bisa tepi pantai atau yang langsung berhubungan dengan laut. Gelombang di laut bisa dibangkitkan oleh angin (gelombang angin), gaya tarik matahari dan bulan dibangkitkan oleh angin (gelombang angin), gaya tarik matahari dan bulan (pasang surut), gerakan kapal dan letusan gunung berapi atau gempa di laut (pasang surut), gerakan kapal dan letusan gunung berapi atau gempa di laut (tsunami),
(tsunami), kapal yang kapal yang bergerak, dabergerak, dan sebagainya. n sebagainya. Di antara Di antara beberapa beberapa bentuk bentuk gelombang yang paling penting dalam perencanaan pelabuhan adalah gelombang gelombang yang paling penting dalam perencanaan pelabuhan adalah gelombang angin (untuk selanjutnya disebut gelombang) dan pasang surut.
angin (untuk selanjutnya disebut gelombang) dan pasang surut.
2.3.1.1
2.3.1.1 Karakteristik GelombangKarakteristik Gelombang
Teori yang paling sederhana adalah teori gelombang linier atau teori Teori yang paling sederhana adalah teori gelombang linier atau teori gelombang amplitudo kecil, yang pertama kali dikemukakan oleh Airy
gelombang amplitudo kecil, yang pertama kali dikemukakan oleh Airy pada tahunpada tahun 1845 (dalam Triatmodjo,1999), di mana :
1845 (dalam Triatmodjo,1999), di mana : Cepat rambat gelombang :
Cepat rambat gelombang :
T T L L C C == (2.1)(2.1)
Hubungan cepat rambat dan panjang gelombang dirumuskan sebagai berikut : Hubungan cepat rambat dan panjang gelombang dirumuskan sebagai berikut :
kd kd gT gT L L d d gT gT C C tanhtanh 2 2 2 2 tanh tanh 2 2 π π π π π π
==
==
(2.2)(2.2) kd kd gT gT L L d d gT gT L L tanhtanh 2 2 2 2 tanh tanh 2 2 2 2 2 2 π π π π π π==
==
(2.3)(2.3)dimana : dimana : T
T = = periode periode (detik)(detik) k
k = = angka angka gelombang gelombang (2(2ππ/L)/L)
π
π = 3,14= 3,14 d
d = = jarak antara jarak antara muka air rerata dan damuka air rerata dan dasar laut (meter)sar laut (meter) g
g = percepatan grafitasi bumi (m/s= percepatan grafitasi bumi (m/s22)) L
L = = panjang panjang gelombang gelombang (meter)(meter) C
C = = kecepatan kecepatan rambat rambat gelombang gelombang (m/s)(m/s)
2.3.1.2
2.3.1.2 Klasifikasi Gelombang Menurut Kedalaman Relatif Klasifikasi Gelombang Menurut Kedalaman Relatif
Berdasarkan kedalaman relatif, yaitu perbandingan antara kedalaman air Berdasarkan kedalaman relatif, yaitu perbandingan antara kedalaman air (d)
(d) dan panjang gelombangdan panjang gelombang (L)(L),, (d/L)(d/L), gelombang dapat diklasifikasikan menjadi, gelombang dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :
3 macam, yaitu : 1.
1. Gelombang di laut dangkal, jikaGelombang di laut dangkal, jika d/Ld/L 20 20 1 1
≤≤
2.2. Gelombang di laut transisi, jikaGelombang di laut transisi, jika
2 2 1 1 // 20 20 1 1
<<
<<
d d L L 3.3. Gelombang di laut dalam, jikaGelombang di laut dalam, jika d/Ld/L 2 2 1 1
≥≥
Klasifikasi ini dilakukan untuk menyederhanakan rumus – rumus gelombang. Klasifikasi ini dilakukan untuk menyederhanakan rumus – rumus gelombang.
