• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Perencanaan

3. Pengadaan

4. Penyimpanan dan penyaluran 5. Pemeliharaan perlengkapan 6. Penghapusan

7. Pengendalian22

Pendapat yang disampaikan oleh Piet Sahertian sama halnya dengan yang tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Bahwa langkah pertama yang digunakan dalam pengelolaan diawali dengan kegiatan perencanaan. Hal ini dapat meliputi penentuan kebutuhan perlengkapan

21

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 Tentang StandarPengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, h.24

22

Piet A, Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), cet. 1, h. 170

sekolah baik perlengkapan administrasi, media dan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran dan proses pendidikan yang terjadi di sekolah. Namun, tahapan-tahapan selanjutnya mengalami beberapa perbedaan-perbedaan yang sangat jelas, antara lain menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional langkah berikutnya adalah mengevaluasi, menyusun skala prioritas, dan pemeliharaan fasilitas. Sedangkan Piet sahertian berpendapat langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam penglolaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu: penganggaran dan perencanaan biaya, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, pemeliharaan, penghapusan dan yang terakhir adalah pengendalian. Perbedaan ini disebabkan langkah-langkah yang dipaparkan oleh Piet Sahertian lebih terperinci dan lebih detail sedangkan dalam Peraturan Menteri yang menguraikan proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan langkah-langkah atau tahapannya lebih secara umum.

Senada dengan pendapat Piet sahertian yang menjelaskan ruang lingkup pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan secara lebih rinci yaitu berawal dari perencanaan sampai dengan tahap pengendalian. hal ini dapat dijumpai dari pendapat Ary H gunawan yang menjelaskan secara Kronologis- Operasional kagiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi:

1. Perencanaan pengadaan barang 2. Prakualifikasi rekanan

3. Pengadaan barang

4. Penyimpanan, inventarisasi, penyaluran 5. Pemeliharaan, rehabilitasi

6. Penghapusan dan penyingkiran 7. Pengendalian23

Tahapan atau langkah-langkah pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang telah dijelaskan di atas, dari langkah awal-awal hingga akhir dapat terlihat jelas banyaknya persamaan tahapan yang harus dilaksanakan dengan pendapat Piet Sahertian. Hanya saja terdapat perbedaan sedikit yaitu dalam kegiatan penganggaran dan perencanaan biaya. Di dalam pendapat Ary

23

Drs Ary, H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), cet. 1, h. 116

H Gunawan kegiatan ini dimasukkan ke dalam tahapan perencanaan pengadaan barang. Jadi, dalam kegiatan perencanaan selain merencanakan apa saja barang-barang yang akan dipenuhi kebutuhannya di sekolah, kegiatan ini juga meliputi berapa banyak biaya yang dibutuhkan oleh sekolah dalam memenuhi kebutuhan perlengkapan sekolah dan penganggaran untuk pengalokasian dana untuk pemeliharaan fasilitas yang ada di sekolah. Perbedaan selanjutnya yaitu pada tahapan prakualifikasi rekanan yang ada di dalam proses pengelolaan yang dijelaskan oleh Ary H Gunawan. Kegiatan ini meliputi adanya kerja sama antara pihak sekolah dengan pihak pengadaan barang yang akan digunakan sekolah. Bentuk kegitan ini dilakukan dengan sistem tender atau lelang, hal ini dilakukan karena dikhawatirkan adanya manipulasi dan penyalahgunaan anggaran dana dan biaya yang akan dikeluarkan pihak sekolah dengan kualitas yang diinginkan sekolah.

