• Tidak ada hasil yang ditemukan

Overall Productivity 2014

OP 2014

Gambar 3.6 Grafik Produktivitas Keseluruhan

3.5 Perencanaan Produktivitas

Setelah dilakukan pengolahan data, hasil perhitungannya dianalisis dan akan digunakan dalam perencanaan produkivitas untuk kedepannya.

3.5.1 Analisis Produktivitas Parsial

Evaluasi produktivitas parsial didasarkan pada pencapaian skor produktivitas dari setiap kriteria. Masing-masing kriteria mempunyai pengaruh yang berbeda-beda dalam mencapai produktivitas. Perubahan tersebut dapat dievaluasi melalui skor yang menunjukkan tingkat produktivitas yang dicapai tiap periode pengukuran. Nilai skor pencapaian produktivitas dapat dilihat pada Tabel 3.14.

Kriteria rasio 2 yaitu efisiensi perbandingan antara reject dengan total output dengan konsumsi gas alam dengan nilai pencapaian yang berfluktuasi dengan range level 0 pada bulan Juni dan meningkat secara signifikan hingga mencapai level 6 pada bulan Juli. Hal ini karena produksi pada bulan Juni 2014 sebesar 22.438 ton, dan permintaan konsumen pada tengah tahun naik pada bulan produksi Juli sebesar 49,439 ton. Pada kriteria rasio 6 yaitu perbandingan waktu breakdown dengan

operating time memiliki pencapaian skor yang dibawah rata-rata disebabkan kurangnya pengawasan dan maintenance terhadap mesin produksi berpengaruh terhadap besarnya waktu breakdown yang dibutuhkan perusahaan setiap bulannya. 3.5.2 Analisis Produktivitas Total

Analisis produktivitas total ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat produktivitas total yang dicapai perusahaan. Analisis yang dilakukan dalam pengukuran produktivitas ini adalah dengan cara membandingkan perkembangan dan perubahan produktivitas yang terjadi pada tiap periode. Perubahan produktivitas yang terjadi pada tiap periode tersebut apakah mengalami kenaikan atau tidak dalam perkembangannya. Perkembangan produktivitas tiap periode ini dapat diketahui dengan membandingkan produktivitas pada periode yang diukur dengan produktivitas periode sebelumnya dengan melihat nilai indeks produktivitas pada performance indicator dalam matrix OMAX. Besarnya peningkatan dan penurunan indeks produktivitas total dapat dilihat pada Tabel 3.13.

Nilai indeks produktivitas pada tiap periode cenderung menunjukkan pertumbuhan negatif dengan fluktuasi positif terjadi pada bulan Februari, April, Juli dan November 2014. Peningkatan produktivitas tertinggi terjadi pada bulan Juli di pertengahan tahun semester kedua sebesar 3,16. Penurunan produktivitas pada periode lainnya terjadi akibat pengaruh krisis global yang terjadi pada periode tersebut dan mulai tersaingi oleh aktivitas impor bahan baja oleh perusahaan asing yang semakin meningkat berakibat turunnya permintaan baja dalam negeri.

Selain itu pengaruh langsung dari penurunan permintaan tersebut berpengaruh besar terhadap faktor produksi yaitu pengurangan jam kerja pekerja, jumlah kebutuhan material, dan penggunaan energi listrik serta jumlah tenaga kerja. Sehingga pengurangan kapasitas tersebut berdampak besar terhadap produktivitas dari perusahaan yang akhirnya mengurangi nilai indeks produktivitas yang di ukur. 3.5.3 Identifikasi Permasalahan Produktivitas

Berdasarkan hasil pengumpulan data didapatkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadi permasalahan produktivitas pada bagian produksi CPL, yaitu faktor material, manusia, mesin, dan lingkungan. Pada faktor material, penyebab

rendahnya produktivitas disebabkan karena input yang diterima tidak sesuai dengan standar permintaan dan mesin perusahaan. Sehingga bahan harus di Cutting dan disesuaikan dengan spesifikasi yang diinginkan. Hal tersebut tentu akan meningkatkan bahan reject yang secara langsung akan mengurangi produktivitas. Pada faktor mesin penyebab rendahnya produktivitas disebabkan rusaknya spare part pada mesin pengecekan dan waktu breakdown yang terjadi selama proses produksi. Pada faktor manusia, penyebab rendahnya produktivitas karena kurangnya motivasi yang diberikan dalam melakukan pekerjaan, rendahnya disiplin tenaga kerja dan masih terdapat karyawan yang tidak mematuhi SOP.

Faktor lainnya yang mengakibatkan rendahnya produkivitas adalah lingkungan. Ketidaknyamanan lingkungan yang terjadi di bagian lantai produksi CPL karena kondisi ruangan yang tidak memiliki sistem sirkulasi udara yang baik, Kondisi lantai yang licin dan lembab, serta pencahayaan yang kurang baik.

3.5.4 Usulan Perbaikan produktivitas

Produktivitas diharapkan akan meningkat jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tetapi, kenyataannya sering terjadi suatu pencapaian yang tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan sasaran/tujuan sehingga perusahaan mengalami pertumbuhan negatif. Untuk mengantisipasi kegagalan itu diperlukan usaha-usaha perbaikan agar sasaran atau tujuan yang diinginkan tercapai. Perbaikan dilakukan dengan meninjau ulang apa yang telah dilakukan pada periode sebelumnya.