Apabila kedalaman relatif
Apabila kedalaman relatif d/Ld/L adalah lebih besar dari 0,5 dan nilai tanhadalah lebih besar dari 0,5 dan nilai tanh (( L L d d π π 2 2 ) = 1,0, maka persa
) = 1,0, maka persamaan (2.2) dan (2.3) menjadi :maan (2.2) dan (2.3) menjadi :
T T gT gT C C 11,,5656 2 2 0 0
==
==
π π ( 2.4)( 2.4) 2 2 2 2 0 0 11,,5656 2 2 T T gT gT L L==
==
π π ( 2.5 )( 2.5 ) Indeks (Indeks (00) menunjukkan bahwa nilai-nilai tersebut adalah untuk kondisi di) menunjukkan bahwa nilai-nilai tersebut adalah untuk kondisi di laut dalam. Apabila percepatan gravitasi
laut dalam. Apabila percepatan gravitasi (g)(g) adalah 9,81 m/s², maka :adalah 9,81 m/s², maka : C
C00 = = 1,56 1,56 T T (2.6)(2.6)
L
Apabila kedalaman relatif adalah kurang dari Apabila kedalaman relatif adalah kurang dari
20 20 1 1 nilai tanh ( nilai tanh ( L L d d π π 2 2 ) = ) = L L d d π π 2 2 ,, maka persamaan (2.2) dan (2.3) menjadi :
maka persamaan (2.2) dan (2.3) menjadi :
gd gd C C
==
(2.8)(2.8) CT CT T T gd gd L L==
==
(2.9)(2.9)Untuk kondisi gelombang di laut transisi, yaitu 1/20 <
Untuk kondisi gelombang di laut transisi, yaitu 1/20 < d/Ld/L <1/2, cepat<1/2, cepat rambat dan panjang gelombang dihitung dengan
rambat dan panjang gelombang dihitung dengan menggunakan persamaan 2.2 danmenggunakan persamaan 2.2 dan 2.3. Apabila persamaan 2.2 dibagi dengan 2.6 akan didapat
2.3. Apabila persamaan 2.2 dibagi dengan 2.6 akan didapat ::
⎟⎟
⎠
⎠
⎞
⎞
⎜⎜
⎝
⎝
⎛
⎛
==
==
L L d d L L L L C C C C 22 π π tanh tanh 0 0 0 0 ( 2.10 ) ( 2.10 )Apabila kedua ruas dari persamaan 2.10 dikalikan dengan
Apabila kedua ruas dari persamaan 2.10 dikalikan dengan d/Ld/L maka akanmaka akan didapat : didapat :
⎟⎟
⎠
⎠
⎞
⎞
⎜⎜
⎝
⎝
⎛
⎛
==
L L d d L L d d L L d d 22 π π tanh tanh 0 0 ( 2.11 ) ( 2.11 )Persamaan di atas dapat digunakan untuk menghitung panjang gelombang Persamaan di atas dapat digunakan untuk menghitung panjang gelombang di setiap kedalaman apabila panjang gelombang di
di setiap kedalaman apabila panjang gelombang di laut dalam diketahui.laut dalam diketahui.
( Triatmodjo, 1999) ( Triatmodjo, 1999) Gambar 2.22 Gerak Orbit Partikel Air di Laut Dangkal, Transisi dan Dalam Gambar 2.22 Gerak Orbit Partikel Air di Laut Dangkal, Transisi dan Dalam
2.3.1.3
2.3.1.3 Deformasi GelombangDeformasi Gelombang
Apabila suatu deretan gelombang bergerak menuju pantai, gelombang Apabila suatu deretan gelombang bergerak menuju pantai, gelombang tersebut akan mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh proses refraksi tersebut akan mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh proses refraksi dan pendangkalan gelombang, difraksi, refleksi dan gelombang pecah (dalam dan pendangkalan gelombang, difraksi, refleksi dan gelombang pecah (dalam Triatmodjo, 1999)
Triatmodjo, 1999)
a.
a. Gelombang Laut Dalam EkivalenGelombang Laut Dalam Ekivalen
Analisis transformasi gelombang sering dilakukan dengan konsep Analisis transformasi gelombang sering dilakukan dengan konsep gelombang laut dalam ekivalen, yaitu tinggi gelombang di laut dalam apabila gelombang laut dalam ekivalen, yaitu tinggi gelombang di laut dalam apabila gelombang tidak mengalami refraksi.
gelombang tidak mengalami refraksi.
Tinggi gelombang laut dalam ekivalen menurut Triatmodjo (1999) diberikan oleh Tinggi gelombang laut dalam ekivalen menurut Triatmodjo (1999) diberikan oleh bentuk: bentuk: H’ H’00= K’ K = K’ K r r HH00 (2.12)(2.12) di mana, di mana, H’
H’00 = tinggi gelombang laut dalam ekivalen= tinggi gelombang laut dalam ekivalen H
H 00 = tinggi gelombang laut dalam= tinggi gelombang laut dalam
K’
K’ = = koefisien koefisien difraksidifraksi K
K r r = koefisien refraksi= koefisien refraksi
Konsep tinggi gelombang laut dalam ekivalen ini digunakan dalam Konsep tinggi gelombang laut dalam ekivalen ini digunakan dalam analisis gelombang pecah, limpasan gelombang dan proses
analisis gelombang pecah, limpasan gelombang dan proses lain.lain.
b.