Berbeda dengan tiga pendapat yang telah dijelaskan di atas, bahwa ruang lingkup pengelolaan berawal dari kegiatan perencanaan yang di dalamnya meliputi kegiatan perencanaan biaya atau penganggaran alokasi dana untuk kebutuhan perlengkapan sekolah. lain halnya dengan yang dijelaskan oleh Ibrahim Bafadal bahwa proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan berawal dari kegiatan pengadaan. Hal ini dapat dicermati dari langkah- langkah sebagai berikut:

1. Pengadaan - Analisis kebutuhan - Analisis Anggaran - Seleksi - Keputusan - Pemerolehan 2. Pendistribusian - Pengalokasian - Pengiriman

3. Penggunaan dan pemeliharaan 4. Inventarisasi

5. Penghapusan24

24

Ibrahim, Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori Dan Aplikasinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet. 2, h. 7

Dari langkah-langkah di atas, dapat dilihat jelas persamaan pendapat dari Piet Sahertian dan Ary H Gunawan bahwa proses awal dari pengelolaan sarana dan parasarana pendidikan diawali dengan perencanaan pengadaan kebutuhan perlengkapan sekolah, kemudian langkah selanjutnya adalah proses pengadaan barang-barang atau perlengkapan sekolah. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan pendapat Ibrahim Bafadal terdapat perbedaan yang menyatakan bahwa langkah awalnya yaitu: pengadaan dan perencanaan dalam kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan digabungkan menjadi satu kegiatan yang di dalamnya ada langkah-langkah yang harus ditempuh. antara lain: merencanakan, menganalisis kebutuhan, menganalisis anggaran, memenuhi, memperoleh dan mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan25.

Pengadaan perlengkapan sekolah biasanya dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pendidikan di sekolah. Penyesuaian ini diharapkan seiring dengan upaya yang dilakukan oleh sekolah dan pemerintah sebagai bentuk kepedulian pada pendidikan. sehingga tujuan pendidikan yang diinginkan dapat tercapai yaitu membentuk peserta didik yang mempunyai mutu yang optimal.

Jadi, pada hakikatnya empat pendapat yang telah dikemukakan mempunyai banyak persamaan di dalam tahapan-tahapan yang akan ditempuh dalam proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan. Hanya saja ada yang dijelaskan secara umum dan ada juga yang menjelaskan secara terperinci/detail. Dan dari keempat pendapat tersebut, dapat penulis analisa bahwa adanya ruang lingkup pengelolaan sarana dan prasarana yang berbeda pada tahapan-tahapan yang akan dijalankan untuk mengelola sarana dan prasarana pendidikan. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa untuk mengelola sarana dan prasarana yang maksimal harus dimulai dari perencanaan. Hal ini terbukti dalam setiap kegiatan yang memerlukan

25

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 Tentang StandarPengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, h.24

pengelolaan, pasti diawali dengan perencanaan. karena perencanaan merupakan kegiatan untuk memulai program yang akan dilaksanakan secara sistematis. oleh karena itu, dalam tahap awal pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan membutuhkan perencanaan. Dari keempat pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan yaitu standar pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan mempunyai tahapan-tahapan yang harus ditempuh sebagai berikut: 1) Perencanaan, 2) Pengadaan, 3) Pemeliharaan, 4) Penghapusan, dan 5) Pengendalian. Adapun penjelasan dari langkah-langkah dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan

Adanya perencanaan memudahkan sekolah untuk mengelola dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan apa saja yang akan dipenuhi dalam program kerja perencanaan sarana dan prasarana pendidikan untuk mencapai hasil yang maksimal. Dengan adanya perencanaan ini, komitmen dan usaha keras pihak sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana pendidikan dapat terwujud dengan baik. Adapun perencanaan dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan akan dijelaskan sebagai berikut:

Ditinjau dari arti katanya, perencanaan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan kegiatan-kegiatan dan program-program yang akan dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan. 26 Senada dengan pernyataan tersebut Perencanaan juga dapat dikatakan sebagai tindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang seperti definisi yang diberikan oleh Anderson dan Bowman berbunyi: “Perencanaan adalah proses mempersiapkan seperangkat putusan bagi

perbuatan di masa yang akan datang”.27

Dapat dipahami bahwa perencanaan perlengkapan pendidikan adalah suatu proses memikirkan

26

Ibrahim, Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah …, h. 26 27

Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan (Dasar Teoretis Untuk Praktek Profesional),

dan menetapkan program pengadaan fasilitas yang ada disekolah, baik berupa sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan mendatang sehingga tujuan yang ingin dicapai sekolah dapat terwujudkan.

