• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Manajemen Pengelolaan Ekonomi

1. Perencanaan (Planning)

127

Tabel 2.8

Diagram Teori Manajemen George R. Trry

Sebagai upaya dalam rangka mewujudkan manjemen pengelolaan ekonomi Pesantren, hal ini merupakan sebuah pekerjaan besar dan membutuhkan proses dikerjakan secara totalitas dan fokus dengan implementasi manajemen yang baik.171

Secara umum teori manajemen pengelolaan ekonomi Pesantren sehingga dapat berimplikasi pada berkualitasnya layanan. Maka ada beberapa langkah yang harus ditempuh dan dilaksanakan dengan tekun, gigih, sistematis, kreatif, dan terarah. Adapun langkah tersebut yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

Pentingnya manusia untuk membuat suatu perencanaan yang baik sebelum melakukan suatu perbuatan/tindakan secara tersirat disebutkan di dalam Al-Qur‟an Surat Al-Hasyr (59) ayat 18 sebagai berikut:

171

IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia) http://www.iaei-pusat.org/article/kiat-bisnis/mewujudkankemandirian-ekonomi-umat--1?language=id. 25 september 2013, 0nline 04 Maret 2019, 04.32.

128

ََّاللَّ َّنِإ ۚ َ َّاللَّ اىُقَّتا َو ۖ ٍدَغِل ْتَمَّدَق بَم ٌسْفَو ْسُظْىَتْل َو َ َّاللَّ اىُقَّتا اىُىَمآ َهَِرَّلا بَهََُّأ بََ َنىُلَمْعَت بَمِب ٌسُِبَخ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.172

Sebuah program pengembangan ekonomi pesantren akan berhasil dengan baik bilamana perencanaannya baik. Adapun hal yang perlu dilakukan dalam merencanakan ekonomi pesantren ketika disandingkan dengan pengembangan lembaga pendidikan, antara lain;

a. Analisis SWOT

Analisis SWOT (SWOT analysis) yakni mencakup upaya-upaya untuk mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang menentukan kinerja perusahaan. Informasi eksternal mengeni peluang dan ancaman dapat diperoleh dari banyak sumber, termasuk pelanggan, dokumen pemerintah, pemasok, kalangan perbankan, rekan diperusahaan lain. Banyak perusahaan menggunakan jasa lembaga pemindaian untuk memperoleh keliping surat kabar, riset di internet, dan analisis tren-tren domestik dan global yang relevan.173

Selanjutnya Fredi Rangkuti, menjelaskan bahwa Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan

172

Al-Qur‟an Transliterasi dan Terjemahan, (Bandung; Sinar Baru Algensindo, 2011), 919.

173

129

ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan.174

Dengan demikian, perencanaan strategi harus menganalisa faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang saat ini. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness).

b. Management by Objektive (MBO)

Manajemen berasal dari kata To Manage yang artinya mengatur, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu, yang diatur dalam manajemen antara lain adalah manusia, uang, metode, material, mesin, pasar, dan sebagainya. Komponen-komponen tersebut diatur agar berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal. Pengaturan komponen-komponen tersebut melalui suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.175

Menurut Preter Ducker, Management by Objektive (MBO) pada dasarnya adalah proses penetapan jujuan-tujuan secara umum oleh

174

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta; PT. Graedia, Jakarta, 2004), 18.

175

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta; PT. Bumi Aksara, 2009), 9.

130

pihak manajer atau atasan dengan bawahan bekerja bersama-sama, serta penetapan bidang tanggung jawab utama dari setiap individunya dijabarkan secara tegas dalam bentuk hasi-hasil atau sasaran-sasaran yang diharapkan serta dapat diukur di mana penggunaan ukuran tersebut dimaksudkan sebagai pedoman bagi setiap pihak dalam organisasi untuk melakukan pemantauan terhadap kemajuan yang dicapai.176

Secara umum Management by Objektive (MBO) mempunyai sifat-sifat yang menarik untuk diterapkan, di antaranya;

1. MBO memiliki sasaran yang diletakkan pada rencana berorganisasi. 2. Sasaran yang terukur dengan batasan waktu bagi setiap tingkatan

manajemen.