b. Refraksi GelombangRefraksi Gelombang
Refraksi terjadi karena pengaruh perubahan kedalaman laut. Di daerah Refraksi terjadi karena pengaruh perubahan kedalaman laut. Di daerah dimana kedalaman air lebih besar dari setengah panjang gelombang, yaitu di laut dimana kedalaman air lebih besar dari setengah panjang gelombang, yaitu di laut dalam, gelombang menjalar tanpa dipengaruhi dasar laut. Tetapi di laut transisi dalam, gelombang menjalar tanpa dipengaruhi dasar laut. Tetapi di laut transisi dan dangkal, dasar laut mempengaruhi gelombang. Di daerah ini, apabila ditinjau dan dangkal, dasar laut mempengaruhi gelombang. Di daerah ini, apabila ditinjau suatu garis puncak gelombang, bagian dari puncak gelombang yang berada di air suatu garis puncak gelombang, bagian dari puncak gelombang yang berada di air yang lebih dangkal akan menjalar dengan kecepatan yang lebih kecil daripada yang lebih dangkal akan menjalar dengan kecepatan yang lebih kecil daripada bagian
bagian di di air air yang yang lebih lebih dalam. dalam. Akibatnya Akibatnya garis garis puncak puncak gelombang gelombang akanakan membelok dan berusaha untuk sejajar dengan garis kontur dasar laut. Garis membelok dan berusaha untuk sejajar dengan garis kontur dasar laut. Garis ortogonal gelombang, yaitu garis yang tegak lurus dengan garis puncak ortogonal gelombang, yaitu garis yang tegak lurus dengan garis puncak
dan berusa dan berusa (Triatmodjo (Triatmodjo Ga Ga Pros Pros cahaya meli cahaya meli ha untuk ha untuk , 1999). , 1999). bar 2.24 R bar 2.24 R es refraksi es refraksi ntasi dua ntasi dua enuju te enuju te Gambar 2.2 Gambar 2.2 fraksi Gelo fraksi Gelo gelombang gelombang edia perant edia perant ak lurus ak lurus 3 Refraksi 3 Refraksi mbang Pad mbang Pad adalah sa adalah sa ra yang be ra yang be engan gar engan gar elombang elombang Kontur Lu Kontur Lu a dengan r a dengan r beda. beda. DenDen
is kontur is kontur us dan Seja us dan Seja efraksi cah efraksi cah an kesamaa an kesamaa dasar laut dasar laut ar ar ya karena ya karena n tersebut, n tersebut,
a2 a2 a2 a2 a1 a1 L2 = C2.T L2 = C2.T L1 = C1.T L1 = C1.T d1 > d2 d1 > d2 c1 > c2 c1 > c2 L1 > L2 L1 > L2 d 2 d 2 d 1 d 1
Garis puncak gelombang Garis puncak gelombang Orthogonal gelombang Orthogonal gelombang
maka pemakaian hukum Snell pada optik dapat digunakan untuk menyelesaikan maka pemakaian hukum Snell pada optik dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah refraksi gelombang karena
masalah refraksi gelombang karena perubahan kedalaman (Triatmodjo, 1999).perubahan kedalaman (Triatmodjo, 1999).
Gambar 2.25 Hukum Snell untuk Refraksi Gelombang Gambar 2.25 Hukum Snell untuk Refraksi Gelombang
Pada gambar di atas, suatu deretan gelombang menjalar dari laut dengan Pada gambar di atas, suatu deretan gelombang menjalar dari laut dengan kedalaman d
kedalaman d11 menuju kedalaman dmenuju kedalaman d22. Karena adanya perubahan kedalaman maka. Karena adanya perubahan kedalaman maka
cepat rambat dan panjang gelombang berkurang dari C
cepat rambat dan panjang gelombang berkurang dari C11dan Ldan L11menjadi Cmenjadi C22dan Ldan L22..
Sesuai hukum Snell, berlaku (dalam Triatmodjo, 1999) Sesuai hukum Snell, berlaku (dalam Triatmodjo, 1999) ::
Sin Sin 11 1 1 2 2 2 2 sinsin α α α α
⎟⎟⎟⎟
⎠
⎠
⎞
⎞
⎜⎜⎜⎜
⎝
⎝
⎛
⎛
==
C C C C (2.13) (2.13) di mana : di mana : 1 1 αα = sudut antara garis puncak gelombang dengan kontur dasar dimana= sudut antara garis puncak gelombang dengan kontur dasar dimana gelombang melintas
gelombang melintas
2 2
α
α = sudut yang sama yang diukur saat garis puncak gelombang melintasi kontur = sudut yang sama yang diukur saat garis puncak gelombang melintasi kontur dasar berikutnya
dasar berikutnya C
C11 = kecepatan gelombang pada kedalaman di kontur pertama= kecepatan gelombang pada kedalaman di kontur pertama
C
C22 = kecepatan gelombang pada kedalaman di kontur kedua= kecepatan gelombang pada kedalaman di kontur kedua
Sehingga koefisien refraksi adalah ( dalam
Sehingga koefisien refraksi adalah ( dalam Triatmodjo, 1999 ) :Triatmodjo, 1999 ) : K K r r == 1 1 0 0 cos cos cos cos α α α α (2.14) (2.14) di mana : di mana :
1 1 α α = sudu= sudu gelom gelom 2 2 α α = sudut= sudut dasar dasar .. DifraksDifraks Apa Apa gelombang gelombang intangan d intangan d gambar 2.2 gambar 2.2 gelombang gelombang enuju da enuju da erjadi difra erjadi difra arena adan arena adan datang. Tr datang. Tr gelombang gelombang erlindung ( erlindung ( antara ga antara ga ang melint ang melint yang sama yang sama erikutnya erikutnya Gelomban Gelomban ila gelomb ila gelomb atau pulau, atau pulau, n masuk di n masuk di . Fenomen . Fenomen ni terjadi tr ni terjadi tr rah terlind rah terlind ksi gelomb ksi gelomb ya proses d ya proses d nsfer ene nsfer ene di daerah te di daerah te riatmodjo, riatmodjo, ris puncak ris puncak ss ang diukur ang diukur g g ng datang t ng datang t aka gelom aka gelom daerah terl daerah terl a ini dikena a ini dikena nsfer energ nsfer energ ng. Sepert ng. Sepert ang, daera ang, daera ifraksi mak ifraksi mak gi ke dae gi ke dae rsebut, mes rsebut, mes 1999). 