Menurut R. Freedman dan kawan-kawannya mengatakan, bahwa perencanaan atau rencana (planning/programming) adalah Pengetrapan secara sistematik dari pada pengetahuan yang tepat guna untuk mengontrol dan menentukan arah kecenderungan perubahan, menuju kepada tujuan yang telah ditetapkan.28

Jadi, perencanaan dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses awal dalam menetapkan dan memikirkan segala kebutuhan sekolah yang meliputi sarana dan prasarana pendidikan disekolah pada masa yang akan datang sehingga tujuan pengadaan barang tercapai dan kebutuhan sekolah terpenuhi secara optimal. Agar proses pendidikan didalam sekolah dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.

Untuk merencanakan pengelolaan perencanaan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dibutuhkan beberapa langkah yang akan dijalankan untuk merumuskan suatu perencanaan sarana dan prasarana dalam menunjang proses pembelajaran. Oleh karena itu, pendapat- pendapat dari para pelaksana pendidikan sekolah sangat diharapkan dalam merencanakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik di sekolah. Dengan demikian, tersirat makna bahwa perencanaan sarana dan prasarana merupakan langkah awal yang terpenting untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Adapun langka-langkah tentang prosedur perlengkapan pendidikan di sekolah dalam merumuskan perencanaan sarana dan prasarana akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Pembentukan panitia pengadaan barang atau perlengkapan. b. Penerapan kebutuhan perlengkapan.

c. Penetapan spesifikasi

d. Penetapan harga satuan perlengkapan.

28

Ary, H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro), (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), cet. 1, h. 117

e. Pengujian segala kemungkinan. f. Rekomendasi

g. Penilaian kembali.29

Langkah-langkah atau prosedur diatas harus dilalui terlebih dahulu, agar perencanaan yang telah dirancang dapat terlaksana dengan baik dan tujuan yang diharapkan akan tercapai sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dari langkah-langkah tersebut, maka akan dirumuskan perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yang akan dilaksanakan selama lima tahun ke depan. Dengan perencanaan inilah sekolah bisa mengamati dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan apa saja yang akan dilaksanakan untuk memenuhi program pendidikan dalam bidang sarana dan prasarana yang baik. Dan dapat dipastikan apa saja yang telah direncankan oleh pihak sekolah akan terlaksana dengan lancar.

2. Pengadaan

Pada tahap awal telah dijelaskan tentang perencanaan, maka selanjutnya setelah direncanakan oleh pihak sekolah berserta guru-guru yaitu, melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang direncanakan dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan. Adapun pengadaan perlengkapan sekolah yang dimaksud, akan dijelaskan sebagai berikut:

Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas.30 Pengadaan barang adalah semua kegiatan penyediaan perlengkapan untuk menunjang pelaksanaan tugas sekolah.31

Dapat disimpulkan bahwa pengadaan perlengkapan sekolah adalah segala kegiatan yang dilakukan guna menyediakan perlengkapan yang diperlukan oleh sekolah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar agar

29

Ibrahim, Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah …, h. 28 30

Ary, H. Gunawan, Administrasi Sekolah…, h. 135.

31

Piet A, Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan Di sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), cet. 1, h. 176

dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Dari apa yang telah ditemukan pada saat penentuan kebutuhan, kemudian selanjutnya adalah proses pengadaan. Proses pengadaan ini kemungkinan-kemungkinan bisa dilakukan dengan pembelian. salah satunya yaitu dengan biaya dari pemerintah, Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP), sumbangan orang tua, komite sekolah, bantuan dari masyarakat atau melalui proposal- proposal kerjasama, dan lain-lain.

Selain itu, Ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh pengelola perlengkapan sekolah untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan sekolah, antara lain dengan cara membeli, mendapatkan hadiah atau sumbangan, tukar-menukar, dan meminjam.32

Senada dengan hal tersebut pengadaan prasarana dan sarana pendidikan dapat dilaksanakan dengan cara:

a). pembelian b). buatan sendiri

c). penerimaan hibah atau bantuan d). penyewaan

e). pinjaman

f). pendaurulangan.

