• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK KEPARIWISATAAN SEMBAHE TERHADAP MASYARAKAT SEMBAHE

WISATAWAN LUAR NEGERI

IV.I. 1. Sektor perdagangan

IV.2.3 Pergaulan Masyarakat

Pada tahu – tahun terakhir ini, banyak para pengamat budaya merasa khawatir akan nasib seni budaya tradisional sebagai akibat sampingan dari pengembangan pariwisata. pengaruh yang merugikan cukup kompleks menyentuh berbagai aspek.

30

Mekipun diketahui aspek ekonomi cukup cerah menaikan pendapatan mata pencarian masyarakat serta devisa daerah, masalah menjadi serius apabila dilihat dari segi sosial budaya yaitu terjadinya penodan budaya – budaya serta pengikisan nilai – nilai budaya seperti kebiasaan – kebiasaan para wisatawan dengan cara bergaul, cara berpakaian, tingkah laku yang mendatangkan semacam pemikiran baru bagi masyarakat.

Berkembangnya pariwisata telah meningkatkan hubungan pergaulan antara para wisatawan dan masyarakat yang menimbulkan cara pergaulan yang baru. Sebelumnya bagi masyarakat Karo hubungan pergaulan telah diatur melalui sistem yaitu bagai mana seseorang itu bertingkah laku terhadap yang lainnya.Adakalanya mereka tidak boleh berbicara langsung, adapula yang tidak bisa berbicara bebas antara wanita dan pria.Semua berlaku bagi semua pihak baik orang tua maupun remaja.

Kontak – kontak yang langsung berhubungan antara budaya masyarakat dan budaya wisatawan mempengaruhi tata pergaulan masyarakat khususnya dikalangan remaja. Para wisatawan dari daerah lain adalah wisatawan yang berpengeluaran tinggi. Wisatawan – wisatawan dari daerah lain ini menginap di tempat penginapan, penampilan mereka yang sudah cukup mewah membuat masyarakat untuk meniru gaya mereka.

Wisatawan yang lebih berperan mempengaruhi pola hidup masyarakat adalah wisatawan dari koata – kota besar yang status ekonominya diatas menengah.

Umumnya mereka adalah pelajar dan mahasiswa.Mereka sering tinggal dan mencari penginapan – penginapan yang tersedia seperti losmen. Pengaruh mereka ini lebih besar bagi masyarakat terutama remaja yang umumnya selalu berpandangan sama dengan menilai sesuatu, misalnya wisatawan yang selalu bergaya. Akan tetapi, dalam hal ini yang sering ditiru oleh para remaja lokal bukan hanya hal – hal yang baik, karena memang pada dasarnya remaja sama, yaitu lebih menyukai sikap agresif yang baru timbul di lingkungannya.31 Para remaja yang terbentuk kepribadiannya lebih mudah untuk menerima unsur – unsur kebudayaan luar.Keadaan tersebut dapat menimbulkan perubahan – perubahan tertentu dalam masyarakat misalnya pergaulan yang lebih bebas antara laki – laki dan perempuan.32

Tidak jarang wisatawan asing secara bebas, baik dalam berpakaian maupun bergaul dengan sesamanya yang terlalu akrab dimata umum.Akibat sudah terbiasa melihat seperti itu, maka masyarakat menganggap hal itu sudah biasa, kemudian ditirudan akhirnya membudaya. Sifat meniru dikalangan remaja dan mencoba gaya wisatawan banyak sekali dijumpai, sebagai contoh laki – laki dan perempuan sering kali berjalan sama dengan memakai pakaian yang tidak sopan, kadang – kadang mereka sambil merokok. Namun tanggapan masyarakat tidak berlebihan seperti dahulu misalnya mereka langsung dilarang jika kebetulan melihatnya, sekali pun tidak ada hubungan saudara atau keluarga, tapi lain halnya ketika pariwisata sudah berkembang, hal ini menjadi sangat lumrah.

31

J. Spillane, Op.Cit, hal. 114

32

Adat Karo melarang saudara kandung, laki – laki dan perempuan untuk berbicara seenaknya ( bercanda ). Mereka harus saling menyegani dan dalam lingkungan sekitar ( di luar rumah ) mereka tidak boleh sama, tetapi pada saat hal tersebut sudah dianggap lumrah dan ketinggalan zaman. Perjodohan tidak lagi menjadi dominasi orang tua dengan menjodohkan anak ke pariban, tetapi sekarang sudah anak yang menentukan pasangan hidup.

Sekarang ini pergaulan sangat terbuka dan lebih praktis.Adat lama tidak berperan untuk mewujudkan setiap kehendak, tetapi akibat dari pariwisata sifatpenghargaan terhadap wanita sudah mulai pada kedudukan sebenarnya, yaitu perempuan dipandang berperan penting dan bukan lagi sekedar ibu anaknya, tetapi juga berfungsi sebagai pengatur dan pendidik anak serta pendorong suami dalam bekerja.