1999). Gambar 2.2 Gambar 2.2 gelomban gelomban saat garis p saat garis p erhalang ol erhalang ol bang terseb bang terseb indung di b indung di b l dengan di l dengan di i dalam ara i dalam ara i terlihat d i terlihat d di belaka di belaka daerah ter daerah ter rah terlind rah terlind ipun tidak ipun tidak 6 Difraksi 6 Difraksi dengan k dengan k uncak gelo uncak gelo h suatu rint h suatu rint t akan me t akan me elakangnya, elakangnya, fraksi gelo fraksi gelo tegak lurus tegak lurus lam gamb lam gamb g rintanga g rintanga sebut terpen sebut terpen ung meny ung meny sebesar gel sebesar gel elombang elombang ontur dasa ontur dasa bang meli bang meli angan seper angan seper belok di se belok di se seperti terl seperti terl bang. bang. DalDal
penjalaran penjalaran r 2.26, ap r 2.26, ap akan tena akan tena garuh oleh garuh oleh babkan babkan tete mbang di l mbang di l di mana di mana tasi kontur tasi kontur ti pemecah ti pemecah kitar ujung kitar ujung ihat dalam ihat dalam m difraksi m difraksi gelombang gelombang abila tidak abila tidak ng. Tetapi ng. Tetapi gelombang gelombang bentuknya bentuknya uar daerah uar daerah
d.
d. Refleksi GelombangRefleksi Gelombang
Gelombang datang yang mengenai/ membentur suatu rintangan akan Gelombang datang yang mengenai/ membentur suatu rintangan akan dipantulkan sebagian atau seluruhnya. Tinjauan refleksi gelombang penting di dipantulkan sebagian atau seluruhnya. Tinjauan refleksi gelombang penting di dalam perencanaan bangunan pantai, terutama pada bangunan pelabuhan. Refleksi dalam perencanaan bangunan pantai, terutama pada bangunan pelabuhan. Refleksi gelombang di dalam pelabuhan akan menyebabkan ketidaktenangan di dalam gelombang di dalam pelabuhan akan menyebabkan ketidaktenangan di dalam perairan
perairan pelabuhan. pelabuhan. Untuk Untuk mendapatkan mendapatkan ketenangan ketenangan di di kolam kolam pelabuhan, pelabuhan, makamaka bangunan–bangunan
bangunan–bangunan yang yang ada ada di di pelabuhan pelabuhan harus harus dapat dapat menyerap/menyerap/ menghancurkan energi gelombang. Suatu bangunan yang mempunyai sisi miring menghancurkan energi gelombang. Suatu bangunan yang mempunyai sisi miring dan terbuat dari tumpukan batu akan bisa menyerap energi gelombang lebih dan terbuat dari tumpukan batu akan bisa menyerap energi gelombang lebih banyak
banyak dibanding dibanding dengan dengan bangunan bangunan tegak tegak dan dan masif. masif. Pada Pada bangunan bangunan vertikal,vertikal, halus dan dinding tidak
halus dan dinding tidak permeable permeable, gelombang akan dipantulkan seluruhnya, gelombang akan dipantulkan seluruhnya (dalam Triatmodjo, 1999).
(dalam Triatmodjo, 1999).
Besar kemampuan suatu bangunan memantulkan gelombang diberikan Besar kemampuan suatu bangunan memantulkan gelombang diberikan oleh koefisien refleksi, yaitu perbandingan antara tinggi gelombang refleksi oleh koefisien refleksi, yaitu perbandingan antara tinggi gelombang refleksi H H r r
dan tinggi gelombang datang
dan tinggi gelombang datang H H ii(dalam Triatmodjo, 1999):(dalam Triatmodjo, 1999):
X X == ii r r H H H H (2.15) (2.15)
Koefisien refleksi bangunan diperkirakan berdasarkan tes model. Koefisien refleksi bangunan diperkirakan berdasarkan tes model. Koefisien refleksi berbagai tipe bangunan disajikan dalam tabel 2.1. berikut ini Koefisien refleksi berbagai tipe bangunan disajikan dalam tabel 2.1. berikut ini (dalam Triatmodjo, 1999) :
(dalam Triatmodjo, 1999) : Tabel 2.1 Koefisien Refleksi Tabel 2.1 Koefisien Refleksi
Tipe bangunan
Tipe bangunan X X
Dinding
Dinding vertikal vertikal dengan dengan puncak puncak diatas diatas air air 0,7 0,7 – – 1,01,0 Dinding
Dinding vertikal vertikal dengan dengan puncak puncak terendam terendam 0,5 0,5 – – 0,70,7 Tumpukan
Tumpukan batu batu sisi sisi miring miring 0,3 0,3 – – 0,60,6 Tumpukan
Tumpukan balok balok beton beton 0,3 0,3 – – 0,50,5 Bangunan
Bangunan vertikal vertikal dengan dengan peredam peredam energi energi (diberi (diberi lubang) lubang) 0,05 0,05 – – 0,20,2
Dinding vertikal dan tak
Dinding vertikal dan tak permeable permeable memantulkan sebagian besar memantulkan sebagian besar gelombang. Pada bangunan seperti itu koefisien refleksi adalah
gelombang. Pada bangunan seperti itu koefisien refleksi adalah X=1 X=1, dan tinggi, dan tinggi gelombang yang dipantulkan sama dengan tinggi gelombang datang. Gelombang gelombang yang dipantulkan sama dengan tinggi gelombang datang. Gelombang
periode, tinggi
periode, tinggi dan angka dan angka gelombang yang gelombang yang sama sama tetapi tetapi berlawanan arah. berlawanan arah. ApabilaApabila refleksi adalah sempurna
refleksi adalah sempurna X=1 X=1 maka (dalam Triatmodjo, 1999):maka (dalam Triatmodjo, 1999): η
η == H H iicoscos kxkx coscos σ σ t t (2.16)(2.16)
e.