Pengadaan prasarana dan sarana pendidikan di suatu lembaga pendidikan atau sekolah dapat dilakukan dengan dana rutin, dana dari masyarakat atau dana bantuan dari pemerintah daerah atau anggota masyarakat lainnya.33

Jadi, pengadaan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan ada beberapa pihak yang ikut terkait di dalamnya seperti pihak pemerintah pusat maupun daerah, kepala sekolah, wakil bidang sarana dan prasarana, guru-guru, komite sekolah dan juga masyarakat yang peduli akan pendidikan.

Barang-barang yang diadakan adalah barang-barang yang berkaitan dengan keperluan sekolah diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Pengadaan buku-buku pelajaran

Pengadaan buku-buku diperlukan di sekolah meliputi:

32

Ibrahim, Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah …, h. 32 33

1) Buku pelajaran 2) Buku bacaan

3) Buku bacaan pelajaran 4) Buku perpustakaan 5) Kamus

6) Ensiklopedia

7) Majalah pendidikan.

Pengadaan buku-buku ini dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah:

1) Membeli

2) Menerbitkan buku sendiri 3) Menerima bantuan 4) Menerima hadiah 5) Menukar.

b. Pengadaan alat-alat kantor

Pengadaan alat-alat kantor adalah alat-alat yang biasanya digunakan dalam suatu kegiatan kantor yang antara lain meliputi:

1) Mesin tik 2) Mesin hitung 3) Mesin stensil 4) Kertas

5) Alat pembersih

Pendidikan adalah alat-alat yang secara fungsional digunakan dalam proses belajar mengajar, alat-alat itu meliputi:

1) Alat peraga 2) Alat praktek 3) Alat laboratorium 4) Alat kesenian

5) Alat olah raga, dan lain-lain

c. Pengadaan perabot

Pengadaan perabot adalah barang-barang rumah tangga yang fungsinya, sebagai tempat penyimpanan atau pengamanan. Ada alat- alat atau bahan-bahannya, antara lain meliputi:

1) Meja tulis 2) Kursi 3) Lemari 4) Rak

6) Brangkas, dan lain-lain34

Ada beberapa cara pengadaan perabot yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah diantaranya yaitu dengan cara membeli barang-barang atau perabotan, membuat sendiri serta dengan menerima bantuan atau sumbangan. Pengadaan perabotan dengan cara membeli biasanya dapat berbentuk barang yang sudah jadi atau ready stock sehingga pihak sekolah dapat langsung mempergunakannya sesuai dengan kegunaan barang-barang atau perabot tersebut. Selain itu didalam kegiatan pengadaan dengan cara membeli ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu ukuran barang, cara pembuatan barang tersebut, dan yang paling terpenting adaah kualitas yang dimiliki barang yang akan dibeli. Kemudian cara pengadaan dapat dilakukan dengan membuat sendiri barang tersebut. Hal ini dapat dilakukan dalam rangka praktek atau tugas sekolah yang diadakan di sekolah. contohnya yaitu pembuatan alat peraga saat praktek pelajaran tertentu seperti dalam pelajaran matematika peserta didik ditugaskan untuk membuat bentuk kubus, balok, persegi empat, segitiga dengan menggunakan karton atau kardus yang tidak digunakan lagi. Kegiatan ini harus disesuaikan dengan kemampuan dan biaya yang dimiliki oleh pembuat barang tersebut. Dan cara pengadaan yang terakhir yaitu dengan menerima bantuan atau sumbangan dari stakeholder pendidikan atau komite sekolah. Hal ini diharapkan bersifat tidak terikat dan dapat dilaksanakan dengan proses penyampaian secara verbal salah satu caranya yaitu rapat dengan wali siswa dan masyarakat yang ikut andil dalam pendidikan. Dari kegiatan ini dapat dilihat peran kepedulian yang diberikan oleh stakeholder pendidikan.35

34

Piet A, Sahertian, Dimensi Administrasi ..., h. 182.

35

d. Pengadaan bangunan

Pengadaan bangunan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti:

1) Membuat bangunan baru, yang meliputi: mendirikan, memperbaharui, memperluas dan lain-lain.

2) Membeli bangunan, meliputi: membeli bangunan yang sudah jadi termasuk tanahnya.