Masih ada lagi pengaruh pariwisata yang dapat merusak keutuhan masyarakat, terutama dalam bidang kesusilaan, yaitu seks industri untuk melayani para wisatawan. Ini terlihat dengan hadirnya rumah – rumah bordil di pesisir sungai Sembahe antara tahun 1980 – 1990 seperti losmen – losmen yang ada Sembahe dan rumah kitik – kitik ( terbuat dari rumbia ). Tempat – tempat ini adalah penginapan yang menyediakan wanita pekerja seks yang didatangkan dari daerah luar.33

Seorang wisatawan yang daerah asalnya terkenal sebagai orang yanga alim dan selalu mematuhi norma – norma tata susila yang berlaku, merasa dirinya terlepas

33

dari kontrol sosial kenakalan, tetangga dan kerabatnya selama Ia berada dalam perjalanan wisatanya. Kebebasan dari kontrol sosial itu menyebabkan seseorang wisatawan merasa tertarik dengan nafsu untuk berhubungan dengan wanita atau pria yang bukan istrinya atau suaminya yang sah.Hal – hal seperti inilah yang dilihat oleh masyarakat Sembahe sebagai penerima kunjungan wisatawan sebagai sesuatu yang menguntungkan dan mendorong mereka untuk mendirikan dan mengelola rumah bordil untuk melayani para wisatawan itu.

Akan tetapi bagi mayoritas masyarakat sembahe yang memegang nilai – nilai teguh kesusilaan menganggap bahwa rumah bordil itu adalag rumah dosa, karena disana orang – orang melakukan perjinahan yang sangat dilarang pada ajaran adat istiadat dan agama.Lebih parah lagi, sebenarnya rumah bordil itu didirikan untuk melayani nafsu sesat para wisatawan tetapi pada perkembangannya masyarakat setempat juga menggunakan jasa para wanita pekerja seks ini untuk melayani nafsu mereka.

BAB V

KESIMPULAN

V.1. Kesimpulan

Pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang berencana secara menyeluruh, sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat baik dari segi ekonomi, sosial, dan budaya.Perencanaan tersebut harus mempertimbangkan pengembangan pariwisata ke dalam suatu program pembangunan ekonomi fisik dan ekonomi sosial suatu daerah.Peran pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastruktur seperti sarana perhubungan, sarana pelayanan publik dan kegiatan promosi umum ke luar daerah dan luar negeri.Dalam pengembangannya, pariwisata harus menitik beratkan terhadap kesejahteraan sosial, penggunaan tanah, perlindungan terhadap lingkungan sosial dan alam serta kelestarian tradisi dan kebudayaan sehingga pariwisata itu sendiri tidak menjadi ancaman bagi kehidupan manusia.

Tidak dapat disangkal bahwa hampir seluruh daerah di Indonesia terdapat potensi wisata. Maka yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan potensi pariwisata in adalah sarana angkutan, keadaan infrastruktur dan sarana – sarana pariwisata lainnya dan sembahe adalah salah satu daerah yang bersekempatan untuk mengembangkan potensi wisatanya.

Berangkat dari uraian bab – bab sebelumnya, ternyata dapat disimpulkan bahwa industri kepariwisataan tidak hanya memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat tetapi juga memberikan dampak yang negatif. Berikut akan diuraikan tentang dampak positif dan negatif kepariwisataan terhadap masyarakat sembahe.

a. Dampak Positif

• Membuka Lapangan Kerja

Industri kepariwisataan Sembahe merupakan kegiatan dengan mata rantai yang sangat panjang, sehingga membuka kesempatan kerja yang luas bagi masyarakat sekitar seperti menjadi pegawai hotel, pedagang, pengusaha rumah makan, dan sebagainya, yang akhirnya juga akan menambah pemasukan dan pendapatan masyarakat.

• Merangsang Pertumbuhan Kebudayaan Tradisional Daerah

Kebudayaan tradisional yang ada pada masyarakat tradisional yang ada pada masyarakat Sembahe tumbuh karena adanya indusri pariwisata ini. Salah satu motivasi wisatawan melakukan perjalanan wisata adalah untuk melihat kebudayaan tradisional suatu daerah, sehingga memacu daerah yang menerima kunjungan wisata untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan asli daerah tersebut termasuk Sembahe sebagai salah satu daerah tujuan wisata. Dengan demikian kebudayaan asli daerah Senbahe dapat tumbuh dan berkembang.

Industri kepariwisataan di Sembahe membutuhkan infrastruktur atau sarana prasarana untuk menunjang kemajuan pariwisata.sembahe sebagai daerah tujuan wisata banyak mengalami pembangunan yang dapat menunjang kepariwisataan sehingga pembangunan fisik di Sembahe terlihat lebih maju. Contoh infrastruktur yang dibangun sekitar tahun 1980 – 1990 adalah jalan, restoran atau rumah makan telekomunikasi dan lain – lain.