e. Gelombang PecahGelombang Pecah
Gelombang yang menjalar dari laut dalam menuju pantai mengalami Gelombang yang menjalar dari laut dalam menuju pantai mengalami perubahan
perubahan bentuk bentuk karena karena adanya adanya pengaruh pengaruh perubahan perubahan kedalaman kedalaman laut. laut. PengaruhPengaruh kedalaman laut mulai terasa pada kedalaman lebih kecil dari setengah kali kedalaman laut mulai terasa pada kedalaman lebih kecil dari setengah kali panjang
panjang gelombang. Di gelombang. Di laut laut dalam, dalam, profil profil gelombang gelombang adalah adalah sinusoidal, sinusoidal, semakinsemakin menuju ke perairan yang lebih dangkal, puncak gelombang semakin tajam dan menuju ke perairan yang lebih dangkal, puncak gelombang semakin tajam dan lembah gelombang semakin datar. Selain itu, kecepatan dan panjang gelombang lembah gelombang semakin datar. Selain itu, kecepatan dan panjang gelombang berkurang secara berangsur-an
berkurang secara berangsur-angsur sementara tinggi gelombang gsur sementara tinggi gelombang bertambah.bertambah.
Gelombang pecah dipengaruhi oleh kemiringannya, yaitu perbandingan Gelombang pecah dipengaruhi oleh kemiringannya, yaitu perbandingan antara tinggi dan panjang gelombang. Kemiringan yang lebih tajam dari batas antara tinggi dan panjang gelombang. Kemiringan yang lebih tajam dari batas maksimum menyebabkan kecepatan partikel di puncak gelombang lebih besar maksimum menyebabkan kecepatan partikel di puncak gelombang lebih besar dari kecepatan rambat gelombang, sehingga terjadi ketidakstabilan dan pecah dari kecepatan rambat gelombang, sehingga terjadi ketidakstabilan dan pecah (dalam Triatmodjo, 1999).
(dalam Triatmodjo, 1999).
Apabila gelombang bergerak menuju laut dangkal, kemiringan batas tersebut Apabila gelombang bergerak menuju laut dangkal, kemiringan batas tersebut tergantung pada kedalaman relatif
tergantung pada kedalaman relatif d/Ld/L dan kemiringan dasar lautdan kemiringan dasar laut mm. Gelombang. Gelombang dari laut dalam yang bergerak menuju pantai akan bertambah kemiringannya dari laut dalam yang bergerak menuju pantai akan bertambah kemiringannya sampai akhirnya tidak stabil dan pecah pada kedalaman tertentu, yang disebut sampai akhirnya tidak stabil dan pecah pada kedalaman tertentu, yang disebut dengan kedalaman gelombang (
dengan kedalaman gelombang (d d bb ) ), sedangkan tinggi gelombang pecah diberi, sedangkan tinggi gelombang pecah diberi
notasi
notasi H H bb. Munk (1949), dalam. Munk (1949), dalam Coastal Engineering Research Center (CERC,Coastal Engineering Research Center (CERC,
1984)
1984) memberikan persamaan untuk menentukan tinggi dan kedalamanmemberikan persamaan untuk menentukan tinggi dan kedalaman gelombang pecah sebagai berikut (dalam Triatmodjo, 1999):
gelombang pecah sebagai berikut (dalam Triatmodjo, 1999):
( (
))
11//33 // `` 3 3 .. 3 3 1 1 ``oo oo oo b b L L H H H H H H==
(2.17)(2.17) 28 28 ,, 1 1==
b b b b H H d d (2.18) (2.18) ParameterParameter H H bb /H /H oo`` disebut dengan indeks tinggi gelombang pecah.disebut dengan indeks tinggi gelombang pecah.