Perbaikan produktivitas pada perusaan dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa dengan penggunaan sumber-sumber daya secara lebih efektif dan efisien dapat meningkatkan produktivitas. Menurut Erni (2009), saran perbaikan untuk meningkatkan produktivitas adalah menjaga kualitas bahan baku, pengendalian produksi yang terkontrol, melakukan pelatihan secara rutin bagi karyawan yang meningkatkan kemampuan mereka dalam mengolah bahan baku. Sinungan (2009) bahwa pemberdayaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efektif memerlukan teknik managerial seorang pemimpin sehingga hasil yang diperoleh adalah waktu tidak terbuang sia-sia, tenaga digunakan secara efektif dan pencapaian tujuan usaha bisa tercapai.

Berdasarkan hasil pengolahan, maka rasio dengan nilai pencapaian skor paling rendah dan sangat perlu untuk ditingkatkan kontribusinya terhadap peningkatan produktivitas perusahaan adalah rasio 6 dengan total skor 6. Hal ini dikarenakan pada rasio ini didominasi produktivitas yang relatif dibawah rata-rata

Langkah perbaikan produktivitas guna perencanaan peningkatan produktivitas di masa yang akan datang adalah dengan cara memperioritaskan kepada rasio yang memiliki nilai paling buruk untuk ditingkatkan, yaitu :

1. Meningkatkan nilai rasio 6, yaitu rasio antara jumlah breakdown mesin dengan jumlah Operating Time. Hal ini berhubungan erat juga dengan rasio 7, yaitu rasio antara Breakdown mesin dengan Calender Time, Peningkatan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan rutin, penggantian spare part yang berisiko crush, serta melakukan perawatan intensif terhadap mesin, dan mengefisienkan dan manajemen utilisasi waktu perusahhan

2. Meningkatkan nilai rasio 1, yaitu rasio antara output total dengan input. Adapun usulan perbaikan untuk masalah ini antara lain :

a. Seleksi material

Material yang digunakan sebagai bahan baku perlu diseleksi dan disortir agar kualitas produk akhir lebih terjamin dari awal proses (quality at the source).

b. Penetapan kriteria yang baik dalam pemilihan material yang digunakan. Untuk itu diperlukannya ketetapan dari perusahaan terhadap kakao yang digunakan menjadi material.

c. Adanya perbaikan kualitas dari mesin yang digunakan, hal ini dikarenakan banyaknya limbah yang dihasilkan yang berpengaruh terhadap pengeluaran perusahaan.

d. Pengendalaian proses untuk mengurangi jumlah material yang terbuang. Hal ini dikarenakan hasil akhir berupa produk banyak yang terbuang dn mengurangi produktivitas.

3. Meningkatkan nilai rasio 3, yaitu rasio antara total output dengan konsumsi listrik. Usaha yang dapat dilakukan adalah peningkatan pengawasan kerja, pemakaian listrik seefisien mungkin, mengurangi konsumsi listrik pada jam istirahat.

4. Peningkatan kinerja tenaga kerja dapat dicapai dengan adanya training dan pengembangan sumber daya manusia, peningkatan disiplin kerja melalui pengawasan dan peraturan yang tegas, peningkatan motivasi karyawan

dengan memberikan bonus pada karyawan yang tidak memiliki cacat absensi serta bisa melakukan pekerjaannya lebih baik dari standar yang ada., pemberian sanksi bagi karyawan yang tidak taat peraturan.

3.6 Penutup

Penutup berisikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, serta saran yang diberikan penulis untuk perusahaan sebagai langkah perbaikan kedepannya.

3.6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapan setelah melakukan pengumpulan dan pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Rasio yang memiliki pencapaian skor paling rendah dan kurang berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas serta perlu perhatian untuk segera dilakukan perbaiakan adalah rasio 6, yaitu rasio antara waktu breakdown dengan operating time. Jumlah total skor pada rasio 6 adalah 6. Dengan dominasi nilai pencapaian produktivitas sangat buruk.

2. Nilai produktivitas tertinggi terjadi pada periode Juli 2014 sebesar 301,12 dengan indeks perubahan +3,16. Sedangkan nilai produktivitas terendah terjadi pada periode Juni sebesar 72,47 dengan indeks perubahan -0,54

3. Peningkatan dan perbaikan produktivitas pada setiap rasio produktivitas terpilih, secara berurutan diprioritaskan dari skor terendah yaitu prioritas pertama untuk rasio 6, kemudian rasio 7, rasio 1, dan rasio 2, selanjutnya perbaikan rasio 3, prioritas terakhir untuk rasio 4, dan rasio 5.

3.6.2 Saran

Adapun saran yang diberikan penulis untuk perusahaan, khususnya lini Continuous Pickling Line CRM PT Krakatau Steel antara lain :

1. Data-data yang akan digunakan dalam pengukuran produktivitas dengan metode OMAX lebih disempurnakan dan ter-update. Agar perhitungan yang dilakukan lebih akurat dan terarah.

2. Perlu usaha perbaikan dan peningkatan produktivitas untuk setiap rasio terpilih, karena dari keseluruhan rasio belum ada ang menunjukkan nilai pencapaian produktivitas baik yang dominan

3. Tingkatkan kesadaran dan pengertian karyawan akan pentingnya peningkatan produktivitas dalam persaingan di dunia global saat ini.

Dokumen terkait