3. Sasaran bagi setiap bagian ditetapkan oleh manajer dan anggota organisasi secara bersama-sama.

4. Peninjauan kembali sasaran dan pemutaakhiran periodik. Bila sasaran telah tercapai dapat ditingkatkan dan jika mengalami kegagalan perlu diperbaiki.

5. Sasaran yang disepakati bersama sebagai penilaian pelaksanaan. 6. Persiapan dan keterikatan sasaran ke atas, ke bawah, ke samping,

dan menyilang.

7. Adanya tanggung jawab dan wewenang pada setiap bagian organisasi.

176

Husein Umar, Business An Introduction, (Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), 292.

131

8. Rencana pengembangan organisasi secara bersama dapat mempermudah dalam pencapaian sasaran organisasi.177

c. 5W + 1H

Perencanaan yang baik harus menjawab enam pertanyaan 5W+1H (What, Why, Where, When, Whose + How) yang tercakup dalam unsur-unsur perencanaan yaitu: 1) Apa yang harus dikerjakan, yaitu mengidentifikasi segala sesuatu yang akan dilakukan, 2) Mengapa tindakan tersebut harus dilakukan, yaitu merumuskan faktor penyebab dalam melakukan tindakan, 3) Dimana tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan lokasi, 4) Kapan tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan waktu pelaksanaan tindakan, 5) Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, yaitu menentukan pelaku yang akan melakukan tindakan, dan 6) Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut, yaitu menentukan metode pelaksanaan tindakan.

5W (What: Apa?, Who: Siapa?, Where: Di mana?, When: Kapan?, Why: Kenapa?) + 1H (How; Bagaimana?). setelah melakukan analisis SWOT dan menentukan MBO, maka selanjutnya dalam merencanakan ekonomi mandiri kita harus menyusun beberapa pertanyaan penting. Sekali lagi pertanyaan penting yang fokus pada bagaimana mencapai dan mensukseskan pengembangan usaha mandiri pada suatu lembaga pendidikan. 5W+1H adalah pertanyaan-pertanyaan

177

Karhi Nisjar dan Winardi, Teori Sistem dan Pendekatan Sistem dalam Bidang

132

yang harus disiapkan jawabannya sesuai dengan hasil analisis SWOT dan MBO tersebut.

d. Menentukan Profit Usaha bagi Pesantren

Penentuan prosentase profit bagi pesantren sehingga berimplikasi bagi peningkatan kualitas layanan dalam pengembangan lembaga pendidikan islam menjadi hal yang harus diperhatikan dari awal. Ia merupakan pedoman dalam merencanakan usaha mandiri sehingga target yang ingin dicapai benar-benar terealisasi. Penentuan pembagian hasil usaha ekonomi mandiri ini dapat ditentukan dalam musyawarah. Hal tersebut bisa dengan menentukan nomimal atau menentukannya dengan prosentase hasil yang diperoleh usaha mandiri dalam setiap bulannya. Pembagian hasil usaha tersebut diberikan setiap bulan, dan dapat dirubah sesuai perkembangan, dan keputusan pimpinan selama tidak mengakibatkan dampak negatif bagi usaha perekonomian mandiri lembaga pendidikan.

Menurut Anthony dalam Ranupandojo, perencanaan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Perencanaan Strategis yaitu suatu proses perencanaan dimana keputusan tentang tujuan organisasi akan dicapai melalui pengelolaan sumber-sumber daya dan dana yang dimiliki, didasarkan pada kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Perencanaan untuk mengendalikan manajemen yaitu suatu proses perencanaan dimana manajer bertanggung jawab bahwa penggunaan

133

sumber-sumber daya dan dana digunakan seefektif dan seefisien mungkin untuk mencapai tujuan organisasi.

3. Perencanaan operasional yaitu suatu proses dimana usaha melaksanakan kegiatan tertentu dijamin seefektif dan seefisien mungkin.178

Dokumen terkait