Persamaan 2.17 dan 2.18 tidak memberikan pengaruh kemiringan dasar Persamaan 2.17 dan 2.18 tidak memberikan pengaruh kemiringan dasar laut terhadap gelombang pecah. Beberapa peneliti lain (Iversen, Galvin, Goda : laut terhadap gelombang pecah. Beberapa peneliti lain (Iversen, Galvin, Goda :
dalam CERC, 1984) membuktikan bahwa
dalam CERC, 1984) membuktikan bahwa H H bb /H /H oo`` dandan d d bb /H /H bb tergantung padatergantung pada
kemiringan pantai dan kemiringan gelombang datang. Untuk menunjukkan kemiringan pantai dan kemiringan gelombang datang. Untuk menunjukkan hubungan antara
hubungan antara H H bb /H /H oo`` dandan H H 00 /L /Loo`` untuk berbagai kemiringan dasar laut, dibuatuntuk berbagai kemiringan dasar laut, dibuat
grafik penentuan tinggi gelombang pecah (gambar 2.24). Sedangkan untuk grafik penentuan tinggi gelombang pecah (gambar 2.24). Sedangkan untuk menunjukkan hubungan antara
menunjukkan hubungan antara d d bb /H /H bb dan H dan H bb /gT /gT 22 untuk berbagai kemiringan dasar untuk berbagai kemiringan dasar
laut dibuat grafik penentuan kedalaman gelombang pecah
laut dibuat grafik penentuan kedalaman gelombang pecah (gambar 2.25).(gambar 2.25). Untuk Untuk menghitung tinggi dan kedalaman gelombang pecah pada kedalaman tertentu, menghitung tinggi dan kedalaman gelombang pecah pada kedalaman tertentu, disarankan menggunakan kedua jenis grafik tersebut daripada menggunakan disarankan menggunakan kedua jenis grafik tersebut daripada menggunakan persamaan
persamaan 2.17 2.17 dan dan persamaan persamaan 2.18. 2.18. Grafik Grafik yang yang diberikan diberikan dalam dalam gambar gambar 2.122.12 dapat ditulis dalam bentuk berikut :
dapat ditulis dalam bentuk berikut :
( (
22))
// 1 1 gT gT aH aH b b H H d d b b b b b b−−
==
(2.19)(2.19)Dimana a dan b merupakan fungsi kemiringan pantai
Dimana a dan b merupakan fungsi kemiringan pantai mm dan diberikan olehdan diberikan oleh persamaan berikut : persamaan berikut : a a = = 43,75 43,75 ( ( 1- 1- ee-19m-19m) ) (2.20)(2.20) b b == )) 1 1 (( 56 56 ,, 1 1 5 5 ,, 19 19 mm ee−−
++
(2.21)(2.21) di mana : di mana : HH b b : tinggi gelombang pecah: tinggi gelombang pecah
H’
H’00 : tinggi gelombang laut dalam ekivalen: tinggi gelombang laut dalam ekivalen
L
L00 : panjang gelombang di laut dalam: panjang gelombang di laut dalam
d
d b b : kedalaman air pada saat gelombang pecah: kedalaman air pada saat gelombang pecah
m
m : : kemiringan kemiringan dasar dasar lautlaut g
g : : percepatan percepatan gravitasigravitasi T
Gambar 2.27 Penentuan Tinggi Gelombang Pecah Gambar 2.27 Penentuan Tinggi Gelombang Pecah
Gambar 2.28 Penentuan Kedalaman Gelombang Pecah Gambar 2.28 Penentuan Kedalaman Gelombang Pecah
f.
f. Run-up Run-up GelombangGelombang
Pada waktu gelombang menghantam suatu bangunan, gelombang tersebut Pada waktu gelombang menghantam suatu bangunan, gelombang tersebut akan naik (
akan naik (run uprun up) pada permukaan bangunan. Elevasi (tinggi) bangunan yang) pada permukaan bangunan. Elevasi (tinggi) bangunan yang direncanakan tergantung pada
direncanakan tergantung pada run uprun up dan limpasan yang diijinkan.dan limpasan yang diijinkan. Run Run upup tergantung pada bentuk dan kekasaran bangunan, kedalaman air pada kaki tergantung pada bentuk dan kekasaran bangunan, kedalaman air pada kaki bangunan, dan karakter
bangunan, dan karakterisitik gelombang.isitik gelombang.