• Menambah Pendapatan Daerah

Makin banyaknya wisatawan serta munculnya badan – badan usaha lain di Sembahe akan menambah pendapatan daerah atau Negara melalui pajak dan retribusi lainnya.

b. Dampak Negatif

• Pariwisata Merusak Lingkungan

Agar dapat memberikan kebutuhan akan infrastruktur, kadang – kadang pariwisata tidak memperhatikan dampak terhadap lingkungan, seperti pembangunan losmen dengan terlebih dahulu merambat hutan, dimana hutan tersebut menjadi penjaga keseimbangan lingkungan. Sampah – sampah yang dibuang sembarangan juga berdampak buruk terhadap lingkungan dan mengurangi keindahan alam.

Banyaknya bermunculan rumah – rumah bordil yang menyediakan jasa para pekerja seks komersil untuk melayani nafsu sesaat para wisatawan, tetapi pada perkembangannya masyarakat lokal juga menggunakan jasa para pekerja seks komersil ini yang dapat merusak keutuhan moralitas masyarakat.

• Tata Pergaulan Masyarakat

Masyarakat Sembahe yang mayoritas suku Karo mempunyai konsep pergaulan yang diatur dalam rakut si telu, tetapi dengan semakin meningkatnya arus kunjungan wisata yang diikuti dengan semakin seringnya masyarakat melakukan interaksi dengan para wisatawan maka pola pergaulan dalam masyarakat menjadi bergeser dan semakin bebas terutama pada anak muda di Sembahe.

V.2. Saran

Untuk memajukan industri kepariwisataan maka setiap unsur dalam mata rantai kegiatan pariwisata itu perlu dikembangkan bersama – sama secara terpadu. Salah satu dari mata rantai itu lemah maka dapat mengakibatkan kegagalan dalam pengembangan industri pariwisata karena mata rantai pariwisata ini saling berkaitan.Jadi terjaminya peningkatan pariwisata mutlak membutuhkan mantapnya koordinasi dan kerjasama dimana diantara berbagai pihak yang menunjang kegiatan pariwisata, misalnya antara biro atau agen perjalanan, pihak hotel, perusahaan transportasi dan pihak – pihak lainnya.

Dalam rangka pembangunan kepariwisataan di daerah tujuan wisata Sembahe perlu ditingkatkan langkah – langkah yang terarah dan ter padu, seperti :

• Penanaman kesadaran terhadap masyarakat bahwa pariwisata merupakan denyut nadi ekonomi masyarakat. Tujuannya adalah agar masyarakat tahu bahwa setelah Sembahe dijadikan sebagai daerah wisata kondisi sosial ekonomi masyarakat berubah menjadi lebih baik, jadi dengan ini mereka harus berkesadaran untuk selalu menjaga sumber daya pariwisatanya

• Akomodasi penginapan yang nyaman dan aman. Ini lebih diperioritaskan bagi penginapan – penginapan yang terdapat di Sembahe agar lebih meningkatkan pelayanannya misalnya dengan menjaga lingkungan sekitar penginapan.

• Adanya jalinan kerjasama antara aparatur pemerintah, biro atau agen perjalanan, pihak hotel, perusahaan transportasi dan pihak lainnya dalam rangka peningkatan pemasaran pariwisata yang efektif. Pemerintah harus berdialog denga pihak – pihak terkait tentang dunia kepariwisataan, agar pemasaran pariwisata di daerah ini berjalan sesuai dengan harapan. Misalnya pemerintah harus mengajak perusahaan transportasi untuk membuka jalur atau rut eke daerah ini denga konsekwensi pemerintah akan memperbaiki sarana jalan darat sebagai akses menuju Sembahe sebagai daerah tujuan wisata.

Tujuannya untuk mempermudah pelaku perjalanan wisata menuju Sembahe.

• Peningkatan sarana komunikasi untuk memperlancar kegiatan hubungan para wisatawan dengan para kerabatnya di luar daerah. Walaupun para wisatawan melakukan perjalanan, tetapi mereka masih membutuhkan informasi tentang luar, tentang keadaan keluarga yang mereka tinggalkan.

• Usaha promosi yang intensif untuk memperkenalkan Sembahe sebagai daerah tujuan wisata. Promosi yang dilakukan dapat berupa dengan sering melakukan pagelaran – pagelaran budaya masyarakat, acara konvensi atau konfrensi nasional dengan memasukkan daerah ini di brosur pariwisata Indonesia.

• Meningkatkan dan menjaga kondisi keamanan, kebersihan dan lingkungan yang sehat. Masyarakat harus berinisiatif untuk menjaga kondisi keamanan. Kebersihan agar para wisatawan merasa terancam di daerah ini dan merasa nyaman datang ke Sembahe karena kondisi lingkungan yang sehat.

Dokumen terkait