3) Menyewa bangunan. 4) Menerima hibah bangunan 5) Menukar bangunan.

e. Pengadaan tanah

Pengadaan tanah dapat dilakukan dengan cara: 1) Membeli

2) Menerima hibah 3) Menerima hak pakai 4) Pemekaran tanah.36

Pengadaan barang perlengkapan sekolah ini harus disesuaikan dengan perencanaan awal yang telah ditentukan, selain itu juga kuantitas dan kualitas yang terdapat dalam barang-barang tersebut harus sesuai juga. Karena jika jumlah tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada akan mengalami kekurangan dan proses belajar mengajar dapat terhambat. Kualitas juga harus diperhatikan, sehingga dalam pengadaan ini barang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Pengadaan perlengkapan sekolah ini pun didukung oleh dana yang disediakan oleh pemerintah. Pembagiannya yaitu sekolah Negeri yang dibawahi oleh Dinas Pendidikan akan diberikan uang subsidi untuk pengadaan perlengkapan sekolah sesuai dengan kebutuhan yang diajukan sekolah dalam bentuk proposal. Oleh karena itu, pemerintah sangat mendukung sekali program-program yang diadakan sekolah dalam memenuhi kebutuhan pengadaan perlengkapan sekolah.

36

3. Pemeliharaan

Dalam siklus pengelolaan sarana dan prasarana, ada tahapan yang pada kegiatan tersebut merupakan hal-hal yang pelaksanaannya dilakukan secara berkala. Dengan begitu pihak sekolah harus benar-benar menjaga dan memelihara agar kondisi perlengkapan sekolah tersebut dalam keadaan baik, sehingga perlengkapan sekolah tersebut digunakan kembali oleh pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan nilai guna yang utuh dan bermanfaat bagi penunjang transferisasi ilmu pengetahuan yang terjadi di kelas. Adapun, makna tentang pemeliharaan akan di jelaskan sebagai berikut:

Pemeliharaan adalah suatu kegiatan pemeliharaan yang terus menerus untuk mengusahakan agar setiap jenis barang dapat ditetapkan berada dalam keadaan baik atau siap pakai.37 Pemeliharaan dilakukan agar sarana dan prasarana tidak cepat rusak dan selalu dalam keadaan siap-pakai dalam proses/kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, akan tercipta suasana kelas yang menarik sehingga siswa dapat belajar dengan baik.

Menurut Thalib Kasan terdapat beberapa aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah antara lain sebagai berikut:

a. Rehabilitasi yaitu melakukan perbaikan-perbaikan, b. Mengatur dan memelihara ruang belajar

c. Memperhatikan kondisi sanitasi, d. Penyimpanan alat-alat yang tepat,

e. Pemeliharaan halaman dan tempat bermain. 38

Jadi, Pemeliharaan dilakukan agar barang-barang yang disimpan atau dipakai selalu dalam keadaan baik dan dapat siap pakai. Upaya-upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan yang telah dijelaskan diatas adalah langkah yang tepat dan dianjurkan dalam kegiatan pemeliharaan. Oleh karena itu, pemeliharaan yang baik yaitu pemeliharaan yang dilakukan secara teratur, dan berkala dengan tujuan agar perlengkapan sekolah yang

37

Piet A, Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan Disekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), cet. 1, h. 195

38

Tholib, Kasan, Teori Dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studia Pres), h. 103, t.t.

digunakan bisa dimanfaatkan baik oleh pendidik maupun peserta didik dalam proses pembelajaran.

Pemeliharaan menurut kurun waktunya dapat dibagi menjadi dua yaitu:

Pemeliharaan dilakukan oleh koordinator atau penanggung jawab pemegang barang atau sarana dan prasarana secara berkesinambungan, yaitu dengan cara pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berkala. Pemeliharaan yang dilakukan sehari-hari yaitu pemeliharaan yang dilakukan oleh pegawai yang menggunakan fasilitas atau barang tersebut dan bertanggung jawab penuh atas barang yang digunakannya. Contoh dari barang yang pemeliharaannya dilakukan sehari-hari yaitu: mobil yang dipegang tanggung jawabnya oleh supir, mesin diesel, mesin tik dan lain- lain. Sedangkan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan jangka waktu tertentu atau pemeliharaannya dilakukan pada waktu tertentu yang telah ditetapkan pihak sekolah, misalnya pemeliharaan yang dilakukan dua bulan sekali atau tiga bulan sekali. Salah satu contohnya yaitu bangunan atau gedung. Pemeliharaannya yaitu dengan melakukan pengecatan gedung yang dilakukan enam bulan sekali. Pemeliharaan ini dilakukan agar fasilitas atau perlengkapan yang dimiliki oleh sekolah menarik, mudah dipergunakan saat dibutuhkan dan tidak mudah rusak sehingga nilai guna dan manfaatnya bisa digunakan oleh semua pihak. Kegiatan pemeliharaan ini bukan hanya koordinator saja yang mempunyai tanggung jawab tetapi dibutuhkan kesadaran dan tanggung jawab dari semua pihak yang memakai dan menggunakan sehingga barang dapat awet dan dapat digunakan dalam jangka waku yang lama.39

Kegiatan pemeliharan ini adalah salah satu proses kegiatan yang banyak mengeluarkan biaya karena dilakukan secara berkala. Maka, Dari beberapa pendapat tentang arti pemeliharaan sarana dan prasarana dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan sarana dan prasarana yang menunjang

39

proses pembelajaran dikelas merupakan hal terpenting yang harus dilakukan oleh pihak koordinator pelaksana pengelola sarana dan prasarana. Dengan begitu guru dan peserta didik dapat merasakan nilai guna dari perlengkapan sekolah yang digunakan dalam menunjang proses pembelajaran dikelas. Inilah manfaat dari pemeliharaan perlengkapan sekolah yang selalu dilakukan secara berkala. Di dalam kegiatan pemeliharaan ini juga terdapat kegiatan penyimpanan dan inventarisasi karena pemeliharaan akan lebih efektif jika dibarengi dengan kedua kegiatan tersebut. Adapun untuk memahami bagaimana penyimpanan dan invetarisasi perlengkapan sekolah dengan baik, akan dijelaskan beberapa pengertian tentang penyimpanan.

Penyimpanan adalah penerimaan, menyimpankan, dan mengeluarkan barang diatur digudang sebagaimana yang dimaksudkan dalam pasal 55 dan 77 UU perbendaharaan Indonesia (ICW).40 Selain itu, Penyimpanan dapat diartikan dengan penampung/ mewadahi hasil pengadaan barang- barang semi keamanan, baik yang belum maupun yang akan didistribusikan.41

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan yang dimaksud dengan penyimpanan adalah suatu kegiatan menampung barang-barang yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar agar tidak rusak dan hilang. Untuk keperluan penyimpanan barang biasanya digunakan gudang. Untuk mempersiapkan sebuah gudang perlu diperhatikan beberapa faktor seperti lokasi, konstruksi, bentuk, keamanan, dan tata letak barang.

Dalam bukunya yang berjudul Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Tholib Kasan mengatakan ada beberapa prinsip dalam penyimpanan peralatan dan perlengkapan pengajaran sekolah di antaranya adalah:

a. Semua alat-alat dan perlengkapan harus disimpan di tempat-tempat yang bebas dari faktor-faktor perusak seperti panas, lembab, lapuk dan serangga.

40

Piet A, Sahertian, Dimensi Administrasi ..., h. 191.

41

b. Mudah dikerjakan, baik untuk menyimpan maupun untuk keluar alat. c. Mudah didapat bila sewaktu-waktu diperlukan.

d. Tanggung jawab untuk pelaksanaan yang tepat dari tiap-tiap penyimpanan harus dirumuskan secara terperinci dan dipahami dengan jelas oleh semua pihak yang berkepentingan.

e. Harus diadakan inventarisasi secara berkala.42

Tempat penyimpanan perlengkapan atau barang-barang yang disimpan baik sewaktu-waktu akan digunakan atau barang yang sudah tidak terpakai lagi biasanya digunakan gudang atau ruangan kosong yang dikhususkan untuk penyimpanan barang. Tempat ini seharusnya dapat menampung semua barang-barang tersebut, karena jika tidak tertampung

Dokumen terkait