Gambar 2.29
Gambar 2.29 Run Up Run Up GelombangGelombang
Telah banyak dilakukan berbagai penelitian tentang
Telah banyak dilakukan berbagai penelitian tentang run uprun up gelombang.gelombang. Hasil penelitian tersebut berupa grafik yang digunakan untuk menentukan tinggi Hasil penelitian tersebut berupa grafik yang digunakan untuk menentukan tinggi run up
run up. Gambar di bawah ini merupakan grafik hasil percobaan di laboratorium. Gambar di bawah ini merupakan grafik hasil percobaan di laboratorium yang dilakukan oleh Irribaren untuk menentukan besar
yang dilakukan oleh Irribaren untuk menentukan besar run uprun up gelombang padagelombang pada bangunan dengan permukaan m
bangunan dengan permukaan miring untuk berbagai tipe material. Fungsi iring untuk berbagai tipe material. Fungsi bilanganbilangan Irribaren untuk berbagai jenis lapis lindung dinyatakan dalam
Irribaren untuk berbagai jenis lapis lindung dinyatakan dalam persamaan berikut :persamaan berikut :
( (
))
00,,55 // Lo Lo H H tg tg Ir Ir==
θ θ (2.22)(2.22) dimana : dimana : IrIr : : bilangan bilangan IrribarenIrribaren θ
θ : sudut kemiringan sisi bangunan pantai: sudut kemiringan sisi bangunan pantai H
H : : tinggi tinggi gelombang gelombang di di lokasi lokasi bangunanbangunan Lo
Gambar
Gambar 2.30 2.30 Grafik Grafik Run Up Run Up GelombangGelombang
Grafik tersebut juga dapat digunakan untuk menghitung
Grafik tersebut juga dapat digunakan untuk menghitung run downrun down (R (R dd),),
yaitu turunnya permukaan air karena gelombang pada sisi bangunan pantai. yaitu turunnya permukaan air karena gelombang pada sisi bangunan pantai.
2.3.1.4
2.3.1.4 Pembangkitan GelombangPembangkitan Gelombang
Angin yang berhembus di atas permukaan air yang semula tenang, akan Angin yang berhembus di atas permukaan air yang semula tenang, akan menyebabkan gangguan pada permukaan tersebut, dengan timbulnya riak menyebabkan gangguan pada permukaan tersebut, dengan timbulnya riak gelombang kecil di atas permukaan air. Apabila kecepatan angin bertambah, riak gelombang kecil di atas permukaan air. Apabila kecepatan angin bertambah, riak tersebut menjadi semakin besar, dan apabila angin berhembus terus akhirnya akan tersebut menjadi semakin besar, dan apabila angin berhembus terus akhirnya akan terbentuk gelombang. Semakin lama semakin kuat angin berhembus, semakin terbentuk gelombang. Semakin lama semakin kuat angin berhembus, semakin besar
besar gelombang gelombang yang yang terbentuk. terbentuk. Tinggi Tinggi dan dan periode periode gelombang gelombang yangyang dibangkitkan dipengaruhi oleh kecepatan angin
dibangkitkan dipengaruhi oleh kecepatan angin U,U, lama hembus anginlama hembus angin D D, dan, dan fetch F
fetch F yaitu jarak angin berhembus.yaitu jarak angin berhembus.
Di dalam peramalan gelombang, perlu diketahui beberapa parameter Di dalam peramalan gelombang, perlu diketahui beberapa parameter berikut ini :
berikut ini :
••
Kecepatan rerata anginKecepatan rerata angin U U di permukaan air.di permukaan air.••
Arah angin.Arah angin.••
Panjang daerah pembangkitan gelombang Di mana angin mempunyaiPanjang daerah pembangkitan gelombang Di mana angin mempunyai kecepatan dan arah konstan (kecepatan dan arah konstan ( fetch). fetch).
••
Lama hembus angin padaLama hembus angin pada fetch. fetch.a. Kecepatan Angin a. Kecepatan Angin
Biasanya pengukuran angin dilakukan di daratan, padahal di
Biasanya pengukuran angin dilakukan di daratan, padahal di dalam rumus-dalam rumus-rumus pembangkitan gelombang data angin yang digunakan adalah yang ada di rumus pembangkitan gelombang data angin yang digunakan adalah yang ada di atas permukaan laut. Hubungan antara angin di atas laut dan angin di atas daratan atas permukaan laut. Hubungan antara angin di atas laut dan angin di atas daratan terdekat diberikan oleh :
terdekat diberikan oleh : R
R LL== U U WW// U U LL (2.23)(2.23)
di mana : di mana : R
R L L == Hubungan antara angin di atas laut dan angin di atas daratanHubungan antara angin di atas laut dan angin di atas daratan
terdekat. terdekat. U
U W W == Kecepatan angin diatas permukaan air.Kecepatan angin diatas permukaan air.
U
U L L == Kecepatan angin diatas permukaan daratan.Kecepatan angin diatas permukaan daratan.
Rumus-rumus dan grafik-grafik pembangkitan gelombang mengandung Rumus-rumus dan grafik-grafik pembangkitan gelombang mengandung variabel
variabel U U A A , , yaitu faktor tegangan angin yang dapat dihitung yaitu faktor tegangan angin yang dapat dihitung dari kecepatan angin.dari kecepatan angin.
Setelah dilakukan berbagai konversi kecepatan angin seperti yang dijelaskan di Setelah dilakukan berbagai konversi kecepatan angin seperti yang dijelaskan di atas, kecepatan angin dikonversikan pada faktor tegangan angin dengan atas, kecepatan angin dikonversikan pada faktor tegangan angin dengan menggunakan rumus berikut :
menggunakan rumus berikut : U
U AA= 0,71 ×= 0,71 × U U WW¹¹’’²³ ²³ (2.24)(2.24)
di mana
b.
b. Fetch Fetch
Tinjauan pembangkitan gelombang di laut,
Tinjauan pembangkitan gelombang di laut, fetch fetch dibatasi oleh bentuk dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut.
daratan yang mengelilingi laut. FetchFetch adalah jarak dari daerah perairan terbukaadalah jarak dari daerah perairan terbuka untuk pembangkitan gelombang tanpa adanya halangan daratan. Di daerah untuk pembangkitan gelombang tanpa adanya halangan daratan. Di daerah pembentukan gelombang,
pembentukan gelombang, gelombang gelombang tidak tidak hanya hanya dibangkitkan dalam dibangkitkan dalam arah arah yangyang sama dengan arah angin tetapi juga
sama dengan arah angin tetapi juga dalam berbagai sudut terhadap arah angin.dalam berbagai sudut terhadap arah angin. Fetch
Fetch efektif rerata efektif diberikan oleh persamaan berikut efektif rerata efektif diberikan oleh persamaan berikut :: F Feff eff ==
∑
∑
∑
∑
α α α α cos cos cos cos ii x x (2.25) (2.25) Keterangan : Keterangan : FF eff eff == Fetch Fetch rata – rata efektif (km).rata – rata efektif (km).
Xi
Xi = = Panjang Panjang segmensegmen fetch fetch yang diukur dari titik observasi gelombang keyang diukur dari titik observasi gelombang ke ujung akhir
ujung akhir fetch fetch (km).(km).
α
α = Deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan= Deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan
pertambahan 6
pertambahan 600sampai sudut sebesar 42sampai sudut sebesar 4200pada kedua sisi dari arah angin.pada kedua sisi dari arah angin.
c. Peramalan Gelombang di Laut Dalam. c. Peramalan Gelombang di Laut Dalam.
Berdasarkan pada kecepatan angin, lama hembus angin dan
Berdasarkan pada kecepatan angin, lama hembus angin dan fetch fetch sepertiseperti yang telah dibicarakan di depan, dilakukan peramalan gelombang dengan yang telah dibicarakan di depan, dilakukan peramalan gelombang dengan menggunakan grafik pada Gambar 2.32
menggunakan grafik pada Gambar 2.32 .. Dari grafik tersebut apabila panjang
Dari grafik tersebut apabila panjang fetch fetch (( F) F), faktor tegangan angin (, faktor tegangan angin (U U A A ) )
dan durasi diketahui maka tinggi dan periode gelombang signifikan dapat dan durasi diketahui maka tinggi dan periode gelombang signifikan dapat dihitung.
.3.1.5 .3.1.5 PePe Ban Ban gaya-gaya gaya-gaya didasarkan didasarkan aman. aman. Ting Ting gelombang gelombang distribusi distribusi R R dengan kara dengan kara s
s; dan lain; dan lain
.3.2 .3.2 FluFlu Men Men enting di d enting di d eriode yan eriode yan ang diseba ang diseba a. a. KenaikaKenaika .. KenaikaKenaika c. c. PemanaPemana d. d. PasangPasang Ga Ga Gam Gam ilihan Gel ilihan Gel unan pelab unan pelab yang beke yang beke ada kondis ada kondis gi gelomba gi gelomba signifikan signifikan yleigh yleigh,, H H s s kteristik ya kteristik ya -lain. -lain. tuasi Muk tuasi Muk urut Triatm urut Triatm alam perenc alam perenc g lebih bes g lebih bes kan oleh p kan oleh p n muka air n muka air n muka air n muka air an global an global urut urut bar 2.5 Gra bar 2.5 Gra bar 2.32 Gr bar 2.32 Gr mbang Re mbang Re uhan/pantai uhan/pantai rja padany rja padany i ekstrim, i ekstrim, g yang dip g yang dip H H s. s. DengaDenga dapat digun dapat digun g lain, mis g lain, mis Air Laut Air Laut djo (1999) djo (1999) anaan bang anaan bang r dari peri r dari peri oses alam d oses alam d arena gelo arena gelo arena angi arena angi fik Peramal fik Peramal fik Perama fik Perama ncana ncana harus dire harus dire a. Hitunga a. Hitunga engan kon engan kon roleh dari p roleh dari p mengang mengang akan untuk akan untuk lnya lnya H H 1010 == elevasi mu elevasi mu nan pantai. nan pantai. de gelomba de gelomba iantaranya iantaranya bang ( bang (wavwav
((wind set uwind set u
an Gelomba an Gelomba lan Gelomb lan Gelomb canakan u canakan u n stabilitas n stabilitas isi tersebut isi tersebut eramalan g eramalan g ap tinggi ap tinggi memperkir memperkir 1,28 1,28 H H s s;; H H a air merup a air merup Muka air l Muka air l ng angin. ng angin. dalah: dalah: set up) set up) ) ) ng. ng. ng. ng. tuk mamp tuk mamp bangunan bangunan bangunan bangunan lombang a lombang a gelombang gelombang kan tinggi kan tinggi = 1,37 = 1,37 H H s s;; akan param akan param ut berflukt ut berflukt luktuasi m luktuasi m menahan menahan biasanya biasanya arus tetap arus tetap alah tinggi alah tinggi mengikuti mengikuti gelombang gelombang H H 11 = 1,68= 1,68 eter sangat eter sangat asi dengan asi dengan ka air laut ka air laut